Vous êtes sur la page 1sur 5

NAMA : MUHAMAD ANDRI P.

NIM : 1402025009
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN (A)
MATA KULIAH : KAPITA SELEKTA PEMERINTAHAN

 Pengertian Pemerintah Daerah

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah


daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem
dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.)

Pemerintahan daerah dalam rangka mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan maka Pemda menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, pelayanan umum,
dan daya saing daerah. Pengertian Pemerintah Daerah menurut pasal 1 angka 3 Undang-Undang
No. 23 Tahun 2014 adalah Kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah berbeda dengan penyelenggaraan pemerintahan di pusat
yang terdiri atas lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, penyelenggaraan pemerintahan
daerah dilaksanakan oleh DPRD dan kepala daerah. DPRD dan kepala daerah berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang diberi mandat rakyat untuk
melaksanakan urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah.

Lain hal nya dengan C.F Strong yang menyebutkan bahwa pemerintahan daerah adalah
organisasi dimana diletakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi.
Pemerintahan dalam arti luas merupakan sesatu yang lebih besar daripada suatu badan atau
kelompok.

 Penyelenggaraan pemerintah daerah adalah


Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah salain terdapat unsur
staf yang membantu kepala daerah juga terdapat unsur pelaksana pemerintah daerah unsur
staf dan unsur pelaksana tersebut adalah sekretariat daerah dinas-dinas daerah.
 Sarundajang yang mengkaji Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah menjelaskan alasan
perlunya pemerintahan daerah di Indonesia yakni:
1. Alasan Sejarah
Secara historis eksistensi pemerintahan daerah telah dikenal sejak masa
pemerintahan kerajaan-kerajaan nenek moyang dahulu sampai pada sistem pemerintahan
yang diberlakukan oleh pemerintah jajahan. Demikian pula mengenai sistem
kemasyarakatan dan susunan pemerintahannya mulai dari tingkat desa, kampung, nagari,
atau dengan istilah lainnya sampai pada puncak pimpinan pemerintahan. Disamping itu
upaya membuat perbandingan sistem pemerintahan yang berlaku di beberapa negara lain,
juga amat penting untuk dijadikan pertimbangan bagi pembentukan pemerintahan daerah.
2. Alasan Situasi dan Kondisi Wilayah
Secara geografis, wilayah negara Indonesia merupakan gugusan kepulauan yang
terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang satu sama lain dipisahkan oleh selat, laut
dan dikelilingi lautan yang amat luas. Kondisi wilayah yang demikian ini, mempunyai
konsekuensi logis terhadap lahirnya berbagai suku dengan adat istiadat, kebiasaan,
kebudayaan daan ragam bahasa daerahnya masing-masing.
3. Alasan Keterbatasan Pemerintah
Pemerintahan negara, berfungsi menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan
yang sifatnya umum. Jika diperhadapkan pada kenyataan bahwa kemampuan pemerintah
memiliki keterbatasan, maka pertimbangan pendelegasian kewenangan kepada unit
pemerintahan di daerah-daerah tidak terhindarkan lagi. Sebab tidaklah mungkin
pemerintah dapat menangani semua urusan yang mendiami ribuan pulau yag tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Hal ini membawa konsekuensi logis terhadap kesiapan dan
kemauan politik pemerintah untuk turut menyertakan personel, perangkat dan
pembiayaan dalam urusanurusan pemerintahan yang telah diserahkan tersebut.
4. Alasan Psikologis dan Politis
Alasan politis dan psikologis ini memang tepat, karena sejarah telah membuktikan
bahwa sekian lamanya kita hidup di bawah pemerintahan penjajah, semata-mata
hidupnya disebabkan satu faktor utama, yakni lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa
pada waktu itu.
 Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan Pasal 20 Ayat (2)
Undang-Undang 1945, maka dikenal 3 asas penyelenggaraan pemerintahan:
a. Asas desentralisasi, adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
NKRI.
b. Asas dekonsentrasi, adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada Gubernur, sebagai wakil pemerintah kepada instansi vertikal di wilayah
tertentu.

c. Asas pembantuan, adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari
pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

 Berdasarkan asas umum pemerintahan ini, yang menjadi urusan pemerintahan daerah
meliputi berikut:

1. Bidang legislasi, yakni atas prakarsa sendiri membuat peraturan daerah (Perda) dan
peraturan kepala daerah yang meliputi Perda provinsi kabupaten/kota.

2. Masalah perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah adalah suatu
sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan
bertanggungjawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.

3. Perancangan APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang


ditetapkan dengan peraturan daerah.
 Pemberian Kekuasaan Yang Diberikan Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum pembentukan
Pemerintahan Daerah dan penyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan
kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah. Dalam menentukan
kewenangan yang dimiliki oleh daerah, berlaku teori residu, kewenangan daerah merupakan
sisa dari semua kewenangan setelah dikurangi lima kewenangan yang dimiliki oleh
pemerintah pusat. Dengan demikian berarti kewenangan yang dimiliki daerah tidak
terhingga, sehingga setiap daerah dapat menyelenggarakan kewenangan sebanyak-
banyaknya tergantung kebutuhan dan kemampuan daerah yang bersangkutan.
Pada dasarnya pembentukan daerah dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian pada
daerah serta sebagai pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan politik di daerah. Perjalanan otonomi
daerah ditandai dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang dinyatakan pada tanggal 4 mei 1999. Perubahan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 terjadi akibat pasca reformasi perubahan UUD 1945 mulai dari
perubahan pertama sampai perubahan keempat.
 Pembagian urusan pemerintahan di Indonesia, pada hakikatnya dibagi dalam 3 kategori,
yakni Urusan Pemerintahan Absolut, Urusan Pemerintahan Konkuren, dan Urusan
Pemerintahan Umum.
1. Urusan Pemerintahan Absolut
Urusan pemerintahan absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan absolut meliputi: Politik
luar negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan fiskal nasional, kebijakan
makro ekonomi, Agama.
2. Urusan Pemerintahan Konkuren
Urusan pemerintahan konkuren merupakan urusan pemerintahan yang dibagi
antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.Urusan
pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah menjadi dasar pelaksanaan otonomi
daerah.Dengan demikian, pada setiap urusan yang bersifat konkuren ini senantiasa ada
bagian urusan yang menjadi wewenang pemerintah pusat dan ada bagian urusan yang
diserahkan kepada provinsi, dan ada pula bagian urusan yang diserahkan kepada
kabupaten/kota..
 Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas:
1. Urusan Pemerintahan Wajib
2. Urusan Pemerintahan Pilihan
3. Urusan pemerintahan umum
 Hubungan Wewenang Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Hubungan kewenangan, antara lain bertalian juga dengan cara pembagian urusan
penyelenggaraan pemerintahan atau cara menentukan urusan rumah tangga daerah. Cara
penentuan ini akan mencerminkan suatu bentuk otonomi terbatas atau otonomi luas.
 Dapat digolongkan sebagai otonomi terbatas apabila:
1. Pertama,urusan-urusan rumah tangga daerah ditentukan secara katagoris dan
pengembangannya diatur dengan cara-cara tertentu pula.
2. Kedua,apabila sistem supervisi dan pengawasan dilakukan sedemikian rupa, sehingga
daerah otonom kehilangan kemandirian untuk menentukan secara bebas cara-cara
mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya.
3. Ketiga, sistem hubungan keuangan antara pusat dan daerah yang menimbulkan halhal
seperti keterbatasan kemampuan keuangan asli daerah yang akan membatasi ruang gerak
otonomi daerah.
 Hubungan Wewenang Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada
daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Melalui otonomi luas,
daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga harus mampu
menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah pusat, artinya harus
mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah Negara dan tetap tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan Negara (Bagir Manan,
2004:32-33).

Vous aimerez peut-être aussi