Vous êtes sur la page 1sur 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia, setiap harinya bermunculan
banyaknya industri ataupun pabrik-pabrik untuk mengolah bahan mentah untuk
dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam jumlah pembuatan yang sangat besar akan juga
menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses pengolahan yang tidak terpakai atau sering
kali disebut limbah. Walaupun mengeluarkan hasil limbah yang sedikit, namun jika
dibiarkan begitu saja limbah tersebut dapat menjadi banyak. Walaupun industri kecil
banyak masyarakat sering tidak mempedulikan pengaruh dari industri tersebut baik
terhadap lingkungan maupun masyarakat.
Pada pembelajaran pengantar amdal, saya mendapat tugas untuk melakukan
observasi dan makalah tentang kegiatan manusia terhadap lingkungan. Sehingga saya
memilih mengobservasi industri kecil pembuatan tempe. Karena di Indonesia banyak
sekali yang membuat pembuatan tempe, dan merupakan makanan yang sering
dikonsumsi masyarakat Indonesia. Walaupun limbahnya tidak berbahaya seperti
logam berat, tetapi juga memiliki dampak yang berpengaruh pada lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak positif dan negatif industri kecil pembuatan tempe terhadap
lingkungan dan masyarakat dalam ekonomi, budaya dan sosial?
2. Bagaimana pengolahan limbah hasil industri kecil pembuatan tempe?
3. Apakah limbah hasil industri berpengaruh terhadap lingkungan dan masyarakat?
4. Bagaimana solusi yang baik untuk hasil limbah industri?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan observasi mengenai analisis dampak industri kecil
pembuatan tempe terhadap lingkungan yaitu :
1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pengantar Analisis dampak
lingkungan.
2. Untuk mengetahui dampak pembuatan tempe terhadap aspek lingkungan dan
masyarakat baik ekonomi, budaya dan sosial.
3. Untuk mengetahui pengolahan limbah pembuatan tempe industri tersebut.
4. Untuk mengetahui dampak dari limbah terhadap lingkungan dan masyarakat.

1
5. Untuk mengetahui cara solusi menyelesaikan permasalahan dari limbah tempe
tersebut yang benar.
1.4 Manfaat
1. Untuk Penulis
Menjadi salah satu sarana untuk melatih kemampuan ilmiah penulis dan dapat
mengetahui dan memahami secara lebih luas dan dalam mengenai pengantar amdal.
2. Untuk Pembaca
Menjadi salah sarana untuk menambah ilmu pengetahuan terkait, dan pendidikan
pengantar amdal dan dapat menjadi salah satu referensi dalam pembuatan laporan
yang berkaitan dengan isi laporan ini.

2
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Kabupaten Ciamis
Kabupaten Ciamis, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu
kotanya adalah Ciamis Kota
Kabupaten Ciamis mempunyai luas wilayah sekitar 244.479 Ha, secara geografis
letaknya berada pada koordinat 1080 20’ sampai dengan 1080 40’ Bujur Timur dan 70
40’ 20” sampai dengan 70 41’ 20” Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
· Sebelah Utara : Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan
· Sebelah Barat : Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya
· Sebelah Timur : Provinsi Jawa Tengah dan Kota Banjar
· Sebelah Selatan : Samudera Indonesia dan Samudra Hindia
Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Ciamis berada pada posisi strategis yang
dilalui jalan Nasional lintas Jawa Barat-Jawa Tengah dan jalan Provinsi lintas Ciamis-
Cirebon-Jawa Tengah.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Ciamis berupa pegunungan dan dataran tinggi,
kecuali di perbatasan dengan Jawa Tengah bagian selatan, serta sebagian wilayah pesisir.
Pantai selatan Ciamis bagian timur berupa teluk, di antaranya Teluk Pangandaran, Teluk
Parigi, dan Teluk Pananjung
2.2 Pengertian
a. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Adapun berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, lingkungan hidup adalah
kesaturan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia sera makhluk hidup lain.
b. Pencemaran
Pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukannya
makhluk hidup, zat energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

3
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982)
Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
No. 02/MENKLH/1998 yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau
dimasukannya makhluk hidup, zat energy dan atau komponen lain ke dalam air,
udara/tanah dan atau berubahnya tatanannya (komposisi) oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam, sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air, udara/tanah menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
c. Limbah
Limbah adalah suatu barang ataupun benda sisa dari sebuah kegiatan produksi
yang tidak bermanfaat atau tidak bernilai ekonomi lagi yang menimbulkan polusi
serta mengganggu kesehatan.
Pengertian limbah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP
85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau
kegiatan manusia. Dan pengertian limbah berdasarkan kepurusan Menperindag RI
No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur impor limbah, menyatakan
bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses
produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya.
2. 3 Pengelompokan 3 jenis limbah, berdasarkan jenis senyawanya
a. Berdasarkan jenis senyawa
1) Limbah Organik
Limbah dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang mudah
diuraikan zat-zatnya menjadi partikel-partikel yang baik untuk lingkungan.
Semua limbah yang secara alami dapat diuraikan oleh mikroorganisme masuk
ke dalam limbah organic. Sepeti kegiatan manusia yang berupa pertanian,
perikanan, peternakan, rumah tangga, sampah industri yang tidak
menggunakan bahan kimia.
2) Limbah Anorganik
Limbah yang sulit hancur atau sulit diuraikan oleh mikroorganisme.
Dimana butuh waktu yang sangat lama untuk menguraikannya, namun tetap
saja hanya sebagian yang dapat diuraikan. Yang termasuk limbah anorganik
misalnya limbah rumah tangga yang bahan dasar plastic, misalnya botol bekas,
kaleng bekas, dan sebagainya.
4
3) Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Limbah B3 ini merupakan semua bahan/senyawa baik padat, cair
ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia
dan juga lingkungan yang diakibatkan sifat-sifat yang dimiliki senyawa
tersebut.
Sifat-sifat dari limbah B3 yaitu:
- Mudah meledak
- Mudah terbakar
- Menimbulkan korosi
- Beracun
- Pengoksidasi
- Menimbulkan penyakit
b. Berdasarkan Sumbernya
1). Limbah domestic (rumah tangga)
Limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk.
2). Limbah industri
Sisa atau buangan dari hasil proses industri.
3). Limbah pertanian
Limbah yang berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun
perkebunan.
4). Limbah pertambangan
Limbah pertambangan berasal dari kegiatan pertambangan, jenis yang
dihasilkan berupa material tambang seperti logam dan batuan.
5). Limbah pariwisata
Limbah yang berasal dari sarana transportasi yang membuang limbahnya
ke udara.
6). Limbah medis
Limbah yang berasal dari dunia kesehatan, yang mirip dengan
sampah domestik. Seperti obat-obatan dan beberapa zat kimia.
c. Berdasarkan Wujudnya
1). Limbah padat : limbah yang terbanyak di lingkungan yang biasa disebut
sampah.
2). Limbah cair : sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair

5
3). Limbah gas : Jenis limbah yang berada di udara.
2.4 Karakteristik limbah
a. Karakteristik limbah secara umum
1). Berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bisa terlihat
2). Dinamis
3). Penyebarannya berdampak luas
4) Berdampak jangka panjang (antargenerasi)
b. Karakteristik berdasarkan fisik
1). Zat padat
2) Bau
3) Suhu
4) Warna
5) Kekeruhan
c. Karakteristik berdasarkan kimia
1). Bahan organik
2). BOD (Biologycal Oxygen Demand)
3). DO (Dessolved Oxygen)
4). COD (Chemical Oxygen Demand)
5). pH (Puissance d’Hydrogen Scale)
6). Logam berat
d. Karakteristik berdasarkan biologi
Digunakan untuk mengukur kualitas air, terutama air yang dikonsumsi
sebagai air minum dan air bersih.
2.5 Dampak limbah Industri terhadap lingkungan
Dampaknya dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung
sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral dan sisa-sisa bahan
kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Masalahnya sehingga
menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bilang pembuangan tidak
diberi perlakuan yang hebat.
Dari buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan
Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah,
larutan alcohol, panas dan insektisida. Apabila limbang dibuang langsung ke lingkungan
atau perairan tertentu akibatnya terganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan
dapat menyebabkan kematian hewan perairan dan biota perairan lainnya.
6
2.6 Upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan
a. Oleh Pemerintah
1) Mengatur tata guna tanah dengan mengeluarkan UU Pokok Agraria No 5
Tahun 1960
2) Pemerintah memberlakukan peraturan tentang analisa mengenai dampak
lingkungan yang tertuang dalam peraturan pemerintah RI No. 24 Tahun 1986
tentang AMDAL
3) Pemerintah mengeluarkan ketentuan pokok pengelolaan lingkungan yang
tersusun dalam peraturan pemerintah RI No. 24 Tahun 1986.
4) Menerbitkan UU. No 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup
5) Pelarangan pembuangan limbah industri ke lingkungan secara langsung.
6) Setiap pabrik harus memiliki cerobong asap yang dilengkapi dengan
saringan udara.
7) Setiap industri pabrik/industri harus jauh dari daerah pemukiman
8) Setiap industri harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair
b. Oleh masyarakat dan pemerintah
1) Melestarikan tanah dengan menjaga lingkungan seperti diusahakan tidak
membuang limbah.
2) Mengatur system pembuangan limbah indsutri sehingga tidak mencemari
lingkungan.
3) Menempatkan industry atau pabrik terpisah atau tempat yang jauh dari
kawasan masyarakat atau lingkungan penduduk.
4) Melakukan pengawasan dan penyuluhan dan pendidikan untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan
hidup yang sebenarnya.
c. Secara Teknologi
Setiap industri seharusnya memiliki unit pengolahan limbah, berupa
peralatan pengolahan air limbah (IPAL = Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Peralatan tersebut dapat digunakan untuk mengolah semua limbah cair.

7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Penelitian mengobservasi pembuatan tempe diambil terletak yang berada di Kampung
Pasir Peteuy RT:04, RW:02 Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat. Letaknya dekat dengan pemukiman, namun pemukimannya agak cukup padat. Dan
pembuatan tempenya dibelakang rumah pemiliknya dan dekat sungai kecil yang
dinamakan sungai Cipalih. Dan biasanya sungai tersebut untuk mancing.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitan deskriptif analitik.
3.3 Teknik pengumpulan data
3.3.1 Observasi Lapangan
Pengumpulan data dengan metode observasi lapangan dilakukan
dengan mengamati langsung atau melakukan survey kondisi lokasi yang akan
diteliti untuk mendapatkan gambaran jelas tentang kondisi industri kecil
pembuatan tempe Kecamatan Ciamis.
3.3.2 Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai atau dengan
menannyakan swcara langsung kepada narasumber tentang pembuatan tempe
dan dampak yang dirasakan dengan adanya industri kecil pembuatan tempe.
Narasumber berjumlah 9 orang.
3.3.3 Studi Literatur
Teknik pengumpulan data dengan memperoleh data-data dari buku-
buku, laporan ilmiah, media cetak, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
3.4 Waktu Penelitian
A. Penelitian pertama :
1) Menemui tetangga untuk mencari sumber
Hari,tgl : Sabtu, 21 Februari 2015
Pukul : 09.00-09.20 WIB
2) Mendatangi pembuatan tempe, dan menemui pemiliknya.
Hari, tgl : Sabtu, 21 Februari 2015
Pukul : 14.00-15.15 WIB

8
B. Penelitian kedua

1) Mendatangi pembuatan tempe, dan menemui karyawan.


Hari, tgl : Sabtu, 10 Maret 2015
Pukul : 09.00-10.00WIB
2) Menemui tetangga untuk mencari sumber
Hari, tgl : Sabtu, 10 Maret 2015
Pukul : 10.00-11.00 WIB
3.5 Prosedur Penelitian

Merumuskan masalah Melakukan observasi

Melakukan wawancara Melakukan wawancara


terhadap warga sekitar dan terhadap pihak terkait
pemimpin desa.

Mengaitkan dengan Membuat kesimpulan


tinjauan pustaka

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Deskripsi Industri Pembuatan Tempe

Industri pembuatan tempe telah berdiri sejak lama sekita 10 tahun yang
lalu. Industri kecil ini beralamat di Kampung Pasir Peteuy RT:04, RW:02
Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Jumlah
orang yang bekerja di industri kecil ini 3 orang dan hanya lulusan sekoah
dasar. Dan dari 3 orang tersebut dibagi waktu kerjanya dan ada pembagian
tugas. Dimana dimulai bekerja dari pukul 09.00-12.00 WIB.

Gambar 9. Tempat pembuatan tempe


(Sumber: Dokumentasi 2015)

Gambar 10. Tempat penyimpanan tempe


(Sumber: Dokumentasi 2015)

10
Gambar 11. Tempat membuat tempe, di belakang rumah pemiliknya.
(Sumber: Dokumentasi 2015)
4.1.1 Pertanyaan wawancara
No Pertanyaan untuk wawancara dengan pemilik industri kerja
1 Sudah berapa lama bapak mendirikan pabrik kecil industri tempe ini?
2. Apakah ada limbah dari pabrik ini?
3. Apakah ada orang yang pernah komplen mengenai limbah dari pabrik ini?

No Pertanyaan untuk wawancara dengan pekerjanya


1 Sudah berapa lama bapak bekerja?
2 Apakah bapak mengetahui dampak dari pembuatan tempe ini?
3 Bagaimana bapak cara mengolah limbahnya?
4 Apakah itu tidak berdampak bagi yang lainnya?

No Pertanyaan untuk warga


1 Apakah bapa/ibu mengetahui apakah ada dampak positif dan negative dari
pabrik industri pabrik tempe tersebut?
2. Bagaimana menurut bapa/ibu dari pengolahan limbah dari pabrik tempe
tersebut oleh para pekerja?
3. Apakah itu merupakan cara yang baik?

11
No Pertanyaan untuk kepala desa
1 Menurut bapa apakah pabrik pembuatan tempe ini memiliki dampak
positif dan negative?
2. Apakah bapa tau bagaimana hasil limbah dari pembuatan tempe? Dibuang
kemana?
3. Apakah itu merupakan cara yang baik?
4 Apakah ada cara lain untuk mengurangi pencemaran terhadap lingkungan
ataupun masyarakat?

Berdasarkan hasil wawancara di tempat observasi,dengan beberapa responden


maka saya menemukan beberapa data dari pertanyaan yang telah dibuat hasil industri
kecil pembuatan tempe yang terjadi di kampung Pasir peteuy, Desa Pawindan, yakni
sebagai berikut :
1. Nama Pemilik industri
Nama : Otong
Umur : 43 tahun
Lulusan sekolah : SD

Gambar 1. Wawancara dengan pemilik


(Sumber: Dokumentasi 2015)
Bapak Otong adalah pemilik industri kecil pembuatan tempe. Bapak Otong
sudah lama mendirikan pengolahan tempe, karena merupakan pengolahan tempe
yang diturunkan oleh orang tuanya. Namun bapak mendirikannya sendiri sudah
selama 10 tahun. Sehingga bapak Otong meneruskan pengolahan tempe tersebut.
Ada limbahnya, dan limbahnya cairnya dibuang kesungai. Tidak ada yang
komplen dari sisa hasil pembuatan tempe ini.

12
2. Pekerja
Nama responden : Dana
Lulusan : SD
Lama bekerja : 1 tahun

Gambar 2. Wawancara dengan pekerja


(Sumber: Dokumentasi 2015)
Bapak Dana adalah seorang pekerja di industri pembuatan tempe. Bapak
Dana sudah bekerja selama 1 tahun, Bapak Dana bekerja mulai dari pukul dari jam
9-siang. Bapak Dana bekerja di bagian mengolah kedelai dimana, dari pencucian
hingga perebusan. Cucian tempe tersebut dari sumur, namun cucian dan perebusan
kedelai dibuang ke sungai cipalih yang dekat dengan pabrik pengeolahan. Dimana
karena kurang pedulinya terhadap lingkungan dan juga kurangnya pengetahuan
tentang lingkungan dan dampak dari limbah tersebut sehingga membuang limbah
ke sungai. Dampak positif jadi lapangan pekerjaan. Dampak negatifnya dari hasil
pembuatan tempe mengakibatkan masyarakat terganggu.
3. Pekerja
Nama responden : Rona
Umur : 25 tahun
Lama bekerja : 10 tahun

Gambar 3. Wawancara dengan pekerja


(Sumber: Dokumentasi 2015)
Bapak Rona adalah salah satu responden yang kami wawancara di industri
kecil pengelolaan tempe, dia bekerja sebagai pembungkus tempe dan kegiatan itu
dia lakukan selama 10 tahun. Dampak positif dari pendirian pengolahan tempe ini
yaitu mengurangi pengangguran, dan juga masyarakat sekitar bisa membeli tempe
dengan mudah. Tidak ada dampak negatifnya.
13
4. Warga sekitar
Nama responden : Ibu Onah
Lulusan sekolah : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Gambar 4. Wawancara dengan warga


(Sumber: Dokumentasi 2015)
Ibu adalah salah satu warga yang dekat dengan pengolahan pabrik tempe,
namun letak sungai dari pembuangan limbah tersebut agak jauh. Namun adanya
pendirian pembuatan tempe ini bagi ibu biasa aja. Jadi tidak merasa terganggu
untuk saya, namun saya mendengar dari masyarakat lainnya pernah mengalami
kebocoran dari pipanya yang untuk menyalurkan limbah sisa dari perebusan dan
pencucian pembuatan tempe. Yang mengakibatkan bau yang menyengat. Dengan
di dirikannya pengolahan tempe, dapat sebagai lapangan pekerjaan dan juga tidak
perlu pergi jauh membeli tempe, karena dekat untuk membelinya.
5. Warga
Nama responden : Munfasil
Usia : 47 tahun
Lulusan sekolah : SMA
Pekerjaan : TNI

Gambar 5. Wawancara dengan warga


(Sumber: Dokumentasi 2015)
Bapak Munfasil adalah bukan warga kampung pasir peteuy melainkan
kampung sebelahnya, namun memiliki kebun di sebelah pambuatan tempe tersebut.
Bapak Munfasil ini sering kali mengecek dan melihat keadaan sekitar kebun dan
daerah yang dekat dengan sungai tersebut. Dengan di dirikannya industri
pembuatan tempe, terdapat dampak positif dan negatif bagi lingkungan. Dampak
positifnya dapat mengurangi pengangguran dan juga untuk membeli tempe tidak
14
perlu jauh-jauh. Dampak negatifnya masyarakat terganggu dari limbahnya.
Limbahnya tidak diolah melainkan langsung dibuang ke sungai
Dimana menurut bapak Munfasil zwalnya letak pengolahan tempe tidaklah di
kampung pasir peteuy RT:04 RW:02, melainkan dekat desa yang letaknya tidak
terlalu jauh dari pengolahan tempe yang sekarang. Berdasarkan dari data yang di
dapat, pengolahan industri pembuatan tempe tersebut di tutup paksa oleh
masyarakat karena telah mengakibatkan pencemaran lingkungan yang
menyebabkan bau tidak sedap dari limbah tempe. Limbah tersebut yang berupa
cucian kedelai dan dari proses perebusan di buang ke lingkungan sekitar
masyarakat.
6. Warga
Nama responden : Mardiyati
Usia : 48 tahun
Lulusan sekolah : S1
Pekerjaan : Guru Biologi

Gambar 6. Wawancara dengan warga


(Sumber: Dokumentasi 2015)
Ibu Mardiyati juga merupakan responden, namun bertempat tinggal di
kampung sebelah dari pembuatan tempe tersebut. Namun ibu Mardiyati
mengetahui pembuatan tempe tersebut mencemari lingkungan. Menurutnya dengan
didirikannya pembuatan tempe ada pengaruh positif dan negatif bagi masyarakat
sekitarnya. Dari dampak positifnya dapat mengurangi pengangguran disekitar dan
juga memudahkan warga untuk membeli ataupun mencari tempe. Dampak
negatifnya dapat merusak lingkungan dari hasil limbah. Dari limbah baik limbah
cair yang dari proses pencucian dan juga perebusan yang mengakibatkan
tercemarnya air sungai cipalih karena dibuang langsung. Menurutnya sebaiknya
limbah cair tersebut diolah menjadi pupuk untuk tanaman ataupun pangan. Hanya
perlu orang yang kreatif.

15
7. Warga
Nama responden : Unu
Usia : 60 tahun
Lulusan sekolah : SD
Pekerjaan : Penjaga warung

Gambar 7. Wawancara dengan warga


(Sumber: Dokumentasi 2015)
Bapak Unu adalah warga kampung pasir peteuy namun jarak dari pembuatan
tempe tersebut dari rumahnya cukup jauh. Bapak Unu mengetahui bahwa limbah
tempe tersebut dibuang kecipalih. Menurut bapak Unu tidak ada dampak positif
dan negatifnya. Dan menurut bapak Unu pembuangan limbah sama sekali tidak
masalah.
8. Warga
Nama responden : Nani Foto tidak ada
(tidak mau di foto)
Usia : 60 tahun
Lulusan sekolah : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

Ibu Nani adalah seorang ibu rumah tangga yang merupakan responden.
Dimana menurut pendapat ibu Nani dampak positif dan negatifnya. Menurut ibu
Nani pembuangan limbah kesungai tidak apa-apa karena airnya mengalir jadi tidak
bau. Dan juga tidak merusak lingkungan.
9. Kepala Desa
Nama responden : Tarman
Usia : 55
Lulusan sekolah : SMA

Gambar 8. Wawancara dengan bapak Kepala Desa


(Sumber: Dokumentasi 2015)
Menurut bapak industri tempe ini, tidak terlalu mengeluarkan limbah.
Hanya sedikit asap saat proses pembuatan tempe, dan sedikit air ke sungai yang
16
mengalir. Sedangkan limbah padatnya diolah kembali menjadi makanan ternak,
dan juga dijadikan pupuk. Namun diolahnya oleh masyarakat kampung sebelahnya,
karena dimasyarakat kampung sini belum ada yang mau untuk mengolah limbah.
Jadi daripada dibuang langsung ke sungai, dari limbah tersebut akan mendapatkan
banyak pendapatan dan juga kekreatifan masyarakatnya meningkat. Dan juga
mengurangi pengangguran, dan semakin beraneka ragam pekerjaan di masyarakat
sini. Sehingga dengan adanya pembuatan tempe banyak sekali dampak positif bagi
lingkungan sekitar.

4.2 Pembahasan

Kegiatan industri jika terus menerus dijalankan, akan mengakibatkan dampak


baik secara langsung ataupun tidak langsung baik terhadap masyarakat atau
lingkungan sekitar pembuatan tempe.

Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan ditempat observasi yakni di


Industri kecil pembuatan tempe di Kampung Pasir peteuy Desa Pawindan Kabupaten
Ciamis, telah terjadi pencemaran di lingkungan tersebut yang di akibatkan oleh
limbah dari pembuatan tempe. Limbah tersebut dibuang ke sungai Cipalih dengan
menggunakan pipa. Pipa tersebut pernah mengalami kerusakan sehingga pipa tersebut
bocor. Dan menyebabkan bau yang tidak sedap dan juga mengganggu aktifitas sekitar
masyarakat. Hal ini diakibatkan oleh pemilik industri kecil pembuat tempe yang
kurang peduli dan kurangnya pengetahuan terhadap lingkungan mengenai dampak-
dampak yang ditimbulkan.
Walaupun posisi atau letak sungai agak jauh dengan masyarakat. Namun
sungai Cipalih ini sering digunakan untuk memancing. Karena adanya sikap yang
kurang peduli terhadap lingkungan dan kurangnya pemahaman tentang lingkungan,
maka masalah pencemaran lingkungan yang terjadi di kampung pasir peteuy desa
Pawindan. Masih sangat minim dalam penanggulangan limbah cair tersebut. Untuk
mengantisipasi masalah pencemaran lingkungan ini maka sebaiknya selaku bapak rt
ataupun pemimpin kampung dan masyarakat melakukan sosialisasi dengan
mengingatkan ataupun membantu cara menanggulangi limbah tempe tersebut agar
tidak mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan yang dapat mengganggu
aktivitas manusia, dan juga mengakibatkan kerusakan lingkungan.
4.2.1 Cara pengolahan limbah oleh pengelola tempe
4.2.1.1 Limbah cair
Dibuang langsung kesungai karena tidak ada tempat
penampungan dan pembuangan yang lain.

17
4.2.1.2 Limbah padat
Diolah menjadi pupuk dan pakan ternak, diolah oleh
masyarakat kampung sebelah.
4.2.2Dampak Negatif Industri Pembuatan Tempe

4.2.2.1 Dampak Lingkungan

Dengan adanya industri tempe menyebabkan lingkungan


menjadi tercemar, akibat pembuangan limbah cair dari pembuatan
tempe. Namun tidak banyak dan juga tidak bau, dikarenakan air
sungainya mengalir, tetapi tetap saja air sungai tercemar dikarenakan
ekosistemnya tidak seimbang, ikan-ikan disungai mulai berkurang.

Namun apabila terjadi kebocoran dari pipa, yang untuk


membuang limbah dari pabrik ke sungai, bisa menyebabkan
pencemaran. Karena menimbulkan bau yang tidak sedap, yang dapat
mengganggu aktivitas penduduk sekitarnya. Dan juga merugikan
masyarakat yang memiliki sawah, dimana jika sungai itu mengalir ke
sawah. Dan juga adanya pencemaran udara, dari hasil saat pembuatan
tempe.

4.2.2.2 Dampak Sosial Budaya

Dampak sosialnya menurunya kualitas hidup masyarakat akibat


polusi saat proses pembuatan dan pembuangan limbah yang
ditimbulkan oleh industri pembuatan tempe. Dan juga menimbulkan
keresahan masyarakat tersebut dan juga akan berdampak negatif
kesemua pihak, yang melewati industri tempe tersebut ataupun air
yang tercemar oleh limbah tersebut. Yang dapat menimbulkan
penyakit, selain pernapasan akibat baunya limbah tetapi juga gatal-
gatal ataupun merusak tanaman jika airnya digunakan oleh warganya.
Sehingga mengakibatkan dampak yang tidak baik dalam komunikasi
antara masyarakat sekitar lingkungan dengan pengelola industri
pembuatan tempe. Dan juga adanya pencemaran udara, dari hasil saat
pembuatan tempe. Walaupun asapnya sedikit, namun pekerja tidak
menggunakan masker yang dapat mengganggu kesehatan pekerjanya.

Dimana terdapat beberapa warga yang beberapa tahun yang


lalu sering memancing, namun akhir-akhir ini semakin berkurang yang
memancing karena jumlah ikannya telah berkurang, diakibatkan
aktivitas manusia sendiri dan juga dari proses pembuatan tempe.

18
4.2.2.3 Dampak Ekonomi

Dampaknya yaitu hanya penjual tempe yang keliling tidak


terjual, jadi ada yang dirugikan oleh adanya industri kecil pembuatan
tempe tersebut.

4.2.3 Dampak Positif Industri Pembuatan Tempe

4.2.3.1 Dampak Lingkungan

Tidak adanya dampak positif dari industri kecil pembuatan


tempe terhadap lingkungan. Hanya ada dampak negatif untuk
lingkungan.

4.2.3.2 Dampak Sosial Budaya

Budayanya di lingkungan sekitar semakin beranekaragam,


tidak hanya yang bekerja sebagai petani, pegawai bengkel, tetapi juga
dengan adanya industri kecil ini dapat menambah berbagai macam
pekerjaan ada yang bekerja sebagai mengolah limbah dan juga
membuat tempe. Dan pegawainya ada yang bukan yang tinggal di
daerah tersebut, sehingga menambah interaksi sosial dengan orang
yang baru. Dan orang yang baru juga bisa menambah budaya dari
kampungnya.

4.2.4.3 Dampak Ekonomi

Warga sekitar bisa bekerja, dan berkurangnya pengangguran di


sekitar industri tempe. Menjadi pekerja di pabrik pembuatan tempe
selain itu juga, menjadi mengolah dari limbah tempe tersebut.
Misalnya membuat pupuk dari limbah, dan juga dibuatnya pupuk
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga disekitarnya.

4.2.4 Upaya solusi yang baik

- Sebelum limbah cair dibuang langsung, terlebih dahulu diolah minimal


limbah itu berkurang zat-zat yang merusak lingkungan. Dengan menyimpan
terlebih dahulu di kolam, dan diolah. Setelah itu bisa dibuang, jika tidak
adanya zat yang merusak lingkungan.

- Limbah padat sudah bagus, diolah kembali menjadi pupuk ataupun makanan
ternak. Karena tidak adanya dampak yang merusak lingkungan ataupun
dampak negatif terhadap masyarakat.

- Pencemaran udara sebaiknya pekerja menggunakan masker dan juga dibuat


cerobong agar tidak dibuang langsung kelingkungan.

19
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Analisis dampak mengenai lingkungan terhadap industri kecil pembuatan tempe.


Terlihat adanya beberapa aspek dari aspek lingkungan, sosial-budaya dan ekonomi.
Dilihat dari hasil analisi dari aspek tersebut memiliki dampak positif dan negatif. Dari
dampak negatifnya yaitu mengakibatkan limbah air yang dapat mengganggu aktivitas
masyarakat sekitar, walaupun limbah padatnya sebagian telah diolah menjadi pupuk dan
pakan ternak. Namun selain itu mengurangi pengangguran dan menambah perekonomian
dari hasil pengolahan limbah padat. Sebaiknya pengelola industri tempe harus
menimialisir ataupun tidak adanya limbah yang mengakibatkan dampak negatif bagi
lingkungan dan masyarakat.
5.2 Saran
Dari hasil observasi ini diharapkan masyarakat dan juga pembaca menjaga lingkungan
dari limbah yang mengakibatkan rusaknya tanah, dan juga terutama resapan air.
Dan juga selain masyarakat, tetapi pemerintah harus berperan serta menjaga dan
mengelola kelestarian lingkungan dengan menrapkan peraturan yang ketat dan tegas agar
lingkungan selalu terjaga hingga di masa depan.

20

Vous aimerez peut-être aussi