Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
DIVERSI FEKAL :
Ileostomi adalah lubang pada ileum untuk tujuan pengobatan ulseratif regional dan ulseratif dan
pengalihan isi usus pada kanker kolon, polip dan trauma. Biasanya permanent.
Kolostomi adalah pengalihan isi kolon, yang dapat permanent atau sementara . Kolostomi asenden,
transversum dan sigmoid dapat dilakukan. Kolostomi transversum biasanya sementara. Kolostomi
sigmoid paling umum untuk stoma permanent, biasanya dilakukan pada kanker.
Prioritas keperawatan:
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi tentang prosedur/ prognosis, kebutuhan pengobatan, potensial komplikasi, dan
sumber komunity
II.1. Pengkajian
Data tergantung kepada masalah dasar, lamanya, dan beratnya (misalnya Obstruksi, perforasi, inflamasi,
kerusakan congenital)
Data tergantung kepada masalah dasar, lamanya, dan beratnya (misalnya Obstruksi, perforasi, inflamasi,
kerusakan congenital)
Kaji keadekuatan penanganan nyeri (lokasi, intensitas, dan karakteristik nyeri). Tanyakan Skala nyeri
dalam rentang 0-10.
Kaji Aktivitas klien meliputi: kelemahan atau keletihan, perubahan pola istirahat, adanya factor-faktor
yang mempengaruhi tidur misalnya, ansietas, keringat malam dan nyeri. Pekerjaan/profesi dengan
pemajanan karsinogen lingkungan, dan tingkat stress tinggi.
Kaji pola eliminasi klien misalnya: perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri pada defekasi),
Perubahan urinarius (nyeri, hematuria, poliuria), lihat tanda perubahan bising usus dan distensi
abdomen.
Kaji Status nutrisi (kebiasaan diet buruk: rendah stinggi lemak, aditif, bahan pengawet, adanya anoreksia,
mual/muntah dan perubahan pada berat Badan
Faktor Risiko meliputi: Tidak ada sfingter stoma, Karakteristik/aliran feses dan flatus dari stoma, Reaksi
produk/kimia: pemakaian/ pengangkatan adesif tidak tepat.( jika tanda dan gejala ada diagnosa menjadi
aktual)
DS: menyatakan perubahan citra diri, takut penolakan/ reaksi orang lain, perasaan negatif tentang
tubuh.
Tidak menyentuh atau melihat stoma, menolak untuk berpartisipasi dalam perawatan
DO:
kerusakan kulit dan jaringan, aktifitas proses penyakit, misalnya: Kanker, Takut, Ansietas.
Dihubungkan dengan:
DO:
Kehilangan yang berlebihan melalui jalan normal misalnya: muntah praoperasi dan diare Kehilangan
melalui jalan abnormal misalnya: selang NG/Usus, selang drainase luka perineal
Keluaran Ileostomi dengan Volume tinggi
DS: jika ada keluhan tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual
Status Hipermetabolik
Adanya diare
Dihubungkan dengan:
DS: pernyataan kurang tidur, dan merasa kurang segar atau tidak segar setelah bangun tidur
DO: adanya perubahan perilaku seperti; mudah marah, gelisah/letargik.
(jika ada tanda dan gejala serta keluhan maka diagnosa menjadi aktual)
(jika ada tanda dan gejala serta keluhan maka diagnosa menjadi aktual)
II.3 Intervensi
Intervensi:Mandiri
Lihat stoma/ area kulit periostomal pada tiap penggantian kantong. Bersihkan dengan air dan keringkan.
Catat iritasi, kemerahan (warna gelap, kebiru-biruan), kemerahan.
Ukur stoma secara periodic, misalnya: tiap perubahan kantong selama 6 minggu pertama, kemudian 1
kali sebulan selama 6 bulan
Yakinkan bahwa lubang pada bagian belakang kantung berperekat sedikitnya lebih besar 1/8 ukuran
stoma dengan perekat adekuat menempel pada kantung.
Berikan pelindung kulit yang efektif misalnya: Wafer stomahesive, karaya gum, Reliaseal (Davol) atau
produk semacamnya.
Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong dengan perlahan. Lakukan pengangkatan kantong sesuai
indikasi, kemudian cuci dengan baik.
evaluasi produk perekat dan kecocokan kantung secara terus- menerus.hkan kantong ostomi dengan
rutin, gunakan alat yang tepat.
Intervensi Kolaborasi:
Rasional: Membantu penyembuhan bila terjadi iritasi periostomal/ infeksi jamur. Catatan: Produk ini
mempunyai efek samping yang besar dan harus digunakan dengan jumlah sedikit saja.
Kriteria hasil:
menunjukkan penerimaan dengan melihat/ menyentuh stoma dan berpartisipasi dalam perawatan diri
Menyatakan perasaan tentang stoma/ penyakit: mulai menerima situasi secara konstruktif.
Intervensi Mandiri:
Pastikan apakah konseling dilakukan bila mungkin dan/ atau ostomi perlu didiskusikan
Dorong klien untuk menyatakan perasaan tentang ostomi. Akui kenormalan perasaan marah, depresi dan
kehilangn.
Kaji ulang alas an untuk pembedahan dan harapan masa yang akan dating
Catat perilaku menarik diri . peningkatan ketergantungan , manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan
berikan kesempatan pada klien untuk memandang dan menyentuh stoma, gunakan kesempatan untuk
memberikan tanda positiftentang penyembuhan. Penampialan normal dan sebagainya. Ingatkan klien
bahwa penerimaan memerlukan waktu, baik secara fisik dan emosi
Berikan Kesempatan pada klien untuk menerima ostomi melalui partisipasi pada perawatan diri.
Diskusikan Kemungkinan kontak dengan pengunjung ostomi dan buat perjanjian untuk kunjungan bila
diperlukan
3. Nyeri Akut
Kriteria Hasil:
Menunjukkan penggunaan, keterampilan relaksasi dan kenyamanan umum sesuai indikasi situasi
individu.
Intervensi Mandiri:
Dorong klien menyatakan masalah. Mendengarkan dengan aktif pada masalah ini dan memberikan
dukungan dengan penerimaan , mengingat klien dan memberikan informasi yang tepat
Berikan tindakan kenyamanan misalnya perawatan mulut, pijatan punggung, ubah posisi. Yakinkan klien
bahwa perubahan posisi tidak akan mencedrai stoma.
Dorong penggunaan tekhink relaksasi misanya membimbing imajinasi, visualisasi. Berikan aktifitas
senggang.
Bantu melakukan latihan rentang gerak dan dorong ambulasi dini . Hindari posisi duduk lama.
Selidiki dan laporkan adanya kekakuan otot abdominal , kehati-hatian yang tidak disengaja dan nyeri
tekan.
Intervensi Kolaborasi:
Berikan obat sesuai indikasi misalnya Narkotik, analgesic, Analgesi dikontrol klien (ADP) untuk
menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan , khususnya setelah perbaikan AP.
Berikan Rendam duduk untuk menurunkan ketidaknyamanan local, menurunkan edema dan
meningkatkan penyembuhan luka perineal.
Lakukan / pantau efek unit TENS sebab perangsangan kutaneus dapat digunakan untuk menghambat
transmisi rangsangan nyeri.
Kriteia Hasil:
Intervensi Mandiri:
Observasi luka, catat karakteristik drainase sebab perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama
48 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan saja. Tergantung pada tipe penutupan luka.
Penyembuhan sempurna memerlukan waktu 6-8 bulan.
Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik Aseptik sebab sejumlah besar drainase serosa harus
diganti sesering mungkin untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi.
Dorong posisi miringdengan kepala tinggi. Hindari duduk lama. Tujuannya untuk meningkatkan drainase
dari luka perineal/ drain menurunkan risiko pengumpulan. Duduk lama meningkatkan tekanan perineal,
menurunkan sirkulasi ke luka dan dapat memperlambat penyembuhan.
Intervensi Kolaborasi:
Irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam fisiologis, larutan hydrogen peroksida/larutan
Antibiotik. Cairan ini diperlukan untuk mengobati inflamasi / infeksi praoperasi atau kontaminasi
intraoperasi
Berikan Rendam duduk untuk meningkatkan kebersihan dan mempermudah penyembuhan khususnya
setelah tampon diangkat (biasanya 3-5 hari)
Mempertahankan hidrasi adekuat dengan bukti membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, dan
pengisian kapiler baik, tanda-tanda vital stabil dan secara individual mengeluarkan urin dengan tepat
Intervensi Mandiri:
awasi masukan dan keluaran dengan cermat, ukur feses cair. Timbang berat badan setiap hari
Awasi tanda-tanda vital, catat hipotensi postural, takikardi. Evaluasi turgor kulit, pengisisan kapiler, dan
membrane mukosa.
Intervensi Kolaborasi:
Kriteria Hasil:
Mempertahankan Berat Badan / menunjukkan peningkatan berat badan bertahap sesuai tujuan dengan
nilai laboratorium normal dan bvebas tanda malnutrisi.
Intervensi Mandiri
Anjurkan klien meningkatkan penggunaan yogurt dan mentega susu agar dapat membantu menurunkan
pembanetukan bau.
Berikan latihan kewaspadaan ileostomi pada buah prem, strawberry, anggur, pisang, keluarga kol,
kacang-kacangan, kurma, hindari produk berserat. Contohnya kacang-kacangan sebab produk ini
meningkatkan feses ileum. Pencernaan selulosa memerlukan bakteri kolon yang tidak ada lagi karena
direseksi.
Diskusikan meknaisme menelan udara sebagai factor pembentukan flatus dan beberapa cara agar klien
mengontrol latihan.
Intervensi Kolaborasi:
Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah residu bila masukan oral dimulai
Kriteria Hasil:
Intervensi:Mandiri:
Jelaskan perlunya pengawasan fungsi usus dalam periode pasca operasi awal
Intervensi Kolaborasi:
Tentukan pesnyebab terlalu banyak flatus atau feses
Kriteia Hasil:
Membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketapatan jumlah dan konsistensi
Intervensi Mandiri:
tinjau ulang fisiologi kolon dan diskusikan penatalaksanaan ostomi sigmoid bila tepat.
Demonstrasikan penggunaan alat irigasi untuk menginjeksikan salin normal per protocol sampai
pengurangan didapatkan
Instruksikan klien dalam penggunaan kantung ujung tertutup atau lempengan, balutan bila irigasi
berhasil dan keluaran kolostomi sigmoid menjadi dapat lebih diatasi dengan pengeluaran setiap 24 jam.
Intervensi Mandiri:
Tentukan hubungan seksual klien sebelum sakit, dan atau setelah pembedahan dan apakah mereka
mengantisipasi masalah berkaitan dengan adanya ostomi
Tinjau ulang klien dengan fungsi seksual dalam hubungannya dengan situasi masing-masing.
Tegaskan informasi yang diberikan dokter. Anjurkan bertanya. berikan informasi tambahan sesuai
kebutuhan.
Diskusikan penatalaksanaan kembali aktivitas seksual pada saat pulang, mulai dengan perlahan dan
bertahap. Libatkan metoda pengganti stimulasi bila tepat.
Tekankan kesadaran tentang factor yang dapat mengalihkan pandangan (misalnya: bau tak sedap dan
kebocoran kantung)
Berikan informasi tentang keluarga berencana dengan tepat dan tekankan bahwa impotent bukan berarti
steril.
Intervensi Kolaborasi: