Vous êtes sur la page 1sur 4

Nama : Atina Balqin Izzah

NIM : P1337420614012

PROSEDUR KHUSUS PEMBIDAIAN

A. Pengertian Pembidaian
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan
pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan
bagian yang patah.

B. Indikasi Prosedur
1. Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup
2. Adanya kecurigaan terjadinya fraktur
3. Dislokasi persendian
4. Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu bagian tubuh
ditemukan :
a. Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi krek.
b. Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami
angulasi abnormal
c. Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera
d. Posisi ekstremitas yang abnormal
e. Memar
f. Bengkak
g. Perubahan bentuk
h. Nyeri gerak aktif dan pasif
i. Nyeri sumbu
j. Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan ekstremitas
yang mengalami cedera (Krepitasi)
k. Perdarahan bisa ada atau tidak
l. Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera
m. Kram otot di sekitar lokasi

C. Alat dan Bahan Prosedur


1. Bidai
2. Kasa Guling
3. Kapas
4. Plester/ elastic perban
5. Mitela/kain
6. Papan, bambu, dahan dsb
7. Bantal, guling, selimut
8. Karton, majalah, kain

D. Sistematika Prosedur
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedure tindakan
3. Pasang spalk pada area yang mengalami cidera (disesuaikan).
4. Pegang gulungan perban dengan tangan yang dominan dan gunakan tangan yang
lainnya untuk memegang permulaan perban pada bagian distal tubuh. Teruslah
memindahkan gulungan ke tangan yang dominan sampai perban terpasang.
5. Pasang perban dari arah bagian distal ke proksimal dengan menggunakan
berbagai variasi pemasangan untuk menutup sesuai dengan bentuk tubuh.
6. Buka gulungan perban dan regangkan sedikit. Lilitkan perban di atas lilitan
sebelumnya.
7. Fiksasi perban pertama sebelum memasang gulungan perban tambahan.
8. Mengatur posisi pasien ke posisi semula.
9. Evaluasi sirkulasi bagian distal bila pemasangan perban telah selesai dan lakukan
minimal 2 kali selama periode 8 jam.
10. Merapikan alat.
11. Mencuci tangan.

E. Hasil Pelaksanaan Prosedur


Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien didiagnosa fraktur femur dekstra.
Indikasi dilakukan pembidaian untuk mengistirahatkan bagian yang patah karena
pasien mengalami fraktur.

F. Hal yang Perlu Diperhatikan


1. Bebaskan area pembidaian dari benda-benda (baju, cincin, jam, gelang dll)
2. Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah pembidaian
dan perhatikan warna kulit ditalnya.
3. Pembidaian minimal meliputi 2 sendi (proksimal dan distal daerah fraktur). Sendi
yang masuk dalam pembidaian adalah sendi di bawah dan di atas patah tulang.
Sebagai contoh, jika tungkai bawah mengalami fraktur, maka bidai harus bisa
mengimobilisasi pergelangan kaki maupun lutut.
4. Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur maupun
dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan
gerakan. Jika terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka pembidaian dilakukan
apa adanya. Pada trauma sekitar sendi, pembidaian harus mencakup tulang di
bagian proksimal dan distal.
5. Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu dengan
traksi atau tarikan ringan ketika pembidaian. Jika saat dilakukan tarikan terdapat
tahanan yang kuat, krepitasi, atau pasien merasakan peningkatan rasa nyeri,
jangan mencoba untuk melakukan traksi. Jika anda telah berhasil melakukan
traksi, jangan melepaskan tarikan sebelum ekstremitas yang mengalami fraktur
telah terfiksasi dengan baik, karena kedua ujung tulang yang terpisah dapat
menyebabkan tambahan kerusakan jaringan dan beresiko untuk mencederai saraf
atau pembuluh darah.
6. Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama
pada daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang sekaligus untuk
mengisi sela antara ekstremitas dengan bidai.
7. Ikatlah bidai di atas dan bawah luka/fraktur. Jangan mengikat tepat di bagian
yang luka/fraktur. Sebaiknya dilakukan sebanyak 4 ikatan pada bidai, yakni pada
beberapa titik yang berada pada posisi :
a. Superior dari sendi proximal dari lokasi fraktur, diantara lokasi fraktur dan
lokasi ikatan pertama,
b. Inferior dari sendi distal dari lokasi fraktur , diantara lokasi fraktur dan lokasi
ikatan ketiga
8. Pastikan bahwa bidai telah rapat, namun jangan terlalu ketat sehingga
mengganggu sirkulasi pada ekstremitas yang dibidai. Pastikan bahwa
pemasangan bidai telah mampu mencegah pergerakan atau peregangan pada
bagian yang cedera.
9. Pastikan bahwa ujung bidai tidak menekan ketiak atau pantat.
Jika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai;
10. Harus selalu diingat bahwa improvisasi seringkali diperlukan dalam tindakan
pembidaian. Sebagai contoh, jika tidak ditemukan bahan yang sesuai untuk
membidai, cedera pada tungkai bawah seringkali dapat dilindungi dengan
merekatkan tungkai yang cedera pada tungkai yang tidak terluka. Demikian pula
bisa diterapkan pada fraktur jari, dengan merekatkan pada jari disebelahnya
sebagai perlindungan sementara

Vous aimerez peut-être aussi