Vous êtes sur la page 1sur 2

Nama: Veronica Novinna

NPM: 1806276025
Mata Kuliah: Filsafat Hukum
Dosen: Dr. Fernando M. M.
Jurusan: Hukum Ekonomi Reguler
Semester: Genap/2018

REVIEW
Pengaruh Pemikiran John Austin Terhadap Kepastian Hukum
Cita-cita kepastian hukum telah menjadi pusat dalam menstabilkan harapan normatif
dan dalam menyediakan kerangka kerja untuk interaksi sosial, serta mendefinisikan kebebasan
individu dan kekuatan politik dalam masyarakat modern. Kepastian hukum sangat penting bagi
proyek liberalisme politik dan cita-cita serta aspirasi modernitas politik.
Ketika mendiskusikannya dalam konteks hukum privat, pertimbangan kepastian hukum
terbagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok 'klarifikasi hukum' terdiri dari kejelasan hukum,
stabilitas, prediktabilitas, atau transparansi, dan kelompok kedua lebih dipahami dengan cara
berorientasi keadilan.
Contoh-contoh kasus terkait kepastian hukum yang dikumpulkan dari 3 yurisdiksi
hukum yang berbeda yaitu Uni-Eropa, Austria, dan Jepang menunjukkan bahwa konsep
kepastian hukum dapat dipahami dalam berbagai ide yang terkadang terkait erat, terkadang
bertentangan, termasuk tantangan utama bagi hukum perdata seperti kejelasan hukum,
stabilitas hukum dan perdamaian hukum. Bergantung pada keadaan sosial, ekonomi dan
budaya, legislator masing-masing dapat memberikan penekanan pada gagasan kepastian yang
berbeda. Bergantung pada yurisdiksi dan masalah yang dipertaruhkan, pemahaman yang
berbeda tentang kepastian hukum mungkin berlaku untuk menjelaskan aktivitas atau kepasifan
legislator.
Contoh Uni-Eropa menggambarkan kebutuhan (yang dirasakan) untuk membuat
standar peraturan hukum di tingkat internasional (atau supranasional) untuk menyederhanakan
transaksi hukum yang melintasi perbatasan. Dalam kasus Uni-Eropa, ini biasanya dilakukan
dengan menyelaraskan aturan nasional semaksimal mungkin untuk mencapai suatu kepastian
hukum.
Contoh Austria menunjukkan bahwa ini, yaitu, undang-undang Uni-Eropa (dari sudut
pandang domestik) tidak selalu mengarah pada klarifikasi hak dan kewajiban, tetapi bahwa -
sebaliknya - langkah-langkah implementasi yang diambil di tingkat nasional dapat mengarah
pada sebuah rezim multi-level (terkadang rumit) di tingkat domestik. Beberapa contoh Austria
lainnya digunakan untuk membahas ketegangan yang dapat disebabkan oleh berbagai gagasan
kepastian. Dalam konteks ini, aturan garansi Austria, misalnya, menyoroti ketegangan antara
stabilitas hukum di satu sisi dan rasionalisasi hukum di sisi lain.
Contoh kasus di Jepang menggambarkan bahwa Jepang menghadapi pertanyaan yang
lebih mendasar, karena ketidaklengkapan dan ketidakjelasan JCC (Japan Civil Code), diskusi
di sini berkisar pada pertanyaan sejauh mana hukum undang-undang harus 'diselesaikan' untuk
mencapai keseimbangan antara kejelasan, transparansi dan pemahaman di satu sisi dan
fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan keadaan khusus.
Dari perbandingan ketiga sistem hukum diatas, maka dapat disimpulkan bahwa diskusi
tentang kepastian hukum perlu mempertimbangkan kondisi dan lingkungan yang sesuai
dengan masalah hukum tertentu. Perlu diketahui bahwa tidak hanya karakteristik 'khusus' dari
sistem hukum, tetapi juga konteks yang lebih luas (yang melibatkan perspektif budaya dan
sosial) dapat memengaruhi pertanyaan-pertanyaan mengenai kepastian hukum. Dalam hal apa
pun, melakukan penelitian di banyak pengaturan hukum yang berbeda tidak dapat disangkal
menimbulkan tantangan bagi siapa pun yang bertujuan untuk benar-benar memahami masalah
kepastian hukum yang dihadapi.

Vous aimerez peut-être aussi