Vous êtes sur la page 1sur 5

Nama : Afriliandra Pratama

NIM : N1A117039

Kelas : 3A

Mata Kuliah : Administrasi Kebijakan Kesehatan

1. Evaluasi Pembiayaan Kesehatan Dengan Skema BPJS Kesehatan

A. Kekuatan ( Strength )
 Program pembiayaan oleh bank yang khusus diberikan kepada faskes
mitra BPJS Kesehatan untuk membantu percepatan penerimaan
pembayaran klaim pelayanan kesehatan melalui pengambilalihan invoice
sebelum jatuh tempo pembayaran.
 program bernama Supply Chain Financing (SCF) yang bisa dimanfaatkan
fasilitas kesehatan (faskes) untuk pembiayaan pelayanan kesehatan.
 BPJS Kesehatan telah menyiapkan infrastruktur IT (web service) untuk
pengiriman data tagihan yang telah disetujui atau dibayar.
B. Kelemahan ( Weakness )
 Meskipun murah, layanan yang bisa didapat peserta dianggap tidak
murahan. Biaya atau iuran pada BPJS Kesehatan ini memang terbilang
murah. Bagaimana tidak, hanya dengan premi per-bulan, untuk kelas 1
sebesar Rp59 ribu, kelas 2 sebesar Rp49.500, dan kelas 3 sebesar
Rp25.000, seseorang sudah bisa mendapatkan layanan atau perlindungan
kesehatan dari pemeriksaan, rawat inap, pembedahan, obat dan lain
sebagainya secara cuma-cuma.
 Dan bila Anda terkena penyakit kritis dan sudah berumur di atas 40 tahun,
maka premi Anda akan menjadi semakin mahal. Kemungkinan terburuk
seperti pengajuan polis yang ditolak juga sangat mungkin terjadi.
C. Kesempatan ( Opportunty )
 Dengan adanya dana Operasional yang keluar makan mempermudah kita
dalam memperoleh jaminan kesehatan tanpa takut dana yang besar.
D. Ancaman ( Threat )
Nama : Afriliandra Pratama

NIM : N1A117039

Kelas : 3A

Mata Kuliah : Administrasi Kebijakan Kesehatan

 Dana yang masuk tidak sesuai dengan pengeluaran yang di keluarkan oleh
BPJS.
 Pembengkakan dana yang suatu waktu dapat menjadi ancaman karna
banyak masyarakat yang membutuhakan dana Opreasional tersebut.

2. Evaluasi Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

A. Kekuatan ( Streangth )
 Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
 Pendekatan keluarga sebagai satuan terkecil masyarakat dinilai akan lebih
efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan seperti gizi buruk,
sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti tuberkolusis,
HIV/AIDS, malaria serta pengendalian penyakit tidak menular seperti
obesitas, darah tinggi, diabetes dan lain-lain.
 Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No.
39 Tahun 2016 tentang "Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga", pemerintah telah menetapkan bahwa
pelaksana dari program ini adalah pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas).
B. Kelemahan ( Weakness )
 Masih banyak yang kurang berkomitment dalam program yang telah di
rencanakan oleh petugas puskesmas.
 Beberapa puskesmas seringkali kurang mendapat perhatian dalam segi
dana yang terkadang dalam situasi tertentu .
 Belum tersedianya sumber daya Puskesmas yang memadai seperti
ketersediaan tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas dan
Penyebaran tidak merata, kemampuan dan kemauan petugas belum
Nama : Afriliandra Pratama

NIM : N1A117039

Kelas : 3A

Mata Kuliah : Administrasi Kebijakan Kesehatan

memadai, penanggung jawab program Puskesmas belum memiliki


kemampuan manajerial program, pengembangan sumber daya tenaga
kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan Puskesmas atau program,
namun seringkali merupakan keinginan dari pegawai yang bersangkutan:
kurangnya tanggung jawab, motivasi, dedikasi,loyalitas dan kinerja
petugas Puskesmas.
C. Kesempatan ( Opportunty )
 Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa setiap warga
negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal merupakan
dukungan landasan hukum sebagai peluang bagi pemerintah dan
masyarakat dalam mempercepat upaya pemerataan pelayanan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
 Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukan UU RI No. 1999 yang
kemudian disempurnakan dengan UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan daerah memberi peluang yang besar bagai Puskesmas untuk
memperbaiki sistem, rencana strategik, dan rencana operasional,
mengembangkan program dan kegiatan Puskesmas secara mandiri sesuai
kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.
D. Ancaman ( Threat )
 Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan
masa depan, yakni sistem pembiayaan praupaya untuk pelayanan
kesehatan perorangan.
 Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih profesional,
bermutu, dan bernuansa profit merupakan ancaman terhadap pelayanan
kesehatan pemerintahan termasuk Puskesmas.
Nama : Afriliandra Pratama

NIM : N1A117039

Kelas : 3A

Mata Kuliah : Administrasi Kebijakan Kesehatan

 Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun dan


mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina kemitraan dengan
sektor lain yang terkait.

3. Evaluasi Program Keluarga Harapan

A. Kekuatan ( Streangth )
 Melalui PKH, KPM didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan
pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan,
dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program
perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer
 secara berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi tulang punggung
penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program
perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional.
 PKH membuka akses keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak untuk
memanfaatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas
layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia di sekitar mereka.
B. Kelemahan ( Weakness )
 prosedur PKH jauh lebih rumit daripada BLT. Meskipun telah disiapkan
pendamping terlatih, kesalah pahaman terhadap mekanisme implementasi
PKH bisa tetap terjadi, baik di kalangan pendamping maupun penerima
pelayanan.
 kalangan akademis, pegiat LSM, dan analis di Indonesia cenderung
melihat bahwa kemiskinan hanya bisa dikurangi melalui pemberian modal
usaha, kredit mikro, pelatihan wirausaha, dan program pemberdayaan
ekonomi dalam arti sempit.
Nama : Afriliandra Pratama

NIM : N1A117039

Kelas : 3A

Mata Kuliah : Administrasi Kebijakan Kesehatan

C. Kesempatan ( Opportunty )
 Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat melalui program JPKM, Dana Kesehatan Masyarakat, Dana
Sekolah Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras perelek atau jimpitan, dana
kematian dan sebagainya.
 Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta tersedianya
sarana transportasi dan komunikasi yang sudah menjangkau seluruh
wilayah kerja Puskesmas.

D. Ancaman ( Threat )
 PKH tidak diberikan kepada semua keluarga miskin,
melainkan hanya kepada RTSM yang memiliki ibu hamil atau anak
usia sekolah dan memiliki identitas nama danalamat yang jelas serta
memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pada titik ini, PKH
akan sangat rentan terhadap protes dan perlawanan terutama dari mantan
penerima BLTyang tidak bisa secara otomatis menerima PKH.

PKH hanya ditujukan kepada RTSM yang memiliki KTP atau alamat
yang jelas sedangkan masih banyak masyarakat miskinyang tidak
memiliki KTP yang sebenarnya kondisinya lebih parah
ketimbang RTSM sasaran yang akhirnya tidak tersentuh PKH maupun
program penganggulangankemiskinan lainnya.

Vous aimerez peut-être aussi