Vous êtes sur la page 1sur 6

hukum bisnis

Arbitrase, Kepailitan, dan Anti-Monopoli

Identitas

Nama Lengkap : Harry Sumantri Hartasa

Kelas : Akuntansi C

NIM/No. Urut : F0312059 / 25


Arbitrase
Kata “arbitrase” berasal dari bahasa asing yaitu “arbitrare”. Arbitrase juga dikenal dengan
sebutan atau istilah lain yang mempunyai arti sama, seperti : perwasitan atau arbitrage (Belanda),
arbitration (Inggris), arbitrage atau schiedsruch (Jerman), arbitrage (Prancis) yang berarti
kekuasaan menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan. Arbitrase di Indonesia dikenal dengan
“perwasitan” secara lebih jelas dapat dilihat dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1950, yang
mengatur tentang acara dalam tingkat banding terhadap putusan-putusan wasit, dengan demikian
orang yang ditunjuk mengatasi sengketa tersebut adalah wasit atau biasa disebut “arbiter”.
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.30 Tahun 1999, arbitrase adalah cara penyelesaian
suatu sengketa perdata di luar pengadilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang
dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

Contoh permaslahan arbitrase di Indonesia

Presiden Republik Indonesia digugat Churchill Mining Plc di pengadilan arbitrase


internasional senilai USD 2 miliar. Perusahaan multinasional asal Inggris tersebut menggugat
karena izin usahanya dicabut Bupati Kutai Timur.

 April 2005 : Churchill Mining, Plc mencatatkan diri di Alternative Investment Market
(AIM), pasar sekunder dari London Stock Exchange.
 November 2005 : PT. Indonesia Coal Development (ICD) berdiri dengan ijin usaha di
BKPM di bidang jasa pertambangan dan geologi. Saham dimiliki Andreas Rinaldi (5%)dan
Profit Point Group Limited (95%).
 Mei 2006 : Churchill Mining, Plc dan Planet Mining, Pty. Ltd mengakuisisi saham ICD.
Saham (Churchill= 95% dan Andreas Rinaldi=5%)
 Mei 2007 : Churchill dan PT. Techno Coal Utama Prima (TCUP) mengadakan sales
agreement untuk mengambil 75% saham East Kutai Coal.
 26 November 2007 : TCUP mendapatkan hibah saham dari Ani Setiawan dan Florita atas
sahamsaham milik mereka pada PT. Ridlatama Tambang Mineral (RTM) dan PT Ridlatama
Trade Powerindo (RTP).
 28 November 2008 : Ani Setiawan dan Florita serta ICD menandatangani Investor
Agreement and Cooperation Agreement.
 Maret 2008 : Perjanjian investor dan perjanjian kerjasama antara Florita dan Ani Setiawan,
ICD, TCUP, PT. Investama Resources (IR) dan PT. Investmine Nusa Persada (INP)
 April 2008 : SK Bupati Kutai Timur tentang Kontrak Pertambangan (KP) Eksplorasi untuk
Ridlatama Group
 Februari 2009 : Laporan BPK tentang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Ridlatama Group
palsu dan overlap dengan IUP Nusantara Group.
 Juni 2009 : Anual Report Churchill: sudah drilling (meskipun belum ada IPPKH)
 September 2009 : Surat Bupati Kutai Timur ke LSX dan Churchill tentang penjelasan atas
aset batubara Indonesia milik Churchill
 Oktober 2009 : Surat kedua Bupati Kutai Timur ke LSX dan Churchill tentang penjelasan
aset batubara Indonesia milik Churchill.
 Desember 2009 : Dirjen Minerba menolak aplikasi IPPKH Eksplorasi IR dan INP karena
laporan BPK
 21 April 2010 : Surat Menteri Kehutanan tentang dugaan illegal mining di area hutan
lindung oleh Ridlatama Group
 April 2010 : ICD membeli 99,1 persen saham PT. TCUP dari Andreas Rinaldi
 4 Mei 2010 : SK Bupati Kutai Timur tentang terminasi IUP Ridlatama Group
 14 Mei 2010 : Beredar surat palsu Bupati Kutai Timur mencabut SK terminasi Ridlatama.
 Agustus 2010 : Ridlatama gugat Bupati Kutai Timur di PTUN Samarinda
 September 2010 : Sekda Propinsi Kalimantan Timur klarifikasi adanya surat pemberlakuan
kembali IUP Ridlatama
 Oktober 2010 : Bupati Kutai Timur balas surat Sekda Propinsi Kalimantan Timur tentang
klarifikasi IUP Ridlatama
 27 Januari 2011 : Investor Agreement 2007 dibatalkan atau diakhiri beserta perjanjian
turunannya seperti gadai saham dll.
 28 Januari 2011 : SK Bupati Kutai Timur tentang penghentian aktifitas dan pengosongan
lokasi kepada Ridlatama
 Maret 2011 : PTUN Samarinda menangkan Bupati Kutai Timur atas gugatan Ridlatama.
 Juni 2011 : Surat Menteri Kehutanan ke Bupati Kutai Timur tentang laporan investiagasi
ilegal mining
 8 Agustus : PTUN Jakarta menolak gugatan banding Ridlatama
 15 Agustus 2011 : ICD menggugat Andreas Rinaldi di Pengadilan Negeri Tangerang, atas
pengalihan 25 persen sahamnya di RTM kepada Ridlatama Tambang Energi. Gugatan
ditolak karena dalam klausul investor agreement, sengketa diselesaikan melalui arbitrase.
 19 Agustus 2011 : Churchill kalah di Pengadilan Tinggi (Bupati Kutai Timur versus
Ridlatama)
 16 November 2011 : Ani Setiawan dan Florita menggugat ICD, di PN Jakarta Selatan agar
ICD membatalkan hibah yang dinilai menyalahi aturan.
 Januari 2012 : Permohonan kasasi Ridlatama ditolak Mahkamah Agung
 April 2012 : Churchill menyurati Presiden tentang perlindungan dan kepastian hukum.
 22 Mei 2012 : Churcill melakukan gugatan ke International Centre for Settlement of
Investment Disputes (ICSID)

Kepailitan

Pengertian Kepailitan berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 37 Tahun 2004 adalah sita
umum terhadap semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan
oleh seorang kurator dibawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana yang diatur oleh
Undang-undang.

Contoh permasalahan kepailitan di Indonesia

Kurator pailit pemilik hotel Pena Mas terus mengejar aset perusahaan itu yang diduga
digadaikan di Bank CIMB Niaga Makassar.
Kurator Syamsul Zakir yang menangani kasus kepailitan bos hotel Pena Mas itu
mensinyalir keterlibatan Oknum CIMB Niaga Makassar dalam kasus penggelapan dan
penadahan harta pailit pemilik saham PT Griya Pena Mas yang bernama Herry Shio.
Dia menyebutkan ada empat sertifikat asli milik Herry Shio selaku pemilik hotel Pena
Mas Herry yang disimpan sebagai jaminan di Bank CIMB Niaga Makassar yang hingga saat ini
belum diserahkan kepada Kurator.
“Aset Herry yang di CIMB Niaga seharusnya sudah diserahkan untuk diproses lelang,
karena pemilik agunan itu telah dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan Niaga
Makassar,” kata Syamsul Zakaria saat ditemui Bisnis di Makassar, Kamis (18/10).
Setelah dinyatakan pailit, kata dia sertifikat hotel itu diduga digelapkan Herry Shio dan
terindikasi melibatkan oknum direksi CIMB Niaga Makassar terkait upaya menggadaikan aset
Hotel Pena Mas senilai Rp 18,94 miliar.
“Sebenarnya taksiran hotel itu sekitar Rp40 miliar, tetapi Herry hanya menggadaikan
hotel itu senilai Rp18 miliar lebih di CIMB Niaga. Kemudian oknum bernama Tommy Lybianto
yang statusnya sebagai penadah hotel itu hanya menebus sebesar Rp16 miliar,” ucap dia.
Pengalihan 50% saham hotel itu ke PT Griya Pena Mas yang dilakukan oknum penadah Tommy
Lybianto dan rekannya Lo Khie Sin tanpa melibatkan jasa kurator, menurut Syamsul pengalihan
saham itu telah melanggar Pasal 24 Undang-undang Nomor 37/2004 dan Pasal 372, 397 Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
Selain itu, Kurator juga mensinyalir adanya penggelapan saham pendirian PT Pena Mas
Hotel karena perubahan akta pendiriannya tidak melibatkan kurator.
Akta pendirian hotel Pena Mas Nomor 23 tertanggal 7 September 2009 ditemukan
adanya komposisi saham kepemilikan 50% milik Herry Shio (Direktur Pena Mas) dan 50%
sisanya milik Ferry yang menjabat sebagai komisaris di perusahaan itu.
Kemudian pihaknya juga menemukan adanya perubahan akta pendirian hotel nomor 42
tertanggal 4 Juli 2012 yang menyebutkan adanya lima orang pemilik saham yang diantaranya
tercantum nama ibunda Herry yakni Meipa Dg Baji selaku komisaris perusahaan itu bersama
Tommy Lybianto (Direktur Utama), Donni Prananto (Direktur) dan Lo Khie Sin (Komisaris) .
“Disinyalir Herry Shio dan Ferry sengaja merubah akta hotel itu dengan menghilangkan
nama-nama mereka sebagai pemilik saham. Kuat dugaan hal ini mereka lakukan untuk
menyelamatkan sebagian aset-aset mereka yang telah dipailitkan,” kata dia.

Anti-Monopoli
“Antitrust” untuk pengertian yang sepadan dengan istilah “anti monopoli” atau istilah
“dominasi” yang dipakai masyarakat Eropa yang artinya juga sepadan dengan arti istlah
“monopoli” Disamping itu terdapat istilah yang artinya hampir sama yaitu “kekuatan pasar”.
Dalam praktek keempat kata tersebut, yaitu istilah “monopoli”, “antitrust”, “kekuatan pasar” dan
istilah “dominasi” saling dipertukarkan pemakaiannya. Keempat istilah tersebut dipergunakan
untuk menunjukkan suatu keadaan dimana seseorang menguasai pasar ,dimana dipasar tersebut
tidak tersedia lagi produk subtitusi yang potensial, dan terdapatnya kemampuan pelaku pasar
tersebut untuk menerapkan harga produk tersebut yang lebih tinggi, tanpa mengikuti hukum
persaingan pasar atau hukum tentang permintaan dan penawaran pasar.

Contoh permasalahan anti-monopoli di Indonesia

Seiring dengan perkembangan, persaingan usaha , khususnya pada bidang ritel diantara
pelaku usaha semakin keras. Untuk mengantisipasinya, Pemerintah dan DPR menerbitkan
Undang Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Praktek Antimonopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat. Dengan hadirnya undang-undang tersebut dan lembaga yang mengawasi pelaksanaannya,
yaitu KPPU, diharapkan para pelaku usaha dapat bersaing secara sehat sehingga seluruh kegiatan
ekonomi dapat berlangsung lebih efisien dan memberi manfaat bagi konsumen.

Di dalam kenyataan yang terjadi, penegakan hukum UU praktek monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat ini masih lemah. Dan kelemahan tersebut ”dimanfaatkan” oleh pihak
CARREFOUR Indonesia untuk melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi PT Alfa
Retailindo Tbk. Dengan mengakuisisi 75 persen saham PT Alfa Retailindo Tbk dari Prime
Horizon Pte Ltd dan PT Sigmantara Alfindo. Berdasarkan laporan yang masuk ke KPPU, pangsa
pasar Carrefour untuk sektor ritel dinilai telah melebihi batas yang dianggap wajar, sehingga
berpotensi menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat.

Komentar saya secara keseluruhan :

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri untuk tidak
mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain
2. Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
3. Pelaku bisnis hendaknya menciptakan persaingan bisnis yang sehat
4. Pelaku bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang
5. Pelaku bisnis harus konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama

Vous aimerez peut-être aussi