Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SEKT
OR KONTRUKSI
SUB SEKTOR SIPIL
JABATAN KERJA GEODETIC ENGINEER OF BUILDING
OR KONTRUKSI
SUB SEKTOR SIPIL
JABATAN KERJA GEODETIC ENGINEER OF BUILDING
KATA PENGANTAR
Penyusunan Modul Pelatihan (Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi) untuk jabatan kerja
Ahli Muda Perencana Irigasi mengacu kepada SKKNI Ahli Muda Perencana Irigasi, yang
dalam penjabarannya kepada program pelatihan tertuang pada Kurikulum Pelatihan Berbasis
Kompetensi (KPBK). Penyusunan KPBK dilakukan dengan mengindentifikasi Unit-unit
Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang merupakan dasar rumusan penyusunan
kurikulum dan silabus pelatihan.
Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai
upaya memenuhi kompetensi standar seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut
diatas, sehingga dimungkinkan adanya tambahan materi-materi lainnya untuk lebih
meningkatkan kompetensi dari standar yang dipersyaratkan setiap jabatan kerja
Penyusunan modul ini melalui beberapa tahapan diantaranya Focus Group Discusion serta
Workshop yang melibatkan para nara sumber, praktisi, pemangku jabatan serta stakeholder.
Dengan keterbatasan pelibatan stakeholder terkait dalam proses penyusunan modul ini, dan
seiring dengan perkembangan dan dinamika teknologi konstruksi kedepan, maka tetap
diupayakan penyesuaian dan perbaikan secara berkelanjutan sejalan dengan
dilaksanakannya pelatihan dengan menggunakan modul ini dilapangan melalui respon
peserta pelatihan, instruktur , asesor serta semua pihak.
Pada kesempatan ini disampaikan banyak terimakasih kepada tim penyusun yang telah
mencurahkan segala kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan modul ini, serta semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan modul pelatihan ini.
PUSAT PEMBINAAN
KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................................... 1
BAB I
PENGANTAR
3) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban
dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja.
e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Penerapan materi pelatihan
1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:
a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan.
b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban /
tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku
Kerja.
2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan
adalah:
a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.
e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
3. Melaksanakan kegiatan 3.1 Bahan yang akan dilaporkan dalam PKM dan
pertemuan konsultasi angket (daftar pertanyaan) kepada pemilik
dengan masyarakat (PKM) kepentingan (Stakeholder), disusun dengan
cermat sesuai tujuan pertemuan.
3.2 Tempat, waktu dan panitia penyelenggara
PKM serta wakil pemilik kepentingan yang
akan diundang, direncanakan dengan cermat .
3.3 Semua masukan dari masyarakat dan instansi
terkait, termasuk hal-hal yang telah disepakati
dicatat dengan cermat.
3.4 Laporan hasil kegiatan PKM dibuat sesuai
format dan prosedur yang telah ditetapkan.
4. Mengorganisasi data 4.1 Data dan informasi baik yang dihasilkan dari
perencanaan survei dan investigasi lapangan maupun hasil
pertemuan dengan masyarakat diperiksa
dengan cermat.
4.2 Hasil pemeriksaan data dan informasi baik
yang dihasilkan dari survei dan investigasi
lapangan maupun hasil pertemuan dengan
masyarakat dipilah sesuai dengan kebutuhan
perencanaan irigasi.
4.3 Semua data hasil pemilahan dirangkum secara
cermat.
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 3
BAB III
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
keirigasian Materi untuk masyarakat b. Undang-
disusun dengan kegiatan tentang ke- undang
cermat sosialisasi irigasi-an tentang
1) Dapat kepada 2. Menjelaskan Pengelolaan
menjelaskan masyarakat tentang tata SDA.
tujuan kegiatan tentang cara c. Peraturan
sosialisasi kepada keirigasian mengidentifikas Pemerintah
masyarakat dengan cermat i materi untuk tentang Irigasi
tentang ke-irigasi- kegiatan
an sosialisasi
2) Mampu kepada
mengidentifikasi masyarakat
materi untuk 3. Menjelaskan
kegiatan tentang cara
sosialisasi kepada menyusun
masyarakat materi untuk
3) Mampu kegiatan
menyusun materi sosialisasi
untuk kegiatan kepada
sosialisasi kepa- masyarakat
da masyarakat tentang ke-
tentang ke-irigasi- irigasi-an
an 4. Menjelaskan
4) Harus mampu tentang tata
bersikap cermat cara
dan teliti dalam menyiapkan
menyiapkan materi untuk
materi untuk kegiatan
kegiatan sosiali- sosialisasi
sasi kepada kepada
masyarakat masyarakat
tentang ke-irigasi- tentang ke-
an irigasi-an
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
tempat dan waktu
pelaksanaan
sosialisasi
2.3 Saran dan Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 5 menit
masukan dari pembelajaran 2. Diskusi tentang kriteria Perencanaan
masyarakat terkait sesi ini, peser- yang termasuk Irigasi 01 s.d.
dengan ta dapat keirigasian dari 07 dan B01-
keirigasian dicatat Mencatat Saran saran dan 02.
sebagai data dan masukan masukan b. Undang-
1) Dapat dari masyarakat masyarakat undang
menjelaskan terkait dengan 2. Menjelaskan tentang
kriteria yang keirigasian cara memilah Pengelolaan
termasuk sebagai data saran dan SDA.
keirigasian dari masukan yang c. Peraturan
saran dan terkait dengan Pemerintah
masukan keirigasian tentang Irigasi
masyarakat 3. Menjelaskan
2) Mampu cara mencatat
memilah saran saran dan
dan masukan masukan dari
yang terkait masyarakat
dengan terkait dengan
keirigasian keirigasian
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam mencatat
saran dan
masukan dari
masyarakat terkait
dengan
keirigasian
2.4 Laporan hasil Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
sosialisasi dibuat pembelajaran 2. Diskusi tentang isi Perencanaan
sesuai format dan sesi ini, peser- laporan Irigasi 01 s.d.
prosedur yang ta dapat sosialisasi 07 dan B01-
telah ditetapkan Membuat 2. Menjelaskan 02.
1) Dapat Laporan hasil format laporan b. Undang-
menjelaskan isi sosialisasi sosialisasi yang undang
laporan sesuai format digunakan tentang
2) Dapat dan prosedur 3. Menjelaskan Pengelolaan
menjelaskan yang telah cara menyusun SDA.
format laporan ditetapkan laporan hasil c. Peraturan
yang digunakan sosialisasi Pemerintah
3) Mampu sesuai format tentang Irigasi
menyusun laporan dan prosedur
hasil sosialisasi
sesuai format dan
prosedur
4) Harus mampu
bersikap vermat
dan teliti dalam
menyusun laporan
hasil sosialisasi
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
merencanakan personal panitia
waktu yang tepat untuk
untuk penyelenggara
penyelenggaraan an PKM
PKM
4) Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan
personal panitia
untuk
penyelenggaraan
PKM
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
merencanakan
penyelenggaraan
PKM
3.3 Semua masukan Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 5 menit
dari masyarakat pembelajaran 2. Diskusi tujuan Perencanaan
dan instansi sesi ini, peser- melakukan Irigasi 01 s.d.
terkait, termasuk ta mampu pencatatan 07 dan B01-
hal-hal yang Mencatat terhadap 02.
telah disepakati Semua semua b. Undang-
dicatat dengan masukan dari masukan dari undang
cermat masyarakat masyarakat tentang
1) Dapat dan instansi dan instansi Pengelolaan
menjelaskan terkait, terkait SDA.
tujuan termasuk hal- 2. Menjelaskan c. Peraturan
melakukan hal yang telah cara Pemerintah
pencatatan disepakati, mengumpulkan tentang Irigasi
terhadap semua dengan semua
masukan dari cermat masukan dari
masyarakat dan masyarakat
instansi terkait dan instansi
2) Mampu terkait dengan
mengumpulkan cermat
semua masukan
dari masyarakat
dan instansi
terkait dengan
cermat
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
mencatat semua
masukan dari
masyarakat dan
instansi terkait
3.4 Laporan hasil Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
kegiatan PKM pembelajaran 2. Diskusi kegunaan Perencanaan
dibuat sesuai sesi ini, peser- laporan hasil Irigasi 01 s.d.
format dan ta mampu kegiatan PKM 07 dan B01-
prosedur yang membuat 2. Menjelaskan 02.
telah ditetapkan laporan hasil cara b. Undang-
1) Dapat kegiatan PKM mengaplikasika undang
menjelaskan sesuai format n laporan hasil tentang
kegunaan dan prosedur kegiatan PKM Pengelolaan
laporan hasil yang telah dalam SDA.
kegiatan PKM ditetapkan perencanaan c. Peraturan
2) Mampu irigasi Pemerintah
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
mengaplikasikan 3. memilah tentang Irigasi
laporan hasil laporan hasil
kegiatan PKM kegiatan PKM
dalam yang akan
perencanaan digunakan
irigasi sebagai data
3) Mampu perencanaan
memilah laporan
hasil kegiatan
PKM yang akan
digunakan
sebagai data
perencanaan
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menggunakan
laporan hasil
kegiatan PKM
pada
perencanaan
irigasi
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
investigasi perencanaan
lapangan 4. Menjelaskan
3) Mampu cara memilah
mengoleksi data data dan
dan informasi informasi baik
baik hasil survei hasil survei
maupun maupun
investigasi investigasi
lapangan sesuai lapangan
kebutuhan sesuai
perencanaan kebutuhan
4) Mampu perencanaan
memilah data
dan informasi
baik hasil survei
maupun
investigasi
lapangan sesuai
kebutuhan
perencanaan
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memilih data dan
informasi baik
hasil survei
maupun
investigasi
lapangan sesuai
kebutuhan
perencanaan
4.2 Hasil Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
pemeriksaan pembelajaran 2. Diskusi jenis data dan Perencanaan
data dan sesi ini, peser- hasil pemilihan Irigasi 01 s.d.
informasi baik ta mampu dari informasi 07 dan B01-
yang dihasilkan memilah hasil maupun 02.
dari survei dan pemeriksaan investigasi b. Undang-
investigasi data dan lapangan undang
lapangan informasi baik sesuai dengan tentang
maupun hasil yang kebutuhan Pengelolaan
pertemuan dihasilkan dari perencanaan SDA.
dengan survei dan irigasi c. Peraturan
masyarakat investigasi 2. Menjelaskan Pemerintah
dipilah sesuai lapangan cara tentang Irigasi
dengan maupun hasil mengoleksi
kebutuhan pertemuan hasil pemilihan
perencanaan dengan data dan
irigasi irigasi masyarakat, informasi hasil
1) Dapat sesuai dengan survey maupun
menjelaskan kebutuhan investigasi
jenis data dan perencanaan lapangan
hasil pemilihan irigasi irigasi sesuai dengan
dari informasi kebutuhan
maupun perencanaan
investigasi irigasi
lapangan sesuai 3. Menjelaskan
dengan cara menyusun
kebutuhan hasil pemilihan
perencanaan data dan
irigasi informasi hasil
2) Mampu survey maupun
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
mengoleksi hasil investigasi
pemilihan data lapangan
dan informasi sesuai dengan
hasil survey kebutuhan
maupun perencanaan
investigasi irigasi
lapangan sesuai 4. Menjelaskan
dengan cara
kebutuhan menyiapkan
perencanaan hasil pemilihan
irigasi data dan
3) Mampu informasi hasil
menyusun hasil survey maupun
pemilihan data investigasi
dan informasi lapangan
hasil survey sesuai dengan
maupun kebutuhan
investigasi perencanaan
lapangan sesuai irigasi
dengan
kebutuhan
perencanaan
irigasi
4) Harus dapat
bersikap cermat
dan teliti dalam
Menyiapkan hasil
pemilihan data
dan informasi
hasil survey
maupun
investigasi
lapangan sesuai
dengan
kebutuhan
perencanaan
irigasi
4.3 Semua data hasil Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
pemilahan pembelajaran 2. Diskusi data hasil Perencanaan
dirangkum sesi ini, peser- sosialisasi dan Irigasi 01 s.d.
secara cermat ta mampu pertemuan 07 dan B01-
1) Dapat merangkum konsultasi 02.
menjelaskan semua data dengan b. Undang-
data hasil hasil masyarakat undang
sosialisasi dan pemilahan, sesuai tentang
pertemuan secara cermat kebutuhan Pengelolaan
konsultasi perencanaan SDA.
dengan irigasi c. Peraturan
masyarakat 2. Menjelaskan Pemerintah
sesuai cara memilah tentang Irigasi
kebutuhan data hasil
perencanaan sosialisasi dan
irigasi pertemuan
2) Mampu konsultasi
memilah data dengan
hasil sosialisasi masyarakat
dan pertemuan sesuai
konsultasi kebutuhan
dengan perencanaan
masyarakat irigasi
sesuai 3. Menjelaskan
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
kebutuhan cara menyusun
perencanaan data hasil
irigasi sosialisasi dan
3) Mampu pertemuan
menyusun data konsultasi
hasil sosialisasi dengan
dan pertemuan masyarakat
konsultasi hasil sosialisasi
dengan dan pertemuan
masyarakat hasil sesuai
sosialisasi dan kebutuhan
pertemuan perencanaan
sesuai irigasi
kebutuhan 4. Menjelaskan
perencanaan cara
irigasi menyiapkan
4) Harus mampu data dan
bersikap cermat informasi
dan teliti dalam dengan cermat
Menyiapkan data dan teliti
dan informasi
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
4) Mampu asi data hasil
mengidentifikasi analisis
data hasil analisis geoteknik
hidrometri 6.Menjelaskan
5) Mampu tentang data
mengidentifikasi hasil analisisis
data hasil analisis kapabilitas
geoteknik tanah
6) Mampu 7. Menjelaskan
mengidentifikasi cara
data hasil analisis mengidentifik
kapabilitas tanah asi data hasil
7) Mampu pengukuran
mengidentifikasi 8. Menjelaskan
data hasil tata cara
pengukuran mengidentifik
8) Mampu asi data hasil
mengidentifikasi analisis
data hasil analisis demografi
demografi 9. Menjelaskan
9) Mampu cara
mengidentifikasi mengidentifik
data hasil analisis asi data hasil
sosial ekonomi analisis sosial
10) Harus mampu ekonomi
bersikap cermat
dan teliti dalam
mengidentifikasi
semua data
perencanaan
5.2 Data hasil analisis Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 20 menit
hidrologi berupa pembelajaran 2. Diskusi tentang data Perencanaan
water balance, sesi ini, peserta hasil analisis Irigasi 01 s.d.
kebutuhan air mampu hidrologi 07 dan B01-
disawah, pola memeriksa data 2. Menjelaskan 02.
tanam dan tata hasil analisis tentang data b. Undang-
tanam yang hidrologi berupa water balance undang
optimum diperiksa water balance, 3. Menjelaskan tentang
dengan benar dan kebutuhan air di tata cara Pengelolaan
teliti sawah, pola menerapkan SDA.
1) Dapat tanam dan tata ekosistem c. Peraturan
menjelaskan data tanam yang dalam Pemerintah
hasil analisis optimum, pengelolaan tentang Irigasi
hidrologi dengan benar SDA sesuai
2) Mampu dan teliti ketentuan
menunjukkan data 4. Menjelaskan
water balance tentang data
3) Mampu data pola
menunjukkan data tanam dan
kebutuhan air tata tanam
disawah yang optimum
4) Mampu 5. Menjelaskan
menunjukkan data cara
pola tanam dan mengidentifik
tata tanam yang asi data hasil
optimum analisis
5) Harus mampu hidrologi
bersikap cermat dengan
dan teliti dalam cermat dan
mengidentifikasi teliti
data hasil analisis
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Unjuk Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
hidrologi
5.3 Semua data hasil Pada akhir 1. Ceramah 1.Menjelaskan a. Kriteria 10 menit
pemeriksaan pembelajaran 2. Diskusi tentang Perencanaan
diklasifikasikan sesi ini, peserta semua jenis Irigasi 01 s.d.
sesuai dengan mampu data hasil 07 dan B01-
kebutuhan mengklasifikasi identifikasi 02.
sebagai data kan semua data sebagai data b. Undang-
perencanaan hasil perencanaan undang
definitif pemeriksaan, 2. Menjelaskan tentang
1) Dapat sesuai dengan cara Pengelolaan
menjelaskan kebutuhan mengklasifika SDA.
semua jenis data sebagai data sikan data c. Peraturan
hasil identifikasi perencanaan hasil Pemerintah
sebagai data definitif identifikasi tentang Irigasi
perencanaan dengan
2) Dapat cermat dan
menjelaskan cara teliti
mengklasifikasikan 3.Menjelaskan
data hasil cara
identifikasi mengelompok
3) Mampu kan data
mengelompokkan sesuai
data sesuai kebutuhaan
kebutuhaan rancangan
rancangan
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
mengklasifikasikan
data hasil
identifikasi
Diskusi:
Dilakukan setelah selesai penjelasan atau ceramah untuk setiap materi yang diajarkan
BAB IV
4.1 Umum
Bab ini berisi uraian mengenai kegiatan persiapan pengumpulan data
perencanaan, pelaksanaan sosialisasi tentang keirigasian kepada masyarakat,
pelaksanaan kegiatan Pertemuan Konsultasi dengan Masyarakat (PKM),
pengorganisasian data perencanaan, serta penetapan data perencanaan.
a. Data Hidrometeorologi
1). Parameter
Parameter-parameter hidrologi yang sangat penting untuk perencanaan
jaringan irigasi adalah:
1. Curah hujan
2. Evapotranspirasi
3. Debit puncak dan debit harian
4. Angkutan sedimen.
Ahli irigasi sendiri harus yakin bahwa parameter hidrologi itu benar-
benar telah memadai untuk tujuan-tujuan perencanaan.
Dalam Tabel 4.1. diringkas parameter perencanaan terkait data-data
hidrologi dan kriteria perencanaan.
Untuk analisis curah hujan efektif, curah hujan di musim kemarau dan
penghujan akan sangat penting artinya. Untuk curah hujan lebih, curah
hujan di musim penghujan (bulan-bulan turun hujan) harus mendapat
perhatian tersendiri. Untuk kedua tujuan tersebut data curah hujan
harian akan dianalisis untuk mendapatkan tingkat ketelitian yang dapat
diterima. Data curah hujan harian yang meliputi periode sedikitnya 10
tahun akan diperlukan. Analisis curah hujan yang dibicarakan di sini
juga disajikan pada Tabel 4.1
a.1.2. Evaportanspirasi
Analisis mengenai evaporasi diperlukan untuk menentukan besarnya
evapotranspirasi tanaman yang kelak akan dipakai untuk menghitung
kebutuhan air irigasi dan, kalau perlu untuk studi neraca air di daerah
aliran sungai. Studi ini mungkin dilakukan bila tidak tersedia data aliran
dalam jumlah yang cukup.
Jika saluran irigasi primer bisa rusak akibat banjir sungai, maka
perentase kemungkinan tak terpenuhi sebaiknya diambil kurang dari
4%, kadang-kadang turun sampai 1%.
b. Data Topografi
Studi Awal dan Studi ldentifikasi didasarkan pada peta-peta yang ada.
Pengukuran pemetaan merupakan kegiatan yang dimulai di dalam Studi
ldentifikasi sampai tahap perencanaan pendahuluan suatu proyek.
Bila peta itu dibuat dengan cara pemetaan ortofoto, pada umumnya
skala peta diambil 1:5000. Jika tidak, skala peta harus 1:2000 agar peta
tersebut dapat dipakai. untuk tujuan-tujuan perencanaan tersier. Jika
tidak, skala peta sebaiknya 1:2000. Persyaratan Teknis untuk
Pengukuran Topografi (Bagian PT-02) dan Standar Penggambaran (KP
- 07) memberikan detail-detail yang lebih terinci.
b) Ketelitian planimetris:
Identifikasi lapangan dilakukan relatif sampai titik yang sudah
ditentukan di lapangan dan ketepatan peta sekitar 1 mm dapat
diterima.
c) Jaringan irigasi dan pembuang :
Bila jaringan irigasi yang baru akan dibangun pada jaringan yang
sudah ada, maka jaringan lama ini juga harus ikut diukur.
d) Beberapa titik di sungai pada lokasi bendung akan dicakup dalam
pengukuran topografi.
e) Batas-batas administratif kecamatan dan desa akan digambar.
f) Data-data dasar tanah seperti misalnya tipe medan, jenis utama
vegetasi dan cara pengolahan tanah, daerah-daerah berbatu
singkapan, atau daerah-daerah yang berpasir dan berbatu-batu
akan dicatat.
g) Kalau peta-peta topografi yang dibuat juga akan dipakai untuk
perencanaan tersier, saluran-saluran kecil yang ada akan diukur
pula.
Yang disebut terakhir ini tidak hanya terbatas sampai pada bangunan
utama saja, tetapi harus dilakukan sampai hulu dan hilir dari lokasi ini.
Seluruh informasi akan dievaluasi dan dituangkan pada peta
pendahuluan dengan skala 1:50.000, atau lebih besar lagi.
Lahan pertanian basah lazim disebut dengan sawah. Ciri-ciri umum dari
sawah adalah sebagai berikut:
a. Dari setiap petak sawah dibatasi oleh pematang. Pematang
tersebut ada yang lurus ada pula yang berbelok.
b. Permukaannya selalu datar atau topografinya rata meskipun di
daerah bergunung-gunung atau berbukit.
c. Biasa diolah atau dikerjakan pada kondisi jenuh air atau berair.
d. Kesuburannya lebih stabil daripada lahan kering sehingga
memungkinkan diolah secara intensif tanpa adanya penurunan
produktivitas yang drastis.
e. Secara umum produktivitasnya lebih tinggi daripada lahan kering
f. Sawah umumnya mempunyai sumber perairan yang relatif teratur
kecuali sawah tadah hujan. Tanaman yang utama diusahakan
adalah padi sawah.
Arahan kebijakan pada dasrnya meliputi tata guna tanah, tata guna air,
tata guna udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.
Dalam analisis tata guna lahan, satuan lahan atau unit lahan
merupakan satuan ekologi yang unik dan dapat berfungsi sebagai dasar
segmentasi dalam ruang. Suatu satuan lahan dibedakan dengan yang
lainnya melalui satuan pemetaan (peta) lahan (land mapping unit).
Dari sekian banyak data yang ada, kebutuhan akan suatu data sangat
dipengaruhi oleh jenis kegiatan perencanaan irigasi yang akan dikerjakan.
Untuk memudahkan dalam menggunakan data, maka para perencana
perlu menyusun daftar kebutuhan data apa saja yang dibutuhkan untuk
perencanaan suatu bangunan irigasi.
Supaya kegiatan sosialisasi dapat berjalan lancar dan mudah serta dapat
dipahami oleh masyarakat petani maka perlu kecermatan dan ketelitian
dalam menyiapkan materi untuk kegiatan sosialisasi kepada masyarakat
tentang keirigasian.
Sebagai contoh salah satu tempat yang cocok untuk melakukan sosialisasi
tentang keirigasian, adalah di balai desa/ kelurahan. Hal ini dikarenakan
lokasi tersebut umumnya sudah dikenal dan mudah dijangkau oleh
masyarakat setempat. Lokasi di atas bisa dipilih jika di wilayah yang
bersangkutan belum terbentuk komisi irigasi. Sedangkan untuk wilayah
yang komisi irigasinya sudah terbentuk, maka segala keperluan untuk
kegiatan sosialisasi akan difasilitasi oleh komisi irigasi, termasuk masalah
tempat/ lokasi sosialisasi.
Hal berikutnya yang juga mempunyai arti penting dan bakal suksesnya
sosialisai adalah peserta sosialisasi terutama dari petani setempat.
Perwakilan petani, setidaknya untuk 1 calon blok tersier harus diwakili 1-2
petani. Sehingga aspirasi dan suara dari pemanfaat irigasi (petani) bisa
terwakilkan.
Salah satu contoh saran dan masukan dari masyarakat yang termasuk
keirigasian adalah mengenai keterlibatan petani penggarap dalam
pengelolaan air irigasi. Hal ini bisa berupa saran dan masukan mengenai
lokasi bendung, arah saluran, posisi bangunan bagi/ bangunan sadap,
overall layout, saluran pembuang, dan lain-lain.
Saran juga dapat berua solusi terhadap program yang akan dilaksanakan;
apakah bisa difasilitasi (oke), tidak bisa difasilitasi, atau harus melalui
kompromi, misalnya ½ difasilitasi dan ½ tidak difasilitasi. Saran dalam
bentuk teknis, apakah pembangunan saluran irigasi dan bendung, sert a
bangunan lain dilakukan secara bertahap atau sekaligus. Sedangkan
contoh saran yang berupa non-teknis dapat berupa alternative pengalihan
saluran yangmelewati jalur yang tidak disetujui masyarakat (kuburan,
petilasan, dll).
8) Kesimpulan
9) Dokumentasi
10) Lampiran atau data pendukung lainnya.
Sebagian dari bahan atau materi pendukung PKM dapat dibuat dalam
bentuk kuesioner atau angket yang ditujukan kepada pemilik kepentingan
untuk mendapatkan respon dan masukan terkait rencana keirigasian.
Salah satu materi pokok yang terdapat dalam angket yang ditujukan
kepada pemilik kepentingan dapat berupa kesepakatan terhadap rencana
perubahan kawasan menjadi daerah irigasi.
Mengingat hasil PKM akan mempunyai peran yang penting sebagai media
untuk memperoleh data tambahan dalam penyusunan rancangan daerah
irigasi dan pola pengelolaan sumber daya air di suatu wilayah sungai,
maka diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menyiapkan bahan yang
akan dilaporkan dalam PKM dan angket.
4.4.3 Membuat catatan atas masukan dari masyarakat dan instansi terkait
Masukan dari masyarakat dan instansi terkait pada saat kegiatan PKM
sangatlah penting dan oleh karena itu perlu dicatat dengan rapi. Tujuan
dilakukannya pencatatan terhadap semua masukan dari masyarakat dan
instansi terkait adalah agar setiap masukan atau saran dari masyarakat
dan instansi terkait dapat didokumentasi dan dikumpulkan untuk keperluan
analisis berikutnya. Hal ini dikarenakan masukan dari masyarakat
merupakan data dan informasi yang sangat berguna dalam perencanaan
irigasi.
Salah satu data penting sebagai laporan hasil kegiatan PKM yang dapat
digunakan sebagai data perencanaan, adalah:
1) Kondisi eksisting daerah pertanian yang dimiliki masyarakat.
2) Keberadaan masyarakat yang bisa dilibat dalam pelaksanaan (tenaga
kerja) dan petani penggarap
3) Batas wilayah desa/ kecamatan yang jelas dan tegas berdasarkan
informasi yang jeals dari masyarakat dan pemerintah setempat
Sedangkan pada tahap merangkum, dibuat cek list terhadap data yang diperlukan
dan data yang sudah dikumpulkan, dan termasuk catatan mengenai kualitas dan
kuantitas (panjang data) ketersediaan datanya.
Data dan informasi baik hasil survei maupun investigasi lapangan harus
dikumpulkan sesuai kebutuhan perencanaan. Sebagai contoh, yang dapat
Judul Modul: Pengumpulan Data Perencanaan Irigasi
Halaman: 54 dari 76
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 002 01
Berbagai data dan informasi yang dikumpulkan baik dari hasil survei
maupun investigasi lapangan dapat dipilih dan dipilah sesuai kebutuhan
perencanaan irigasi. Sebagai contoh, salah satu data dan informasi hasil
survei maupun investigasi lapangan sesuai kebutuhan perencanaan
adalah kondisi topografi daerah irigasi.
Tujuan pengumpulan data hasil pemilihan data dan informasi hasil survey
maupun investigasi lapangan sesuai dengan kebutuhan perencanaan
irigasi adalah untuk memilah data, mana yang termasuk data non teknis
dan mana yang teknis, sehingga dengan mudah dapat digunakan untuk
kegiatan analisis dalam perencanaan.
cara menyusun data hasil pemilihan data dan informasi hasil survey
maupun investigasi lapangan sesuai dengan kebutuhan perencanaan
irigasi antara lain penyusunan data dilakukan berdasarkan kebutuhan
perancangan, misalnya untuk pembuatan layout daerah irigasi dibutuhkan
data peta topografi, kondisi existing bangunan, dan sebagainya.
Debit andalan yang dihitung dengan cara ini tidak sepenuhnya dapat
dipakai untuk irigasi karena aliran sungai yang dielakkan mungkin
bervariasi sekitar harga rata-rata mingguan atau tengah-bulanan;
dengan debit puncak kecil mengalir di atas bendung. Sebagai harga
praktis dapat diandaikan kehilangan 10%.
Para pengguna air irigasi di daerah hilir harus sudah diketahui pada
tahap studi. Hal ini akan dicek lagi pada tahap perencanaan. Kebutuhan
mereka akan air irigasi akan disesuaikan dengan perhitungan debit dan
waktu. Juga di daerah irigasi air mungkin saja dipakai untuk keperluan
selain irigasi.
h. Evaporasi
Pada sub bab sebelumnya telah diuraikan cara penentuan
evaporasi dan merinci data-data yang dibutuhkan.
j. Pola tanam
Pola tanam seperti yang diusulkan dalam Tahap Studi akan ditinjau
dengan memperhatikan kemampuan tanah menurut hasil-hasil
survei. Kalau perlu akan diadakan penyesuaian-penyesuaian.
k. Koefisien tanaman
Koefisien tanaman diberikan untuk menghubungkan
evapotranspirasi (ETo) dengan evapotranspirasi tanaman acuan
(ETtanaman) dan dipakai dalam rumus Penman. Koefisien yang
dipakai harus didasarkan pada pengalaman yang terus menerus
proyek irigasi di daerah itu.
m. Penyiapan lahan
Untuk petak tersier, jangka waktu yang dianjurkan untuk penyiapan
lahan adalah 1,5 bulan. Bila penyiapan lahan terutama dilakukan
dengan peralatan mesin, jangka waktu satu bulan dapat
dipertimbangkan. Kebutuhan air untuk pengolahan lahan sawah
(puddling) bisa diambil 200 mm. Ini meliputi penjenuhan
(presaturation) dan penggenangan sawah; pada awal transplantasi
akan ditambahkan lapisan air 50 mm lagi. Angka 200 mm di atas
mengandaikan bahwa tanah itu "bertekstur berat, cocok digenangi
dan bahwa lahan itu belum bera (tidak ditanami) selama lebih dari
2,5 bulan. Jika tanah itu dibiarkan bera lebih lama lagi, ambillah
250 mm sebagai kebutuhan air untuk penyiapan lahan. Kebutuhan
air untuk penyiapan lahan termasuk kebutuhan air untuk
persemaian.
n. Efisiensi Irigasi
Judul Modul: Pengumpulan Data Perencanaan Irigasi
Halaman: 60 dari 76
Buku Informasi Edisi: 1-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Ahli Muda Perencana Irigasi F45 AMPI 02 002 01
o. Rotasi / Golongan
Apabila debit sungai melimpah, maka luas daerah proyek irigasi adalah
tetap karena luas maksinum daerah layanan (command area) dan
proyek akan direncanakan sesuai dengan pola tanam yang dipakai.
Data hasil analisis neraca air (water balance) dapat disajikan dalam
bentuk tabulasi yang menampilkan hasil perhitungan ketersediaan air
dan hasil perhitungan kebutuhan air, serta imbangan air yang terjadi.
Indikasi hasil analisis water balance, antara lain dengan diketahuinya
debit yang tersedia di sumber dengan debit yang dibutuhkan.
dimana :
PWR : Kebutuhan air untuk penyiapan lahan, mm
Sa : Derajat kejenuhan tanag setelah, penyiapan lahan dimulai, %
Sb : Derajat kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan dimulai, %
N : Porositas tanah dalam % pada harga rata-rata untuk
kedalaman tanah
d : Asumsi kedalaman tanah setelah pekerjaan penyiapan lahan
mm
Pd : Kedalaman genangan setelah pekerjaan penyiapan lahan, mm
F1 : Kehilangan air di sawah selama 1 hari, mm
Bila lahan telah dibiarkan beda selama jangka waktu yang lama (2,5
bulan atau lebih), maka laposan air yang diperlukan untuk penyiapan
lahan diambil 300 mm, termasuk yang 50 mm untuk penggenangan
setelah transplantasi.
Untuk tanah-tanah ringan dengan laju perkolasi yang lebih tinggi, harga-
harga kebutuhan air untuk penyelidikan lahan bisa diambil lebih tinggi
lagi. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan sebaiknya dipelajari dari
daerah-daerah di dekatnya yang kondisi tanahnya serupa dan
hendaknya didasarkan pada hasil-hasil penyiapan di lapangan. Walau
pada mulanya tanah-tanah ringan mempunyai laju perlokasi tinggi,
tetapi laju ini bisa berkurang setelah lahan diolah selama beberapa
tahun. Kemungkinan ini hendaknya mendapat perhatian tersendiri
sebelum harga-harga kebutuhan air untuk penyiapan lahan ditetapkan
menurut ketentuan di atas.
dimana :
IR : Kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan, mm/ hari
M : Kebutuhan air untuk mengganti/ mengkompensari kehilangan air
akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan
(M = Eo + P), mm/ hari
Eo : Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1, ETo selama penyiapan
lahan, mm/ hari
P : Perkolasi
k = MT/S
T : jangka waktu penyiapan lahan, hari
S : Kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan laposan air 50
mm, mm yakni 200+50 = 250 mm seperti yang sudah diterangkan
di atas.
Untuk menyikapi perubahan iklim yang selalu berubah dan juga dalam
rangka penghematan air maka diperlukan suatu metode penghematan
air pada saat pasca konstruksi.
dimana;
ETc : evapotranspirasi tanaman, mm/ hari
Kc : Koefisien tanaman
ETo : evapotransirasi tanaman acuan, mm/ hari
a. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi tanaman acuan adalah evapotranspirasi tanaman
yang dijadikan acuan, yakni rerumputan pendek. ETo adalah kondisi
evaporasi berdasarkan keadaan-keadaan meteorologi seperti :
1) Temperatur
2) Sinar matahari (atau radiasi)
3) Kelembapan
4) Angin
b. Koefisien Tanaman
Harga-harga koefisien tanaman padi yang akan dipakai diberikan pada
tabel berikut.
b.1.3 Perkolasi
Laju perkolasi sangat bergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah-
tanah lempung berat dengan karakteristik pengelolahan (puddling) yang
baik, laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/ hari. Pada tanah-tanah
yang lebih ringan; laju perkolasi bisa lebih tinggi.
Guna menentukan laju perkolasi, tinggi muka air tanah juga harus
diperhitungkan. Perembesan terjadi akibat meresapnya air melalui
tanggul sawah.
dimana :
Re : curah hujan efektif, mm/ hari
R (setengah bulan)5 : curah hujan minimum tengah bulanan dengan
periode ulang 5 tahun/ mm
Tabel 4.9. Kebutuhan air di sawah untuk petak tersier jangka waktu
penyiapan lahan 1 bulan (satu mingguan)
Tabel 4.10. Kebutuhan air di sawah untuk petak tersier jangka waktu
penyiapan lahan 1 bulan (dua mingguan)
Di dalam petak tersier tidak ada rotasi, oleh sebab itu seluruh petak
termasuk dalam satu golongan. Petak–petak tersier, yang tergabung
dalam satu golongan, biasanya tersebar di seluruh daerah irigasi.
Praktek ini memanfaatkan tenaga kerja, ternak penghela dan air yang
tersedia. Untuk menyederhanakan pengelolaan air, dianjurkan agar tiap
golongan mempunyai jumlah hektar yang sama.
BAB V
5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di
tempat kerja. Penilai akan :
1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
peserta.
2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
peserta.
3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.
5.1.3 Teman kerja / sesama peserta pelatihan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber
dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses
belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang
berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.