Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
p-ISSN 1978-3000
The Effects of Flushing and Non Flushing on Oestrous Intensity and Conception of the Cow
ABSTRACT
The aim of this research was to determine the effect of flushing and non-flushing on oestrous intensity and
conception of the cow. There were 22 cows (12 SimPO, 10 LimPO) which were given the flushing treatment and
27 cows were given the non-flushing treatment. Treatments applied were T0 (Pennisetum purpurium + rice straw
± 30 kg), T1 (Pennisetum purpurium + rice straw ± 30 kg + concentrate 2 kg / head / day). The results showed
that the score of vulva change, behavior and uterus erection of the cow which were given the flushing and non-
flushing treatments respectively were 3; 2; 2; meanwhile the score of mucus secretion change of cow which were
given the flushing treatment was 1 and non-flushing treatment was 1.5. The oestrous intensity of the cow which
were given the flushing treatment have not shown clear performance on oestrous phase. The flushing treatment
also did not give significant effect on the conception of the cow.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas birahi dan angka kebuntingan induk sapi potong yang diberi
perlakuan flushing dan non flushing. Sebanyak 22 ekor induk sapi potong (12 ekor induk sapi SimPO, 10 ekor
induk sapi LimPO) yang di flushing dan 27 ekor induk sapi potong (14 ekor induk sapi SimPO, 13 ekor induk
sapi LimPO) yang diberi perlakuan non flushing. Perlakuan yang diujikan adalah T0 (rumput gajah+ jerami
padi±30 kg) dan T1 (rumput gajah+ jerami padi ±30kg+ konsentrat 2kg/ekor/hari). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa skor perubahan vulva, tingkah laku dan ereksi uterus induk sapi potong yang diberi
perlakuan flushing dan non flushing berturut-turut adalah 3; 2; 2 sedangkan skor perubahan sekresi lendir induk
sapi potong yang diberi perlakuan flushing 1 dan non flushing yaitu 1,5. Intensitas birahi induk sapi potong yang
diberi perlakuan flushing belum memperlihatkan penampilan jelas pada fase birahi. Perlakuan flushing juga tidak
berpengaruh nyata terhadap angka kebuntingan induk sapi potong.
Kata kunci: induk sapi potong, flushing, intensitas birahi, dan angka kebuntingan.
290 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000
Tabel 1. Perbandingan kandungan nutrisi induk sapi potong yang di-flushing dan non
flushing
Kandungan nutrien
Bahan Pakan BK PK TDN LK SK
……………………………………%................................................
Flushing
Konsentrat 11,76 15,29 70,52 7,49 20,76
Rumput 26,37 10,02 46,66 0,77 40,71
gajah 26,84 6,87 46,83 1,85 40,15
Jerami padi
Non flushing
Rumput 26,37 10,02 46,66 0,77 40,71
gajah 26,84 6,87 46,83 1,85 40,15
Jerami padi
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Diponegoro, Semarang
292 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000
dalam jumlah dan kualitas yang cukup akan Intensitas Birahi Induk Sapi Potong
menjamin kelangsungan fungsi-fungsi Berdasarkan penelitian yang telah
dalam tubuh ternak termasuk fungsi dilakukan didapatkan hasil bahwa pada saat
reproduksi. Menurut Toelihere (1981) birahi berlangsung induk sapi potong yang
bahwa kebutuhan reproduksi tidak akan di flushing dan non flushing tidak
terganggu apabila kebutuhan nutrisi untuk menunjukkan perbedaan yang nyata dengan
kebutuhan hidup pokok sudah terpenuhi. rata-rata skoring intensitas tampilan birahi
sama.
lebih baik. Khan et al. (2010) kelenjar uterus. Ketersediaan lemak dalam
menambahkan bahwa kekurangan protein tubuh dibutuhkan untuk prekursor
dalam ransum kemungkinan disebabkan pembentukan steroid, sehingga
oleh defisiensi asam amino yang berfungsi mempercepat birahi (Khodijah et al., 2014).
untuk biosintesis gonadotropin maupun
hormon gonadal. Tingkah Laku
Skor tingkah laku induk sapi potong
Sekresi Lendir yang diberi perlakuan flushing dan non
Skor sekresi lendir induk sapi flushing yaitu 2 (Tabel 2.). Pemberian
potong yang diberi perlakuan flushing yaitu pakan dapat meningkatkan aktivitas
1,5 sedangkan skor perlakuan non flushing hipothalamus dan sekresi GnRH sehingga
yaitu 1 (Tabel 2.). Hal ini menunjukkan terjadi perubahan-perubahan hormon
bahwa pemberian perlakuan flushing dapat ovarium dari alat reproduksi betina yang
meningkatkan sekresi lendir induk selama dapat merangsang timbulnya birahi.
fase birahi. Konsumsi pakan yang rendah Ovarium menghasilkan hormon estrogen
dapat menyebabkan terhambatnya yang mempunyai peran penting dalam
pembelahan sel dan gangguan pertumbuhan, intensitas birahi (Abidin et al., 2012).
produksi maupun reproduksi. Tingkah laku birahi ini dipengaruhi oleh
Pemberian pakan mempengaruhi hormon estrogen yang berperan besar
sintesa maupun pelepasan hormon dan dalam penampilan gejala-gejala birahi.
kelenjar-kelenjar endokrin. Kebutuhan Estrogen akan menstimulasi progesterone
nutrisi pakan yang semakin tercukupi untuk receptor di caudal ventromedial
kebutuhan pokok dan produksi, maka hypothalamus untuk mengaktifkan dopamin.
kebutuhan nutrisi untuk perkembangan dan Dopamin dihasilkan pada medial preoptic
perbaikan reproduksi juga tercukupi. Hal area (MPOA) karena regulasi oleh syaraf
ini disebabkan karena pakan yang di makan nitric oxide synthase (NOS) yang
ternak sebagian besar digunakan untuk mengaktifkan tingkah laku birahi. Dopamin
sintesa hormon reproduksi. Pemberian akan mempengaruhi ERα knock-out di otak
pakan secara flushing dapat mempengaruhi dan otak akan mensekresikan banyaknya
sel granulosa dalam memproduksi estrogen catecholamine yang akan mempengaruhi
dengan cara mengubah androgen menjadi tingkah laku kawin (Wersinger dan
estadiol melalui proses aromatisasi. Rissman, 2000). Yendraliza (2013)
Estrogen merupakan hormon yang berperan menyatakan bahwa tingkah laku ternak
dalam menunjukkan tanda-tanda birahi. betina pada fase birahi antara lain nafsu
pada fase proestrus serviks mengalami makan menurun, gelisah, ekor terangkat
relaksasi gradual dan semakin banyak dan melenguh. Tingkatan pemberian pakan
mensekresikan mucus yang tebal dan dapat mempengaruhi sintesa maupun
berlendir dari sel-sel goblet pada serviks pelepasan hormon dan kelenjar-kelenjar
dan vagina anterior dan dari kelenjar- endokrin. Pemberian pakan secara flushing
294 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000
secara tidak langsung dapat memberikan karena adanya kontraksi pada waktu
nutrisi tambahan untuk mensintesis hormon perkawinan serta akibat suplai darah yang
reproduksi. Protein intake rendah dapat semakin meningkat pada saat birahi
memperlambat munculnya tingkah laku sehingga peningkatan tersebut
estrus atau disebut silent heat dan dapat menyebabkan sel-sel responsif terhadap
mengurangi ketepatan konsepsi pada sapi rangsangan. Pemberian pakan secara
pedaging. flushing merupakan salah satu akibat
rangsangan dari luar yang dapat
Ereksi Uterus mempengaruhi hypothalamus untuk
Skor perubahan vulva induk sapi mengaktifkan hipofisa untuk meningkatkan
potong yang diberi perlakuan flushing dan faktor pelepas FSH dalam proses
non flushing secara keseluruhan induk sapi partumbuhan dan pematangan folikel serta
potong memperlihatkan adanya ereksi bekerjanya LH dalam merangsang
uterus yaitu 2 (Tabel 2.). Toelihere (1977) terjadinya ovulasi.
menyatakan bahwa ereksi uterus terjadi
2.5
2
Flushing
1.5
Non Flushing
1
0.5
0
Vulva Sekresi lendir Tingkah laku Ereksi uterus
Gambar 1. Grafik perbedaan intensitas birahi induk sapi potong yang di flushing dan
non flushing.
Intensitas Birahi memperlihatkan penampilan birahi yang
Berdasarkan Gambar 1. jelas karena dapat merangsang
Menunjukkan bahwa pemberian perlakuan hipothalamus, sehingga pituitary anterior
flushing induk sapi potong terhadap dapat mengeluarkan FSH dan LH yang
intensitas birahi belum memperlihatkan akan merangsang pertumbuhan folikel
penampilan jelas pada fase birahi. Hal ini untuk menjadi folikel de Graaf (Toelihere,
dimungkinkan pemberian pakan kedua 1981). Kekurangan protein dalam ransum
perlakuan tersebut belum dapat merangsang kemungkinan disebabkan oleh defisiensi
produksinya FSH. Kebutuhan pakan yang asam amino yang berfungsi sebagai
mencukupi pada induk sapi potong dapat biosintesis gonadotropin dan hormon
Tabel 3. Angka kebuntingan induk sapi potong yang di -flushing dan non flushing
Angka Pemberian Pakan
Jumlah
Kebuntingan Flushing Non Flushing
Bunting 11 (34,38%) 21 (65,62%) 32
Tidak Bunting 11(64,71%) 6 (35,29%) 17
Jumlah 22 (44,90%) 27 (55,10%) 49
296 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)
e-ISSN 2528-7109
p-ISSN 1978-3000
pertengahan masa estrus hingga pada akhir Khodijah, L., R. Zulihar, M. A. Wiryawan
estrus, yaitu 9-18 jam setelah munculnya dan D. A. Astuti. 2014. Suplementasi
estrus atau diperkirakan 12-18 jam sebelum minyak bunga matahari (Helianthus
waktu ovulasi. Perkawinan pada awal estrus annuus) pada ransum pra kawin
dan 6 jam sebelum ovulasi juga dapat terhadap konsumsi nutrien,
menurunkan angka kebuntingan (Bearden penampilan dan karakteristik estrus
dan Fuquay, 1980). domba garut. JITV. 19 (1) : 9-16.
298 | Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi (Rohmah et al., 2017)