Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Workpapers harus dapat dilacak informasinya dari satu workpaper ke workpaper yang
lainnya dengan mudah oleh Independent Reviewer. Untuk itu, workpapers harus
memberi referensi ke workpapers yang lain dan audit program. Cross-referencing yang
efektif dapat mengurangi kebutuhan untuk menduplikasi data. Setiap file workpapers
4
harus memuat daftar isi. File pertama juga harus berisi ringkasan daftar isi dan dapat
mengidentifikasi semua file yang ada.
C. Types of Workpapers
Untuk macam-macamengagement dapat didokumentasikan dalam berbagai jenis
workpapers. Berikut ini merupakan beberapa jenisworkpapers yang umum digunakan:
a. Planning document dan audit program.
Pada umumnya ada program terpisah untuk setiap tahap engagement (planning,
evaluation of design, testing, reporting). Audit program harus disetujui sebelum
pekerjaan dimulai dan penyesuaian harus disetujui segera. Tes yang tidak
dilakukan harus dijelaskan.
b. Narasi mengenai hal yang dikatakan dalam wawancara atau pertemuan.
Hal ini termasuk salinan email atau memo yang berisi konfimasi atas apa yang
dikatakan dengan client.
c. Struktur organisasi, kebijakan dan prosedur, dan deskripsi pekerjaan.
d. Risk/control matrices, flowchart, procedural narratives, checklists, control
questionnaires, atau deskripsi lain dari proses dan kontrol.
e. Salinan kontrak penting dan perjanjian.
f. Salinan source documents seperti purchase orders dan invoices.
g. Salinan catatan klien seperti trial balances dan exception reports.
h. Surat konfirmasi dan pernyataan.
i. Foto, diagram, dan grafis lainnya.
j. Test and analyses of transactions.
k. Results of analytical review procedures.
l. Ringkasan kesimpulan di akhir setiap segmen workpapers.
m. Audit observation workpapers.
n. Audit reports dan management replies.
o. Relevant audit correspondence.
p. Job administration documents seperti time budgets dan worksheets alokasi sumber
daya.
q. Permanent or carry-forward files yang berisi informasi penting.
D. Sample Workpapers
5
Exhibit 12-1 sampai dengan Exhibit 12-10 menggambarkan sampel segmen yang
berasal dari audit aktual dari fungsi teknis. Workpapers yang digunakan sangat rinci,
tetapi teknik yang digunakan sangat umum. Segmen workpapers pertama yang
diilustrasikan dalam Exhibit 12-1 memuat tujuan dari kegiatan, informasi latar belakang,
dan diskusi tentang sistem pengendalian. Tujuan dari aktivitas akan mengarahkan
pendekatan yang dilakukan auditor dalam melakukan review. Informasi latar belakang
memuat cukup banyak detail untuk menyediakan tes yang dipahami. Penjelasan tentang
sistem pengendalian didukung oleh flowchart yang sederhana.
Pernyataan tujuan berkaitan dengan tujuan dari kegiatan audit. Ruang lingkup
pernyataan tersebut menunjukan sumber informasi atau catatan yang digunakan dalam
tes dan teknik pemilihan sampel yang digunakan.
Observasi ini menjawab setiap item yang ada dalam pernyataan tujuan. Mereka
menyediakan informasi yang sebenarnya, karena hal itu penting untuk review
selanjutnya untuk membedakan antara fakta yang dapat dibuktikan dan hal-hal yang
berkaitan dengan penilaian audit. Opini ini mencakup seluruh observasi dan
menyediakan penilaian auditor tentang observasi tersebut. Rekomendasi yang diberikan
mencakup semua kekurangan pada perjanjian yang signifikan dan mengindikasikan
tindakan yang diambil oleh klien untuk meningkatkan kondisi yang membutuhkan
perbaikan.
Contoh daftar pendukung:
The area’s organization chart (Exhibit 12-2)
A flowchart of the process (Exhibit 12-3)
A summary of the tests performed and results obtained (Exhibit 12-4)
A detailed list of the exceptions found (Exhibit 12-5)
The tests performed (Exhibit 12-6 through Exhibit 12-8)
The corrective actions taken by management during the engagement (Exhibit
12-9 and Exhibit 12-10)
6
Exhibit 12-1
7
8
`
Exhibit 12-2
9
Exhibit 12-3
Exhibit 12-4
10
Exhibit 12-5
Exhibit 12-6
11
Exhibit 12-7
Exhibit 12-8
12
Exhibit 12-9
Exhibit 12-10
13
E. Audit Observation Workpapers
Workpapers perlu mendapatkan perhatian khusus, karena proses pemikiran
yangdigunakan dalam mengembangkanworkpapers merupakan hal yang penting dalam
profesiinternal audit. Nilai lebih dari hasil audit sangat dipengaruhi oleh proses
pemikiran yang dilakukan.
Workpapers dalam observasi audit sebaiknya ditulis dalam format yang dapat
memastikan bahwa semua informasi penting telah tertulis dan semiripmungkin dengan
final report.
Kebanyakan pengamatan audit adalah mengenai kekurangan. Format yangdigunakan
untuk mendokumentasikan kekurangan tersebut berbeda antara satu aktivitasinternal
auditdengan yang lain, tapi hal yang penting adalah format tersebut dikembangkan
dengan menggunakan five-attribute approach, dan kelima atribut harusada dalam
workpapers. Kelima atribut tersebut adalah:
1. Condition
Condition menjawab pertanyaan “What is?” Condition menggambarkan
situasiyang sebenarnya yang dialami selama proses observasi. Ketika
mengidentifikasikondisi yang ada, auditor harus yakin bahwa semua fakta relevan
sudahdipertimbangkan dan kondisi tersebut didukung dengan bukti yang kuat. Hal
terpenting dalammendokumentasikan sebuah kondisi adalah data harus akurat,
lengkap, dan digambarkan secara jelas dan setepat mungkin.
2. Criteria
Criteria menjawab pertanyaan “What ought to be?” Criteria merupakan
standar,pengukuran atau ekspektasi yang digunakan dalam mengevaluasi. Dalam
banyakkasus, kriteria dapat berupa penerapan internal control, seperti separation
of duties, atau dual controlpada aset. Pada kasus lainnya, kriteria menggunakan
praktik bisnis sebagai ukuran dimana definisi mengenai kriteria tersebut harus
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman auditor yang profesional. Pada kasus
lainnya, kriteria yang digunakan harus masuk akal (common sense). Semakin jauh
auditor dari kriteria objektif, semakin kontroversial pengamatannya oleh karena itu,
auditor harusyakin pada pemikirannya mengenai praktik bisnis yang baik
dibandingkan sekedar mengandalkan personal preference atau apa yang mereka
lihat.Auditor harus bersiap untuk dapat meyakinkan manajemen akanvaliditas dan
pemikiran dibalik sudut pandang yang digunakan.
14
3. Effect
Effect menjawab pertanyaan “So what?” atau “Why does this observation
matter?”.Effect merupakan salah satu dari dua atribut penting. Internal Auditor
akan mendapatkan masalah ketika mereka melihat kondisi yang tidak seharusnya
dan langsung menarik kesimpulan bahwa hal ini merupakan masalah yang serius,
untuk itu auditor harus mempertimbangkan apa dampak dari masalah tersebut.
Mereka harus dapat membedakan bahaya yang berpotensi dapat terjadi dan bahaya
yang sesungguhnya. Jika memungkinkan, effect sebaiknyadiekspresikan secara
kuantitatif. Namun jika tidak dapat diungkapkan secarakuantitatif, maka auditor
harus selalu bertanya “So what?” sampai semua ancamandapat diungkapkan
secara jelas. Klarifikasi effect dapat menyelamatkan auditor darihilangnya
kredibilitas ketika effect yang ditemukan tidak signifikan. Sebaliknya, jikaeffect
yang ditemukan signifikan maka pihak manajemen akan meresponnya
denganserius.
4. Cause
Cause adalah atribut yang terpenting.Cause menjawab pertanyaan “Why does this
condition exists?”. Tetapi, auditor harus mengingat dampak darimasalah tersebut.
Bila dampaknya lebih kecil dari biaya yang diperlukan untukmenyelesaikan
masalah teresebut, bisa jadi manajemen memutuskan bahwa lebihbaik masalah ini
tidak terlalu diutamakan, sehingga auditor hanya perlumemberitahu masalah ini
saja. Bila dampaknya signifikan, maka auditor harusmendalami attribute ini hingga
menemukan akar permasalahannya.Jika cause teridentifikasi, maka manajemen
dapat mengambil tindakan untukmencegah terjadinya condition serupa dimasa
depan.
5. Recommendation
Recommendation menjawab pertanyaan “What is to be done?”.Recommendation
harus merujuk pada cause, bukan hanya condition. Walaupun rekomendasi
merupakan istilah yang sering digunakan. Dalam recommendation, pendekatan
yang terbaik bukan auditor yangmembuat rekomendasi lalu manajemen merespon,
tetapi sebisa mungkin auditor danmanajer bekerja sama untuk merencanakan
tindakan yang akan diambil.
Hal penting bagi auditor dalam mengembangkan observasi harus menggunakan five-
attribute approach dan harus berurutan, dengan urutan sebagaiberikut:
15
a. Auditor melihat condition tidak sesuai dengan criteria;
b. Auditor mengidentifikasi effect dari permasalahan dengan menanyakan “So what?”,
bila effectnya tidak signifikan,auditor cukup melaporkan temuannya saja dan
mencantumkannya di workpapers;
c. Jika effectnya signifikan, auditor harus menanyakan “Why?” untuk mencari
causenya;
d. Membuat recommendation yang merujuk pada cause.
F. Electronic Workpapers
Sebagian besar kegiatan internal audit dibuat dalam workpapers dalam bentuk
elektronik, dokumen hard copy dan dalam bentuk scan document diikutsertakan ketika
dibutuhkan. Sebagian juga, digunakan dalam bentuk common word processing,
spreadsheet, dan database software, dan juga menggunakan software yang didesain
khusus untuk melakukan audit internal.
Sebagian kegiatan internal audit juga menggunakan kertas dan pensil dalam
workpapers. Prinsip, panduan, dan contoh yang dijelaskan pada bab ini diterapkan pada
workpapers yang sudah disiapkan pada format tersebut baik elektronik maupun manual.
Format apapun yang dipakai, setiap workpapers harus dicek ulang oleh CAE atau pihak
yang bertanggung jawab dalam mendesain workpapers tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
17