Vous êtes sur la page 1sur 3

APPLYING THEORY TO ACCOUNTING REGULATION

1. Teori Regulasi yang Relevan terhadap Akuntansi dan Audit

1.1. Theory of Efficient Markets


 Pada pasar yang efisien, harga keseimbangan atas informasi akuntansi akan tercipta melalui
mekanisme supply & demand
 Kenyataannya pasar yang efisien tidak dapat tercipta. Terdapat ‘free rider’ sehingga tidak semua
pengguna informasi dapat dibebani biaya untuk memproduksi informasi akuntansi. Akibatnya
penyedia informasi memiliki dorongan yang lemah dalam menyediakan informasinya.
 Diperlukan intervensi dari regulator agar perusahaan memproduksi informasi yang dibutuhkan
oleh user dan memastikan terciptanya pasar modal yang efisien

1.2. Agency Theory


 Teori ini berfokus pada bagaimana hubungan antara principal (mis.pemilik) dan agen
(mis.manajer)
 Tujuan dari informasi akuntansi bisa dikategorikan untuk pertanggungjawaban dan untuk
pengambilan keputusan.
 Atkinson dan Feltham menyatakan bahwa pertanggungjawaban berkaitan dengan
1. memotivasi agen tersebut
2. mendistribusikan risiko secara efisien.

1.3. Teori Regulasi


1.3.1. Public Interest Theory
 Regulasi bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen dari terjadinya kegagalan
pasar
 Asumsi:
1. Pasar tidak sempurna, terdapat kegagalan transaksi yang membutuhkan intervensi
pemerintah
2. Kepentingan public tercermin pada tindakan legislatif
3. Ada agen yang bertindak untuk kepentingan public
4. Pemerintah merupakan pihak yang netral

1.3.2. Regulatory Capture Theory


 Tujuan regulasi untuk menjaga kepentingan publik tidak tercapai  Pihak yang diregulasi
berusaha untuk mengendalikan atau mendominasi pembuat regulasi.
 Asumsi dari teori ini:
1. Masyarakat rasional secara ekonomi. Masing-masing memburu kepentingan
pribadinya sehingga orang akan melobi regulasi yang bisa meningkatkan kekayaan
mereka.
2. Pemerintah tidak memiliki peran yang independen dalam proses pembuatan
regulasi. Pihak-pihak berkepentingan bersaing untuk mengendalikan kekuatan
pemerintah.
1.3.3. Private Interest Theory
 Regulasi mencerminkan kepentingan kelompok tertentu yang memiliki hubungan
dengan politisi
 Konstituen = demand, politisi = supply  re-election
 Regulasi bukan merupakan hasil respons pemerintah terhadap permintaan publik,
melainkan dirancang oleh kelompok yang memiliki kepentingan pribadi untuk
keuntungan pribadi mereka.

2. Penerapan Teori Regulasi

2.1. Penerapan public interest theory


 Intervensi pemerintah dalam proses penyusunan standar adalah untuk memperbaiki informasi
akuntansi dan melindungi user dari kegagalan pasar.
 Contoh: terbitnya Sarbanes-Oxley Act di Amerika merespon jatuhnya Enron dan Arthur Andersen
 Mengabaikan factor lain. Contoh: manajemen juga memiliki motivasi untuk memperbaiki kualitas
informasi.

2.2. Penerapan capture theory


 Profesi akuntansi membutuhkan legitimasi atas standar yang disusunnya sehingga standar
akuntansi harus didukung oleh legislasi.
 Profesi akuntansi merupakan kelompok elit yang berusaha mendapatkan kendali atas proses
penetapan standar untuk keuntungan mereka namun dibatasi dengan intervensi pemerintah.
 Contoh: 22 dari 23 standar yang diterbitkan oleh ASRB berasal dari usulan organisasi profesi
akuntansi. Hal ini dilihat sebagai bentuk kendali profesi akuntansi atas pemerintah sebagai
penyusun standar.

2.3. Penerapan private interest theory


 Adanya kelompok yang memiliki kepentingan pribadi yang terlibat dalam penyusunan regulasi
sehingga standar yang disusun menguntungkan kelompok tertentu
 Contoh: beberapa eksekutif perusahaan menjadi anggota dewan ASRB sehingga dapat
mempengaruhi standar agar disusun memihak kepentingan mereka

**Teori regulasi diatas tidak “mutually exclusive”

2.4. Penetapan standar sebagai sebuah proses politik


 Dianggap sebagai proses politik karena pihak-pihak yang berkepentingan berebut pengaruh
dalam penyusunan standar karena standar yang ditetapkan dapat berdampak signifikan terhadap
kemakmuran mereka.
 Contoh: diadopsinya IAS 38 - Intangible Assets di Australia dan IAS 39 – Recognition and
Measurement di Uni Eropa
3. Kerangka Kerja Regulasi Pelaporan Keuangan

Elemen:

a. Persyaratan Perundang-undangan
Pelaporan keuangan harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam perundang-undangan, antara
lain:
- Company law
- UU Pasar modal
- Standar Akuntansi Keuangan
- Undang-undang perpajakan
b. Corporate Governance
- Struktur, proses dan institusi di dalam dan sekitar organisasi yang mengalokasikan kekuasaan dan
kontrol sumber daya
- Beberapa praktik corporate governance mengikuti persyaratan hukum. Contoh: Corporate
governance UE didasarkan pada legal system negara-negara member
- Bisa juga mengikuti best practice yang telah dikembangkan oleh sektor swasta seperti governance
codes yang diadopsi Inggris dan Australia.
c. Auditor dan Pengawasan
- Auditor berfungsi untuk memberikan kepastian kualitas dari informasi laporan keuangan.
- Auditor dan praktik audit terikat oleh peraturan
d. Badan Penegak Hukum Independen
- Dibutuhkan agar hukum terlaksana secara konsisten di seluruh negara

4. Institusi Penyusun Standar Akuntansi dan Audit


 Dimulai dengan dibentuknya IASC di London pada 1973.
 Tujuannya mengembangkan standar akuntansi untuk sektor swasta yang bisa digunakan secara
global.
 Pada 2001 IASC direstrukturisasi menjadi IASB untuk meningkatkan independensi.
 Norwalk agreement  Program Konvergensi IASB dan FASB
 Dalam penyusunan SAP, tiap negara harus menyesuaikan sampai mana standar IASB akan diikuti
 Standar Audit disusun oleh organisasi profesi audit

Vous aimerez peut-être aussi