Vous êtes sur la page 1sur 20

0

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN


PERILAKU IBU TENTANG CARA PERAWATAN BOTOL
SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BATITA DI
PUSKESMAS GATAK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


meraih derajat Sarjana Keperawatan

Oleh :
MUHAMAD AFIF BURHANUDIN
J210.100.054

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
0

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jln. A. Yani, Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Telp. (0271)717417 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah


Yang bertanda tangan dbawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir :

Pembimbing 1
Nama : Siti Arifah, S.Kp., M.Kes

Telah membaca dan mencermati naskah publikasi ilmiah, yang merupakan


ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :

Nama : Muhamad Afif Burhanudin


NIM : J 210 100 054
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN
DAN PERILAKU IBU TENTANG CARA PERAWATAN
BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA
BATITA DI PUSKESMAS GATAK

Naskah publikasi ilmiah ini layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 22 September 2014


Pembimbing 1

Siti Arifah, S.Kp., M.Kes


1

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Muhamad Afif Burhanudin
NIM : J 210 100 054
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN
DAN PERILAKU IBU TENTANG CARA PERAWATAN
BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA
BATITA DI PUSKESMAS GATAK
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,


mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan,
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan


pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran hak cipta dalam karya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, semoga dapat
digunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta, 22 September 2014


Yang menyatakan

Muhamad Afif Burhanudin


1

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU


IBU TENTANG CARA PERAWATAN BOTOL SUSU DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BATITA DI PUSKESMAS GATAK

* Muhamad Afif Burhanudin


** Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes,
*** Wiwik Setiyawati, S.Kep., Ns

Abstrak

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja


disertai peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali/ hari, dengan atau tanpa
darah dan atau lendir. Pengetahuan ibu merupakan faktor penting dalam
melakukan perawatan botol susu. Perilaku ibu dalam perawatan botol yang tidak
tepat sering menyebabkan infeksi karena dalam botol dapat kuman-kuman/bakteri
penyebab diare. Tujuan penelitian: mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dan perilaku ibu tentang cara perawatan botol susu dengan kejadian
diare pada balita di Puskesmas Gatak. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah 1124 ibu yang memiliki anak batita di kecamatan Gatak yang
menggunakan botol susu. Teknik Pengambilan Sampel penelitian ini
menggunakan teknik cluster random sampling dengan jumlah responden sebanyak
92 orang. Teknik analisis data yang digunakan dengan Uji Chi Square.
Kesimpulan: (1) Ada hubungan signifikan antara pengetahuan ibu tentang cara
perawatan botol susu dengan kejadian diare pada anak batita yang menggunakan
botol susu di Puskesmas Gatak (p= 0,017). (2)Ada hubungan signifikan antara
perilaku ibu dalam cara perawatan botol susu dengan kejadian diare pada anak
batita di Puskesmas Gatak (p= 0,019).

Kata kunci : pengetahuan ibu, Perilaku ibu, Kejadian diare


2

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND


BEHAVIOR MOM TO CARE ABOUT MILK BOTTLE WITH
DIARRHEA IN TODDLERS IN HEALTH GATAK

* Muhamad Afif Burhanudin


** Siti Arifah, S.Kp.,M.Kes,
*** Wiwik Setiyawati, S.Kep., Ns

Abstract

Diarrhea is a disease characterized by a change in stool consistency accompanied


by an increased frequency of defecation, more than 3 times / day , with or without
blood or mucus . Mother's knowledge is an important factor in the treatment of
milk bottles . The behavior of the mother in the care of a bottle that is not
appropriate because it often causes infections in the bottle can germs / bacteria
that cause diarrhea . Objective: to know the relationship between the level of
knowledge and attitudes of mothers about how to care the bottle with the
incidence of diarrhea in children under five in PHC Gatak . This research is a
quantitative study with cross sectional design . The population in this study were
1124 mothers who have children in the district Gatak toddlers who use a bottle of
milk . Mechanical Sampling of this study using cluster random sampling with the
number of respondents is 92 . Data analysis techniques used by Chi Square test .
Conclusion : ( 1 ) There is a significant association between mother's knowledge
about how to care the bottle with the incidence of diarrhea in toddlers who use the
bottle at the health center Gatak ( p = 0.017 ) . ( 2 ) There is a significant
relationship between maternal behavior in the way of treatment of milk bottles
with the incidence of diarrhea in toddlers at PHC Gatak ( p = 0.019 ) .

Keywords: knowledge of the mother, the mother Behavior, Genesis diarrhea

\
3

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

PENDAHULUAN sebagian besar (70-80%) terjadi pada


Diare adalah penyakit yang anak-anak dengan usia dibawah lima
ditandai dengan perubahan konsistensi tahun. Penemuan kasus diare di Jawa
tinja (menjadi cair) disertai Tengah ada sekitar 25,22 % per 1000
peningkatan frekuensi defekasi lebih penduduk
dari biasanya (>3 kali/ hari) disertai (Profil kesehatan Indonesia, 2010)
perubahan), dengan atau tanpa darah Menurut Schwartz (2005) salah
dan atau lendir. Diare dapat satu penyebab penyakit diare adalah
diklasifikasikan menjadi dua yaitu infeksi, infeksi dapat disebabkan oleh
diare akut dan diare kronik. bakteri, parasit dan virus. Bakteri
(Suraatmaja, 2007 ). dapat masuk ketubuh manusia melalui
Menurut Organisasi Kesehatan mulut (orofekal) dengan sarana alat
Dunia (WHO) dan UNICEF tahun alat seperti botol susu, dot, termometer
2012, di seluruh dunia terdapat kurang ataupun melalui alat makan yang
lebih dua miliar kasus penyakit diare tercemar feses. Orang tua yang sibuk
setiap tahunnya. 1,9 juta penderitanya sering memberikan minuman ataupun
adalah anak – anak yang berusia susu kepada bayi dengan
kurang dari 5 tahun, yang jika tidak menggunakan botol susu karena
ditangani bisa berujung pada kematian. dianggap mudah dan praktis.
Negara berkembang jumlah ini 18% Botol susu merupakan sarana
dari semua kematian anak di bawah tempat berkembang biaknya kuman
usia lima tahun dan berarti bahwa maupun bakteri karena botol susu sulit
lebih dari 5000 anak-anak mati setiap dibersihkan. Perilaku ibu dalam
hari sebagai akibat dari penyakit diare penggunaan botol yang tidak bersih
( WGO, 2012) atau sudah dipakai selama berjam-jam
Berdasarkan data profil dibiarkan dilingkungan terbuka, sering
kesehatan Indonesia tahun 2010 menyebabkan infeksi karena botol
jumlah kasus diare yang ditemukan di dapat tercemar oleh kuman-
Indonesia sekitar 246.835 penderita kuman/bakteri penyebab diare.
dengan jumlah kematian 1.289, yang Sehingga balita beresiko mengalami
4

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

diare apabila perilaku perawatan botol hanya dengan mencuci botol susu
susu yang dilakukan ibu kurang tepat. mereka hanya menggunakan sabun
Puskesmas Gatak merupakan saja tidak disikat, tidak dilakukan
salah satu instansi pelayanan perebusan setiap akan digunakan.
kesehatan di kabupaten Sukoharjo Kemudian jika tidak dipakai hanya
yang memiliki angka kejadian diare digeletakan di rak piring dan tidak
pada balita yang cukup tinggi. dimasukan ke tempat khusus yang
Berdasarkan data yang diperoleh dari tertutup, sehingga mermungkinkan
puskesmas Gatak dari bulan Januari kuman ataupun bakteri kembali
sampai Desember sebanyak 518 batita menempel pada botol tersebut yang
penderita penyakit diare pada tahun mengakibatkan terjadinya diare. Dari 9
2013 tercatat 3296 balita. Angka ibu yang diwawancarai ada 6 anak
tersebut termasuk angka kesakitan yang pernah mengalami diare.
yang tinggi jika dibandingkan dengan Tujuan dari penelitian ini yaitu
puskesmas Kartasura yang memiliki untuk mengetahui hubungan antara
angka kesakitan diare 453 batita yang tingkat pengetahuan dan perilaku ibu
menderita diare dari 8324 balita pada tentang cara perawatan botol susu
tahun 2013. (DinKes Sukoharjo, 2013) dengan kejadian diare pada batita di
Berdasarkan Survey pendahuluan Puskesmas Gatak
yang dilakukan dengan cara METODE
wawancara kepada ibu-ibu yang Penelitian ini adalah penelitian
memiliki balita hanya ada 5 dari 14 kuantitatif. Sifat penelitian ini adalah
ibu mengatakan mencuci botol susu diskriptif korelatif, Penelitian
dengan sabun, kemudian botol direbus dirancang dengan pendekatan cross
dalam waktu kurang lebih 10 menit, sectional, yaitu suatu penelitian yang
kemudian setelah direbus disimpan di dilakukan dengan pengumpulan data
tempat tertutup jika tidak digunakan, pada satu waktu. Populasi dalam
dari 5 ibu yang diwawancarai ada 1 penelitian ini adalah 1124 ibu yang
anak yang pernah mengalami diare, 8- memiliki anak batita yang
9 ibu melakukan perawatan botol menggunakan botol susu. Teknik
5

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

sampling yang digunakan adalah Tabel 1.1 Karakteristik responden


Proportional Cluster random Karakteristik Frek %
sampling. Sampel diambil dari 7 desa Umur:
- < 20 Th 1 1,1
di kecamatan Gatak dengan jumlah 92
- 20 – 30 Th 41 44,6
responden.Waktu penelitian pada - > 30 Th 50 54,3
tanggal 5 – 18 Juli 2014. Jumlah 92 100,0
Pendidikan:
Variabel independen adalah
- SD 4 4,3
tingkat pengetahuan dan perilaku ibu - SMP 20 21,7
tentang cara perawatan botol susu, - SMA 52 56,5
instrument pertanyaan untuk - PT 16 17,4
Jumlah 92 100,0
pengetahuan kuesioner dan untuk
Umur anak:
instrument perilaku menggunakan - 1-2 Th 53 57,6
checklist. Sedangkan untuk variabel - >2 – 3 Th 39 42,4
Jumlah 92 100,0
dependennya yaitu kejadian diare
dengan instrument pertanyaan
B. Analisis Univariat
menggunakan kuesioner terbuka.
Untuk analisa bivariat adalah
instrumen Analisa data menggunakan
pengetahuan ibu sebagian besar
uji Chi-square
(39,1%) berpengetahuan baik,
HASIL PENELITIAN
perilaku ibu sebagian besar (32,6%)
A. Karakteristik Responden
berperilaku baik dan cukup dan
Data karakteristik responden
kejadian diare pada anak batitia
berupa Umur Ibu sebagian besar
sebagian besar (52,2%) mengalami
responden ( 54,3%) berusia > 30
diare
tn, Pendidikan responden
sebagian besar (56,5%) SMA,
Tabel 1.2 Analisis Univariat
Umur anak Sebagian besar (57,6
Karakteristik Frek %
%) berusia 1-2 th. Pengetahuan
- Baik 36 39,1
- Cukup 29 31,5
- Kurang 27 29,3
Jumlah 92 100,0
6

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

Perilaku perhitungan diperoleh hasil sebagai


- Baik 30 32,6 berikut:
- Cukup 30 32,6
- Kurang 32 34,8
Jumlah 92 100,0 Tabel 1.4 Hubungan Pengetahuan
Kejadian Diare tentang Cara Perawatan
- Ya 44 47,8
Botol Susu dengan Kejadian
- Tidak 48 52,2
Jumlah 92 100,0 Diare pada Anak Batita
Kejadian Diare
Chi
Pengetahuan Ya Tidak P
C. Analisis Bivariat square
N % N %
Analisis univariat dalam
penelitian ini dilakukan dengan Baik 15 41,7 21 58,3

menggunakan alat analisis Chi Cukup 10 34,5 19 65,5


8,116 0,017
Square. Adapun berdasarkan Kurang 19 70,4 8 34,5
Jumlah 44 47,8 48 52,2
Tabel 1.3 PEMBAHASAN
Hubungan Perilaku dalam Cara A. Karakteristik Responden
Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Anak Batita 1. Umur Ibu
yang Menggunakan Botol Susu Distribusi data tentang umur
di Puskesmas Gatak Sukoharjo ibu Umur ibu yang dewasa
menggambarkan tingkat
Kejadian Diare kematangan dalam merawat anak,
Chi
Perilaku Ya Tidak P dengan semakin dewasa umur
Square
N % N % seorang ibu makan akan semakin
Baik 9 30,0 21 70,0 matang dalam berfikir. Diharapkan
Cukup 14 46,7 16 53,3 dengan semakin bertambahnya usia
7,899 0,019
Kurang 21 65,6 11 34,4 seseorang akan semakin mampu
Jumlah 44 47,8 48 52,2 menunjukkan kematangan jiwa,
mampu mengendalikan emosi, dan
terampil menjalankan tugas sebagai
7

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

seorang ibu yang memiliki A. Analisis Univariat


putra/putri yang masih balita 1. Pengetahuan Ibu tentang Cara
(Notoatmodjo, 2010). Perawatan Botol Susu
2. Pendidikan Berdasarkan analisis univariat
Distribusi tentang pendidikan pengetahuan ibu tentang cara
ibu diketahui bahwa 4,3% atau 4 perawatan botol susu diketahui bahwa
orang ibu mempunyai pendidikan 39,1% atau 36 orang ibu mempunyai
terakhir (SD), 21,7% atau 20 orang pengetahuan yang baik dan 31,5 %
ibu (SMP), 56,5% atau 52 orang ibu atau 29 orang ibu mempunyai
(SMA) dan 17,4% atau 16 orang pengetahuan cukup tentang cara
ibu Perguruan Tinggi, sehingga perawatan botol susu. Hal ini
sebagian besar pendidikan ibu disebabkan karena 48 orang memiliki
dengan anak balita yang tingkat pendidikan SMA dan
menggunakan botol susu di Perguruan Tinggi.
Puskesmas Gatak Sukoharjo adalah Semakin tinggi tingkat pendidikan
SMA. seseorang memudahkan responden
3. Umur Anak dalam menerima, menyerap dan
Distribusi data tentang umur memahami informasi dari orang lain.
anak balita diketahui bahwa 57,6% Semakin tinggi pendidikan responden,
atau 53 anak mempunyai umur diharapkan semakin banyak pula
antara 1-2 tahun dan 42,4% atau 39 wawasan yang dimiliki sehingga
anak mempunyai umur lebih dari 2 pengetahuanpun juga akan meningkat
sampai 3 tahun, sehingga sebagian (Notoatmodjo, 2007)
besar anak balita yang Hasil penelitian ini terdapat
menggunakan botol susu di 29,3% atau 27 orang ibu mempunyai
Puskesmas Gatak Sukoharjo pengetahuan yang kurang tentang
mempunyai umur antara 1-2 tahun perawatan botol susu. Hal ini
disebabkan karena terdapat 7
responden memiliki pendidikan SD
dan SMP.
8

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

Sejalan dengan penelitian dengan diare sangat diperlukan suatu


Putri (2008) yang menyatakan pengetahuan.
pengetahuan dipengaruhi oleh 2. Perilaku Ibu dalam Cara
pendidikan formal. Pengetahuan erat Perawatan Botol Susu
kaitannya dengan pendidikan dimana
Perilaku ibu dalam cara
diharapkan semakin tinggi pendidikan
perawatan botol susu merupakan
semakin banyak pengetahuan yang
segala tindakan yang dilakukan ibu
dimiliki.
dalam menjaga kebersihan dan
Sebagian besar ibu dengan anak
sterilnya botol susu. Berdasarkan
batita yang menggunakan botol susu di
analisis univariat perilaku ibu calam
Puskesmas Gatak Sukoharjo
cara perawatan botol susu diketahui
mempunyai pengetahuan yang baik
bahwa 32,6% atau 30 orang ibu
tentang perawatan botol susu. Hasil
mempunyai perilaku yang baik dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa ibu
cara perawatan botol susu, 32,6% atau
dengan anak batita yang menggunakan
30 orang ibu mempunyai perilaku
botol susu di Puskesmas Gatak
yang cukup dalam cara perawatan
Sukoharjo mempunyai pengetahuan
botol susu.
yang baik tentang perawatan botol
Hal ini disebabkan oleh
susu. Pengetahuan ibu, sikap ibu dan
pengetahuan dari responden sebanyak
penatalaksanaan diare pada batita
43 pengetahuan baik dan cukup.
merupakan komponen penting yang
pengetahuan yang merupakan faktor
saling berkaitan.
predisposing bukan satu-satunya faktor
Pengetahuan merupakan salah satu
yang mempengaruhi perilaku, tetapi
komponen faktor predisposisi yang
masih dipengaruhi oleh faktor
penting. Pengetahuan penting bagi ibu
reinforcing dan enabeling, namun
karena erat hubungannya dengan
pengetahuan yang baik mendorong
bagaimana penatalaksanaan diare pada
seseorang berperilaku baik. Sejalan
balita yaitu dengan mencegah dan
dengan penelitian Megasari (2011)
mengatasi keadaan dehidrasi. Karena
yang mengatakan bahwa perilaku
itu peran ibu dalam perawatan anak
dipengaruhi oleh pengetahuan
9

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

seseorang. Perilaku pencegahan diare menunjukkan bahwa banyak diantara


yang baik dipengaruhi oleh ibu di Puskesmas Gatak Sukoharjo
pengetahuan yang baik pula. yang kurang memperhatikan perilaku
Dalam penelitian ini terdapat dalam perawatan botol susu. Perilaku
34,8% atau 32 orang ibu mempunyai tidak mendukung sebagian besar
perilaku yang kurang dalam perawatan responden inilah yang mencerminkan
botol susu, Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian orang tua batita
adanya 11 ibu yang memiliki latar mengenai pentingnya menjaga
belakang pengetahuan yang kurang kebersihan botol susu.
dan tidak melakukan prosedur 3. Kejadian Diare
mencuci tangan atau kurang teliti pada Kejadian diare merupakan
beberapa tahapan perawatan botol berapa kali anak usia 1-3 tahun yang
susu. Sejalan dengan penelitian Hannif mengalami diare dalam kurun waktu 3
(2014) yang mengatakan bahwa bulan terakhir. Berdasarkan analisis
pengetahuan mencuci tangan ibu balita univariat kejadian diare pada anak
mencegah penyakit diare akut pada batita yang menggunakan botol susu di
balita sehingga dapat mengurangi Puskesmas Gatak Sukoharjo diketahui
terjadinya daire. Menurut hasil bahwa 47,8% atau 44 anak batita yang
penelitian tersebut disamping menggunakan botol susu di Puskesmas
pengetahuan yang diperoleh ibu Gatak Sukoharjo mengalami kejadian
sangat penting diperlukan juga diare. Hal tersebut dikarenakan
perilaku yang mendukung tentang sebanyak 36 orang ibu berperilaku
kebersihan. Perilaku pencegahan diare kurang dan cukup dalam melakukan
yang baik dipengaruhi oleh perawatan botol susu.
pengetahuan yang baik pula. Sejalan dengan penelitian yang
Sebagian besar ibu dengan anak dilakukan oleh Hannif (2011)
batita yang menggunakan botol susu di menunjukkan bahwa perilaku mencuci
Puskesmas Gatak Sukoharjo tangan ibu balita yang buruk lebih
mempunyai perilaku yang kurang beresiko menyebabkan diare akut pada
tentang perawatan botol susu. Hal ini balita sebesar 2,45 kali jika
10

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

dibandingkan dengan perilaku ibu melalui beberapa tahapan diantaranya


balita yang baik. harus menggunakan air mengalir
Terdapat 52,2% atau 48 anak langsung dari kran, menggunakan
balita yang menggunakan botol susu di sabun, setelah dicuci, botol
Puskesmas Gatak Sukoharjo tidak ditempatkan dalam ruang khusus,
mengalami kejadian diare. Hal tersebut bebas dari debu/serangga, dan
disebabkan karena 22 orang ibu diletakkan pada ruang yang
berperilaku baik sehingga sebagian sirkulasinya segar atau langsung kena
besar anak batita yang menggunakan sinar matahari agar bakteri dapat mati.
botol susu di Puskesmas Gatak
Analisis Bivariat
Sukoharjo tidak mengalami kejadian
1. Hubungan Pengetahuan tentang
diare.Sebagian besar perilaku ibu
Cara Perawatan Botol Susu
berperilaku baik. Sejalan dengan
dengan Kejadian Diare pada
penelitian Negara (2014) yang
Anak Balita yang Menggunakan
menyatakan perilaku hidup bersih dan
Botol Susu di Puskesmas Gatak
sehat mempengaruhi kejadian diare di
Sukoharjo
SDN 3 Kabupaten Polewali Mandar.
Hubungan antara
Menurut penelitian tersebut adalah
pengetahuan tentan Hubungan antara
minimnya perilaku hidup bersih dan
pengetahuan tentang cara perawatan
sehat adalah faktor utama yang dapat
botol susu dengan kejadian diare pada
menyebabkan diare.
anak batita yang menggunakan botol
Rendahnya tingkat kejadian susu di Puskesmas Gatak Sukoharjo
diare anak batita yang menggunakan diketahui bahwa pada ibu yang
botol susu di Puskesmas Gatak mempunyai pengetahuan baik tentang
Sukoharjo ini diperkirakan disebabkan cara perawatan botol susu 41,7%
pengetahuan ibu tentang proses mempunyai anak batita yang
pencucian dan penyiapan yang sudah mengalami kejadian diare, sedangkan
baik sehingga bakteri E. Coli pun tidak 58,3% ibu yang mempunyai
ada dalam botol susu. Proses pengetahuan baik tidak mengalami
pencucian botol susu yang baik harus kejadian diare pada anak batita,
11

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

sehingga ibu yang mempunyai disebabkan karena dalam melakukan


pengetahuan baik tentang perawatan perawatan botol susu membutuhkan
botol mempunyai risiko yang kecil ketelitian dan tahapan-tahapan yang
terjadinya diare pada anak batita. Pada terkadang tidak sempat untuk
ibu yang mempunyai pengetahuan dilakukan. Alasan yang dikemukakan
cukup tentang cara perawatan botol oleh responden adalah tidak memiliki
susu 34,5% mempunyai anak batita banyak waktu, hanya memiliki sikat
yang mengalami kejadian diare, bekas untuk membersihkan botol.
sedangkan 65,5% ibu yang Adanya responden yang
mempunyai pengetahuan cukup tidak memiliki pengetahuan kurang tetapi
mengalami kejadian diare pada anak anak tidak mengalami diare. Hal
batita, sehingga ibu yang mempunyai tersebut dapat disebakan oleh
pengetahuan cukup tentang perawatan kebiasaan ataupun pengalaman dari
botol mempunyai risiko yang kecil merawat botol pada kelahiran anak
terjadinya diare pada anak batita. Pada sebelumnya.
ibu yang mempunyai pengetahuan Namun secara keseluruhan
kurang tentang cara perawatan botol menunjukkan adanya kecenderungan
susu 70,4% mempunyai anak batita bahwa tinggi tingkat pengetahuan ibu
yang mengalami kejadian diare, tentang cara perawatan botol susu akan
sedangkan 34,5% ibu yang semakin menurunkan tingkat kejadian
mempunyai pengetahuan kurang tidak diare dan semakin rendahnya tingkat
mengalami kejadian diare pada anak pengetahuan akan semakin
batita, sehingga ibu yang mempunyai meningkatkan kejadian diare pada
pengetahuan kurang tentang perawatan anak batita yang menggunakan botol
botol mempunyai risiko yang besar susu. Berdasarkan hasil uji Chi Square
terjadinya diare pada anak batita. diperoleh nilai 2hitung = 8,116 dengan
Adanya responden yang p= 0,017. Oleh karena hasil
mempunyai pengetahuan baik tentang perhitungan menunjukkan bahwa p <
cara perawatan botol susu tetapi anak 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat
mengalami diare. Hal ini dapat hubungan signifikan antara
12

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

pengetahuan ibu tentang cara pembentukan opini dan kepercayaan


perawatan botol susu dengan kejadian orang. Dalam penyampaian informasi
diare pada anak batita yang sebagai tugas pokoknya, media masa
menggunakan botol susu di Puskesmas membawa pula pesan-pesan yang
Gatak Sukoharjo. berisi sugesti yang dapat mengarahkan
Penelitian ini juga sejalan opini seseorang
dengan penelitian Megasari (2011) 2. Hubungan Perilaku dalam Cara
yang mengatakan terdapat hubungan Perawatan Botol Susu dengan
yang bermakna antara pengetahuan ibu Kejadian Diare pada Anak Balita
dengan perilaku ibu dalam pencegahan yang Menggunakan Botol Susu di
diare pada anak balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Gatak Sukoharjo
wilayah RW V Desa Kaliprau
Kecamatan Ulujami Kabupaten Hubungan antara perilaku dalam
Pemalang. cara perawatan botol susu dengan
Seiring dengan perkembangan kejadian diare pada anak batita yang
teknologi saat ini sehingga informasi menggunakan botol susu di Puskesmas
tentang perawatan botol susu dapat Gatak Sukoharjo diketahui bahwa
diperoleh melalui beberapa media pada ibu yang mempunyai perilaku
elektronik maupun media cetak. baik dalam cara perawatan botol susu
Menurut Erfandi (2009) informasi 30,0% mempunyai anak batita yang
yang diperoleh baik dari pendidikan mengalami kejadian diare, sedangkan
formal maupun non formal dapat 70,0% ibu yang mempunyai perilaku
memberikah pengaruh jangka pendek baik tidak mengalami kejadian diare
(immediate impact) sehingga pada anak batita, sehingga ibu yang
menghasilkan perubahan atau mempunyai perilaku baik dalam
peningkatakan pengetahuan. Sebagai perawatan botol mempunyai risiko
sarana komunikasi, berbagai bentuk yang kecil terjadinya diare pada anak
media masa seperti televisi, radio, batita. Pada ibu yang mempunyai
surat kabar, majalah dan lain-lain perilaku cukup tentang cara perawatan
mempunyai pengaruh besar terhadap botol susu 46,7% mempunyai anak
13

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

batita yang mengalami kejadian diare, air tampungan didalam ember bukan
sedangkan 53,3% ibu yang air mengalir dari kran. sehingga
mempunyai perilaku cukup tidak meskipun sudah dilakukan upaya
mengalami kejadian diare pada anak perawatan botol dengan baik masih
batita, sehingga ibu yang mempunyai saja mengalami kejadian diare.
perilaku cukup tentang perawatan Adanya responden yang
botol mempunyai risiko yang kecil mempunyai perilaku kurang dalam
terjadinya diare pada anak batita. perawatan botol susu namun tidak
Pada ibu yang mempunyai mengalami kejadian diare pada batita.
perilaku kurang dalam cara perawatan Hal ini mungkin disebabkan karena
botol susu 65,6% mempunyai anak adanya daya tahan tubuh dari tiap
balita yang mengalami kejadian diare, balita berbeda beda, asupan gizi yang
sedangkan 34,5% ibu yang baik.
mempunyai perilaku kurang tidak Hasil tersebut menunjukkan
mengalami kejadian diare pada anak adanya kecenderungan bahwa tinggi
batita, sehingga ibu yang mempunyai tingkat perilaku ibu tentang cara
perilaku kurang dalam perawatan botol perawatan botol susu akan semakin
mempunyai risiko yang besar menurunkan tingkat kejadian diare dan
terjadinya diare pada anak batita. semakin rendahnya tingkat perilaku
Adanya responden yang akan semakin meningkatkan kejadian
mempunyai perilaku baik dan cukup diare pada anak balita yang
dalam perawatan botol susu namun menggunakan botol susu. Berdasarkan
masih mengalami kejadian diare pada hasil uji Chi Square diperoleh nilai
anak batita ini dapat disebabkan 2hitung = 7,899 dengan p= 0,019. Oleh
kandungan air yang digunakan dalam karena hasil perhitungan menunjukkan
melakukan perawatan botol kurang bahwa p < 0,05 maka H0 ditolak,
terjaga dan merupakan daerah dengan artinya terdapat hubungan signifikan
tingkat pencemaran air yang tinggi, antara perilaku ibu dalam cara
Seperti beberapa responden yang perawatan botol susu dengan kejadian
mencuci botol dengan menggunakan diare pada anak batita yang
14

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

menggunakan botol susu di Puskesmas keadaan sebenarnya dan tidak


Gatak Sukoharjo.
ada prioritas tindakan yang
Penelitian didukung dengan hasil
harus dilakukuan ibu sehingga
penelitian Hartati (2010) yang
mengatakan perilaku ibu yang terdiri penelitian kurang maksimal
dari sikap dan tindakan memiliki 2. Saat responden mengisi
hubungan dengan kejadian diare pada kuesioner yang telah diberikan,
balita diwilayah kerja pusekesmas responden tidak mau ditunggu
Cibolerang bandung. sehingga tidak maksimal dalam
Penelitian ini sejalan dengan pengisian karena bila ada hal
penelitian Suherna (2009) yang yang ditanyakan tidak dapat
mengatakan hasil terdapatnya langsung dijawab
hubungan yang bermakna antara C. Simpulan
penggunaan air untuk mengencerkan 1. Tingkat pengetahuan ibu
susu, cara membersihkan botol susu, tentang cara perawatan botol
kebiasaan cuci tangan sebelum susu di puskesmas Gatak
mengencerkan susu dan jenis susu diketahui bahwa 39,1 % ibu
formula dengan kejadian diare pada mempunyai pengetahuan yang
anak usia 0-24 bulan. Artinya cara baik, 35,1 % ibu mempunyai
membersihkan botol dan air yang pengetahuan yang cukup dan
digunakan merupakan faktor yang 29,3 % ibu mempunyai
dapat mempengaruhi diare pada anak. pengetahuan yang kurang.
2. Perilaku ibu dalam perawatan
B. Keterbatasan Penelitian botol susu di puskesmas Gatak
1. Alat yang digunakan peneliti diketahui bahwa 32,6 % ibu
untuk pengukuran perilaku ibu mempunyai perilaku yang baik,
32,6 % ibu mempunyai
berupa checklist yang
perilaku yang cukup dan 34,8
memungkinkan tidak % ibu mempunyai perilaku
menggambarkan secara detail
15

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

yang kurang dalam perawatan sehingga tingkat higienis


botol susu. dari botol susu tetap terjaga
3. Anak batita yang menggunakan dan terhindar dari resiko
botol susu di puskesmas Gatak diare pada anak.
diketahui bahwa 47,8 % anak b. Masyarakat diharapkan
mengalami diare dan 52,2 % berperan aktif dalam
anak tidak mengalami diare. meningkatkan pengetahuan
4. Terdapat hubungan signifikan dan perilaku ibu dalam
antara pengetahuan ibu tentang menjaga kebersihan botol
cara perawatan botol susu bagi balita yang
dengan kejadian diare pada menggunakan botol susu,
anak batita yang menggunakan sehingga perilaku untuk
botol susu di puskesmas Gatak menjaga kebersihan botol
(p= 0,017). susu ini akan mencegah
5. Terdapat hubungan signifikan terjadinya diare pada anak.
antara perilaku ibu dalam cara 2. Bagi Disiplin Ilmu
perawatan botol susu dengan keperawatan
kejadian diare pada anak batita a. Disiplin ilmu keperawatan
yang menggunakan botol susu hendaknya dapat
di puskesmas Gatak (p= menjadikan kejadian diare
0,019). sebagai hal yang perlu
D. Saran ditindaklanjuti dengan
1. Bagi Masyarakat semakin meningkatkan
a. Bagi masyarakat pengetahuan dan perilaku
diharapkan secara umum ibu tentang cara perawatan
pengguna botol susu pada botol susu.
Balita diharapkan untuk b. Bagi mahasiswa dan para
senantiasa memperhatikan akademisi keperawatan
kebersihan dan cara diharapkan melakukan
perawatan botol susu, penyuluhan untuk
16

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

meningkatkan pengetahuan Kementrian Kesehatan, 2011, Pusat


Data dan Informasi Profil
dan perilaku ibu dalam
Kesehatan Indonesia 2010.
menjaga kebersihan botol Jakarta : Kementrian
kesehatan RI 2011
susu yang dapat
menyebabkan kejadian Kementrian Kesehatan, 2013, Pusat
Data dan Informasi Profil
diare pada anak balita. Kesehatan Indonesia 2012.
3. Peneliti selanjutnya Jakarta: Kementrian kesehatan
RI 2013
Terhadap penelitian sejenis
selanjutnya diharapkan dapat Notoatmodjo, S. 2005. Promosi
melakukan penelitian lebih Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
mendalam lagi kaitannya
dengan kejadian diare seperti ___________. 2010. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka
perilaku higiensi dan sanitasi
Cipta
yang juga merupakan faktor
penyebab terjadinya diare.
Parker, C dan Littler.2010. Konsultasi
DAFTAR PUSTAKA Kebidanan. Alih bahasa:
Umami, V dan Jualita surapsari
Arikunto, S. 2006. Prosedur . Editor : Amalia safitri. PT
Penelitian : Suatu Pendekatan erlangga dicetak Gelora
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. angkasa pratama
Profil Kesehatan Indonesia. 2010.
Health Statistics. Jakarta:
Dinkes. 2013. Dinas Kesehatan Kota Kementrian Kesehatan
Sukoharjo 2012. Republik Indonesia
Sukoharjo: Dinas
Kesehatan Kabupaten Datta , P. 2007. Pediatric Nursing.
Sukoharjo 2012. cetakan 1 . newdelhi india:
Jitendar P Vij
Indivara, N. 2009. 200 tips Ibu smart
anak sehat. cetakan 1. Potter dan Perry. 2009, Fundamental
yogyakata : Pustaka Of Nursing: Konsep, Proses
Anggrek dan Praktik Buku I, Edisi 7,
James, R, K, Kristine ann Nelson dan Jakarta, Salemba Medika
Jean W.A. 2013. Nursing
care of children.Elsevier Riwidikdo, Handoko. 2007. Statistika
Kesehatan Belajar Mudah
Teknik Analisis Data Dalam
17

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Peilaku Ibu tentang Cara Perawatan Botol Susu dengan
Kejadian Diare pada Batita di Puskesmas Gatak (Muhamad Afif Burhanudin)

Penelitian Kesehatan Plus Muhammadiyah Surakarta.


Aplikasi Software SPSS. Jln A, Yani Tromol Pos 1
Yogyakarta: Mitra Cendikia Pabelan Kartasura

Rosyidi,K dan Nila D.W. 2013. *** Staf Dosen Program Studi
Prosedur PraktekKeperawatan. S1 Keperawatan Fakultas
Jilid I. Jakarta: Trans info Ilmu Kesehatan Universitas
Media Muhammadiyah Surakarta.
Jln A, Yani Tromol Pos 1
Schwartz, William. Alih bahasa Pabelan Kartasura
Pendit, B. U. 2005. Pedoman
Klinis Pediatri. Jakarta: EGC

Suraatmaja, S. 2007. Gastroenterologi


Anak. Jakarta : CV Sagung Seto

Sutomo, B dan dr dwi yanti anggraini,


2010. Makanan Sehat
Pendamping Asi. cetakan petama
Jakarta: Demedia pustaka.

Sodikin. 2012. Gangguan pencernaan.


Jakarta : EGC

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk


Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tjay. T. H., dan Kirana. 2007. Obat-


obat penting. edisi 6. Jakarta :
media komputindo

WGO. 2013. Acute diarrhea in


adults and children: a
global perspective.
World Gastroenterology
Organisation Global
Guidelines. 2012
* Mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan FakultasIlmu
Kesehatan
** Staf Dosen Program Studi
S1 Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas

Vous aimerez peut-être aussi