Vous êtes sur la page 1sur 1

ANALISIS MASALAH

1. Kurangnya fasilitas pendidikan untuk disabilitas :


“...beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta memberikan akses terbatas kepada calon
mahasiswa baru yang ingin mendaftar. Lembaga tersebut, memiliki keterbatasan dalam
penyediaan fasilitas bagi para penyandang disabiitas (sidiq dalam sholeh, 2015,
hlm.294).
2. Tidak mampu melakukan aktivitas sosial.
- Tuna rungu tidak bisa bersosial dengan baik karena tidak bisa mendengar.
- Tuna wicara tidak bisa berkomunikasi dengan baik karena tidak bisa berbicara.
- Tuna netra tidak mampu memahami lingkungan sekitar dengan baik, karena tidak
dapat melihat.
- Dll.
3. Tidak mampu melakukan pekerjaan rumah tangga.
4. Tidak mampu melakukan aktivitas pekerjaan (profesi).
5. Tidak mampu melakukan aktivitas sehari – hari.

Referensi :
Irwanto, dkk. (2010). Analisis Situasi Penyandang Disabilitas di Indonesia: Sebuah Desk-
Review. Depok : Pusat Kajian Disabilitas FISIP UI.
Sholeh, A. 2015. Islam dan Penyandang Disabilitas : Telaah Hak Aksesibilitas Penyandang
Disabilitas dalam Sistem Pendidikan di Indonesia. Jurnal PALASTREN, 8 (2) 293-319.
Sidiq, D. M. 2007. “Mahasiswa Difabel di Perguruan Tinggi” dalam Sekar Ayu Aryani (ed.).
Desain Pembelajaran Sensitif Difabel. Yogyakarta: IIS PPS UIN.

Vous aimerez peut-être aussi