Vous êtes sur la page 1sur 14

Asuhan keperawatan lanjut usia demensia

Secara kronologis, perjalanan hidup manusia terdiri dari atas beberapa masa yaitu masa bayi (0-
1tahun), pra sekolah (1-6tahun), masa sekolah (6-10tahun), masa pubertas (10-20tahun), masa
dewasa muda (20-30tahun), masa dewasa (30-45tahun), masa setengah baya/ prasenium (45-
65thaun) dan masa senuim (65 tahun keatas). Masa senium sering pula disebut dengan geriatric
age. Untuk masa senium ada pula yang membaginya menjadi young old (70-75tahun), old old
(75-80tahun) dan very old (80 tahun keatas).
Proses menua adalah proses alamiah yang secara fisik danmentnal mengalami perubahan
yang perlahan, tetapi pasti dan dialami oleh semua orang tanpa terkecuali. Proses menua terdiri
atas tiga fase, yakni
1. Fase pertumbuhan dan perkembangan
2. Fase maturase
3. Fase penurunan oleh penuaan
Batas fase diatas tersebut sama sekali tidak tegas. Penting diketahui ada dua proses penuaan
yaitu penuaan kronologis dan penuaan fisiologis.. untuk menentukan penuaan kronologis jelas
lebih mudan karena dpat dilihat dari dokumentasi tanggal lahir (usia kronologis), namunsangat
sulit menghitung usia fisiologis yaitu bagaimana organ tubuh manusia berfungsi. Selain itu
fungsi organ seseorang lebih cepata berprosesnya disbanding organ tubuh lainnya. Missal mata
yang lelbih cepat kabur, sedangkan pendengaran masih baik, rambut nya masih hitam, dan
lainlain. Factor resiko ini diperoleh selama hidup dan ada juga yang dibawa dari lahir contohnya
dalah penyakit jantung coroner. Penyakit ini diangap sebagai salah satu manifestasi penuaan
jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan teori,lanjut usia yang berusia lebih dari 65 tahun keatas berisiko terkena penyakit
demensia alzeimer, penyakit inii dapat dialmi semua orang tanpa membedakan gender, status
social, ras, bangsaq, etnis, atau suku. Edukasi bagi tenaga perawatan anggota keluarga dan
relawan sangat penting bagi dlam upaya memberikan asuhan keperawatan lanjut usia
penyandang demensia alzeimer.

Demensia
Demensia (pikun) adlah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga mengganggu
aktivitas hidup sehari-jari dan aktivitas social. Kemunduran kognitif biasanya diawali dengan
kemunduran meomori/ daya ingat (pelupa). Demensia terutama yang disebabkan oleh penyyakit
alzeimer berkaitan erat dengan usia lanjut. Poko masalahnya adlah bagaimana membedakan
kemunduran memori (mudah lupa) yang ddisebabkan oleh penuaan otak yang normal (normal
branin aging) tidak semua kelupaan adalah suatu tanda awal penyakit alzeimer. Setiap orang
pasti mengalami gangguan memori/lupa, yang sering dinyatakan dengan:
- Dimana saya letakan kunci mobil tadi?
- Siapa namanya?
- Mengapa tadi saya masuk kamar?
Akan tetapi jika keaslhan itu sering diulang ulang dan didapati factor resiko untuk alzeimer,
pemeriksaan evaluasi lebih lanjut sudaj harus dilakukan.

Demensia : gejala penuaan atau penyakit?


Demensia tau pikun adalah kemunduran kognitif. Ada beberapa mitos mengenai lanjut usia:
1. Bila lanjut usia mengalami demensia atau kepikunan, hal itu merupakan proses menua
sehingga dianggap sebaga hal yang wajar saja kenyataan usia adlah factor risiko utama
untuk demensia dan 20% usia diatas 80 tahun menderita dmensia alzeimer, 80% sisanya
tidak menderita demensia alzeimer.
2. Bila lanjut usia menderita demensia alzeimer sudah tidak dpat dilakukan apa apa lagi.
Kenyataanya pada staium ringan dan sedang klien masih dapat ditolong bila terdeteksi
secra dini, diberikan nasihat dan bbantuan informasi yang baik dan benar
3. Daya ingat hanya merupakan baigan proses menua. Kenyataanya daya ingan buruk
merupan abnormalitas dan perlu iperiksakan ke dokter ahli. Demensia atau pikun bukan
hal yang alamia, tetapi merupakan kondisi sakit tang disebabkan oleh kematian atau
kerusakan sel otak
4. Lanjut usia seing lupa, lupa yang wajar disebut beingn forgetfulness sedangkan lupa yang
lanjut usia dan tidak wajar disebut malignant forgetfulness.
Demensia disebut juga the disease of the century (penyakit abad ini)

Demensia dan demensia alzeimer


Demensia adlah sindrom klinis yang melputi hilangnya fungsi intelektual dan memori yang
sedemikian berat shingga menebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Demensia adalah keadaan
ketika seeseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya piker lainsecara nyata menganggu
aktivitas kehidupan sehari-hari.
Demensia alzeimer adalah penyakit degenerative otak yang progresif yang mematikan sel
otak sehingga mengakibatkan menurunnya dayya ingat, kemampuan berpiikir, dan perubahan
perilaku. Demensia alzeimer merupakan penyakit neurodegenerative progresif dengan gambaran
klinis dan patologi yang khas, bervariasi dalam awitan,umur dan berbagai gambaran ganggan
kognitif dan kecepatan perburukannya.
Penyakit alzeimer ditemukan oleh seorang dokter ahli saraf dari jerman yang bernama DR alois
alzeimer pada tahun 1906. Penyakit ini 60% menyebabkan kepikunan / demensia dan diperkiran
kan akan terus meningkat pertumbuhannya lebih cepat daripada kecepatan petambahan jumlah
penduduk usia diatas 65 tahun.
Gejala klasik penyakit demensia alzeimer adalah kehilangan daya ingat (memori) yang
terjadi secara bertahap, termasuk:
1. Kesulitan menemukan atau menyebutkan kata yang tepat
2. Tidak mampu mengenali objek
3. Lupa cara menggunakan benda biasa dan sederhana seperti pensil
4. Lupa mematikan kompor menutup jendela atau menutup pintu
5. Suasana hati dan kepribadian dapat berubah
6. Agitasi msalah dengan daya ingat dan membuat keputusan yang buruk dapat
menimbullkan perilaku yang tidak biasa
Gejala ini bervariasi dan individual. Gejala bertahap penyakit alzeimer dapat terjadi dalam
waktuu yang berbeda beda bias lenih cepat atau lebih lambat. Gejala tersebut tidak selalu
alzeimer tapi gejala tersebut belangsung semakin sering dan nyata perlu dipertimbangkan
kemunkinan adalnya penyakit alzeimer.

Stadim demensia alzeimer


Penyakit demensia alzeimer dapat berlangsung dalam tiga stadium
Stadium awal
Gejala awal sering diabaikan dan disalah artikan sebgai usia lanjut atau sebagai bagian normal
dari proses otak menua, oleh para professional anggota keluarga dan orang terdekat penyandang
demensia. Klien menunjukan gelaja sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam berbahasa
2. Mengalami kemunduran daya ingat secara bermakna
3. Disorientasi waktu dan tempat
4. Sering tersesat ditempat yang biasa dikenal
5. Kesulitan membuat keputusan
6. Kehilangan inisiatif dan motivasi
7. Menunjukan gejala depresi dan agitasi
8. Kehilangan minat dalam hobi dan aktivitas
Stadium menengah
Proses berlanjut dan masalah menjadi semakin nyata pada stadium ini klien menagalami
kesulitan melakukan aktivitas kehidupan sehari hari dan menunjukan gejalan seperti berikut:
1. Sangat mudah lupa terutama untuk peristiwa yang baru dan nama orang
2. Tidak dapat mengelola kehidupan sendiri tanpa timbul masalah
3. Tidak dapat memasak memberishkan rumah ataupun berbelanja
4. Sangat bergantung pada orang lain
5. Semakin sulit berbicara
6. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri (ketoilet,mandi, dan berpakaian)
7. Senang mengembara/’berkeluyur’ tanpa tuujuan. Ngeluyur ini bisa berupa
a. Cheking = berulang kali mencari pemberi asuhan
b. Trailing = terus membututi pemberi asuhan
c. Pottering = terus berkeliliing rumah
8. Terjadi perubahan perilaku
9. Adanya gangguan kepribadian
10. Sering tersesat walaupun jalan tersebut telah dikenal (tersesat dirumah sendiri)
11. Dapat juga menunjukan adanya halusinasi
Stadium lanjut
Pada stadium ini terjadi :
1. Ketidak mandirian dan inaktif yang total
2. Tidak mengenali lagi anggota keluarga (disorientasi personal)
3. Sukar memahami dan menilai peristiwa
4. Tidak mampu menemukan jalan disekitaar rumah sendiri
5. Kesulitan berjalan
6. Mengalmai inkontinesia (berkemih atau defekasi)
7. Menunjukan perilaku tidak wajar dimasyarakat
8. Akhirnya bergantung pada kursi roda / tempat tidur
Gangguan psikologis yang sering terlihat adalah depresi, ansietas, tidak dapat diam, apatis, dan
paranoid.

Penyebab demensia alzeimer


Penyebab demensia alzeimer masih belum diketahui secara pasti (idiopati) tetapi ada beberapa
teori menjelaskan kemungkinan adanya:
1. Fakor genetic
2. Radikal bebas
3. Toksin amyloid
4. Pengaruh logam alumuium
5. Akibat infeksi virus
6. Pengaruh lingkungan lain
Semakin dini penyakit alzeimer dikenali, semakin baik hasil penangannya dari pada penyakit
yang sudah lanjut, karena perjalanan yang sehatp demi setaham tanpa di rasakan dan disadari.
Hingga saat kini belum ada obat untuk penyembuhannya.
Factor predisposisi dan risiko penyakit ini adalah :
1. Lanjut usia (usia diatas 65tahun)
2. Genetic/keturunan, riwayat keluarga mempunyai peran 40%, mutase kromosom 1,14,,19
dan 21
3. Trauma kepala
4. Kurang pendidikan
5. Hipertensi sistolik
6. Sindrom down
7. Lingkungan, keracunan alumunium
8. Depresi
9. Gangguan imunitas
10. Stroke
11. Diabetes mellitus
12. Penyakit Parkinson stadium lanjut
13. Infeksi otak

Diagnosis
Diagnosis pasti diperoleh melalui autopsy (bedah otak mayat) atau biopsy otak/ bisa pula
dikerjakan menurut tahapan algoritme berikut
1. Ada keluhan gangguan ingatan/memori atau kognitif daya piker, misalnya adanya
perubahan berupa kurang lancarnya bicara dan fungsi yang terganggu
2. Anamnesis riwayat jeluhan dari klien dan relasi yang terdekat/terpercaya
3. Pemeriksaan skrining neuropsiklogis/kogntif MMSE (mini mental state examination_
skrining 7 menit. Tes ini paling sering dipakai
4. Diagnostic fisik:
a. CT scsan
b. MRI
c. Positron emission tomography (PET)
d. Single photo emission computed tomography (SPECT)
5. Pemeriksaan neurologis lengkap
6. Pemeriksaan laboratorium darah dan rafiologi
7. Emeriksaan EEG walaupun tidak memberi gambaran spesifik demensia alzeiimer
8. Pemerksaan DSM IV (diagnostic and statical manual of mental disorder)
9. Pemeriksaan kriteria NINCDS-ADRDA (national institute of neurological and
communicative disorder and alzeimer disease and related disorder association)
Pemeriksaan fungsi kognitif awal bisa menggunakan mini mental state examination (MMSE)
dari folsten dengan skor / angka maksimal 30. Jika mempunyai skor dibawah 24 pasien patut
dicurigai mengalami dimensia.
Skrining neurokognitif terbaru diperkenalkan oleh paul Solomon dkk. Dari universitas
Massachusetts yang diberi nama ‘7 minute screening’. Skrining ini dapat mendeteksi adanya
penyakit alzaeimer, baij dengan nilai sensitivitas maupun spesivitas lebih dari 90%. Tes ini
terdiri atas 4 bagian yakni:
1. Tes orientasi (tanggal,waktu,hari)
2. Pucture memory test (recall)
3. Visuo spatial test (clock drawing)
4. Verbal fluency/expressive language (naming)
Gambaran neuropatologic
1. Atrofi korteks serebri
2. Sel neuron dan sinaps bbbanyak yang mati
3. Amyloid angiopati
4. Plak neuritik dengan amyloid
5. Neurofibrillary tangels dengan pasangan helical filament
6. Fase reaktan akut dengan reaksi inflamasi terlokalisasi
WHO telah merumuskan kriteria diagnosis dan tercakup dalam tenth revision of the international
classification of diseases (ICD10) yang memudahkan para pakar medis membuat diagnosis.
Asuhan keperawatan
Perawat harusmengenali 10 tanda gejala demensia alzeimer yakni:
1. Lupa kejadian yang baru saja dialami
2. Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
3. Kesulitan dalam berbahasa
4. Disorientasi waktu dan tempat
5. Tidak mampu mebuat petimbangan dan keputudan yang tepat
6. Kesulitan berpikir abstrak
7. Salah meletakan barang
8. Perubahan suasana hati
9. Perubahan perilaku/kepribadian
10. Kehilangan inisiatif

Perawat harus siap mental


1. Sadari bahwa anda akan menghadapi situasi yang sulit
2. Ingat bahawa penderita alzeimer itu sakit
3. Siapkan diri anda untuk tidak dihargai
4. Lupakan nalar anda
5. Kemahrahan anda sebaiknya disalurkan ketempat lain
6. Fokuskan pada saat yang anda berdua senangi
7. Jangan menganggap bahwa ia selalu mmbuat ulah
8. upayakan selalu mengembangkan sense of humor
9. hargai diri sendiri
10. bila perlu pakailah jasa respite care
masalah keperewaratan yang muncul
1. perubahan proses piker : waham curiga
2. perilaku kekerasan
3. resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
4. gangguan komunikasi
5. deficit perawatan diri : ADL, PH, Fsioilogis
6. kehilangan motivasi dan minat
7. isolasi social menarik diri
8. perubahan sensori persepsi halusinasi
9. perubahan proses pikir demensia
diagnosis keperawatan yang berlaku
1. perilaku kekerasan yang berhungngan dengan waham curiga
2. risiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan yang berhubungan dengan perilaku
kekerasan
3. deficit perawatan diri : aktivitas sehari-hari, kebersihan diri, dan fisiologi yang
berhubungan dengan hilangnya motivasi dan minat
4. isoalasi social: menarik diri yang berhubungan dengan demensia
5. perubahan sensori persepsi halusinasi yang berhubungan dengan menarik diri
6. perilaku kekerasan yang berhubungan dengan perubahan sensori persepsi halusinasi
7. gangguan komunikasi yang berhubungan dengan waham curiga
dalam memberi asuhan keperawatan, perawat dapat:
1. minta tolong orang lain, artinya
a. ikut serta dalam kelompok pemberi asuhan
b. memperoleh bantuan dari keluarga / sahabat
c. jangan menunggu sampai terjadi masalah
d. cari orang yang dapat diandalkan dan memberi pertolongan
e. cari keterangan mengenai sumber dimasyarakat yang dapat memberi pertolongan
2. perhatikan kepentingan anda, misalnya
a. mengkonsumsi makanan yang bergizi
b. berolahraga / berlatih yang cukup dan teratur
c. tidur yang cukup
d. luangkan waktu untuk diri sendiri ( bila perlu menjenguk teman)
3. ungkapan perasaan anda, artinya
a. kenali perasaan frustasi
b. sedih marah dan depresi
c. cari yang anda percaya untuk membicarakan apa yang anda rasakan
4. pelajari tentang penyakit tersebut
a. kenali dan bentuk demensia
b. berbagi informasi dengan keluarga dan teman sehingga mereka dapat memberi cara
terbaik untuk menolong anda
5. hindari penyendirian diri, artinya
a. cari hobi/ikuti kursus
b. aktif dalam kegiatan kerohanian, oragnisasi social masyarakat atau organisasi social
lainnya
6. berbincang dengan ahli/professional, misalnya
a. dengan pengacara tentang persoalan hukum
b. dengan akuntan keuangan
c. dengan dokter ahli tentang penyakit
7. cari tanda keletihan , misalnya
a. apakah cukup tidur
b. apakah cukup makan
c. apakah cukuup latihan
d. apakah merasa kesepian
e. sering menangis/hilang kesabaran
f. putus as, bingung, keawalahan (bila ada tanda inin, cari pertolongan)
8. manjakan diri sendiri, misalnya
a. turuti keinginan anda sendiri
b. beli hadiah, majalah , baju baru
c. beli bunga unutuk diri sendiri
9. beriwaktu untuk diri sendiri
a. pertimbangkan penggunaan jasa pengurus usia lanjut, mesipun sudah ada orang yang
merawat dirumah
b. menonton TV
c. usahakan istirahat dari tugas satujam perhari atau satu hari setiap minggu
d. bila perlu, cuti/liburan
10. kenali pelayanan setempat, artinya
a. kenali bahwa tingkah laku penderita demensia alzeimer sulit dan membingungkan
(perlu bantuan dalam situasi tersebut)
b. selidiki dilingkungan anda adakah panti social tresna werdha, nursing home, atau
organisasi profesi (mis, asosiasi alzeimer) karena sewaktu-waktu diperlukan

penyakit alzeimier membutuhkan penanganan yang menyeluruh dan melibatkan lingkungan.


Lingkungan tersebut adalah kerabat dan sahahbat yang terdiri atas seluruh anggota keluarga
orang dekat atau teman bekantor. Dan mereka yang peduli dan menaruh minat dalam hal lain.
Perawat bertanggung jawab atas kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dijalankan oleh pasien
demensia, terutama tentang:
1. makan
2. mandi
3. berpakaian
4. petunjuk yang jelas
5. besolek
6. ke toilet
7. menawarkan pertolongan dan bantuan agar klien santai

pasien dememnsia alzeimer mudah menjadi buingung karena suara bunyi/warna yang berlainan,
berada dalam lingkungan yang menakutkan dan perasaan yang berlebihan. Semua ini dapat
membuat marah dan cemas. Untuk menciptakan perasaan aman dan senang bagi pasien, perawat
harus
1. berfokus pada pencegahan, misalnya
a. berusaha mencegah terjadi masalah
b. beriakan waktu yang cukup
2. menggunakan alat pengaman, misalnya
a. pasang pintu diatas tangga dan alat untuk pegangan
b. pasang gerendel/kunci pada lemari tempat alat berbahaya sperti pisau dan alat
pembersih
3. ciptakan lingkungan yang sederhana, misalnya
a. keluarkan semua perabot alat mebel yang tidak perlu serta segala macam yang
mengacaukan pikiran.
b. Simpan barang yang sering dipakai selalu ditempat yang sama
4. keluarkan barang yang berbahaya, misalnya
a. periksa semua alat rumah tangga yang membahayakan
b. simpan/pindahkan obat/alat yagn membahayakan
5. sediakan penerangan yang cukuup, artinya
a. pakai lampu yang tidak mudah jatuh
b. pasang lampu malam dikamar mandi gang kamar tidur
6. amankan dapur yakni
a. pindahkan kenop open bila kompor tidak dipakai
b. simapan alat dapur seperti blender dan toaster
7. ciptakan kamar tidur yang aman, missal
a. bersihakan kloset , meja, laci meja
b. pindahkan/ikatkan keset kaki untuk mencegah agar tidak tergelincir
8. ciptakan kamar mandi yang aman, yakni
a. keluarkan semua barang dari kamar mandi kecuali sabun mandi handuk siakt gigi dan
odol
b. pakai bangku untuk duduk atau shower yang di genggam
9. kunci pintu dan jendela
a. apabila pasien suka mondar mandir pasang geredel yang lebih tinggi / rendah dari
tinggi mata pada pintu dan jendela
b. pasang pita atau selembar kain pengaman yang berwarna kuning/merah diatas pintu
untuk menimbulkan rasa takut klien melewati pintu tersebut sehingga tidak keluar
10. bersiap menghadpao keadaan darurat, misalnya
a. tulis cara menghadapi kebakaran atau keadaan darurat lain dan letakkan telepon
lengkapi dengan nomer.

TEKNIK KOMUNIKASI
Seseorang yang mengalami demensia atau kehilangan daya ingat dan kebingungan, mungkin
mengalami kesulitan untuk mengerti apa yang di katakan orang lain atau untuk mengatakan apa
yang pasien pikirkan dan inginkan. Hal ini sangat mengecewakan dan membingungkan pasien
dan pemberi asuhan. Oleh karena itu, perawat perlu menciptakan komunikasi yang mudah.
1. Komunikasi adalah semua bentuk hubungan timbal balik, dalam bentuk kata-kata,
senyuman, anggukan kepala, sikap badan, kerlingan mata, dll. Dari komunikator kepada
komunikan, dari perawat kepada lanjut usia.
2. Komunikasi adalah ilmu dan seni untuk menyampaikan pesan dari komunikator
(perawat)kepada komunikan (lanjut usia)sehingga tercapai pengertian bersama
3. Komunikasi dengan lanjut usia adalah proses penyampaian pesan/gagasan dari
petugas/perawat kepada lanjut usia dan diperoleh tanggapan dari lanjut usia sehingga di
peroleh kesepakatan tentang isi pesan komunikasi.
Tercapainya komunikasi dari pesan yang di sampaikan oleh perawat sama dengan pesan yang di
terima oleh lanjut usia
1. Komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada
sikap, hubungan yang semakin baik, dan tindakan
2. Unsur roda komunikasi. Untuk memungkinkan komunikasi berjalan lancer, harus ada
komunikator, komunikan, isi pesan, saluran, cita-cita dan metode
3. Macam komunikasi
a. Komunikasi searah atau komunikasi langsung
Komunikator (perawat) komunikan (lanjut usia) dapat melalui siaran radio, televisi,
ceramah, khotbah.
Keuntungan: isi pesan dapat di susun secara sistematis dan penyampaian pesan bisa di
sesuaikan dengan waktu yang tersedia
Kerugian: penerima pesan pasif, isi pesan tidak dapat di evaluasi, hasilnya tidak bisa
di jamin
b. Komunikasi dua arah. Bisa dibentuk wawancara, curah pendapat, diskusi kelompok,
dll.
S 1 ⁼ S2
Keuntungan : kedua belah pihak saling mendapatkan kepuasaan isi pesan dapat
dievaluasi.
Kerugian : isi pesan tidak sistematis dan memakan waktu yang lama.
c. Komunikasi searah berpindah-pindah (serial communication) adalah komunikasi
yang bersifat searah dan berpindah-pindah (berita pindah dari mulut ke mulut).
S1-> S2->S3->S4
Keuntungan : pesan mudah menyebar luas dalam sekejap
Kerugian : isi pesen sudah tidak benar lagi dan tidal dapat dipercaya lagi (bahaya).

Jenis komunikasi
1. Komunikasi verbal adalah pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-kata / ucapan,
berisi informasi melalui pembicaraan/ bahasa tulisan.
2. Komunikasi nonverbal adlah pesan berupa atau disampaikan dengan gerakan tubuh dan
tidak diucapkan, antara lain di ekspresi wajah, gerakan mata, gerakan bibir, gerakan
tubuh, penampilan fisik.
3. Komunikasi paraverbal adalah pesan yang muncul bersama dengan bentuk pesan verbal
(tetapi tidak langsung), misalnya menggunakan saliran radio, TV, kaset, telepon, alat
cetak, dan lain-lain
Komunikasi yang baik pesannya singkat, jelas, lengkap, dan sederhana. Sarana komunikasi
meliputi panca indra manusia (mata,mulut,tangan,dan telunjuk) dan buatan manusia (tv,
radio,surat kabar).
Sikap penyampaian pesan/petugas/perawat harus dalam jarak dekat, suara jelas, tidak terlallu
cepat, menggunakan kalimat pendek, wajah berseri-seri sambil menatap lansia, sabr, telaten, dan
tidak terburu-buru, dada sedikit membungkuk dan jempol tangan sikap mempersilahkan.
Hal-hal yang perlu di perhatikan agar komunikasi berjalan lancer adalah mengurai bahan/
pesan yang akan disampaikan, menguasai bahsa setempat, tidak terburu-buru, memiliki
keyakinan, bersuara lembut, percaya diri, ramah dan sopan. Lingkungan yang mendukung
komunikasi adalah suasana terbuka,akrab, santai, menjaga tatakrama, posisi menghormati, dan
memahami keadaan lanjut usia.
Hal-hal yang menghambat komunikasi:
1. Penerima pesan:
a. pendengan menurun, bahkan kadang-kadang tuli.
b. Daya tangkap menurun sehingga penyampaian (komunikator) harus sabar, mada agak
keras, tidak terlalu cepat, dan mengulangi pesan sampai pasien paham
2. Penyampaian pesan
a. Kurang menguasai bahan
b. Berbicara terlalu cepat (terburu-buru)
Lanjut usia yang mengalami penurunan daya ingat/ demensia mengalami kesulitan untuk
mengerti apa yang dikatakan orang lain. Hal ini mengecewakan dan membingungkan lanjut usia
dan perawat. Olelh katrena itu, perlu diciptakan komunikasi yang mudah anatara lain:
1. Buat percakapan yang akrab
a. Sebutkan nama orang tersebut untuk menarik perhatiannya
b. Bicara langsung kepada orang tersebut dan tatap muka langsung
c. Sentuh lengannya agar orang ia terfokus pada pembicaraan
2. Pakailah kalimat yang pendek dan sederhana
a. Gunakan kalimat yang singkat dan mudah dimengerti
b. Bicara dengan singkat dan jelas
3. Ulangi kalimat secara tepat
a. Apabila orang tersebut tidak mengerti suatu kata, ganti dengan kata lain yang
mempunyai arti sama.
b. Ulangi apa yang telah dikatakan dan gunakan kata-kata yang sama, gerak, dan nada
yang sama pula.
4. Berkata yang tepat
a. Katakana, ‘ini buburmu’ bukan, ‘sekarang waktu untuk sarapan’
b. Katakana, ‘kakek, ini kacamatamu?’, bukan ‘kakek butuh in?’
c. Hilangkan kata-kata, ‘kamu masih ingat’
5. Beri pilihan yang sederhana
a. Ajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’
b. Batasi pilihan dalam pertanyaan seperti ‘ apakah kakek mau minum the ?’ bukan ‘
apakah kakek mau minum sesuatu?’
6. Pakailah etiket/label. Tempelkan label pada barang yang sering dipakai, misalnya:a.
a. Gambar toilet pada pintu WC
b. Gamabar kepala diguyur air gayung ditempel dipintu kamar mandi
c. Gambar mangkoksayur yang ditempel pada pintu lemari makanan
7. Pakai isyarat
a. Lambaikan tangan atau sentuh lengannya dengan lemah lembut untuk memberi salam
b. Senyum dan menggunakan kepala untuk menyatkan bahwa anda mengerti maksudnya
c. Beri isyarat dengan lengan untuk mengajak ikut serta dalam suatu kegiatan. Tunjukan
padanya apa yang anda maksud (mis: tunjuk gelas bila ia mau minum air)
d. Gunajan sentuhan apabila ia bingung
e. Lihat dan dengarkan apakah ada ‘ gelegat’ dalam tingkah lakunya karena ia sering
mondar-mandir berarti ia perlu ketoilet
f. Sadari bahasa tubuh/ekspresi wajah, nada suara, dan sikap badan anda karena
klienmungkin tidak mengerti apa yang anda katakana, tetapi ia akan mengerti tanda
non-verbal.
8. Buat keputusan yang tepat
a. Berhenti berbicara dan dengarkan apa yang dikatakan klien tersebut
b. Ulangi apa yang anda dengar, misalnya ‘ kamu sekarang lapar bukan?’
c. Kenali nada dan kata-katanya
d. Beri waktu padanya untuk berpikir
e. Tawarkan bantuan walaupun anda tidak mengerti maksudnya
9. Kurangi gangguan
a. Bercakap-cakap dalam suasana yang sepi, tenang, tanpa gangguaun kegiatan lain.
b. Dorong lanjut usia untuk memakai kacamata dan alat pendengar
c. Berbincang-bincang sambil bertatap muka
d. Dekati klien dari depan, jangan membuatnya kaget.
PENATALAKSAAN
Terapi farmokologi untuk pasien demensia
1. Anti oksidan: vitamin E yang terdapat dalam sayuran, kuning telur, margarin, kacang-
kacangan, minyak sayur, bisa menurunkan resiko demensia Alzheimer. Vitamin C dapat
mengurangi radikal bebas (mis. Sayuran, stroberi, melon, tomat, Brokoli)
2. Obat anti inflamasi
3. Obat penghambat asetilkolin esterase
Terapi farmakologi meliputi
1. Penyampaian informasi pada keluarga
2. Program harian untuk pasien
3. Istrirahat yang cukup
4. Reality orientation training (ROT) atau orientasi realitas
5. Validasi/rehabilitasi/reminiscence
6. Terapi music
7. Terapi rekreasi
8. Brain movement and exercise (gerak dan latihan otak)
9. Aroma terapi (terapi wangi-wangian)
Upaya Menunda Kepikunan
Upaya menunda kepikunan dapat di lakukan dengan:
1. Menghindari factor resiko yang dapat menimbulkan penyakit Alzheimer
2. Hidup fisik dan rohani (olahraga teratur dengan makanan 4 sehat 5 sempurna)
3. Latihan mempertajam memori (kebugaran mental):
a. Kerjakan aktivitas sehari-hari secara rutin, misalnya membersihkan lemari es setiap
senin pagi
b. Gunakan daftar tugas tertulis, seperti jenis barang yang akan dbeli.
Prinsip Tindakan Keperawatan Pada Demensia Alzheimer
1. Bina hubungan saling percaya. Sikap perawat dan sikap keluarga mempengaruhi kondisi
pasien demensia
2. Ciptakan lingkungan yang terapeutik, tenang, tidak bising, sejuk, aman, warna dinding
teduh (missal, merah muda) sesuaikan lingkungan terhadap pasien, jangan sebaliknya.
3. Ciptakan rasa mampu dan penting pada klien.
4. Reorientasi pada waktu, tempat, dan orang (orientasi realita)
5. Beri perhatian yang cukup, termasuk kebutuhan dasar
6. Konsisten menepati janji, empati, jujur.
7. Waktu kontak dengan pasien singkat tetapi sering
8. Tidak mendukung dan menolak atau menyangkal waham dan halusinasi, bila ada
9. Beri motivasi untuk merawat diri
10. Beri pengeuatan positif atas perilaku pasien yang sesuai realitas
11. Edukasi dan informasi tentang demensia terhadap pasien dan perawat/pemberi asuhan.
12. Perlakukan pasien sebagai individu
13. Selesaikan masalah secara kreatif
14. Perhatikan hal-hal yang berhubungan dengan medikolegal

Vous aimerez peut-être aussi