Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Kompetensi Inti
K1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli, santun, (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsive, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak dan lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
K3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan factual, konseptual,
procedural dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil dan kompleks berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
K4. Menunjukan ketrampilan menalar, mengolah dan menyaji secara, efektif, kreatif produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif dan solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam 3.1.1.Membedakan konsep wilayah dan
perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, tata ruang.
dan kabupaten/kota. 3.1.1.1 Wilayah Formal
3.1.1.2 Wilayah Fungsional
3.1.1.3 Tata Ruang
3.1.1.4 Perwilayahan
3.1.2.Menjelaskan perencanaan tata ruang
wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota
3.1.2.1 Rencana Tata Ruang Nasional
Provinsi dan Kabupaten/Kota
4.1 Membuat peta pengelompokan penggunaan lahan 4.1.1.Menyajikan peta pengelompokan
di wilayah kabupaten/ kota/provinsi berdasarkan penggunaan lahan di wilayah
data wilayah setempat kabupaten/ kota/provinsi
berdasarkan data wilayah setempat
4.1.2.Membuat peta pengelompokan
penggunaan lahan di wilayah
kabupaten/ kota/provinsi
berdasarkan data wilayah setempat
1
C. Tujuan
Melalui pembelajaran berbasis aktivitas diharapkan peserta didik mampu: memahami konsep
wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota. Menyajikan peta pengelompokan penggunaan lahan di wilayah kabupaten/
kota/provinsi berdasarkan data wilayah setempat mengembangkan Nilai karakter religiositas,
kemandirian dan gotong royong.
D. Materi Pembelajaran
1. Konsep wilayah dalam perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
2. Konsep perwilayahan dalam perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.
E. Pendekatan: Saintifik
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
F. Model : Cooperatif Learning
G. Media:
1. Buku Geograi kelas XII
2. Gambar
Alat:
1. Papan tulis
2. Laptop
3. LCD Proyektor
Sumber:
1. Buku Geografi Kelas XII
2
H. KegiatanPembelajaran
1. Pertemuan 1
Indikator pencapaian kompetensi
3.1.1.Membedakan konsep wilayah dan tata ruang
3.1.1.1 Wilayah Formal
3.1.1.2 Wilayah Fungsional
3.1.1.3 Tata Ruang
Langkah pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (2 x 45 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
● Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Membedakan konsep wilayah formal, fungsional dan tata ruang
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Menyampaikan tujuan Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
dan Menyajikan materi wilayah formal, fungsional dan tata ruang dengan cara :
informasi → Melihat dan mengamati
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi
dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang
berhubungan dengan wilayah formal, fungsional dan tata ruang
→ Mendengar
Pemberian materi wilayah formal, fungsional dan tata ruang
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi : wilayah formal, fungsional dan tata ruang
3
Membentuk kelompok → Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
→ Kelompok berisi siswa yang heterogen secara kemampuan agar lebih dinamis
→ siswa duduk sesuai kelompoknya
KEGIATAN LITERASI
Bekerja dalam Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
kelompok telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi wilayah formal, fungsional dan tata ruang yang
sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan
mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi wilayah formal, fungsional dan tata ruang.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi wilayah formal, fungsional dan tata ruang
COLLABORATION (KERJASAMA)
YOLANDA GANI
451415034
5
2. Pertemuan 2
Indikator pencapaian kompetensi
3.1.1.Membedakan konsep wilayah dan tata ruang
3.1.1.4 Perwilayahan
Langkah pembelajaran
1. Pertemuan Ke-2 (2 x 45 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
● Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Perwilayahan
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
KEGIATAN LITERASI
Menyampaikan tujuan Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
dan Menyajikan materi Perwilayahan dengan cara :
informasi → Melihat dan mengamati
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi
dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang
berhubungan dengan Perwilayahan
→ Mendengar
Pemberian materi Perwilayahan
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
Membentuk kelompok mengenai
→ Guru membagimateri : Perwilayahan
siswa dalam beberapa kelompok
→ Kelompok berisi siswa yang heterogen secara kemampuan agar lebih dinamis
→ siswa duduk sesuai kelompoknya
6
KEGIATAN LITERASI
Bekerja dalam Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
kelompok telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Perwilayahan yang sedang dipelajari dalam
bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Perwilayahan.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi Perwilayahan
COLLABORATION (KERJASAMA)
7
Guru:
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Perwilayahan
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar
diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Perwilayahan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik.
YOLANDA GANI
451415034
8
3. Pertemuan 3
Indikator pencapaian kompetensi
3.1.2.Menjelaskan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
3.1.2.1 Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan Kabupaten/Kota
Langkah pembelajaran
1. Pertemuan Ke-3 (2 x 45 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
● Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Rencana Tata Ruang
Nasional Provinsi dan Kabupaten/Kota
● Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan
● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
● Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung
● Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
KEGIATAN LITERASI
Menyampaikan tujuan Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
dan Menyajikan materi Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan cara :
informasi → Melihat dan mengamati
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
→ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi
dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang
berhubungan dengan Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan
Kabupaten/Kota
→ Mendengar
Pemberian materi Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan Kabupaten/Kota
→ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi : Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan Kabupaten/Kota
9
Bekerja dalam KEGIATAN LITERASI
kelompok
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang
telah diidentifikasi melalui kegiatan:
→ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
→ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
→ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari
kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan Kabupaten/Kota
COLLABORATION (KERJASAMA)
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
YOLANDA GANI
451415034
11
Lampiran Materi
Materi : Konsep Wilayah dan Perwilayahan dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/kota
Indikator : 3.1.1.Membedakan konsep wilayah dan tata ruang.
3.1.1.1 Wilayah Formal
3.1.1.2 Wilayah Fungsional
3.1.1.3 Tata Ruang
3.1.1.4 Perwilayahan
3.1.2.Menjelaskan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota
3.1.2.1 Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan Kabupaten/Kota
Region adalah suatu wilayah yang memiliki ciri-ciri keseragaman gejala internal
(internal uniformity) atau fungsi yang membedakan wilayah tersebut dengan wilayah lain.
Ciri-ciri keseragaman tersebut dapat berupa kenampakan sosial maupun kenampakan fisik.
Kenampakan sosial antara lain berupa kegiatan perekonomian/mata pencaharian, bentuk
pemerintahan, bentuk kebudayaan, atau kenampakan fisik, yang dapat berupa keseragaman
iklim, kesamaan topografi (dataran, pegunungan, lembah, dan lain-lain), kesamaan lokasi
geografis, dan lain-lain.
Wilayah formal adalah suatu wilayah yang dicirikan berdasarkan keseragaman atau
homogenitas tertentu. Oleh karena itu, wilayah formal sering pula disebut wilayah seragam
(uniform region). Homogenitas dari wilayah formal dapat ditinjau berdasarkan kriteria fisik
atau alam ataupun kriteria sosial budaya.
Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada kesamaan topografi, jenis
batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya, wilayah pegunungan kapur (karst), wilayah beriklim
dingin, dan wilayah vegetasi mangrove. Adapun wilayah formal berdasarkan kriteria sosial
12
budaya, seperti wilayah suku Asmat, wilayah industri tekstil, wilayah Kesultanan Yogyakarta,
dan wilayah pertanian sawah basah.
Wilayah fungsional adalah wilayah yang dicirikan oleh adanya kegiatan yang saling
berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional. Misalnya, Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang secara fisik memiliki kondisi yang
berbeda (heterogen) namun secara fungsional saling berhubungan dalam memenuhi
kebutuhan hidup penduduk di setiap wilayah.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan Kota Jakarta, kota di sekitarnya seperti
Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor menjadi wilayah penyangga bagi pertumbuhan dan
perkembangan Kota Jakarta. Dalam pengertian lain Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor
merupakan suatu wilayah fungsional bagi pertumbuhan dan perkembangan Jakarta. Demikian
pula dengan Jakarta merupakan wilayah fungsional bagi pertumbuhan dan perkembangan
wilayah-wilayah di sekitarnya termasuk Bogor, Depok,Tangerang, dan Bekasi.
Secara umum kota merupakan wilayah fungsional yang berperan dalam memenuhi
kebutuhan penduduk pedesaan di sekitarnya. Demikian pula desa merupakan wilayah
fungsional yang berperan dalam menyokong pemenuhan kebutuhan hidup penduduk kota.
Dengan demikian, antara kota dan desa walaupun secara fisik berbeda namun secara
fungsional selalu saling berhubungan.
C. Perwilayahan
i. River Basin
Regionalisasi berdasrkan azas river basin adalah penentuan suatu permukaan bumi
sebagai suatu region berdasarkan satuan lahan aerah aliran sungai (DAS) atau watershed.
River basin adalah daerah yang menjadi tempat presipitasi air hujan yang dibatasi oleh igir-
igir, sehingga air huja terkonsentrasi melalui berbagai anak sungai menuju sungai utama yang
merupakan satu outlet menuju ke laut.
13
DAS merupakan satuan ekosistem yang kompleks dan luasnya dapat melebihi luas wilayah
administrative kabupaten, meskipun mungkin tidak selalu demikian tetapi pada umumnya
DAS lebih luas dari wilayah administrative kabupaten.
ii. Similarity
Azas similarity atau azas kesamaan, ada yang menyebutnya sebagai azas homoginity
adalah suatu dasar untuk menentukan bahwa suatu bagian permukaan bumi dinyatakan
sebagai suatu region karena memiliki karakteristik yang homogin atau kesamaan tertentu baik
secara fisik maupun budaya (kultur). Secara fisik aspek yang menjadi ciri khas kesamaan
dapat berupa letak geografis, fisiografis (bentuk lahan, jenis tanah, geologis), klimatologis,
keterkaitan dengan kondisi fisiografis dengan daerah lain. Kesamaan secara kultur dapat
berupa mata pencaharian, adat istiadat, latar belakang sejarah, ideologis, tingkat peradaban,
dan lain-lain. Kedua aspek similaritas ini dapat berlaku secara sendiri-sendiri dan dapat pula
secara komplementar. Region yang terwujud karena similaritas komplementer biasanya
soliditasnya lebih kuat. Kesamaan secara fisik saja tidak cukup untuk dianggap sebagai region
yang solid, karena banyak bukti menunjukkan banyak wilayah-wilayah di permukaan bumi
ini yang secara fisik sebagai satu region tetapi defacto menjadi tidak satu region.
iii. Functionality
Suatu bagian permukaan bumi dapat dinyatakan sebagai sebuah region karena
memiliki kesamaan fungsi. Suatu daerah memiliki fungsi tertentu bila dikaitkan dengan
daerah lainnya. Fungsi tersebut muncul karena adanya perbedaan potensi fisik, budaya atau
perpaduan antara fisik dan budaya. Suatu daerah dapat dinyatakan sebagai penghasil
tembakau, pengimpor beras, pengekspor minyak, dan lain-lain. Di daerah perkotaan ada
daerah yang disebut pusat kota, pusat bisnis, dan lain-lain. Penamaan tersebut karena secara
sistemik, terdapat daerah yang menghasilkan suatu komoditi dan ada daerah yang
mengkonsumsi komoditi. Demikian pula bagian dari wilayah kota, ada yang tidak menjadi
pusat, ada daerah kota yang tidak berfungsi sebagai pusat bisnis dan sebaliknya. Termasuk
dalam penamaan kota dan desa, keduanya dapat dianggap mempunyai fungsi yang berbeda,
sehingga keduanya menjadi region sendiri-sendiri dalam satu sistem.
iv. Adhoc
Adalah penentuan region berdasarkan salah satu kesamaan karakter yang dimiliki oleh
bagian tertentu dari permukaan bumi yang bersifat relative/tidak tetap atau sementara, karena
ada peristiwa tertentu atau untuk tujuan tertentu.. Suatu daerah dapat dianggap sebagai satu
region oleh hanya satu atau lebih kesamaan bahkan kesamaan tersebut dapat diciptakan untuk
maksud tertentu. Contoh regionalisasi berdasar azas adhoc adalah region endemic flu burung,
region A dan B yang berbeda secara administrative dapat menjadi satu region karena
keduanya sama-sama terjangkit flu burung.
Contoh lainnya adalah region pemilihan dalam pemilihan umum. Penentuan suatu
daerah pemilihan ditentukan atas dasar kepentingan kemudahan koordinasi dan manajemen
pemilu. Setelah pemilu selesai regionalisasi tersebut selesai. Hanya saja regioanlisasi secara
adhoc ini tidak selamanya bersifat sementara seperti dalam contoh penentuan daerah pemilu,
tetapi dapat bersifat tetap meskipun aspek yang menjadi dasar regionalisasi hanya bersifat
relative.
14
v. Nodal
Suatu wilayah/region dapat diidentifikasi sebagai suatu satuan wilayah yang terbentuk
karena adanya jaringan interaksi antar pusat-pusat kegiatan, dalam hal produksi, distribusi,
dan pelayanan. Dalam konsep geografi, nodal biasa digunakan untuk menggambarkan system
kota-kota atau system pusat-pusat permukiman. Dalam system ini, pusat-pusat kegiatan
mempunyai hierarkhi, orde, atau eselon (Son Diamar dalam Jacub Rais, 2004).
Berdasarkan konsepsi wilayah nodal tersebut, maka dapat saja terjadi suatu region
nodal mencakup sua atau lebih daerah kabupaten/propinsi, misalnya salah satu propinsi
ditentukan sebagai orde I, sedangkan dua propinsi lainnya menjadi sub-ordinatnya, yakni
pusat orde II.
vi. Metropolitan
Metro (mater, mather, induk), jadi suatu wilayah dapat diidentifikasi sebagai wilayah
metropolitan berdasarkan adanya satuan wilayah perkotaan yang terdiri dari satu atau lebih
kota induk beserta beberapa kota satelit di sekitarnya, yang saling berhubungan membentuk
satu kesatuan social, ekonomi, dan ekologi perkotaan. Contoh wilayah metropolitan adalah
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi), Surabaya Raya yang dikenal
dengan sebutan Gerbang Kertosusilo (Gersik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan
Lamongan.
vii. Pengelolaan
Satuan wilayah ini ditentukan berdasarkan suatu hukum, seperti undang-undang atau
lainnya, menjadi yurisdiksi, dan atau wilayah “kewenangan” dan tanggung jawab
pengelolaan, untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya adalah wilayah administratif
pemerintah daerah (pemda), wilayah otorita, daerah khusus, dan lain-lain.
Karena pulau-pulau saat ini telah terpisah, maka penyatunya adalah dasar laut,
sehingga menjadi benua dasar laut yang harus dikelola secara terpadu. Tetapi karena luasnya
benua laut ini, maka wilayah benua maritime Indonesia dibagi menjadi wilayah-wilayah yang
lebih kecil yang dinamakan wilayah kemaritiman. Dalam wilayah kemaritiman terdapat
berbagai wilayah seperti DAS, wilayah homogin, wilayah nodal, mungkin beberapa wilayah
metropolitan, yang berinteraksi melalui laut. Dengan paradigm ini, maka laut bukan sebagai
pemisah, tetapi laut sebagai penyatu. Laut mengintegrasikan antar wilayah darat (Son Diamar
dalam Jakub Rais, 2004).
D. Tata Ruang
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman sistem
15
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Sebaiknya kita melihat isi dari Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan
Ruang, untuk mengetahui lebih pasti definisi dari tata ruang seperti yang terjabarkan dalam
uraian dibawa ini:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
4. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan
maupun yang menunjukkan adanya hierarki dan keterkaitan pemanfaatan ruang. Rencana Tata
Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang berupa rencana – rencana kebijaksanaan
pemanfaatan ruang secara terpadu untuk berbagai kegiatan. Contoh peruntukan ruang antaran
lain:
16
Dari pengertian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan tentang mengapa diperlukan
penyusunan rencana tata ruang, yaitu:
17
Struktur ruang wilayah nasional:
1. Kawasan lindung.
2. Kawasan budi daya.
3. Kawasan strategis nasional.
Secara lengkap mengenai perencanaan tata ruang wilayah nasional bisa kalian ketahui
dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam penyusunannya harus mengacu pada
RTRWN, pedoman bidang penataan ruang, dan rencana pembangunan jangka panjang
daerah.
Isi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi memuat:
18
5. Arahan pemanfaatan ruang wilayah yang berisi indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan;
6. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan
peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi.
Tujuan penataan ruang wilayah provinsi merupakan arahan perwujudan ruang wilayah
provinsi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
1. Sebagai dasar untuk memformulasi kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
provinsi;
2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW provinsi;
3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
provinsi.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang
yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi
penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana
pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten.
19
Materi : Konsep Wilayah dan Perwilayahan dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/kota
Indikator : 3.1.1.Membedakan konsep wilayah dan tata ruang.
3.1.1.1 Wilayah Formal
3.1.1.2 Wilayah Fungsional
3.1.1.3 Tata Ruang
3.1.1.4 Perwilayahan
3.1.2.Menjelaskan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota
3.1.2.1 Rencana Tata Ruang Nasional Provinsi dan Kabupaten/Kota
Soal evaluasi
1. Jelaskan perbedaan konsep wilayah
a. Wilayah Formal
b. Wilayah Fungsional
c. Tata Ruang
d. Perwilayahan
2. Bagaimana perencanaan tata ruang
a. wilayah nasional,
b. provinsi, dan
c. kabupaten/kota
Kunci Jawaban
1. Perbedaan konsep wilayah
a. Wilayah Formal
Wilayah formal adalah suatu wilayah yang dicirikan berdasarkan keseragaman
atau homogenitas tertentu. Oleh karena itu, wilayah formal sering pula disebut
wilayah seragam (uniform region). Homogenitas dari wilayah formal dapat
ditinjau berdasarkan kriteria fisik atau alam ataupun kriteria sosial budaya.
Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada kesamaan topografi,
jenis batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya, wilayah pegunungan kapur (karst),
wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi mangrove. Adapun wilayah
formal berdasarkan kriteria sosial budaya, seperti wilayah suku Asmat, wilayah
industri tekstil, wilayah Kesultanan Yogyakarta, dan wilayah pertanian sawah
basah.
b. Wilayah Fungsional
Wilayah fungsional adalah wilayah yang dicirikan oleh adanya kegiatan yang
saling berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional.
Misalnya, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang
secara fisik memiliki kondisi yang berbeda (heterogen) namun secara
fungsional saling berhubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup penduduk di
setiap wilayah. Hubungan antarpusat kegiatan pada umumnya dicirikan dengan
adanya arus transportasi dan komunikasi yang pada akhirnya menunjang
pertumbuhan dan perkembangan dari setiap wilayah tersebut. Pada awal
perkembangannya, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi merupakan
kota-kota yang terpisah dan tidak saling memengaruhi.
c. Tata Ruang
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik
direncanakan maupun tidak. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat
permukiman sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
20
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
d. Perwilayahan
Perwilayahan adalah proses membagi ruang menjadi beberapa bagian. Untuk
melakukan regionalisasi (perwilayahan) suatu bagian permukaan bumi dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara, yakni dengan menggunakan aspek
tertentu yang dimiliki secara bersama-sama oleh bagian-bagian permukaan
bumi tersebut, sehingga antar bagian permukaan bumi tersebut menjadi relatif
homogin. Secara umum regionalisasi bagian-bagian permukaan bumi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan 4 dasar, yakni: river basin, similarity,
functionality, dan adhoc.
2. Perencanaan tata ruang
a. wilayah nasional,
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan
jangka panjang. Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah
20 (dua puluh) tahun, ditinjau kembali satu kali dalam lima tahun.
b. provinsi,
rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam
penyusunannya harus mengacu pada RTRWN, pedoman bidang penataan
ruang, dan rencana pembangunan jangka panjang daerah.
c. kabupaten/kota
rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi
tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur
ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan
kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten,
dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Pedoman Penskoran
No Bobot
1 50
2 30
Bobot Maksimum 80
21
Lampiran 2
Instrumen Penilaian Pengetahuan
Tes tulis
No Kompetensi Dasar Materi Level Indikator Soal No.
Kognitif Soal
1. 3.1.1 Memahami konsep Konsep C4 1. Siswa dapat 1
wilayah dan Wilayah dan membedakan 4
pewilayahan dalam Perwilayaha konsep wilayah dan
perencanaan tata n dalam tata ruang.
ruang wilayah Perencanaan
nasional, provinsi, Tata Ruang
dan Wilayah C2 2. Siswa dapat 2
kabupaten/kota. Nasional, menjelaskan
Provinsi dan Perencanaan Tata
Kabupaten/k Ruang Wilayah
ota Nasional, Provinsi
dan Kabupaten/kota
22
Lampiran 3
Instrument Penilaian Keterampilan
Ruang lingkup:
1. Karya portofolio adalah hasil kerja tugas kelompok
2. Karya dalam bentuk laporan hasil observasi, mengasosiasi dan membuat peta
persewilayah dan perwilayahan,
3. Penilaian karya portofolio dilaksanakan sejak mengumpukan informasi hingga
penyajian
Tugas Proyek
1. Tentukan ketua kelompok dan tunjuk satu sekertaris
2. Tentukan cara mengumpulkan informasi
3. Secara berkelompok mengumpulkan informasi berupa wilayah dan perwilayahan
4. Setelah mengumpulkan informasi Setiap kelompok mengolah informasi tersebut dan
membuat laporan hasil kerja kelompok dalam bentuk tabel
5. Secara bergantian setiap kelompok menyajikan/mempresentasikan laporan hasil
observasi, kelompok lain memberi tanggapan
6. Susunan laporan:
a. Nama kelompok
b. Nama anggota kelompok
c. Tektik/lokasi mengumpilkan informasi
d. Alat dan bahan
e. Pembahasan wilayah dan perwilayahan
f. Kesimpulan
23
Format Penilaian
Mata Pelajaran : Geografi
Materi : Konsep Wilayah dan Perwilayahan dalam Perencanaan
Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/kota
Hari/Tanggal :
Nama Kelompok :
Anggota Kelompok :
Kelas : XII IPS
Hasil Penilaian
Baik Cukup Kurang
No. Aspek
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1 PERSIAPAN:
a. Membentuk organisasi kelompok
b. Menetukan teknik mengumpukan data
c. Menentukan peralatan yang digunakan
2 PELAKSANAAN
a. Mengunjungi lokasi yang telah ditentukan
b. Melaksanakan pengumpulan data
c. Mengolah informasi yang telah dikumpulkan
Menyusun laporan
d. Memajang laporan dalam bentuk tabel
e. Mempresentasikan laporan hasil kerja klp
3 LAPORAN TUGAS
a. Kelengkapan sistematika
b. Pendukung laporan
c. kebenaran
Skor Maksimum 33
Nilai = Skor Perolehan× 100
33
Penilaian Hasil kerja/Laporan
Keterangan/rubrik pengisian skor:
3. Baik = terpenuhi dengan baik
2. Cukup = terpenuhi tapi kurang tepat
1. Kurang.= tidak terpenuhi
24
Instrument Penilaian Sikap
Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Tapa
Tahun Pelajaran : 2018-2019
Kelas/semester : XI IPS 2 /Ganjil
Mata pelajaran : Geografi
Waktu Tindak
No Nama Peserta Didik Kejadian prilaku Butir sikap Pos/neg
lanjut
1 +
2
3
4
5
…
25