Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
K. CHANDRA MELIALA
DAFTAR ISI................................................................................................................................i
BAB I. KURIKULUM & METODE PEMBELAJARAN....................................................1
I.1 DESKRIPSI SINGKAT................................................................................................1
I.2 TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................................1
I.2.1 Tujuan Pembelajaran Umum:...............................................................................1
I.2.2 Tujuan Pembelajaran Khusus:...............................................................................2
I.3 POKOK BAHASAN....................................................................................................2
I.4 LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN........................................2
BAB II. POKOK BAHASAN................................................................................................3
II.1 PENDAHULUAN........................................................................................................3
II.2 Pengertian Biaya..........................................................................................................4
II.2.1 Berdasarkan Fungsi...............................................................................................4
II.2.2 Volume Produksi...................................................................................................5
II.2.3 Peranan Dalam Proses Produksi...........................................................................6
II.3 Biaya Pemeliharaan Swakelola....................................................................................7
II.3.1 Biaya Tenaga Kerja per Jam.................................................................................7
II.4 Dasar Perencanaan Anggaran Pemeliharaan..............................................................12
II.4.1 Berdasarkan Harga Pengadaan............................................................................13
II.4.2 Nilai Penyusutan.................................................................................................14
II.4.3 Nilai AIC.............................................................................................................15
II.5 Beban Kerja Pemeliharaan.........................................................................................16
II.5.1 Faktor Lingkungan..............................................................................................16
II.5.2 Faktor Human Error............................................................................................17
II.5.3 Faktor Utilisasi....................................................................................................17
II.6 Usia Teknis Alat Kesehatan........................................................................................18
II.7 Batas Maksimum Biaya Pemeliharaan.......................................................................18
BAB III. PENUGASAN........................................................................................................20
Kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilakukan secara swakelola (in house
services) atau diserahkan kepada pihak lain (out sourching). Pemilihan pelaksana
pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit, dipengaruhi beberapa faktor seperti
fungsi dari peralatan kesehatan, tingkat tehnologi, jumlah peralatan sejenis, usia teknis
peralatan kesehatan dan lain sebagainya. Karena frekuensi pemeliharaan sangat
mempengaruhi faktor biaya pemeliharaan itu sendiri, pada akhirnya akan menentukan
tingkat efisiensi penggunaan biaya dalam kegiatan pemeliharaan peralatan rumah sakit.
Metode perencanaan biaya pemeliharaan peralatan kesehatan menggunakan sistem
persentasi dari harga pengadaan, mengakibatkan biaya pemeliharaan suatu peralatan
kesehatan akan sama untuk setiap tahun selama usia pakai alat tersebut. Kenyataannya
biaya pemeliharaan dipengaruhi oleh usia pakai suatu peralatan kesehatan, karena
semakin bertambah usia pakai pada umumnya biaya pemeliharaan peralatan kesehatan
juga akan semakin meningkat. Dengan menggunakan persentasi dari Annualized
Investment Cost ( AIC ), maka perencanaan biaya pemeliharaan kesehatan dapat
dihitung mengikuti usia pakai suatu peralatan kesehatan.
Biaya kegiatan perbaikan peralatan kesehatan akan meningkat sesuai dengan tingkat
kerusakan serta usia pakai, dimana usia teknis (usia manfaat) akan semakin berkurang.
Dengan melakukan perhitungan biaya pemeliharaan maksimal (Maximum Maintenance
Expenditure Limit = MMEL), akan diperoleh nilai biaya pemeliharaan yang sesuai
dengan sisa usia manfaat. Untuk mengukur tingkat efisiensi biaya pemeliharaan dapat
dilakukan dengan membandingkan biaya pemeliharaan swakelola dengan jika
pemeliharaan dilakukan oleh pihak lain atau pihak III.
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu melakukan perencanaan kebutuhan biaya
pemeliharaan peralatan kesehatan dan perhitungan biaya yang wajar untuk perbaikan
peralatan kesehatan di rumah sakit.
II.1 PENDAHULUAN
Adanya biaya pemeliharaan tersebut akan menjadi beban pada rumah sakit, pada
akhirnya menjadi beban pada para pengguna pelayanan kesehatan atau masyarakat yang
berdampak pada meningkatnya biaya pelayanan kesehatan. Agar penggunaan biaya
pemeliharaan dapat dilakukan seefisien mungkin, harus dilakukan perhitungan secara
cermat dan tepat.
Berdasarkan konsep biaya adalah seluruh pengorbanan (sacrifice) yang diderita, dengan
tujuan untuk memproduksi atau mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Biaya
pemeliharaan berarti seluruh pengorbanan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan
meliputi seluruh sumber daya yang digunakan. Untuk memudahkan perhitungan sering
sumber daya tersebut di konversikan kedalam bentuk “nilai uang”.
Dalam perhitungan ekonomi “biaya produksi” secara umum dikenal dalam berbagai
bentuk, diantaranya adalah :
Biaya yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk jasa pelayanan kesehatan,
dapat dikelompokkan berdasarkan volume produksi yang dihasilkan.
Biaya yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk jasa pelayanan kesehatan,
dapat dikelompokkan berdasarkan peranan biaya tersebut pada produksi yang
dihasilkan. Berdasarkan peranan biaya dalam proses produksi, biaya dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Biaya untuk program pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara swakelola harus
diketahui untuk dibandingkan dengan program pemeliharaan lainnya. Salah satu cara
untuk menentukan biaya adalah menghitung harga atau nilai pada pemeliharaan yang
akan dilaksanakan. Dalam hal ini data pembiayaan dikumpulkan oleh bagian tehnik
Dalam melakukan evasuasi biaya, maka biaya sumber daya manusia umumnya dihitung
berdasarkan biaya tenaga kerja perjam. Biaya tersebut yang dikonversi dan dihitung
adalah biaya secara nyata dan efektif.
Metode biaya tenaga kerja perjam lebih mudah untuk dihitung, dimengerti dan
menjelaskan pada pihak manajemen untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas
kegiatan pemeliharaan dan metode ini juga digunakan oleh penyedia tenaga tehnisi atau
perusahaan yang melakukan kegiatan pemeliharaan. Biaya ini menyatakan jumlah biaya
jam kerja yang efektif untuk melaksanakan pemeliharaan dan menjadi dasar
pembayaran tenaga kerja.
Hasil perhitungan biaya tenaga kerja per jam dapat dipergunakan oleh unit kerja
pemeliharaan sebagai dasar untuk :
Mengukur efisiensi biaya pemeliharaan swakelola.
Dasar pengukuran terhadap efisiensi seluruh biaya dan produktifitas karyawan.
Alat pengukuran terhadap efektivitas manajemen tehnik.
Sebagai dasar perkiraan biaya pemeliharaan atau kontrak dengan pihak ketiga.
Walaupun ada perbedaan pada masing-masing institusi dalam sistem laporan keuangan,
ketersediaan data serta istilah-istilah yang digunakan, perhitungan biaya kerja per jam
didasarkan pada standar prinsip akutansi biaya yaitu :
Total Biaya
Biaya tenaga kerja perjam =
Jam kerja efektif
Jam kerja efektif (JKE) adalah jumlah jam kerja karyawan yang wajar untuk dibayar
dalam setahun, sehingga dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai berikut :
Produktifitas adalah perbandingan antara jumlah jam kerja yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dengan jumlah jam kerja yang tersedia.
Jumlah Jam Kerja per Tahun
Produktifitas =
Jumlah Jam Pelaksaan Kerja per Tahun
Jumlah jam kerja per tahun adalah 52 minggu x 40 jam (standar Menpan) = 2.080
jam/tahun.
Hak cuti karyawan = 80 jam
Hari besar 64 jam
Sakit 40 jam
Sehingga jam kerja per karyawan adalah : 2.080 – 80 – 64 – 40 = 1.896 jam/tahun.
Pada umumnya tingkat produktifitas antara 75 – 80 %, karena tidak berproduksi dalam
kegiatan pemeliharaan tidak selalu merupakan waktu yang terbuang percuma, internal
housekeeping, education and general departmental activities perhaps should be charge
as internal overhead. (Mahachek, 1987).
Pada kegiatan pemeliharaan perlu diperhatikan adalah biaya pengelolaan penyimpanan
suku cadang ( inventory carrying cost ), karena :
Membutuhkan ruangan penyimpanan.
Pengelolaan Suku cadang oleh petugas khusus
Kemungkinan terjadi pencurian/kehilangan.
Dapat rusak atau menjadi usang dimakan usia.
Untuk meningkatkan efisiensi biaya, kegiatan inventory carrying cost harus dievaluasi
dengan membandingkan terhadap jika suku cadang yang dibutuhkan tidak tersedia
sehingga harus dilakukan proses pengadaan. Hal ini akan berdampak pada
meningkatnya break down time dari peralatan yang akan dipelihara atau di perbaiki.
Dari uraian diatas maka biaya tenaga kerja perjam dapat di tulis dalam rumus sebagai
berikut :
Biaya tenaga kerja per jam (Rp/jam) = (Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap)/Jam Kerja
Efektif
(Biaya Tidak Tetap – Biaya Suku Cadang) + (Biaya Tetap) + (Biaya Tetap Administrasi)
=
(Jumlah Tenaga Kerja) x (Jam Kerja yang Tersedia) x (Produktifitas)
Contoh perhitungan :
Biaya tenaga kerja per jam (Rp/jam) = (Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap)/Jam Kerja
Efektif
Jadi biaya tenaga kerja per jam di rumah sakit tersebut adalah Rp. 31.274/Jam pada
produktifitas 75%. Bagaimana jika tingkat produktifitas menurun ? Menggunakan data
diatas dengan perubahan tingkat produktifitas dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Rp. 200.000
Rp. 175.000
Rp.125.000
Rp. 117.277
Rp.100.000
Rp. 93.821
10 20 30 40 50 60 70 80 90 X
Y = Biaya tenaga kerja per jam kerja dalam Rupiah.
X = Tingkat Produktifitas dalam persen.
Annulized Investment Cost menggunakan prinsip Nilai Sekarang (Present Value = PV)
akan lebih rendah dibanding dengan Nilai Dimasa Depan (Future Value = FV), karena
adanya infasi nilai uang serta dihitung dengan memperhatikan usia pakai serta usia
teknis suatu peralatan kesehatan.
Selama ini perencanaan biaya pemeliharaan dilakukan dengan menggunakan metode
persentasi dari nilai pengadaan peralatan kesehatan secara langsung, atau persentasi dari
nilai penyusutan, hal ini mengakibatkan biaya pemeliharaan suatu peralatan akan sama
selama masa pakai peralatan tersebut.
Penyusunan anggaran pemeliharaan juga sering dilakukan sebesar 15% dari nilai
penyusutan. Metode penyusunan anggaran pemeliharaan berdasarkan nilai penyusutan,
juga akan menghasilkan anggaran pemeliharaan yang tetap seperti metoda berdasarkan
harga pengadaan. Karena sistem akutansi keuangan pemerintah menerapkan metode
penyusutan garis lurus (straight line), sehingga nilai investasi suatu alat kesehatan akan
berkurang sejumlah harga pengadaan dibagi usia teknis alat kesehatan tersebut.
Sehingga nilai investasi pada tahun berjalan adalah tetap. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Dari tabel diatas terlihat bahwa anggaran pemeliharaan pada masing-masing alat
kesehatan juga adalah tetap, sehingga metode ini juga kurang tepat di terapkan
mengingat biaya pemeliharaan meningkat sesuai dengan penambahan usia pakai suatu
alat kesehatan.
Jika perencanaan anggaran dibuat berdasarkan perhitungan AIC dengan besaran 15%,
maka anggaran pemeliharaan untuk masing-masing alat kesehatan adalah :
Kegiatan dan biaya pemeliharaan sangat dipengaruhi oleh beban kerja pemeliharaan itu
sendiri. Dimana beban kerja pemeliharaan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah :
Beban kerja atau utilisasi peralatan kesehatan harus menjadi perhatian dalam menekan
beban kerja pemeliharaan, tetapi kondisi di lapangan sering akibat kurangnya jumlah
alat kesehatan menyebabkan sebagain alat kesehatan harus mengalami pembebanan
yang relatif tinggi. Suatu alat kesehatan yang bersifat mobile atau transportable dan
portable, jika terlalu sering dipindahkan juga akan menyebabkan meningkatnya beban
kerja pemeliharaan. Walaupun di sebagian rumah sakit mungkin masalah beban kerja
alat kesehatan malahan cukup rendah.
Sangat sulit untuk mengukur usia teknis alat kesehatan, karena beberapa faktor
berpengaruh terhadap usia teknis tersebut, secara umum diantaranya adalah :
- Perkembangan Tehnologi, mungkin suatu peralatan kesehatan masih berfungsi
tetapi akibat adanya perkembangan tehnologi menyebabkan peralatan tersebut
”terasa kuno”, sehingga pengguna akan mengganti peralatan kesehatan tersebut
dengan tehnologi yang lebih baru.
- Perkembangan Ilmu Kedokteran, sering terjadi suatu alat kesehatan yang masih
dapat berfungsi tetapi karena tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan atau
tuntutan dari perkembangan ilmu kedokteran, sering alat tersebut harus
diperbaharui terutama pada diagnose dan tindakan khusus. Sebagian alat kesehatan
dapat di upgrade, tetapi untuk alat kesehatan yang tidak bisa di upgrade mau tidak
mau harus diganti atau ditambah.
- Perkembangan Standar, untuk menjamin keselamatan dalam penggunaan peralatan
kesehatan pemerintah maupun organisasi profesi selalu mengkaji dan
mengembangkan standar, terutama dalam hal keselamatan (safety). Jika suatu
peralatan kesehatan telah tidak sesuai dengan standar baru yang ditetapkan, maka
peralatan kesehatan tersebut perlu diganti.
Secara umum usia teknis peralatan kesehatan disajikan pada lampiran makalah ini,
diambil dari hasil penelitian American Society for Healthcare Engineering of the
American Hospital Association-1996. Kondisi penggunaan dan pemeliharaan di
Indonesia, mungkin menyebabkan usia teknis alat kesehatan berbeda dengan hasil
- Tentukan MEL Faktor, berikut adalah MEL Faktor yang disusun oleh Logistik
Tentara Amerika dan di kutip oleh American Hospital Association.
Furniture Rumah Sakit : 80%
Peralatan Listrik Dasar : 80%
Peralatan Mekanik Dasar : 80%
Peralatan Listrikmekanik dasar : 80%
Peralatan Khusus : 90%
- Hitung dengan menggunakan rumus :
MMEL = (MEL Faktor) x (Persentasi Usia Manfaat) x (Harga Pengganti)
Contoh Perhitungan :
5.584 Jam
% Manfaat = = 40,99 %
16.064 Jam
Pilih jawaban yang benar dari pilihan jawaban pada soal berikut, lingkarilah jawaban
yang anda anggap benar.
1. Pengertian dari “biaya” pemeliharaan adalah :
Jawaban :
a. Sejumlah uang yang dikeluarkan untuk melakukan suatu kegiatan pemeliharaan.
b. Nilai uang yang telah direncanakan untuk biaya pemeliharaan
c. Seluruh pengorbanan yang dilakukan untuk melaksanakan pemeliharaan
d. a, b dan c salah.
e. a dan b benar.
6. Biaya pemeliharaan alat kesehatan berubah sesuai dengan usia pakai alat kesehatan
tersebut, sehingga sebagai dasar perencanaan anggaran pemeliharaan peralatan kesehatan
sebaiknya menggunakan :
7. Beban kerja pemeliharaan alat kesehatan di rumah sakit, dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu :
Jawaban :
a. Faktor Lingkungan
b. Faktor Human Error
c. Faktor Beban Kerja Alat Kesehatan.
d. a, b dan c benar
e. b dan c benar.
8. Usia teknis suatu alat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
Jawaban :
a. Perkembangan tehnologi alat kesehatan
b. Perkembangan ilmu kedokteran
c. Perkembangan standar alat kesehatan
d. a, b dan c benar
e. a dan c benar.
9. Sebuah Electrocardiograph dengan usia teknis 16.064 jam dibeli seharga Rp. 25.000.000
dan mulai digunakan tahun 2002. Tahun 2008 setelah digunakan selama 11.376 jam
mengalami kerusakan, agen dari alat ECG tersebut mengajukan biaya perbaikan sebesar
Rp. 9.000.000,- Harga ECG baru dengan spesifikasi sama adalah Rp. 32.500.000,- Untuk
efisiensi maka tindakan anda adalah :
Jawaban :
a. Menolak biaya perbaikan dan mengusulkan pengadaan ECG baru.
b. Menyetujui pemeliharaan dengan harga Rp. 9.000.000,-
c. Meminta persetujuan Pimpinan untuk perbaikan dengan biaya Rp. 9.000.000,-
d. a, b dan c salah
e. b dan c benar.
K. Chandra Meliala