Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Secara kronologis, perjalanan hidup manusia terdiri dari atas beberapa masa yaitu masa bayi (0-
1tahun), pra sekolah (1-6tahun), masa sekolah (6-10tahun), masa pubertas (10-20tahun), masa
dewasa muda (20-30tahun), masa dewasa (30-45tahun), masa setengah baya/ prasenium (45-
65thaun) dan masa senuim (65 tahun keatas). Masa senium sering pula disebut dengan geriatric
age. Untuk masa senium ada pula yang membaginya menjadi young old (70-75tahun), old old
(75-80tahun) dan very old (80 tahun keatas).
Proses menua adalah proses alamiah yang secara fisik danmentnal mengalami perubahan
yang perlahan, tetapi pasti dan dialami oleh semua orang tanpa terkecuali. Proses menua terdiri
atas tiga fase, yakni
1. Fase pertumbuhan dan perkembangan
2. Fase maturase
3. Fase penurunan oleh penuaan
Batas fase diatas tersebut sama sekali tidak tegas. Penting diketahui ada dua proses penuaan
yaitu penuaan kronologis dan penuaan fisiologis.. untuk menentukan penuaan kronologis jelas
lebih mudan karena dpat dilihat dari dokumentasi tanggal lahir (usia kronologis), namunsangat
sulit menghitung usia fisiologis yaitu bagaimana organ tubuh manusia berfungsi. Selain itu
fungsi organ seseorang lebih cepata berprosesnya disbanding organ tubuh lainnya. Missal mata
yang lelbih cepat kabur, sedangkan pendengaran masih baik, rambut nya masih hitam, dan
lainlain. Factor resiko ini diperoleh selama hidup dan ada juga yang dibawa dari lahir contohnya
dalah penyakit jantung coroner. Penyakit ini diangap sebagai salah satu manifestasi penuaan
jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan teori,lanjut usia yang berusia lebih dari 65 tahun keatas berisiko terkena penyakit
demensia alzeimer, penyakit inii dapat dialmi semua orang tanpa membedakan gender, status
social, ras, bangsaq, etnis, atau suku. Edukasi bagi tenaga perawatan anggota keluarga dan
relawan sangat penting bagi dlam upaya memberikan asuhan keperawatan lanjut usia
penyandang demensia alzeimer.
Demensia
Demensia (pikun) adlah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga mengganggu
aktivitas hidup sehari-jari dan aktivitas social. Kemunduran kognitif biasanya diawali dengan
kemunduran meomori/ daya ingat (pelupa). Demensia terutama yang disebabkan oleh penyyakit
alzeimer berkaitan erat dengan usia lanjut. Poko masalahnya adlah bagaimana membedakan
kemunduran memori (mudah lupa) yang ddisebabkan oleh penuaan otak yang normal (normal
branin aging) tidak semua kelupaan adalah suatu tanda awal penyakit alzeimer. Setiap orang
pasti mengalami gangguan memori/lupa, yang sering dinyatakan dengan:
- Dimana saya letakan kunci mobil tadi?
- Siapa namanya?
- Mengapa tadi saya masuk kamar?
Akan tetapi jika keaslhan itu sering diulang ulang dan didapati factor resiko untuk alzeimer,
pemeriksaan evaluasi lebih lanjut sudaj harus dilakukan.
Diagnosis
Diagnosis pasti diperoleh melalui autopsy (bedah otak mayat) atau biopsy otak/ bisa pula
dikerjakan menurut tahapan algoritme berikut
1. Ada keluhan gangguan ingatan/memori atau kognitif daya piker, misalnya adanya
perubahan berupa kurang lancarnya bicara dan fungsi yang terganggu
2. Anamnesis riwayat jeluhan dari klien dan relasi yang terdekat/terpercaya
3. Pemeriksaan skrining neuropsiklogis/kogntif MMSE (mini mental state examination_
skrining 7 menit. Tes ini paling sering dipakai
4. Diagnostic fisik:
a. CT scsan
b. MRI
c. Positron emission tomography (PET)
d. Single photo emission computed tomography (SPECT)
5. Pemeriksaan neurologis lengkap
6. Pemeriksaan laboratorium darah dan rafiologi
7. Emeriksaan EEG walaupun tidak memberi gambaran spesifik demensia alzeiimer
8. Pemerksaan DSM IV (diagnostic and statical manual of mental disorder)
9. Pemeriksaan kriteria NINCDS-ADRDA (national institute of neurological and
communicative disorder and alzeimer disease and related disorder association)
Pemeriksaan fungsi kognitif awal bisa menggunakan mini mental state examination (MMSE)
dari folsten dengan skor / angka maksimal 30. Jika mempunyai skor dibawah 24 pasien patut
dicurigai mengalami dimensia.
Skrining neurokognitif terbaru diperkenalkan oleh paul Solomon dkk. Dari universitas
Massachusetts yang diberi nama ‘7 minute screening’. Skrining ini dapat mendeteksi adanya
penyakit alzaeimer, baij dengan nilai sensitivitas maupun spesivitas lebih dari 90%. Tes ini
terdiri atas 4 bagian yakni:
1. Tes orientasi (tanggal,waktu,hari)
2. Pucture memory test (recall)
3. Visuo spatial test (clock drawing)
4. Verbal fluency/expressive language (naming)
Gambaran neuropatologic
1. Atrofi korteks serebri
2. Sel neuron dan sinaps bbbanyak yang mati
3. Amyloid angiopati
4. Plak neuritik dengan amyloid
5. Neurofibrillary tangels dengan pasangan helical filament
6. Fase reaktan akut dengan reaksi inflamasi terlokalisasi
WHO telah merumuskan kriteria diagnosis dan tercakup dalam tenth revision of the international
classification of diseases (ICD10) yang memudahkan para pakar medis membuat diagnosis.
Asuhan keperawatan
Perawat harusmengenali 10 tanda gejala demensia alzeimer yakni:
1. Lupa kejadian yang baru saja dialami
2. Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari
3. Kesulitan dalam berbahasa
4. Disorientasi waktu dan tempat
5. Tidak mampu mebuat petimbangan dan keputudan yang tepat
6. Kesulitan berpikir abstrak
7. Salah meletakan barang
8. Perubahan suasana hati
9. Perubahan perilaku/kepribadian
10. Kehilangan inisiatif
pasien dememnsia alzeimer mudah menjadi buingung karena suara bunyi/warna yang berlainan,
berada dalam lingkungan yang menakutkan dan perasaan yang berlebihan. Semua ini dapat
membuat marah dan cemas. Untuk menciptakan perasaan aman dan senang bagi pasien, perawat
harus
1. berfokus pada pencegahan, misalnya
a. berusaha mencegah terjadi masalah
b. beriakan waktu yang cukup
2. menggunakan alat pengaman, misalnya
a. pasang pintu diatas tangga dan alat untuk pegangan
b. pasang gerendel/kunci pada lemari tempat alat berbahaya sperti pisau dan alat
pembersih
3. ciptakan lingkungan yang sederhana, misalnya
a. keluarkan semua perabot alat mebel yang tidak perlu serta segala macam yang
mengacaukan pikiran.
b. Simpan barang yang sering dipakai selalu ditempat yang sama
4. keluarkan barang yang berbahaya, misalnya
a. periksa semua alat rumah tangga yang membahayakan
b. simpan/pindahkan obat/alat yagn membahayakan
5. sediakan penerangan yang cukuup, artinya
a. pakai lampu yang tidak mudah jatuh
b. pasang lampu malam dikamar mandi gang kamar tidur
6. amankan dapur yakni
a. pindahkan kenop open bila kompor tidak dipakai
b. simapan alat dapur seperti blender dan toaster
7. ciptakan kamar tidur yang aman, missal
a. bersihakan kloset , meja, laci meja
b. pindahkan/ikatkan keset kaki untuk mencegah agar tidak tergelincir
8. ciptakan kamar mandi yang aman, yakni
a. keluarkan semua barang dari kamar mandi kecuali sabun mandi handuk siakt gigi dan
odol
b. pakai bangku untuk duduk atau shower yang di genggam
9. kunci pintu dan jendela
a. apabila pasien suka mondar mandir pasang geredel yang lebih tinggi / rendah dari
tinggi mata pada pintu dan jendela
b. pasang pita atau selembar kain pengaman yang berwarna kuning/merah diatas pintu
untuk menimbulkan rasa takut klien melewati pintu tersebut sehingga tidak keluar
10. bersiap menghadpao keadaan darurat, misalnya
a. tulis cara menghadapi kebakaran atau keadaan darurat lain dan letakkan telepon
lengkapi dengan nomer.
TEKNIK KOMUNIKASI
Seseorang yang mengalami demensia atau kehilangan daya ingat dan kebingungan, mungkin
mengalami kesulitan untuk mengerti apa yang di katakan orang lain atau untuk mengatakan apa
yang pasien pikirkan dan inginkan. Hal ini sangat mengecewakan dan membingungkan pasien
dan pemberi asuhan. Oleh karena itu, perawat perlu menciptakan komunikasi yang mudah.
1. Komunikasi adalah semua bentuk hubungan timbal balik, dalam bentuk kata-kata,
senyuman, anggukan kepala, sikap badan, kerlingan mata, dll. Dari komunikator kepada
komunikan, dari perawat kepada lanjut usia.
2. Komunikasi adalah ilmu dan seni untuk menyampaikan pesan dari komunikator
(perawat)kepada komunikan (lanjut usia)sehingga tercapai pengertian bersama
3. Komunikasi dengan lanjut usia adalah proses penyampaian pesan/gagasan dari
petugas/perawat kepada lanjut usia dan diperoleh tanggapan dari lanjut usia sehingga di
peroleh kesepakatan tentang isi pesan komunikasi.
Tercapainya komunikasi dari pesan yang di sampaikan oleh perawat sama dengan pesan yang di
terima oleh lanjut usia
1. Komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada
sikap, hubungan yang semakin baik, dan tindakan
2. Unsur roda komunikasi. Untuk memungkinkan komunikasi berjalan lancer, harus ada
komunikator, komunikan, isi pesan, saluran, cita-cita dan metode
3. Macam komunikasi
a. Komunikasi searah atau komunikasi langsung
Komunikator (perawat) komunikan (lanjut usia) dapat melalui siaran radio, televisi,
ceramah, khotbah.
Keuntungan: isi pesan dapat di susun secara sistematis dan penyampaian pesan bisa di
sesuaikan dengan waktu yang tersedia
Kerugian: penerima pesan pasif, isi pesan tidak dapat di evaluasi, hasilnya tidak bisa
di jamin
b. Komunikasi dua arah. Bisa dibentuk wawancara, curah pendapat, diskusi kelompok,
dll.
S 1 ⁼ S2
Keuntungan : kedua belah pihak saling mendapatkan kepuasaan isi pesan dapat
dievaluasi.
Kerugian : isi pesan tidak sistematis dan memakan waktu yang lama.
c. Komunikasi searah berpindah-pindah (serial communication) adalah komunikasi
yang bersifat searah dan berpindah-pindah (berita pindah dari mulut ke mulut).
S1-> S2->S3->S4
Keuntungan : pesan mudah menyebar luas dalam sekejap
Kerugian : isi pesen sudah tidak benar lagi dan tidal dapat dipercaya lagi (bahaya).
Jenis komunikasi
1. Komunikasi verbal adalah pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-kata / ucapan,
berisi informasi melalui pembicaraan/ bahasa tulisan.
2. Komunikasi nonverbal adlah pesan berupa atau disampaikan dengan gerakan tubuh dan
tidak diucapkan, antara lain di ekspresi wajah, gerakan mata, gerakan bibir, gerakan
tubuh, penampilan fisik.
3. Komunikasi paraverbal adalah pesan yang muncul bersama dengan bentuk pesan verbal
(tetapi tidak langsung), misalnya menggunakan saliran radio, TV, kaset, telepon, alat
cetak, dan lain-lain
Komunikasi yang baik pesannya singkat, jelas, lengkap, dan sederhana. Sarana komunikasi
meliputi panca indra manusia (mata,mulut,tangan,dan telunjuk) dan buatan manusia (tv,
radio,surat kabar).
Sikap penyampaian pesan/petugas/perawat harus dalam jarak dekat, suara jelas, tidak terlallu
cepat, menggunakan kalimat pendek, wajah berseri-seri sambil menatap lansia, sabr, telaten, dan
tidak terburu-buru, dada sedikit membungkuk dan jempol tangan sikap mempersilahkan.
Hal-hal yang perlu di perhatikan agar komunikasi berjalan lancer adalah mengurai bahan/
pesan yang akan disampaikan, menguasai bahsa setempat, tidak terburu-buru, memiliki
keyakinan, bersuara lembut, percaya diri, ramah dan sopan. Lingkungan yang mendukung
komunikasi adalah suasana terbuka,akrab, santai, menjaga tatakrama, posisi menghormati, dan
memahami keadaan lanjut usia.
Hal-hal yang menghambat komunikasi:
1. Penerima pesan:
a. pendengan menurun, bahkan kadang-kadang tuli.
b. Daya tangkap menurun sehingga penyampaian (komunikator) harus sabar, mada agak
keras, tidak terlalu cepat, dan mengulangi pesan sampai pasien paham
2. Penyampaian pesan
a. Kurang menguasai bahan
b. Berbicara terlalu cepat (terburu-buru)
Lanjut usia yang mengalami penurunan daya ingat/ demensia mengalami kesulitan untuk
mengerti apa yang dikatakan orang lain. Hal ini mengecewakan dan membingungkan lanjut usia
dan perawat. Olelh katrena itu, perlu diciptakan komunikasi yang mudah anatara lain:
1. Buat percakapan yang akrab
a. Sebutkan nama orang tersebut untuk menarik perhatiannya
b. Bicara langsung kepada orang tersebut dan tatap muka langsung
c. Sentuh lengannya agar orang ia terfokus pada pembicaraan
2. Pakailah kalimat yang pendek dan sederhana
a. Gunakan kalimat yang singkat dan mudah dimengerti
b. Bicara dengan singkat dan jelas
3. Ulangi kalimat secara tepat
a. Apabila orang tersebut tidak mengerti suatu kata, ganti dengan kata lain yang
mempunyai arti sama.
b. Ulangi apa yang telah dikatakan dan gunakan kata-kata yang sama, gerak, dan nada
yang sama pula.
4. Berkata yang tepat
a. Katakana, ‘ini buburmu’ bukan, ‘sekarang waktu untuk sarapan’
b. Katakana, ‘kakek, ini kacamatamu?’, bukan ‘kakek butuh in?’
c. Hilangkan kata-kata, ‘kamu masih ingat’
5. Beri pilihan yang sederhana
a. Ajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’
b. Batasi pilihan dalam pertanyaan seperti ‘ apakah kakek mau minum the ?’ bukan ‘
apakah kakek mau minum sesuatu?’
6. Pakailah etiket/label. Tempelkan label pada barang yang sering dipakai, misalnya:a.
a. Gambar toilet pada pintu WC
b. Gamabar kepala diguyur air gayung ditempel dipintu kamar mandi
c. Gambar mangkoksayur yang ditempel pada pintu lemari makanan
7. Pakai isyarat
a. Lambaikan tangan atau sentuh lengannya dengan lemah lembut untuk memberi salam
b. Senyum dan menggunakan kepala untuk menyatkan bahwa anda mengerti maksudnya
c. Beri isyarat dengan lengan untuk mengajak ikut serta dalam suatu kegiatan. Tunjukan
padanya apa yang anda maksud (mis: tunjuk gelas bila ia mau minum air)
d. Gunajan sentuhan apabila ia bingung
e. Lihat dan dengarkan apakah ada ‘ gelegat’ dalam tingkah lakunya karena ia sering
mondar-mandir berarti ia perlu ketoilet
f. Sadari bahasa tubuh/ekspresi wajah, nada suara, dan sikap badan anda karena
klienmungkin tidak mengerti apa yang anda katakana, tetapi ia akan mengerti tanda
non-verbal.
8. Buat keputusan yang tepat
a. Berhenti berbicara dan dengarkan apa yang dikatakan klien tersebut
b. Ulangi apa yang anda dengar, misalnya ‘ kamu sekarang lapar bukan?’
c. Kenali nada dan kata-katanya
d. Beri waktu padanya untuk berpikir
e. Tawarkan bantuan walaupun anda tidak mengerti maksudnya
9. Kurangi gangguan
a. Bercakap-cakap dalam suasana yang sepi, tenang, tanpa gangguaun kegiatan lain.
b. Dorong lanjut usia untuk memakai kacamata dan alat pendengar
c. Berbincang-bincang sambil bertatap muka
d. Dekati klien dari depan, jangan membuatnya kaget.
PENATALAKSAAN
Terapi farmokologi untuk pasien demensia
1. Anti oksidan: vitamin E yang terdapat dalam sayuran, kuning telur, margarin, kacang-
kacangan, minyak sayur, bisa menurunkan resiko demensia Alzheimer. Vitamin C dapat
mengurangi radikal bebas (mis. Sayuran, stroberi, melon, tomat, Brokoli)
2. Obat anti inflamasi
3. Obat penghambat asetilkolin esterase
Terapi farmakologi meliputi
1. Penyampaian informasi pada keluarga
2. Program harian untuk pasien
3. Istrirahat yang cukup
4. Reality orientation training (ROT) atau orientasi realitas
5. Validasi/rehabilitasi/reminiscence
6. Terapi music
7. Terapi rekreasi
8. Brain movement and exercise (gerak dan latihan otak)
9. Aroma terapi (terapi wangi-wangian)
Upaya Menunda Kepikunan
Upaya menunda kepikunan dapat di lakukan dengan:
1. Menghindari factor resiko yang dapat menimbulkan penyakit Alzheimer
2. Hidup fisik dan rohani (olahraga teratur dengan makanan 4 sehat 5 sempurna)
3. Latihan mempertajam memori (kebugaran mental):
a. Kerjakan aktivitas sehari-hari secara rutin, misalnya membersihkan lemari es setiap
senin pagi
b. Gunakan daftar tugas tertulis, seperti jenis barang yang akan dbeli.
Prinsip Tindakan Keperawatan Pada Demensia Alzheimer
1. Bina hubungan saling percaya. Sikap perawat dan sikap keluarga mempengaruhi kondisi
pasien demensia
2. Ciptakan lingkungan yang terapeutik, tenang, tidak bising, sejuk, aman, warna dinding
teduh (missal, merah muda) sesuaikan lingkungan terhadap pasien, jangan sebaliknya.
3. Ciptakan rasa mampu dan penting pada klien.
4. Reorientasi pada waktu, tempat, dan orang (orientasi realita)
5. Beri perhatian yang cukup, termasuk kebutuhan dasar
6. Konsisten menepati janji, empati, jujur.
7. Waktu kontak dengan pasien singkat tetapi sering
8. Tidak mendukung dan menolak atau menyangkal waham dan halusinasi, bila ada
9. Beri motivasi untuk merawat diri
10. Beri pengeuatan positif atas perilaku pasien yang sesuai realitas
11. Edukasi dan informasi tentang demensia terhadap pasien dan perawat/pemberi asuhan.
12. Perlakukan pasien sebagai individu
13. Selesaikan masalah secara kreatif
14. Perhatikan hal-hal yang berhubungan dengan medikolegal