Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahuai bagaimana asuhan keperawatan keluarga yang
mempunyai anak usia toodler (usia 1-3 tahun)
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk dapat mengetahui tentang pengertian keluarga
2. Untuk dapat mengetahui tipe atau bentuk keluarga
3. Untuk dapat mengetahui peran keluarga
4. Untuk dapat mengetahui fungsi keluarga
5. Untuk dapat mengetahui definisi anak usia toodler
6. Untuk dapat mengetahui perkembangan anak usia toodler
7. Untuk dapat mengetahui faktor yang memperngaruhi perkembangan
8. Untuk dapat mengetahui komunikasi orang tua dengan anak usia toodler
9. Untuk dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga yang
mempunyai anak usia toodler
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui tentang pengertian keluarga
2. Dapat mengetahui tipe atau bentuk keluarga
3. Dapat mengetahui peran keluarga
4. Dapat mengetahui fungsi keluarga
5. Dapat mengetahui definisi anak usia toodler
6. Dapat mengetahui perkembangan anak usia toodler
7. Dapat mengetahui faktor yang memperngaruhi perkembangan
8. Dapat mengetahui komunikasi orang tua dengan anak usia toodler
9. Dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga yang mempunyai
anak usia toodler
BAB 2
PEMBAHASAN
2.3.2 Diagnosa
Menurut Muslimin (2010), diagnosa yang muncul pada keluarga dengan
anak usia toodler antara lain :
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan
muntah serta intake terbatas (mual).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
3. Kecemasan keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan
anaknya
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah
interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
2.3.3 Intervensi
1. Dx : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan
muntah serta intake terbatas (mual)
Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
Intervensi :
a. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.
b. Pantau intake dan output.
c. Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan
laboratorium
d. Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif
Rasional
a. Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama
feses.
b. Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan
kebutuhan cairan pengganti.
c. Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa
d. Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare
diketahui
2. Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi
nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan
berat badan
Intervensi
a. Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.
b. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan
segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi klien
mengizinkan.
c. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet
d. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
Rasional
a. Menurunkan kebutuhan metabolic
b. Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk
menurunkan peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi.
c. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis
klien memungkinkan.
d. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
e. Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah
kekurangan nutrisi lebih lanjut
3. Dx : Kecemasan keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan
anaknya
Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.
Intervensi
a. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan
umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.
b. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada
orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama
c. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan
tulus dalam membantu klien.
Rasional
a. Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif
pemecahan masalah
b. Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan
satu-satunya orang yang mengalami masalah yang demikian.
c. Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan
kecemasan
4. Dx : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi
informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya,
serta mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Intervensi
a. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk
pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.
b. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya
terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-
hari.
c. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara
pemberian serta efek samping yang mungkin timbul
d. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi
Rasional
a. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental
serta latar belakang pengetahuan sebelumnya.
b. Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi
keluarga klien dan keluarga dalam proses perawatan klien
c. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam
pengobatan.
d. Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap
kebutuhan perawatan diri anaknya
2.3.4 Implementasi
1. Dx : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan
muntah serta intake terbatas (mual)
Implementasi :
a. Memberikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program
rehidrasi.
b. Memantau dan melihat intake dan output.
c. Mengukur dan menghitung tanda-tanda vital, tanda/gejala dehidrasi
dan hasil pemeriksaan laboratorium
d. Mengkolaborasi pelaksanaan terapi definitif
2. Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi
nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Implementasi :
a. Mempertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase
akut.
b. Mempertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program
terapi) dan segera mulai pemberian makanan per oral setelah kondisi
klien mengizinkan.
c. Membantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program
diet
d. Mengkolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
3. Dx : Kecemasan keluarga berhubungan dengan perubahan status kesehatan
anaknya
Implementasi :
a. Mendorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan
berikan umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.
b. Menekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi
pada orang tua klien yang anaknya mengalami masalah yang sama
c. Menciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah
dan tulus dalam membantu klien
4. Dx : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan
kebutuhan terapi berhubungan dengan pemaparan informasi terbatas, salah
interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Implementasi :
a. Mengkaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk
pengetahuan tentang penyakit dan perawatan anaknya.
b. Menjelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan
akibatnya terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
aktivitas sehari-hari.
c. Menjelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara
pemberian serta efek samping yang mungkin timbul
d. Menjelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi
2.3.5 Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tahap selanjutnya yaitu tahap
evaluasi. Tahap evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan
terarah ketika klien dan keluarga dan profesional kesehatan menentukan
kemajuan klien menuju pencapaian tujuan atau hasil dan ke efektifan rencana
asuhan keperawatan. Evaluasi merupakan aspek penting dalam proses
keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah
intervensi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan dan diubah. (Kozier, et all,
2010).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk dari asuhan
keperawatan yang bersifat komprehensip karena yang dikaji adalah semua
anggota keluarga dalam satu rumah. Asuhan keperawatan keluarga pada anak
usia toodler lebih mengkhususkan pengkajian pada anak usia toodler. Anak usia
toodler adalah usia yang rentan berbagai macam penyakit. Untuk itu pengawasan
pada anak usia toodler sangat penting agar anak tidak terkena penyakit
3.2 Saran
Bagi mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini
atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1401100021/BAB_II.pdf
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11814/2/T1_462012012_
BAB%20II.pdf
http://www.academia.edu/23962761/A._Pertumbuhan_dan_perkembangan
_anak_usia_toddler
http://www.academia.edu/31213359/MAKALAH_KELUARGA_FAMIL
Y_.pdf
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3
&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjP-
oP0p5DfAhWMrI8KHbhqDmMQFjACegQICBAC&url=http%3A%2F%2Frepo
sitory.ump.ac.id%2F1084%2F3%2FINDRA%2520AMARUDIN%2520SETIA
NA%2520BAB%2520II.pdf&usg=AOvVaw1ZkUO8oDcl7hdmKw0gm2qp
https://www.scribd.com/doc/168413328/Tumbuh-Kembang-Anak-Usia-
Toddler
https://www.scribd.com/document/117808559/Asuhan-Keperawatan-
Keluarga-Dengan-Anak-Balita-Dan-Pra-Sekolah
https://www.slideshare.net/Rahmadikhwanulmuslimin/askep-keluarga-
pada-balita-56055411
Jhonson L & Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga: Plus Contoh Askep
Keluarga. Cetakan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.
Murwani, Arita. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan
Aplikasi Kasus. Jogjakarta : Mitra Cendikia.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses KSeperawatan Keluarga. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sukadji, Soetarlinah. 2010. Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika
Zaman. Jakarta: PT. Rajafrafindo Persada.