Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
sebagai meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah
gagal ginjal dan kematian bila tidak dideteksi dan diterapi secepat mungkin.
2.3 Etiologi
diabetes melitus, gagal ginjal dan lain sebagainya, tetapi lebih dari 90% pasien
8
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kemungkinan seseorang menderita penyakit hipertensi. Hipertensi
seperti cara hidup dengan stress, diet tinggi natrium, kegemukan dan merokok
(Mycek, 2001).
Risiko pada hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor
risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor
yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik/keturunan dan usia.
Faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas, nutrisi dan merokok
(Yogiantoro, 2006).
i. Genetik/keturunan
meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lebih besar, terutama pada hipertensi
primer. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan lebih besar
hipertensi.Jika salah satu dari orangtua kita menderita hipertensi, maka 25%
kemungkinan kita akan menderita hipertensi. Jika kedua orangtua kita menderita
2006).
ii. Usia
9
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan berkurangnya elastisitas arteri, sehingga risiko terkena hipertensi
lebih besar, oleh karena ituprevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup
tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% diatas usia 60 tahun.
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai
pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami
pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Bila perubahan tersebut disertai
i. Stres
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stres
berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Stres atau
marah, dendam, rasa takutdan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak
ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat
serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung
organ atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau
ii. Obesitas
tubuh >25 (berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter),
juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Curah
jantung dan volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari
10
Universitas Sumatera Utara
penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang
atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin
beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan
untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah
tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan
frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin
hipertensi(Yogiantoro, 2006).
iii. Nutrisi
volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh
berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga
darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh terutama lemak dalam makanan yang
bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh yang berasal
11
Universitas Sumatera Utara
dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman
iv. Merokok
banyak dibuktikan. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida
yang dihisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak
tekanan darah segara setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap
rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil didalam paru-
paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah
mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada
kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini akan
menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat
karena tekanan yang lebih tinggi. Tekanan darah akan tetap tinggi sampai 30
2006).
2.5 Patofisiologi
12
Universitas Sumatera Utara
menjadi angiotensin II. Angiotensin II memiliki peranan kunci dalam menaikkan
tekanan darah melalui dua aksi utama.Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi
pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan
pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu
oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat
13
Universitas Sumatera Utara
lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi,
dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan
14
Universitas Sumatera Utara
2.6 Farmakoterapi Hipertensi
15
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Angiotensin Converting EnzymeInhibitor(ACEI)
didistribusikan pada beberapa jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang
penurunan curah jantung dan dilatasi pembuluh arteri akibat berkurangnya jumlah
angiotensin II di dalam darah, contoh dari ACEI ialah captopril dan enalapril
(Fauci, 2008).
dibandingkan dengan ACEI, sebab terdapat enzim-enzim lain ACE yang dapat
dengan ACEI pada pasien yang menderita gagal jantung dan ginjal kronik.Efek
sampingnya mirip juga dengan efek samping ACEI, termasuk risiko pada
kehamilan.Batuk dan angioedema dapat terjadi namun lebih jarang pada pengguna
ARB dibandingkan pada pengguna ACEI, contoh ARB ialah valsartan dan
16
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 Calcium Channel Blocker (CCB)
kerjanya dalam hipertensi adalah menghambat influks kalsium ke dalam sel otot
polos arteri, contoh CCB ialah amlodipin dan nifedipin (Benowitz, 2010).
2.6.4 Diuretik
kelebihan air dan natrium di dalam tubuh melalui pengeluaran urin. Berkurangnya
air dalam darah mengakibatkan volume darah dan curah jantung menurun,
sebagian besar penderita dan diuretik sering memberikan efek pengobatan yang
memadai bagi hipertensi esensial ringan dan sedang.Untuk hipertensi yang lebih
17
Universitas Sumatera Utara
mengontrol kecenderungan terjadinya retensi natrium yang disebabkan oleh obat-
berlaku seperti suatu tabung yang tidak fleksibel.Sebagai akibatnya, tekanan darah
menjadi sangat peka terhadap volume darah. Pada hipertensi berat banyak
menggunakan obat kombinasi, sehingga tekanan darah bisa dikontrol dengan baik
bila volume darah adalah 95% dari normal tetapi sukar dikontrol bila volume
darah adalah 105% dari normal, contoh diuretik tiazid ialah klorotiazid dan
adalah menghambat reseptor β1 pada otot jantung sehingga secara langsung akan
lebih banyak pada jantung dan ginjal, sedangkan reseptor β2 lebih banyak
Atenolol, βxolol, bisoprolol dan metoprolol adalah penyekat kardio selektif, jadi
18
Universitas Sumatera Utara
propanolol, metoprolol dan asebutolol pada pasien asma, penyakit arteri perifer
2.7Diabetes Melitus
tubuh disertai dengan kelainan metabolik akibat gangguan hormonal dan dapat
diabetes melitus seperti poliuria, polidipsi dan polifagi serta dengankadar gula
melitusmenjadi 4 yaitu diabetes melitus tipe I, diabetes melitus tipe II, diabetes
gestational dan diabetes melitus tipe khusus (Price dan Wilson, 2005).
1) Diabetes Tipe I
19
Universitas Sumatera Utara
2) Diabetes Tipe II
melitus ini terjadi karena sel β pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang
cukup dan tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga
terjadi kelebihan gula dalam darah. Diabetes melitus tipe II dapat terjadi pada usia
Diabetes melitus tipe lain merupakan diabetes yang terjadi karena adanya
kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta
hormonal yang dapat mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu
sindrom chusing, akromegali dan sindrom genetik (Smeltzer dan Bare, 2001).
2.9 Etiologi
Dokter dan para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab diabetes
melitus tipe I, namun yang pasti penyebab utamanya adalah faktor genetik atau
20
Universitas Sumatera Utara
ketururnan oleh orangtua kepada anak.beberapa faktor pendukung yang lain di
insulin.
terhadap glukosa.
diabetes melitus tipe II antara lain gaya hidup, usia, ras atau suku bangsa, riwayat
a. Gaya Hidup
melitus.Diet dan olahraga yang tidak baik berperan besar terhadap timbulnya
21
Universitas Sumatera Utara
diabetes melitus yang dihubungkan dengan minimnya aktivitas sehingga
b. Usia
Peningkatan usia juga merupakan salah satu faktor risiko yang penting.
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif
dan sebagian Amerika Asia memiliki resiko diabetes dan penyakit jantung yang
lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya angka tekanan darah
d. Riwayat keluarga
diketahui kecuali untuk jenis yang dikenal sebagai diabetes pada usia muda
dengan dewasa. Jika terdapat salah seorang anggota keluarga yang menyandang
keluarga.Kedua didapatkan perbandingan anak diabetes dan tidak diabetes 1:1 jika
satu orang tua menderita diabetes.Pengaruh genetik sangat kuat, karena angka
keturunan dan saudara kandung pasien penderita NIDDM lebih tinggi dibanding
22
Universitas Sumatera Utara
keturunan akhirnya mengalami toleransi glukosa abnormal atau diabetes yang
jelas.
e. Obesitas
(Soegondo, 2004).
2.11 Patofisiologi
Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel β
pankreas.Insulin yang dikeluarkan oleh sel β ini dapat diibaratkan sebagai anak
kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, untuk kemudian
di dalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi energi. Bila insulin tidak ada,
maka glukosa akan tetap berada dalam pembuluh darah yang artinya kadarnya di
dalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan lemah karena tidak
berkurang sampai 50-60% dari normal, jumlah sel alfa meningkat (Soegondo,
2004).
23
Universitas Sumatera Utara
2.12Farmakoterapi Diabetes Melitus
2.12.1 Insulin
Insulin adalah salah satu hormon didalam tubuh manusia yang dihasilkan
bekerja dengan membuka pintu sel jaringan seperti otot dan jaringan lemak,
Tiga analog insulin injeksi yang bekerja cepat yaitu insulin lispro, insulin
aspart dan insulin glulisin yang memungkinkan menggantikan insulin pada waktu
makan secara lebih fisiologis karena kerjanya yang cepat dan puncak kerjanya
dibandingkan insulin reguler dan memiliki keuntungan lain karena insulin dapat
Insulin regular adalah suatu insulin yang bekerja singkat serta dibuat
melalui teknik DNA rekombinan untuk memproduksi suatu molekul yang identik
dengan insulin manusia. Secara spesifik bila insulin regular diberikan pada waktu
regular harus disuntikkan 30-45 menit atau lebih lama sebelum makan untuk
24
Universitas Sumatera Utara
c. Insulin dengan masa kerja sedang
Insulin NPH (neutral protamine hagedorn) atau isofan adalah insulin yang
dengan masa kerja sedang serta absorpsinya dan mula kerja yang lambat dibuat
dengan menggabungkan insulin dan protamin dalam jumlah yang sesuai sehingga
kedua zat tersebut tidak ada yang tidak membentuk kompleks “isofan”. Dosis
akan mengatur profil kerja insulin tersebut, secara spesifik dalam dosis kecil,
insulin ini memiliki puncak kerja yang lebih rendah dan lebih awal serta lama
kerja yang pendek, hal yang sebaliknya akan terjadi pada dosis besar.
Insulin glargin adalah insulin yang masa kerjanya sangat lama dan
yang larut dalam larutan asam namun terpresipitasi pada pH tubuh yang lebih
2.12.2 Sulfonilurea
Mekanisme kerja obat ini yaitu merangsang pelepasan insulin dari sel β
insulin pada jaringan target dan reseptor. Golongan obat ini yang utama
25
Universitas Sumatera Utara
pemakaian obat golongan ini adalah pada pasien insufisiensi hati atau ginjal
mengosongkan insulin dari pankreas janin, karena itu pada perempuan hamil
2.12.3 Biguanida
secara oral pada penderita diabetes melitus, kadar gula darah menurun sesuai
dosis yang diberikan. Pembebasan insulin dari sel β tidak terjadi, maka efek
2.12.4 Tiazolidindion
insulin. Kerja farmakologisnya luas berupa penurunan kadar glukosa dengan jalan
meningkatkan kepekaan bagi insulin dari otot, jaringan lemak dan hati. Akibatnya
26
Universitas Sumatera Utara
2.12.5 Penghambat alfa glukosidase
mencegah penguraian sukrosa dan kerbohidrat kompleks dalam usus halus dengan
glukosidase dapat digunakan sebagai monoterapi pada pasien usia lanjut atau pada
2.13 Farmakoekonomi
27
Universitas Sumatera Utara
sumber daya yang digunakan dalam suatu program atau terapi obat. Konsekuensi
didefinisikan sebagai efek, output atau outcame dari suatu program atau terapi
rumah sakit pemerintah dengan dana terbatas, sehingga sangat penting bagaimana
memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia dan pengalokasian
sumber daya yang tersedia secara efisien (Vogenberg, 2001). Hasil analisis
yang tersedia agar pelayanan kesehatan lebih efektif dan efisien. Informasi
khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang akan
ekonomi lain yang memberikan informasi yang penting bagi pembuat keputusan
terbatas. Setiap metode, mengukur biaya dalam rupiah tetapi berbeda dalam
28
Universitas Sumatera Utara
a. Cost-Minimization Analysis (CMA)
Cost-minimization analysisadalah tipe analisis yang menentukan biaya
program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis
ini digunakan untuk menguji biaya yang dihubungkan dengan intervensi yang
(Andayani, 2013).
satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa
program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Kriteria
penilaian program mana yang akan dipilih didasarkan pada discounted unit cost
discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para analisis atau
(misalnya mmHg, kadar kolesterol, hari bebas gejala). Kelebihan utama dari
pendekatan ini adalah outcome lebih mudah diukur jika dibandingan dengan cost-
utility analysisi (CUA) atau cost-benefit analysis (CBA) dan klinisi lebih familiar
dengan mengukur outcometersebut selalu dicatat dan dievaluasi dalam uji klinik
29
Universitas Sumatera Utara
Hasil akhir perhitungan CEA dapat juga berupa cost-effectiveness ratio
(CER) yaitu rasio perkiraan biaya program atau kegiatan tertentu dengan jumlah
efek atau hasil (output). Jadi keputusan akhir dalam memilih antara alternatif
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
CER =
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
perbedaan antara biaya dari dua alternatif dengan perbedaan efektivitas antara
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 −𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
ICER =
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 −𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
outcome yang sama. Baik outcome maupun biaya yang terjadi dihitung dan diukur
dibandingkan dengan antara biaya yang terjadi. Penelitian CBA dilakukan bila
sumber daya terbatas dan pilihan harus dilakukan terhadap beberapa alternatif
30
Universitas Sumatera Utara
d. Cost-Utility Analysis (CUA)
output dalam bentuk outcome, yaitu berupa peningkatan kualitas hidup. Seperti
dalam bentuk penyesuaian kualitas hidup (quality adjusted life years/QALYs) dan
hasilnya ditunjukkan dengan biaya per penyesuaian kualitas hidup. Dalam kualitas
dan kuantitas hidup dapat dikonversikan kedalam nilai QALYs. Keuntungan dari
bergantung pada penentuan QALYs pada status tingkat kesehatan pasien (Orion,
1997).
dan mortalitas kedalam satu unit pengukuran tanpa perlu mengukur nilai moneter
2.15Kategori Biaya
Biaya langsung medis adalah biaya yang paling sering diukur, merupakan
31
Universitas Sumatera Utara
pasien.Misalnya biaya obat, test diagnostik, kunjungan dokter, jasa perawat atau
Biaya langsung non-medis adalah biaya untuk pasien atau keluarga pasien
yang terkait langsung dengan perawatan pasien, tetapi tidak terkait langsung
dengan terapi.Contoh dari biaya langsung non-medis ialah transportasi dari rumah
ke rumah sakit, jasa pelayanan anak-anak pasien atau penginapan dan makanan
Biaya tidak langsung adalah biaya yang disebabkan waktu pasien tidak
bisa bekerja untuk mendapatkan terapi atau produktivitas yang berkurang karena
nafkah pada keluarganya atau pendapatan berkurang karena kematian yang cepat.
samping penyakit atau efek samping dari terapi. Antara lain seperti biaya untuk
32
Universitas Sumatera Utara