Vous êtes sur la page 1sur 8

Diagnosa Keperawatan Dengan SC

Diagnosa yang mungkin muncul menurut ( doengoes marylin, 2001 ):

1. Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan post op SC

2. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan trauma pembedahan post op


SC.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/ luka post op

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi


penyakit

5. Resiko terjadinya cidera berhubungan dengan vasospasme dan peningkatan tekanan


darah

6. Konstipasi berhubungan dengan ketidakmampuan eleminasi

7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kondisi diri menurun

8. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri atau ketidaknyamanan, proses


persalinan dan kelahiran melelahkan.

C. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa NOC NIC


o

1 Nyeri Setelah dilakukan asuhan Pain Management


berhubungan keperawatan selama 3x24 jam
 Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan trauma diharapkan nyeri berkurang
komprehensif termasuk lokasi,
pembedahan dengan indicator:
karakteristik, durasi, frekuensi,
post op SC
 Pain Level, kualitas dan faktor presipitasi

 Pain control,  Observasi reaksi nonverbal dari


ketidaknyamanan
 Comfort level
 Gunakan teknik komunikasi
 Mampu mengontrol
terapeutik untuk mengetahui
nyeri (tahu
pengalaman nyeri pasien
penyebab nyeri,
mampu
menggunakan  Kaji kultur yang mempengaruhi
tehnik respon nyeri
nonfarmakologi
untuk mengurangi Evaluasi pengalaman nyeri masa
nyeri, mencari lampau
bantuan)  Evaluasi bersama pasien dan tim
 Melaporkan bahwa kesehatan lain tentang
nyeri berkurang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
dengan lampau
menggunakan  Bantu pasien dan keluarga untuk
manajemen nyeri mencari dan menemukan dukungan
 Mampu mengenali Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri (skala, mempengaruhi nyeri seperti suhu
intensitas, ruangan, pencahayaan dan
frekuensi dan kebisingan
tanda nyeri)
 Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Menyatakan rasa
nyaman setelah  Pilih dan lakukan penanganan nyeri
nyeri berkurang (farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
 Tanda vital dalam
rentang normal  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi

 Ajarkan tentang teknik non


farmakologi

 Berikan analgetik untuk mengurangi


nyeri

 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

 Tingkatkan istirahat

 Kolaborasikan dengan dokter jika


ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil

 Monitor penerimaan pasien tentang


manajemen nyeri

Analgesic Administration

 Tentukan lokasi, karakteristik,


kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
 Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi

 Cek riwayat alergi

 Pilih analgesik yang diperlukan atau


kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu

 Tentukan pilihan analgesik


tergantung tipe dan beratnya nyeri

 Tentukan analgesik pilihan, rute


pemberian, dan dosis optimal

 Pilih rute pemberian secara IV, IM


untuk pengobatan nyeri secara
teratur

 Monitor vital sign sebelum dan


sesudah pemberian analgesik
pertama kali

 Berikan analgesik tepat waktu


terutama saat nyeri hebat

 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda


dan gejala (efek samping)

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan asuhan  Tentukan karakteristik dan lokasi


nyaman ( nyeri ) keperawatan selama 3x24 jam
ketidaaknyamanan.
berhubungan diharapkan nyeri berkurang
dengan trauma dengan indicator:  Perhatikan isyarat verbal dan non
pembedahan verbal
 Pain Level,
post op SC.
 Pain control, seperti meringis, kaku dan gerakan
melindungi atau terbatas.
 Comfort level
 Berikan informasi dan petunjuk
 Klien tampak rileks antisipasi mengenai penyebab
 Klien terlihat ketidaknyamanan dan intervensi yg
istirahat tepat

 Evaluasi tekanan darah (TD) dan


nadi: perhatikan perubahan prilaku
(bedakan antara kegelisahan karena
kehilangan darah berlebihan dan
arena nyeri)

 Perhatikan nyeri tekan uterus dan


adanya/ karakteristik nyeri
penyerta: perhatikan infuse
oksitosin pasca operasi.

 Ubah posisi klien, kurangi


rangsangan yang berbahaya, dan
berikan gosokan punggung.
Anjurkan penggunaan teknik
pernapasan dan relaksasi dan
distraksi. Seperti dipelajari pada
kelas melahirkan anak anjurkan
keberadaan dan partisipasi
pasangan bila tepat.

 Lakukan latihan nafas dalam dan


batuk dengan menggunakan
prosedur-prosedur pembebatan
dengan tepat, 30 menit setelah
pemberian analgesic

Kolaborasi

 Berikan analgesic setiap 3-4 jam,


berlanjut dari rute IV / intramuslular
sampai ke rute oral.

 Berikan obat pada klien yang


menyusui 48-60 menit sebelum
menyusui.

 Tinjau ulang / pantau penggunan


analgesia yang dikontrol
pasien (PCA) sesuai indikasi.

3 Risiko infeksi Setelah dilakuakan asuhan Infection Control (Kontrol infeksi)


b.d tindakan keperawatan selama 3x24 jam
 Bersihkan lingkungan setelah
invasif, paparan diharapkan resiko infeksi
dipakai pasien lain
lingkungan terkontrol dengan indicator:
patogen  Pertahankan teknik isolasi
 Immune Status
 Batasi pengunjung bila perlu
 Knowledge : Infection control
 Instruksikan pada pengunjung untuk
 Risk control
mencuci tangan saat berkunjung dan
 Klien bebas dari setelah berkunjung meninggalkan
tanda dan gejala pasien
infeksi
 Gunakan sabun antimikrobia untuk
 Mendeskripsikan cuci tangan
proses penularan
penyakit, factor  Cuci tangan setiap sebelum dan
yang sesudah tindakan kperawtan
mempengaruhi
penularan serta  Gunakan baju, sarung tangan
penatalaksanaann sebagai alat pelindung
ya,
 Pertahankan lingkungan aseptik
 Menunjukkan selama pemasangan alat
kemampuan
untuk mencegah  Ganti letak IV perifer dan line
timbulnya central dan dressing sesuai dengan
infeksiJumlah petunjuk umum
leukosit dalam  Gunakan kateter intermiten untuk
batas normal menurunkan infeksi kandung
 Menunjukkan kencing
perilaku hidup  Tingktkan intake nutrisi
sehat
 Berikan terapi antibiotik bila perlu

 Infection Protection (Proteksi


Terhadap Infeksi)

 Monitor tanda dan gejala infeksi


sistemik dan lokal

 Monitor hitung granulosit, WBC

 Monitor kerentanan terhadap


infeksi

 Batasi pengunjung

 Saring pengunjung terhadap


penyakit menular

 Partahankan teknik aspesis pada


pasien yang beresiko

 Pertahankan teknik isolasi k/p

 Berikan perawatan kuliat pada area


epidema

 Inspeksi kulit dan membran mukosa


terhadap kemerahan, panas,
drainase

 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah

 Dorong masukkan nutrisi yang


cukup

 Dorong masukan cairan

 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep

 Ajarkan pasien dan keluarga tanda


dan gejala infeksi

 Ajarkan cara menghindari infeksi

 Laporkan kecurigaan infeksi

 Laporkan kultur positif

4 Kurang Setelah dilakukan asuhan  Kaji kesiapan dan motivasi klien


pengetahuan keperawatan selama 3x24 jam untuk belajar. Bantu klien /
berhubungan diharapkan tingkat pengetahuan pasangan
dengan tidak meningkat dengan indicator : dalam mengidentifikasi kebutuhan-
mengenal kebutuhan
 Knowledge increase
sumber
informasi  Berikan rencana penyuluhan
 Mampu
penyakit tertulis dengan menggunakan
menjelaskan
format yang standarisasi atau
patologi penyakit
ceklis,dokumentasi informasi yang
diberikan dan respon klien.

 Berikan informasi yang


berhubungan dengan perubahan
fisiologis dan psikologis yang
normal berkenaan dengan kelahira
n sesar dan kebutuhan berkenaan
dengan periode pascapartum

 Diskusikan rencana-rencana untuk


penatalaksanaan dirumah :
membantu pekerjaan rumah,
susunan fisik rumah,pengaturan
tidur bayi.

 Berikan atau kuatkan informasi


yang berhubungan dengan
pemeriksaan pascapartum lanjutan.

5 Resiko Setelah dilakukan asuhan  Tinjau ulang catan prenatal dan


terjadinya keperawatan selama 3x24 jam intra partal terhadap faktor-faktor
cidera diharapkan menurunkan faktor- yang mempredisposisikan klien pada
berhubungan faktor resiko dan perlindungan diri komplikasi.catat kadar HB dan
dengan dengan indicator : kehilangan darah operatif.
vasospasme
 klien bebas dari komplikasi  Pantau TD,nadi,dan suhu.catat kulit
dan
peningkatan dingin, basah: nadi lemah dan halus
tekanan darah : perubahan prilaku : pelambatan
pengisian kapiler : atau sianosis.
 Inspeksi balutan terhadap
pendarahan berlebihan. Catat
tanggal drainase pada balutan
beritahu dokter bila rembesan
berlanjut

 Perhatikan karakter dan jumlah


aliran lokhea dan konsistgensi
fundus.

 Pantau masukan cairan dan


haluaran urin perhatikan
penampilan warna, konsistensi dan
berat jenis urin.

 Anjurkan latihan kaki/pergelangan


kaki dan ambulasi dini.

6 Konstipasi Setelah dilakukan asuhan  Auskultasi terhadap adanya bising


berhubungan keperawatan selama 3x24 jam usus pada keempat kuadran setia
dengan diharapkan eleminasi klien lancar p 4 jam setelah kelahiran sesarea
ketidakmampua dengan indicator :
n eleminasi  Palpasi abdomen, perhatikan
 Bising usus kembali normal distensi atau ketidaknyamanan

 Pola komunikasi kembali normal  Anjurkan cairan oral yang adekuat


bila masukan oral sudah mulai
kembali. Anjurkan peningkatan die
t makanan kasar dan buah-buahan
dan sayuran dan bijinya.

 Anjurkan latihan kaki dan


pengencangan abdominal,
tingkatkan ambulasi dini

 Identifikasi aktifitas-aktifitas
dimana klien dapat
menggunakannnya dirumah untuk
merangsang kerja usus.

 KolaborasiBerikan analgesic 30
menit sebelum ambulasi

 Beikan pelunak feses atau katartik


ringan.
D. Implementasi

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik( Nursalam,2001).

Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan berguna untuk

memenuhi kebutuhan klien mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal.

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap

dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Dokumentasi

tindakan keperawatan ini berguna untuk komunikasi antar tim kesehatan sehingga

memungkinkan pemberian tindakan keperawatan yang berkesinambungan.

E. Evaluasi

Evaluasiadalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan

dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi

tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).

Vous aimerez peut-être aussi