Vous êtes sur la page 1sur 52

BAB I

PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Kegiatan


Semarang sebagai ibukota Propinsi Jawa Tengah merupakan pusat segala kegiatan
aktifitas baik ekonomi, perdagangan, jasa dan industri serta menjadi pusat interland
wilayah Jawa Tengah. Kota Semarang dapat berperan langsung dalam lingkup
international. Semakin banyak diadakan hubungan dengan negara lain akan membuka
peluang masuknya wisatawan asing yang bertujuan untuk bisnis maupun upaya
membuka peluang penanaman modal di Kota Semarang. Perkembangan pembangunan di
Kota Semarang memunculkan efek positip untuk perkembangan pariwisata. Banyak
bermunculan pusat perbelanjaan (mall) baru menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan yang akan berkunjung ke kota Semarang. Wisata belanja menjadi alternatif
kunjungan wisatawan di Kota Semarang. Sektor pariwisata Kota Semarang yang selama
ini tidak mengalami perkembangan yang sigifikan, dapat diupayakan kembali
pengembangannya dengan penyediaan berbagai fasilitas pendukung, salah satunya
fasiltias hunian (Kondotel & Apartement) yang memadai.

Perkembangan pembangunan Kota Semarang di segala bidang sampai saat ini terus
berlangsung demikian juga di bidang perdagangan jasa dan pemukiman. Kota Semarang
sebagai pusat pemerintahan Propinsi Jawa Tengah mempunyai berbagai potensi
pengembangan kegiatan perekonomian yang mendukung pertumbuhan Kota
Metropolitan yang berbasis Perdagangan dan Jasa. Sebagai salah satu pelaku usaha jasa
pemukiman PT. Graha Masindo Pratama, saat ini sedang melaksanakan perencanaan
pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”, yang diharapkan nantinya akan
memegang peranan penting dalam pendukung perekonomian, sehingga diperlukan
perhatian dari pihak pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam menjaga
kesinambungan kegiatan usaha ini. Perkembangan terhadap tuntutan mutu dan fasilitas
untuk memenuhi berbagai kebutuhan bagi masyarakat sebagai konsumen memerlukan
penanganan secara lebih serius dari para pengelola. Dalam perkembangan selanjutnya
mengelola sebuah apartemen tidak sekedar dari sisi mutu produk jasa yang dihasilkan,
namun sudah menuntut adanya keseimbangan pelayanan lain yaitu keterpaduan dari
segenap unsur termasuk pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga perlu adanya upaya
secara sadar dan terencana dalam mengelola sumber daya secara komprehensif untuk

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) I-1


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

kelangsungan pembangunan yang berkelanjutan dengan mengelola dampak yang


ditimbulkan oleh suatu kegiatan usaha terhadap lingkungan hidup.
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang dimaksudkan untuk
menyediakan fasilitas tempat tinggal yang modern seiring dengan perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi Kota Semarang. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang
program pembangunan Pemerintah Kota Semarang, khususnya turut membantu untuk
menarik penanaman modal di Kota Semarang dan sekitarnya melalui penyediaan
fasilitas perdagangan dan jasa.

Kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang menempati


lahan seluas ± 2.564 m2 dengan rencana luas lantai bangunan ± 22.253,2 m2,
merupakan bangunan yang terdiri dari 1 (satu) semi basement, 15 (lima belas) lantai
dan 1 (satu) lantai atap.
Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan diatas, maka rencana Pembangunan
Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” jalan Pandanaran No. 18 Semarang ini telah
mengacu pada peraturan yang ada yaitu :
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60.65 %.
b. Ketinggian Bangunan = 15 lantai.
c. Koefisien Lantai Bangunan = 7,4 m.

Berdasarkan perencanaan teknis yang telah dilakukan, maka disain teknis yang akan
dituangkan dalam bangunan fisik dapat disajikan sebagai berikut :
- Luas tanah (tapak proyek) : 2.564 m2
- Koefisiensi dasar bangunan : 60.65 % efektif
- Jumlah lantai : 15 lantai + 1 Semi basement
- Luas Lantai bangunan : 22.253,2 m2
- Tinggi total gedung : 45 m
- Jumlah Apartement : 60 unit
- Jumlah Kondotel : 196 unit
- Parkir Mobil : 115 mobil
- Parkir Motor : 40 motor

Secara rinci penggunaan lahan dan penggunaan untuk tiap-tiap lantai dapat disajikan
dalam tabel berikut ini :

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) I-2


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Tabel 1.13.Penggunaan ruang untuk masing-masing lantai


Luas Lantai
No Lantai Penggunaan Ruang
(m2)
1 Semi Basement 661.2 Ruang Trafo, Ruang Genset,
MDF, Ruang Lift, Ground
Watertank dan APAL
2 Lantai 1 1555 Lift Hall, Receptionis, Front
Office,
Parkir Mobil = 28 unit
Parkir Motor = 10 unit
3 Lantai 2 1390 Parkir Mobil = 29 unit
Parkir Motor = 10 unit
4 Lantai 3 1555 Parkir Mobil = 29 unit
Parkir Motor = 10 unit
5 Lantai 4 1555 Parkir Mobil = 29 unit
Parkir Motor = 10 unit
6 Lantai 5 1555 Kondotel = 12 unit
Apartement = 8 unit
7 Lantai 6 s/d 13 1555 Kondotel = 184 unit
Apartement = 52 unit
8 Lantai 14 1188 Ruang ME dan Management
Floor
9 Lantai Atap 354 Out Door Gym, Fitnes Area,
BBQ Area, Roft Tank, SPA,
Jacuzi, Lift Hall, Kolam Renang
dan Lift Machine
Luas Bangunan termasuk :
Luas Total 22.253,2
Basement
Sumber : PT. Graha Masindo Pratama, 2013

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) I-3


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


I-4
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


I-5
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


I-6
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


I-7
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.1. TAHAPAN RENCANA KEGIATAN


Rencana pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” di jalan Pandanaran
No. 18 Semarang terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : tahap prakonstruksi, tahap
konstruksi, tahap operasional, dan tahap pascaoperasi yang dapat dijelaskan sebagai
berikut.

1.1.1.1. KEGIATAN TAHAP PRAKONSTRUKSI


Kegiatan pada tahap prakonstruksi yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup adalah :
(1) Study Kelayakan,
(2) Perencanaan Teknis,
(3) Pengurusan Perijinan
(4) Sosialisasi dan Penyampaian Informasi.

1. Study Kelayakan
Studi kelayakan dilakukan untuk memberikan kesimpulan ilmiah terkait dengan
rencana kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang. Studi kelayakan dimaksud adalah studi kelayakan secara teknis,
terkait dengan lahan yang akan digunakan dan besaran bangunan yang akan
didirikan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin keamanan gedung,
keselamatan warga di sekitar gedung dan stabilitas lahan yang akan digunakan.
Studi kelayakan ekonomis dilakukan untuk menyusun rencana aliran dana
investasi dan rencana pengembalian modal hingga keuntungan yang akan
didapatkan. Hal ini dilakukan untuk menyusun rencana kegiatan yang matang
dari sisi ekonomi (bisnis), termasuk dalam hal ini adalah potensi menarik
investor lain dalam kegiatan operasional nantinya.

2. Perencanaan Teknis
Perencanaan teknis dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran dan kapasitas
gedung yang dikehendaki sesuai dengan hasil studi kelayakan teknis dan
ekonomi tersebut di atas. Perencanaan dilakukan oleh konsultan perencana yang
telah ditunjuk oleh PT. Graha Masindo Pratama. Perencanaan dilakukan dengan
mempertimbangkan aspek-aspek teknis tanah dan bangunan, untuk menjamin
keamanan bangunan dan keselamatan warga di sekitar lokasi.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I-8


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

3. Pengurusan Perijinan
Legalitas suatu rencana kegiatan dilihat dari kelengkapan perijinan yang dimiliki.
Demikian juga dengan rencana kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement
“THE PINNACLE” Semarang oleh PT. Graha Masindo Pratama. Kelengkapan
perijinan telah mulai diajukan oleh pihak PT. Graha Masindo Pratama, untuk
memenuhi aspek yuridis tersebut. Beberapa perjinan yang saat ini telah terbit
antara lain:
- Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang
Nomor 556.2/24, tentang persetujuan pendirian Kondotel dan Apartemen
kepada PT. Graha Masindo Pratama seluas ± 2.564 m2, yang terletak di Jalan
Pandanaran No. 18 Kelurahan Pekunden Kecamatan Semarang Tengah Kota
Semarang.
- Surat Rekomendasi Ketinggian Bangunan Nomor 553.95/10.893 yang
diterbitkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
(Dishubkominfo) Kota Semarang tanggal 30 April 2013.
- Keterangan Rencana Kota Nomor 591/1749/DTKP/V/2013 yang diterbitkan
oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Semarang tanggal 30 Mei
2013.

4. Sosialisasi dan Penyampaian Informasi


Sosialisasi adalah kegiatan penyampaian informasi kepada masyarakat,
khususnya masyarakat Kelurahan Pekunden sebagai kelompok masyarakat
terkena dampak. Penyampaian informasi ini dilakukan dengan tatap muka dan
wawancara dengan perwakilan kelompok masyarakat terkena dampak, dimana
kegiatan ini dilakukan di Balai Pertemuan Kelurahan Pekunden.
Sosialisasi juga dilakukan dengan pemasangan papan pengumuman, baik di
lokasi kegiatan maupun di kantor Kelurahan Pekunden.
Sedangkan untuk lingkup yang lebih luas, penyampaian informasi dilakukan
dengan pengumuman di media cetak lokal, yang diharapkan mampu memberikan
informasi kepada pembaca, khususnya di Kota Semarang, sehingga masyarakat
mengetahui kegiatan pelaksanaan studi AMDAL Pembangunan Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang, yang diharapkan masyarakat dapat
menyampaikan saran dan masukan kepada pemrakarsa kegiatan, baik langsung
maupun melalui mediator, dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup Kota
Semarang.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I-9


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.1.2. KEGIATAN TAHAP KONSTRUKSI


Pelaksanaan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
di Jl. Pandanaran No. 18 Semarang secara fisik akan dilaksanakan secara bertahap
dan diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu satu tahun.
Dari seluruh kegiatan tahap konstruksi tersebut, terdapat beberapa kegiatan yang
diperkirakan potensial menimbulkan dampak penting. Berdasarkan hasil
inventarisasi seluruh kegiatan tahap konstruksi, maka beberapa kegiatan yang
potensial menimbulkan dampak penting, yaitu : (1) Rekruitmen Tenaga Kerja
Konstruksi; (2) Mobilisasi Peralatan dan Material; (3) Pematangan Lahan; (4)
Pembangunan Fisik Bangunan, serta (5) Demobilisasi Peralatan.

1. Rekruitmen Tenaga Kerja Tahap Konstruksi


Kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan tahap konstruksi, akan menggunakan
tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi pekerjaan, khususnya untuk
pekerjaan bangunan gedung. Untuk kebutuhan tenaga kerja konstruksi ini,
diupayakan semaksimal mungkin berasal dari penduduk lokal yang berada di
sekitar lokasi proyek yang memiliki kemampuan dan ketrampilan sesuai dengan
kebutuhan proyek dan bidang keahliannya. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
berbagai bidang pekerjaan meliputi operator, tenaga keamanan, mandor, tukang,
kepala tukang dan tenaga ahli. Kualifikasi tukang minimal berpendidikan SMP
dan telah berpengalaman di bidang pekerjaan bangunan gedung. Untuk tenaga
ahli setidaknya berpendidikan setingkat sarjana atau sarjana muda yang
berpengalaman untuk bidang pekerjaan bangunan gedung.
Kegiatan rekruitmen tenaga kerja akan memberikan dampak positif bagi
masyarakat dengan terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha yang
akan berdampak lanjut terhadap matapencaharian dan pendapatan yang pada
akhirnya dapat memberikan persepsi positif terhadap rencana Pembangunan
Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” di Jl. Pandanaran No. 18 Semarang.
Namun, apabila dalam proses rekruitmen tenaga kerja tidak memperhatikan
aspirasi masyarakat sebagai tenaga kerja local dan tidak melibatkan mereka
dalam proses pembangunan, maka dapat memberikan dampak negative berupa
persepsi negative masyarakat, yang dalam jangka panjang dapat memicu
terjadinya berbagai potensi konflik social.
Berikut ini adalah rencana tenaga kerja konstruksi yang yang akan terlibat dalam
pekerjaan konstruksi:

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 10


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Tabel 1.13. Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi


Jumlah
No Klasifikasi Pekerja
(orang)
1 Site Manager 1
2 Structure Engineer 2
3 Architecure Engineer 4
4 M/E Engineer 2
5 Administrasi 6
6 Operator & Helper Alat Berat 4
7 Mechanical & Electrical 6
8 Pengawas/ Mandor 12
9 Tukang Batu 45
10 Tukang Kayu 10
11 Asisten Tukang 70
12 Tenaga kerja Interior 15
13 Keamanan 9
14 Helper (pembantu) 4
Jumlah 190
Sumber : PT. Graha Masindo Pratama, 2013

2. Mobilisasi Peralatan dan Material


Mobilisasi peralatan dan material adalah pemindahan peralatan dan material ke
dan dari lokasi yang dilakukan pada awal dan akhir pekerjaan konstruksi.
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pembangunan Kondotel & Apartement
“THE PINNACLE” Semarang ini didatangkan dari dalam dan luar kota Semarang.
Frekuensi atau arus lalu lintas pengangkutan alat berat ini akan padat terutama
pada awal kegiatan (mobilisasi) dan pada akhir kegiatan (demobilisasi).
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan akan dilakukan melalui akses jalan yang
ada, yaitu Jl. Pandaranan Semarang. Dengan demikian, maka kegiatan tersebut
akan sangat tergantung pada kondisi lalu lintas yang ada, prasarana jalan yang
dilalui serta jenis alat angkut yang digunakan. Dalam kegiatan mobilisasi
peralatan pada tahap konstruksi dapat saja mempergunakan kendaraan
transportasi besar dan alat berat, dengan frekuensi sesuai dengan jenis peralatan
yang diangkut, disarankan pada waktu mobilisasi peralatan tersebut dilakukan
pada waktu malam hari sehingga tidak mengganggu kondisi lalu lintas yang ada
disekitar lokasi kegiatan. Kegiatan ini diperkirakan akan berdampak terhadap
gangguan lalu lintas.
Pengadaan peralatan kerja kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang meliputi :

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 11


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Tabel 1.3 Rencana Peralatan Konstruksi

No Jenis Peralatan Jumlah Satuan


1 Dump Truck 4 unit
2 Water Pass 12 unit
3 Pick Up 5 unit
4 Truck 8 unit
5 Beton Mollen/ Mixer 7 unit/hari
6 Crane 1 unit
7 Las Listrik 3 unit
8 Mini Pile 1 unit
9 Hydraulic Pile 1 unit
10 Meteran 15 unit
11 Scavolding 1200 unit
12 Jaring Pengaman 6 unit
13 Pemotong Besi 4 unit
14 Peralatan tukang 70 set
15 Peralatan keselamatan 8 set
16 Pompa Air 2 unit
Sumber : PT. Graha Masindo Pratama, 2013

Dalam pelaksanaan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”


Semarang diperlukan bahan-bahan material bangunan yang sebagian besar
didatangkan dari wilayah Kota Semarang dan sebagian lagi dari luar daerah.
Sarana jalan untuk mobilisasi peralatan dan material tersebut di atas dapat
menggunakan jalan hantar yang ada yaitu Jalan Pandanaran yang
menghubungkan dengan rencana lokasi kegiatan. Dalam kaitannya dengan
proyek Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang, pihak
pemrakarsa tidak perlu membuat prasarana dan sarana jalan baru, termasuk
jalan untuk kepentingan proyek.
Mobilisasi material yang melalui jalan hantar yang ada ini diperkirakan dapat
menimbulkan kerusakan jalan yang ada dan/atau gangguan lalu lintas di jalan
tersebut akibat adanya ceceran material proyek akibat mobilisasi material.
Sedangkan untuk gudang penyimpanan, sarana sanitasi dan kantor proyek
(direksi kit) perlu dibangun di lokasi proyek yang sifatnya sementara. Pengadaan
material kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang meliputi pasir, semen, batu bata, batu kali, batu belah, batu kolam,
kayu, besi, pipa PVC, cat dan bahan-bahan pendukung lainnya.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 12


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

3. Pematangan Lahan
Pematangan lahan dilakukan dengan cara pembersihan lahan dari tanaman, sisa
bangunan, perataan dan pemadatan tanah. Dalam kegiatan pematangan lahan ini
tidak ada kegiatan penggalian untuk bangunan semi basemen, karena elevasi
bangunan semibasemen berada diatas level elevasi Jalan Pandanaran.
Pematangan lahan dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti :
bulldozer, excavator, dan roller. Waktu pelaksanaan pematangan lahan
direncanakan selama 1 bulan.

4. Pembangunan Fisik Bangunan


Rencana kegiatan konstruksi (pembangunan) akan dilaksanakan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan PT. Graha Masindo Pratama, adapun
pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

a. Pekerjaan Persiapan dan Lapangan


Pekerjaan persiapan dan lapangan yang dimaksud disini adalah didirikannya
bangunan sementara penunjang kegiatan konstruksi, maupun penyediaan air
untuk tahap konstruksi.
 Penyediaan Air Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi kebutuhan air bersih untuk keperluan domestik
tenaga kerja, dan kegiatan konstruksi. Untuk memenuhi kebutuhan air
dengan baik, kontraktor pelaksana akan menyediakan air yang bersumber
dari air tanah (air sumur) eksisting. Sedangkan kebutuhan air minum
dipenuhi dengan membeli air minum kemasan. Prakiraan kebutuhan air
bersih pada tahap konstruksi, yaitu :
Kebutuhan Kebutuhan
Uraian
No Komponen Air Air
Orang L/hari (L/hari) (m3/hari)
1 Pekerja Konstruksi yang tinggal 50 100 5000 5,00
2 Pekerja Konstruksi yang pulang 140 50 7.000 7,00
3 Kegiatan Konstruksi* 963,26 0,963
Total Kebutuhan Air 12.963,26 12,963

Luas seluruh lantai bangunan : 22.253,2 m2


Kebutuhan air konstruksi per m2 : ± 30 liter
Kebutuhan air konstruksi total : 22.253,2 m2 x 30 liter/m2 =
± 667.596 liter

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 13


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Keterangan:
untuk konstruksi diasumsikan :
Masa Konstruksi : 1 tahun = 360 hari
Kebutuhan air konstruksi per hari : 667.596 liter / 360 hari
= ± 1.854,43 liter/hari
Kebutuhan air konstruksi m3/hari : 1,85 m3/hari

 Kantor dan Gudang Arsitektur


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor pelaksana dapat membuat
kantor kontraktor pelaksana, dan gudang tempat penyimpanan bahan
(Boukeet), yang sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak Site
Manager berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya. Semua
Boukeet perlengkapan kontraktor pelaksana dan sebagainya, pada waktu
pekerjaan berakhir harus dibongkar
 Penjagaan dan Pemasangan Papan Nama
Kontraktor pelaksana bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama
pelaksanaan dan sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk
mengatur sirkulasi/ arus kendaraan keluar/masuk proyek

b. Pekerjaan Pondasi Bangunan (Sub Structure)


Pondasi bangunan menggunakan tiang pancang mini pile dengan sistem
hydraulic jacking pile (tekan hidrolik). Pekerjaan pemancangan tiang dengan
tekan hidrolik dengan menggunakan bantuan alat berat yang berupa crawer
crane. Proses pemancangan secara sederhana dengan pengangkatan tiang
mini pile dengan crane yang dimasukkan ke dalam penjepit hydraulic jack-in,
kemudian mesin hydraulic menekan tiang ke dalam tanah.

Langkah-1 langkah-2 langkah-3

Gambar 1.1. Tahapan pemancangan

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 14


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Pelaksanaan pekerjaan pondasi dengan sistem hydraulic jacking pile ini akan
dapat mengurangi dampak getaran dan kebisingan dibandingkan dengan
penggunaan pancang model drop hammer, sehingga dapat meminimalkan
resiko kerusakan bangunan disekitarnya.
Pekerjaan pemancangan ini menggunakan tiang pancang mini pile persegi.
Tiang pancang yang dipergunakan memiliki ukuran 30 cm x 30 cm dengan
panjang total kedalaman pemancangan 24 meter. Bahan tiang pancang
minipile ini adalah beton pratekan K-500. Pada tiang pancang tersebut
dikelompokkan beberapa kumpulan tiang yang merupakan pile cap.
Pada pile cap ini jarak antar tiang pancang sekitar antara 65 cm dan 75 cm.
Pile cap ini memiliki karakteristik bahan beton bertukang. Mutu beton pada
pile cap ini menggunakan K-250 dengan tulangan ulir D 16, D19 dan D22
sesuai dengan kebutuhan perencanaan. Mutu baja tulangan 390 MPa.

c. Pekerjaan Konstruksi Bangunan


1. Pekerjaan Struktur Bangunan
Pekerjaan struktur bangunan dilakukan per lantai dengan pemasangan
tulangan kolom dan beam serta bekesting cor. Pengecoran beton dilakukan
menggunakan ready mix dengan truk molen dari penyedia ready mix.
Sedangkan untuk pekerjaan plafon yang merupakan lantai tingkat di
atasnya dengan pemasangan scavolding, bekesting lantai dan tulangan
beton, kemudian dilapis dengan beton ready mix. Untuk pengecoran beton
yang tinggi digunakan concrete pump (pompa beton).
2. Pekerjaan Dinding
Dinding bangunan sebagian menggunakan batu bata dan kaca serta beton
cor untuk dinding ruang lift. Untuk pemasangan dinding batu bata dapat
dilakukan secara bertahap pada saat pekerjaan struktur bangunan lantai
yang akan dipasang batu bata telah selesai, sedangkan untuk pemasangan
dinding kaca dilakukan setelah pekerjaan struktur bangunan serta
plesteran telah selesai secara keseluruhan. Pekerjaan akhir dinding
sebagian menggunakan plesteran dan sebagian menggunakan pasangan
keramik.
3. Pekerjaan Pemasangan Kusen
Pemasangan kusen pintu dilakukan setelah pekerjaan dinding batu bata
selesai. Adapun material yang digunakan adalah kayu dan kusen almunium.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 15


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

4. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan plesteran dinding menggunakan campuran semen dan pasir
dengan perbandingan 1:5 serta ketebalannya kurang lebih 1,5 cm.
5. Pekerjaan Lantai
Untuk pekerjaan lantai menggunakan marmer, keramik, dan karpet yang
disesuaikan dengan fungsi ruangannya. Lantai marmer digunakan pada
ruang lobby di lantai dasar, pemasangannya dengan menggunakan
campuran semen dan pasir. Lantai keramik digunakan pada selasar dan
toilet. Sedangkan lantai karpet digunakan pada kamar kondotel dan
apartement dan ruangan lainnya, pemasangan lantai karpet ini
menggunakan lem dan dilakukan saat pekerjaan plesteran serta
pengecatan ruang telah selesai.
6. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan dilakukan setelah pekerjaan plesteran dinding selesai dengan
menggunakan roll cat dan kuas.

d. Pekerjaan Sarana Penunjang


1. Pekerjaan Pagar
Pagar lingkungan menggunakan dinding batu batu setinggi sekitar 4 meter.
Pagar yang dibangun ini bertujuan untuk kepentingan keamanan dan
estetika bangunan.
2. Pembangunan Parkir
Lahan parkir di sekeliling gedung menggunakan paving block dan
perkerasan aspal serta dilengkapi dengan garis pemisah antar SRP (satuan
ruang parkir). Sedangkan untuk ruang parkir yang ada di dalam gedung
(basemen) menggunakan lantai dan dinding beton cor. Setiap lantai di
ruang parkir diberi tanda dan rambu arah naik/turun serta garis pemisah
satuan ruang parkir.
Area parkir direncanakan/diperkirakan mencukupi untuk daya tampung
kendaraan penghuni dan tamu. Total kapasitas parkir bisa menampung
sekitar 115 unit mobil dan 40 unit motor.
3. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan yang dibangun sebagai akses keluar
masuk lokasi dan jalan penghubung antar fasilitas di areal gedung
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang. Jalan di

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 16


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

halaman depan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”


Semarang menggunakan perkerasan aspal dan beton Pekerjaan jalan area
ini dilaksanakan pada saat konstruksi gedung telah selesai.
4. Pemasangan Rambu Lalu Lintas
Pemasangan rambu lalu lintas berupa :
 Tanda “dilarang masuk” atau tulisan “KELUAR”, dipintu keluar.
 Tanda / tulisan “MASUK”, di pintu masuk.
 Tanda / tulisan “dilarang parker”, pada lokasi yang bukan area parker.
 Tanda / tulisan “awas ada proyek” pada lokasi sebelum proyek.
 Pemasangan lampu flash light pada pintu keluar masuk proyek.
5. Prasarana Air Bersih
Untuk kepentingan penyediaan air bersih, akan dibuat Bak Penampungan
(ground reservoir) dengan kapasitas 150 m3. Dari bak penampungan akan
dipompakan ke tangki penampung yang terletak di bagian atap gedung.
Direncanakan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, seluruhnya
menggunakan PDAM. Sebagai cadangan apabila air dari PDAM maupun air
bersih (pembelian dengan tangki) tidak mencukupi, maka akan
menggunakan sumur yang ada di lokasi sebagai sumber air cadangan.
6. Saluran Drainase
Dalam rangka menata aliran air dilingkungan tapak proyek, maka akan
dibangun system jaringan drainase. Saluran tersebut terbuat dari plesteran
semen, dengan arah aliran menuju ke depan (saluran drainase). Saluran
drainase tersebut merupakan saluran air yang menuju ke roil kota yaitu
jalan Pandanaran Semarang.
7. Penghijauan
Penanaman pohon di sekitar gedung ataupun roof garden dilakukan setelah
seluruh pekerjaan eksterior selesai dikerjakan penghijauan merupakan
kegiatan yang ditujukan untuk mempertahankan fungsi lingkungan dengan
menambah nilai estetika lingkungan.

e. Pekerjaan Mekanikal Dan Elektrikal


Pekerjaan mekanikal dan elektrikal dilakukan setelah pekerjaan struktur
gedung selesai.
1. Sistem Plumbing
Pekerjaan plumbing baik untuk jaringan distribusi air bersih, pipa

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 17


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

pembuangan air kotor dan pemadam api dilakukan setelah pekerjaan


struktur bangunan selesai. Pipa yang digunakan untuk distribusi air bersih
dan pembuangan air kotor ini adalah pipa besi dan pipa PVC. Untuk
jaringan air pemadam api dipasang di atas ceiling (plafon) dengan cara
digantung menggunakan plat besi.
2. Sistem Elektrikal
Untuk pemasangan kabel listrik, AC/Ventilasi, Lift, kabel jaringan telepon,
kabel jaringan komputer dan jaringan sound system serta fire alarm
masing-masing menggunakan cable tray tersendiri. Sumber listrik akan
dipasok melalui PLN. Sebagai cadangan dalam kondisi darurat akan
menggunakan genset yang ditempatkan pada ruang khusus.
3. Sistem Hydrant
Sistem hydrant menggunakan Fire Hydrant Box dan Hydrant Pilar pada
tempat-tempat tertentu sesuai standart.
4. Sistem Transportasi Vertikal
Aksesbilitas secara vertical dapat menggunakan tangga. Disamping itu akan
dibangun lift guna memudahkan akses ke seluruh lantai dalam gedung
Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang.
5. Pekerjaan ducting
Untuk HVAC (Heating Ventilating Air Conditioning) dilakukan setelah
pekerjaan struktur gedung selesai, pemasangannya di atas plafon dengan
bahan plat yang dibentuk persegi memanjang.
6. Pekerjaan IPAL
Rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang akan diletakan di basement
dengan kapasitas 150 m3.

Jadwal lengkap kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE


PINNACLE” Semarang disajikan dalam lampiran. Secara singkat aktivitas
pekerjaan proyek dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 18


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Tabel 1.4 Rencana Kegiatan Pembangunan Fisik Pembangunan Kondotel &


Apartement “THE PINNACLE” Semarang

No Jenis Kegiatan Tahap Konstruksi


1 Pekerjaan Pondasi Bangunan (meliputi persiapan umum, tanah,
struktur bawah)
2 Pekerjaan Konstruksi (meliputi pekerjaan struktur, pasangan dan
plesteran, lantai & dinding, kusen, sanitair, pengecatan, dll)
3 Pekerjaan Eksterior Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang (meliputi pekerjaan sarana dan prasarana lingkungan,
pagar, penataan parkir, dan perkerasan aspal)
4 Pekerjaan Mechanical dan Electrical (meliputi pekerjaan Plumbing,
Listrik, Diesel, AC, Telepon, Internet, Fire Alarm, Hydrant, Penangkal
Petir, Lift )
5 Pekerjaan Interior Pembangunan Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang (meliputi atap ceiling/plafond, penutup
lantai/karpet, gordeyn penutup jendela, partisi ruangan, meubelair,
pengadaan barang seperti TV , kulkas)
Sumber : PT. Grsaha Masindo Pratama, 2013

Di samping fasilitas-fasilitas pokok tersebut di atas, gedung Kondotel &


Apartement “THE PINNACLE” Semarang juga dilengkapi dengan berbagai
fasilitas penunjang. Peralatan penunjang yang disediakan oleh pengelola
Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang (PT. Graha Masindo
Pratama) merupakan fasilitas yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi pengunjung apartement maupun pengunjung restoran. Hal ini
telah menjadi komitmen dari PT. Graha Masindo Pratama dalam memberikan
pelayanan optimal terkait dengan fasilitas hunian dan kuliner bagi masyarakat
Kota Semarang. Fasilitas penunjang operasional Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang untuk kenyamanan pengunjung/tamu meliputi:

Tabel 1.6 Fasilitas penunjang gedung Kondotel & Apartement The Pinnacle
Jumlah
No Nama Peralatan
(unit)
Tata Udara
1 AC Splite 20
2 AC Window 175
3 Exhaust Fan 175
Elektrikal
1 Power System PLN 900 KVA 1
2 Transformer 2
3 MV Cubicle 2
4 Panel 12
5 Generator Set 850 KVA 1

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 19


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Plumbing
1 Pompa Air 2
2 Ground Tank 1
3 Roof Tank 2
Fire Hydrant
1 Electric Pump 1
2 Fire Control 2
3 APAR 48
4 Hydrant Box 10
Telephone
1 Central PABX 2
2 Pesawat Telepon 175
Vertical Transport
1 Lift 9
2 Gondola 2
Sumber : PT. Grsaha Masindo Pratama, 2013

5. Demobilisasi Peralatan
Dengan selesainya pelaksanaan kegiatan konstruksi fisik, maka peralatan
pekerjaan yang sudah tidak digunakan lagi dalam aktivitas kegiatan akan
dikembalikan (demobilisasi) meskipun konstruksi fisik bangunan belum selesai
secara keseluruhan. Kegiatan ini tentunya akan berdampak terhadap ganguan
lalu-lintas.

1.1.1.3. KEGIATAN TAHAP OPERASIONAL


1. Rekruitmen Tenaga Kerja Tahap Operasional
Kegiatan operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
diawali dengan rekruitmen tenaga kerja tahap operasional. Dalam kegiatan
rekruitmen tenaga kerja ini diupayakan untuk tetap mengakomodasi
kepentingan warga sekitar lokasi, khususnya bagi kelompok masyarakat yang
memiliki ketrampilan dan keahlian di bidang perhotelan dan jasa restoran.
Berdasarkan jenis ikatan kerja yang direncanakan oleh PT. Graha Masindo
Pratama, terdapat 4 (empat) jenis ikatan kerja karyawan, yaitu :
- Karyawan tetap, di mana karyawan tetap ini nantinya akan bekerja pada PT.
Garaha masindo Pratama selaku pengelola utama Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang. Karyawan ini terutama
bekerja pada divisi administrasi dan keuangan.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 20


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

- Karyawan outsourcing, yang merupakan karyawan yang berada di bawah


manajemen perusahaan penyedia tenaga kerja, di mana
perusahaan penyedia jasa tersebut terikat kontrak dengan PT.
Graha Masindo Pratama selaku pengelola utama. Karyawan
outsourcing ini khususnya dari divisi houskeeping dan security.
- Karyawan harian lepas, yang merupakan karyawan tidak tetap dengan masa
kerja yang tidak tetap pula. Karyawan harian lepas ini akan
bekerja pada saat dibutuhkan dengan upah kerja harian, sesuai
dengan jumlah hari kerja yang dilakukan. Salah satu divisi yang
membutuhkan karyawan harian lepas ini adalah divisi
maintenance gedung, di mana kegiatan perawatan gedung tidak
dapat dipastikan waktu pelaksanaannya.
Sedangkan kebutuhan tenaga kerja pada tahap operasional ini, diperkirakan
sebagai berikut :

Tabel 1.6 Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasional


Jumlah Status
Uraian Jam kerja
Tenaga Kerja Karyawan
Satpam 24 jam 10 orang Outsourcing
Resepsionis 24 jam 6 orang Tetap
Kolam Renang 06.00 – 18.00 WIB 4 orang Tidak Tetap
Coffe shop 08.00 – 22.00 WIB 8 orang Tetap
Cleaning Services 06.00 – 18.00 WIB 10 orang Outsourcing
Manajemen Officer 08.00 – 16.00 WIB 6 orang Tetap
Operasional IPAL 24 jam 4 orang Tetap
Jumlah Total 48 orang
Sumber : PT. Graha Masindo Pratama, 2013

2. Operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang


Kegiatan operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
merupakan kegiatan pelayanan bagi tamu Kondotel dan Apartement. Kegiatan
operasional ini akan dilayani oleh karyawan-karyawan yang memiliki bidang
kerja sebagaimana tersaji di atas. Hal-hal pokok yang perlu diuraikan dalam
tahap operasional ini adalah :
a. Kebutuhan Energi
Energi yang diperlukan dalam operasional Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang ini merupakan sumber energi bagi kegiatan

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 21


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

penerangan, penggerak peralatan dan utilitas berbagai kegiatan utama dan


pendukung. Sumber energi yang direncanakan akan dipergunakan oleh PT.
Graha Masindo Pratama dalam operasional Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang ini adalah listrik yang berasal dari PT. PLN (persero)
dan sumber energi cadangan dari gerator yang akan digunakan apabila terjadi
pemadaman listrik. Penggunaan energy secara lebih rinci disajikan pada Tabel
di bawah ini :

Tabel 1.8. Rencana sumber energi

No Sumber Energi Kapasitas Terpasang


1 Listrik PLN 2 x 550 kVA
2 Generator 2 x 550 kVA
Sumber : PT. Graha Masindo Pratama, 2013

b. Kebutuhan air bersih


Penggunaan air untuk kebutuhan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang digunakan untuk kegiatan penghuni, resto, pertemuan, penyiraman
serta kebutuhan domestik karyawan.
Dalam kegiatan operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang semua kebutuhan air bersih direncanakan akan menggunakan
pasokan air dari PDAM Kota Semarang. Air bersih dari suplai PDAM
selanjutnya ditampung pada bak tandon (Ground Tank) dengan kapasitas
15.000 liter baru kemudian didistribusikan. Kebutuhan air tentunya sesuai
dengan tingkat aktifitas dan hunian yang ada. Perhitungan yang dilakukan
adalah dalam keadaan maksimal yaitu ketika tingkat hunian penuh (full
booked).
 Penggunaan air bersih untuk aktivitas operasional Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang
Jumlah karyawan THE PINNACLE = 48 orang
Jumlah kamar hotel = 72 kamar
Jumlah kondotel = 188 kamar
Kebutuhan air untuk untuk karyawan = 50 ltr/org/hari
Kebutuhan air untuk penghuni = 150 ltr/org/hari

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 22


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

 Kebutuhan air bersih Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”


Semarang :
 Domestik Karyawan = 48 org x 50 lt/hr = 2.400 ltr/hr
 Penghuni Apartement (72 kamar dengan asumsi 1 kamar 2 orang)
144 orang x 150 liter = 21.600 liter/hari

 Penghuni Kondotel (188 kamar dengan asumsi 1 kamar 4 orang)


752 orang x 150 liter = 112.800 liter/hari

 Restoran = 3.500 ltr/hr


 Penyiraman = 3.000 ltr/hr

Jumlah total kebutuhan air bersih = 143.300 ltr/hr

Berdasarkan asumsi perhitungan di atas dapat diketahui kebutuhan akan air


bersih untuk aktivitas Kondotel & Apartement dalam tahap operasional yaitu :
143,3 m3/hari.
Air bersih (air baku) merupakan hal pokok yang dibutuhkan dalam kegiatan
operasional Kondotel & Apartement.
Kebutuhan air baku bagi kegiatan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang ini diperkirakan sebagai berikut :

Tabel 1.8. Rencana Kebutuhan Air Baku


Volume
No Kebutuhan Air
Kebutuhan (m3)
1 Domestik Karyawan 2,4
2 Penghuni Hotel 21,6
3 Penghuni Kondotel 112,8
3 Restoran 3,5
4 Penyiraman 3
143,3
Sumber : PT. Graha Masindo Pratama, 2013

Dari kebutuhan air baku tersebut direncanakan akan dipenuhi dari 2 (dua)
sumber utama, yaitu suplai air baku dari PDAM Kota Semarang dan sumber
air bawah tanah.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 23


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Sedangkan gambaran penggunaan air baku untuk kegiatan operasional


Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang dapat disajikan dalam
diagram alir berikut ini :

Gambar 1.2. Neraca Penggunaan Air

Restoran
3,5 m3/hr
D
STP R
Penghuni A
PDAM/ABT
134,4 M3/hr I
143,3 m3/hari
N
A
S
E
Karyawan
2,4. M3/hr

Penyiraman
3 m3/hr

Kebutuhan air untuk Kolam Renang adalah dihitung berdasarkan jumlah dan
volume kolam renang yang direncanakan yaitu :
Kolam Dewasa volumenya : 4,5 x 48 x 1,5 = 324 m3 dan
Kolam Anak-anak volumenya : 5 x 5 x 0,5 = 12,5 m3.
Jadi total kebutuhan air untuk Kolam Renang sebanyak : 336,5 m3.
Pemeliharaan dan perawatan Kolam Renang dengan dilakukan dengan cara
sirkulasi dan filterisasi efluent . Melalui cara ini berarti jumlah air yang
digunakan adalah tetap, yaitu sebanyak 336,5 m3.

c. Jenis dan Kapasitas IPAL


Dengan kebutuhan air dan jumlah limbah cair yang dihasilkan, PT. Graha
Masindo Pratama perlu mempersiapkan unit pengolah limbah, yang
diharapkan mampu mengolah limbah cair dari kegiatan Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang, sehingga keluaran yang dihasilkan
nantinya tidak membebani perairan di sekitar lokasi kegiatan. Hal ini
mendapat perhatian serius dari PT. Graha Masindo Pratama mengingat aliran

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 24


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

air limbah ini nantinya akan melalui saluran warga dan baru masuk ke saluran
drainase kota.
Rencana instalasi pengolah limbah / sewage treatment plan (STP) Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang ini adalah dengan dengan kapasitas
150 m3 per hari.

d. Jenis dan Kapasitas Kontainer Sampah


Kegiatan operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
diperkirakan akan menghasilkan sampah dan limbah padat yang sebagian
besar diantaranya adalah sampah domestik. Untuk menghindari gesekan
dengan warga, PT. Graha Masindo Pratama merencanakan untuk
menyediakan sendiri kontainer sampah untuk menampung sampah dari
kegiatan operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang.

3. Fasilitas Pemadam Kebakaran


Kebakaran merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
operasional suatu bangunan, sehingga untuk mengantisipasi dan mencegah serta
menanggulangi kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran, maka untuk
antisipasinya perlu dipersiapkan / dipasang beberapa fasilitas pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana
ketentuan yang berlaku, dan harus diadakan uji coba peralatan untuk
mendapatkan Surat Keterangan Layak Operasional dari Dinas Kebakaran Kota
Semarang dan upaya pelatihan karyawan dengan perincian sebagai berikut :
a. Penyediaan tandon air untuk suplay hydrant.
b. APAR, yang dipasang pada beberapa titik di lingkungan Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang.
c. Alarm kebakaran, yang dipasang pada seluruh kamar kondotel & apartement.
d. Sprinkler kebakaran, yang akan pecah memancarkan air secara otomatis
apabila terkena suhu panas dan akan membunyikan alarm kebakaran sebagai
indikasi adanya kebakaran di suatu tempat tertentu.
e. Instalasi Penangkal Petir.
f. Pompa Diesel.
g. Tangga darurat kebakaran disediakan untuk proses penyelamatan.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 25


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

h. Rambu dan petunjuk tentang keberadaan pintu dan tangga darurat, alat
pemadam serta tanda larangan untuk menempatkan barang di depan pintu
dan tangga darurat secara jelas.
i. Pelatihan karyawan / petugas keamanan untuk antisipasi kebakaran, sehingga
terdapat petugas yang professional dalam pengelolaan bahaya kebakaran.

4. Perawatan Gedung Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang.


Perawatan gedung Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
dilakukan untuk menjamin gedung Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang berfungsi sebagaimana mestinya dan kegiatan operasional dapat
berjalan dengan baik, demi terjaminnya kepuasan dan kenyamanan penghuni
dan pengunjung. Kegiatan perawatan dilakukan rutin namun dengan frekuensi
yang tidak dapat ditentukan, disesuaikan dengan kerusakan yang terjadi.
Sedangkan kontrol terhadap gedung dan fasilitas penunjangnya dilakukan secara
berkala untuk mendeteksi kerusakan sejak awal.

1.1.1.4. KEGIATAN TAHAP PASCA OPERASIONAL


Dalam penyusunan AMDAL ini tidak ada kegiatan tahap pasca operasional, karena
untuk memperpanjang umur teknis, pihak pemrakarsa selalu melakukan
pemeliharaan bangunan dan sarana pendukungnya.

1.1.2. Alternatif - Alternatif Yang Akan Dikaji Dalam AMDAL.


Alternatif yang dikaji dalam AMDAL Rencana Pembangunan Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang sesuai dengan tata letak bangunan sudah
dituangkan dalam dokumen perencanaan teknis yang ada. Alternatif tersebut
merupakan hasil pemilihan dari beberapa alternatif desain berdasarkan hasil
kajian kelayakan teknis yang ada. Dengan demikian tidak ada alternatif lain,
kecuali yang tercantum dalam dokumen perencanaan teknis.

1.2. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik Yang Ditelaah / Dikaji


Proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik tersebut pada dasarnya diawali
melalui proses identifikasi dampak potensial. Esensi dari identifikasi dampak potensial
adalah menduga semua dampak yang berpotensi terjadi apabila rencana kegiatan
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang. Identifikasi
dampak potensial dilakukan dengan cara menginventarisasi dampak potensial akibat

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 26


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

kegiatan tanpa memperhatikan besar-kecilnya dampak atau penting-tidaknya dampak.


Langkah ini menghasilkan daftar dampak potensial. Dengan demikian pada tahap ini
belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak
penting atau tidak. Proses identifikasi dampak potensial dilakukan dengan cara
brainstorming tim penyusun Amdal, studi analogi, dan masukan dari pakar dan
masyarakat. Keluaran yang diharapkan berupa daftar dampak potensial yang mungkin
timbul akibat adanya rencana kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang.

Identifikasi dampak potensial dilakukan dengan menggunakan matriks interaksi antara


rencana kegiatan dengan komponen lingkungan. Identifikasi dampak potensial juga
dilakukan dengan menggunakan diagram (bagan) alir dampak yang dimaksudkan agar
dapat ditelusuri dampak primer, sekunder, tersier, dan seterusnya. Identifikasi dampak
potensial dilakukan terhadap setiap tahapan kegiatan, yang meliputi tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasional rencana kegiatan Pembangunan Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang.

Proses selanjutnya adalah dilakukan evaluasi dampak potensial. Esensi evaluasi


dampak potensial adalah memisahkan dampak–dampak yang perlu kajian mendalam
untuk membuktikan dugaan (hipotesis) dampak (dari dampak yang tidak perlu dikaji).
Evaluasi dampak potensial dilakukan dengan cara menghilangkan dampak potensial
yang tidak relevan, sehingga tidak perlu dikaji dalam dokumen Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL). Langkah ini menghasilkan daftar dampak penting
hipotetik yang akan dikaji dalam dokumen ANDAL.

Dalam tahap ini, kajian didasarkan pada brainstorming, pakar, pengalaman tenaga ahli
dan pemrakarsa, studi analogi serta masukan dari masyarakat.
Pertimbangan yang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan dampak penting
hipotetik adalah deskripsi rencana kegiatan, rona lingkungan hidup awal di sekitar
rencana kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
masukan dan saran dari masyarakat, serta masukan dan saran dari para pakar dan
Komisi Penilai Amdal. Skema Proses penentuan dampak penting hipotetik disajikan
pada Gambar 1.3.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 27


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Deskripsi
Rencana
Kegiatan
Dampak Dampak
Potensial Penting
Rona Hipotetik
Lingkungan
Hidup

Kegiatan Lain
di Sekitar

Saran,
Pendapat dan Identifikasi Evaluasi
Tanggapan Dampak Dampak
Masyarakat Potensial Potensial

Gambar 1.3.
Skema Proses Pelingkupan dalam Kerangka Acuan (KA)

Matriks identifikasi dampak potensial disajikan pada Tabel 1.9, Ringkasan Hasil
identifikasi dampak potensial disajikan pada Tabel 1.10, sedangkan diagram alir
dampak tahap prakonstruksi, konstruksi, dan operasi disajikan pada Gambar 1.4,
Gambar 1.5, dan Gambar 1.6.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 28


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Tabel 1.13. Matrik Identifikasi Dampak Potensial


Pra
Komponen Kegiatan Konstruksi Operasional
No Konstruksi
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Geo-Fisik-Kimia
1. Kualitas udara V V V V V
2. Kebisingan V V V V V
3. Getaran V
4. Kualitas air V V V
5. Kuantitas air V V
6. Genangan air V V
7. Tata Ruang V
8. Timbulan limbah padat V V V
9. Lalu-lintas dan Parkir V V V
10. Air larian V
B Biologi
1. Biota darat V
2. Biota air V V
C Sosekbud
1. Kependudukan V V
2. Kesempatan kerja V V
3. Peluang berusaha V V
4. Matapencaharian V V
5. Pendapatan masy. V V
6. Kenyamanan V V V V V
7. Kamtibmas V V
8. Persepsi Masyarakat V V V V V V V V V
D Kesehatan Masyarakat
1. Sanitasi lingkungan V V V
2. Kesehatan masyarakat V V V V
1. K3 V
Keterangan : V = ada interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan hidup

Tahap Prakonstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional


1. Survei, Perijinan, Studi 3. Rekruitmen Tenaga Kerja 8. Rekruitmen Tenaga
Kelayakan & Perencanaan Konstruksi Kerja Operasional
Teknis 4. Mobilisasi Peralatan dan 9. Operasional Kondotel
2. Sosialisasi Rencana Kegiatan Material & Apartement “THE
5. Pematangan Lahan PINNACLE”
6. Konstruksi Bangunan Utama Semarang
dan Sarana Prasarana
7. Demobilisasi Peralatan

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 29


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Surva, Perijinan, Studi


Kelayakan dan
Perencanaan Teknis
Persepsi
Masyarakat
Sosialisasi Rencana
Kegiatan dan Konsultasi
Publik

Gambar 1.4.
Diagram Alir Dampak Tahap Prakonstruksi

Rekruitmen Pendapatan
Kesempatan
Tenaga Kerja
Kerja & Berusaha
Konstruksi Mata-
pencaharian

Kenyamanan
Pematangan
Udara & Bising
Lahan Kesehatan

Air larian
Persepsi
Masyarakat
Mobilisasi Lalu-Lintas
Peralatan & Kenyamanan
Material &
Demobilisasi Udara & Bising
Kesehatan
Peralatan

Air Larian
Konstruksi Fisik
/ Bangunan Timbulan Sampah Kesehatan

Kamtibmas

K3

Genangan Air Kesehatan

Ruang & Lahan

Sanitasi Lingk. Kesehatan

Kenyamanan
Udara, Bising, &
Getaran
Kesehatan

Gambar 1.5.
Diagram Alir Dampak Tahap Konstruksi

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 30


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Kesempatan
Kerja & Berusaha Matapencaha
Rekruitmen
rian dan
Tenaga Kerja
Mata- Pendapatan
Operasional
pencaharian

Kenyamanan&
Udara & Kesehatan
Kebisingan

Kualitas &
Kuantitas Air Biota air
Persepsi
Masyarakat
Operasional
K3, Sanitasi,
Kependudukan,
& Kamtibmas Kesehatan

Timbulan Kenyamanan
Sampah & Kesehatan

Lalu Lintas &


Parkir

Gambar 1.6.
Diagram Alir Dampak Tahap Operasional

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 31


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Tabel 1.10. Dampak Potensial

No. Jenis Dampak Potensial Sumber Dampak

2.1.1.1.1.A.1. TAHAP PRAKONSTRUKSI


 Survei , Perijinan, Studi Kelayakan &
1. Perubahan Persepsi Masyarakat Perencanaan Teknis
 Sosialisasi Rencana Kegiatan
2.1.1.1.1.A.2. TAHAP KONSTRUKSI
Emisi bahan bakar dan debu dari kegiatan :
 Mobilisasi Peralatan dan Material
1. Penurunan Kualitas Udara  Pematangan Lahan
 Konstruksi Bangunan
 Demobilisasi peralatan
Suara bising peralatan dari kegiatan :
 Mobilisasi Peralatan dan Material
2. Peningkatan Kebisingan  Pematangan Lahan
 Konstruksi Bangunan
 Demobilisasi peralatan
Getaran berasal dari kegiatan :
3. Peningkatan Getaran
 Konstruksi Bangunan
 Pematangan Lahan (hilangnya flora darat)
4. Peningkatan Air Larian  Konstruksi Bangunan (tertutupnya lahan
oleh bangunan)
 Pematangan Lahan (tertutupnya lahan oleh
5. Genangan Air bangunan)
 Konstruksi Bangunan
Timbulan Limbah Padat  Pematangan lahan
6. (sampah, tanah dan sisa material  Sisa Material dari Kegiatan Konstruksi
konstruksi) Bangunan
Perubahan Tata Ruang dan Tataguna
7.  Konstruksi Bangunan
Lahan
8. Penurunan Kuantitas Air  Konstruksi Bangunan
 Mobilisasi Peralatan dan Material
9. Gangguan Lalu-Lintas
 Demobilisasi Peralatan
10. Kesempatan Kerja  Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi
11. Peluang Berusaha  Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi
12. Peningkatan Pendapatan  Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi
 Mobilisasi Peralatan & Material
 Pematangan Lahan
13. Penurunan Kenyamanan
 Konstruksi Bangunan
 Demobilisasi peralatan
14. Gangguan Kamtibmas  Konstruksi Bangunan
15. Perubahan Persepsi Masyarakat  Seluruh Kegiatan Tahap Konstruksi
 Pematangan Lahan
16. Penurunan Sanitasi Lingkungan
 Konstruksi Bangunan

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 32


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

No. Jenis Dampak Potensial Sumber Dampak

 Pematangan Lahan
17. Gangguan Kesehatan
 Konstruksi Bangunan
18. Gangguan K3  Konstruksi Bangunan
2.1.1.1.1.A.3. TAHAP OPERASIONAL
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
1. Penurunan Kualitas Udara
PINNACLE” Semarang
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
2. Peningkatan Kebisingan
PINNACLE” Semarang
Gangguan Lalu-Lintas dan  Operasional Kondotel & Apartement “THE
3.
Perparkiran PINNACLE” Semarang
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
4. Timbulan Limbah Padat (Sampah)
PINNACLE” Semarang
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
5. Penurunan Kualitas Air
PINNACLE” Semarang
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
6. Penurunan Kuantitas Air
PINNACLE” Semarang
7. Kesempatan Kerja  Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
8. Peluang Berusaha  Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
9. Matapencaharian  Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
10. Peningkatan Pendapatan  Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
11. Penurunan Kenyamanan
PINNACLE” Semarang
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
12. Gangguan Kamtibmas
PINNACLE” Semarang
13. Perubahan Persepsi Masyarakat  Seluruh Kegiatan Tahap Operasi
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
14. Penurunan Sanitasi Lingkungan
PINNACLE” Semarang
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
15. Gangguan Kesehatan
PINNACLE” Semarang

Dampak Penting Hipotetik hasil proses evaluasi dampak potensial yang selanjutnya
dikaji dalam ANDAL ini, antara lain :

A. TAHAP PRAKONSTRUKSI
1. Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat berhubungan dengan minat seseorang untuk membuat
pilihan-pilihan terhadap aktivitas yang menguntungkan dan bersifat tidak stabil,
apabila berpengaruh terhadap ekistensinya. Persepsi dapat bersifat positif

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 33


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

maupun negatif. Persepsi positif ditunjukkan dengan penerimaan atau


persetujuan terhadap rencana kegiatan dan respon positif. Sedangkan persepsi
negatif ditunjukkan dengan penolakan terhadap rencana kegiatan dan respon
negatif.
Perubahan persepsi masyarakat pada tahap prakonstruksi bersumber dari
kegiatan survei, invesitigasi, pengumuman, sosialisasi rencana kegiatan dan
konsultasi publik. Persepsi masyarakat positif akan timbul, apabila masyarakat
merasa yakin bahwa aspirasi dan harapannya terhadap adanya kesempatan kerja
dan peluang berusaha, matapencaharian dan pendapatan, adanya bantuan
pembangunan terhadap sarana dan prasarana warga setempat,serta pemrakarsa
akan melakukan pengelolaan terhadap dampak-dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kegiatan. Sebaliknya persepsi negatif akan timbul, apabila
masyarakat merasa bahwa aspirasi dan harapannya tidak akan dilakukan oleh
pemrakarsa kegiatan. Terbangunnya persepsi masyarakat sangat dipengaruhi
oleh intensif atau tidaknya sosialisasi yang dilakukan. Selain itu, persepsi
seseorang terhadap suatu objek sangat bergantung dari pengetahuan dan
pemahaman dia akan objek tersebut. Pemahaman tersebut kemudian diolah,
sehingga orang tersebut bisa memberikan penilaian, penafsiran, dan memberi
kesimpulan tentang objek yang diberi makna. Oleh karena itu informasi yang
diperoleh warga masyarakat tentang proyek akan membangun persepsi orang
tersebut terhadap proyek. Persepsi seseorang terhadap suatu proyek bisa tepat
kalau mereka memperoleh informasi yang komprehensif tentang proyek dan
mereka dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pelibatan warga dalam
proses pengambilan keputusan sangat penting, mengingat apa yang akan
diputuskan adalah menyangkut kehidupan mereka. Oleh karena itu, perubahan
persepsi masyarakat pada tahap prakonstruksi merupakan dampak penting
hipotetik (DPH) yang akan dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penurunan Kualitas Udara
Penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi bersumber dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material, pematangan lahan, konstruksi bangunan, dan
demobilisasi peralatan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material, pematangan
lahan, konstruksi bangunan, demobilisasi peralatan akan menghasilkan emisi
udara akibat pembakaran bahan bakar dari peralatan yang digunakan dan debu

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 34


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

saat konstruksi berjalan. Penurunan kualitas udara meliputi antara lain :


peningkatan kadar debu, dan gas-gas seperti NO2, SO2, dan CO. Penurunan
kualitas udara akan berdampak lanjut terhadap kenyamanan, kesehatan dan
persepsi masyarakat. Dampak penurunan kualitas udara ini relatif signifikan.
Dengan demikian, penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi merupakan
dampak penting hipotetik (DPH) yang akan dikaji lebih lanjut di dalam
Dokumen ANDAL.

2. Peningkatan Kebisingan
Peningkatan kebisingan pada tahap konstruksi bersumber dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material, pematangan lahan, konstruksi bangunan, dan
demobilisasi peralatan. Kebisingan yang timbul bersumber dari suara peralatan
untuk konstruksi. Kebisingan yang timbul akan mengganggu masyarakat,
terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi proyek, mengingat jarak
permukiman dengan lokasi proyek relatif dekat. Kebisingan akan berdampak
lanjut terhadap kenyamanan, kesehatan dan persepsi masyarakat. Dengan
demikian, peningkatan kebisingan pada tahap konstruksi merupakan dampak
penting hipotetik (DPH) yang akan dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen
ANDAL.

3. Peningkatan Getaran
Peningkatan getaran bersumber dari kegiatan konstruksi bangunan yaitu pada
kegiatan pembuatan pondasi. Namun karena pembuatan pondasi menggunakan
sistem Tiaang Pancang, maka tidak menimbulkan getaran yang signifikan,
sehingga diperkirakan tidak merusak bangunan yang berada di sekitarnya.
Dengan demikian, peningkatan getaran pada tahap konstruksi bukan merupakan
dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak akan dikaji lebih
lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

4. Penurunan Kuantitas Air Tanah


Penurunan kuantitas air bersumber dari kegiatan penggunaan air untuk
konstruksi bangunan. Namun, karena beton menggunakan readymix, sehingga air
hanya dibutuhkan untuk plesteran saja dalam jumlah yang relatif kecil. Dengan
demikian, penurunan kuantitas air pada tahap konstruksi bukan merupakan

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 35


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak akan dikaji lebih
lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

5. Peningkatan Air Larian/ Run Off


Peningkatan air larian (run off) bersumber dari kegiatan pematangan lahan dan
konstruksi bangunan. Kegiatan tersebut akan mengakibatkan tertutupnya lahan
oleh bangunan. Dengan demikian, peningkatan air larian pada tahap konstruksi
merupakan dampak penting hipotetik (DPH) yang akan dikaji lebih lanjut di
dalam Dokumen ANDAL.

6. Perubahan Tata Ruang


Lokasi Pembangunan Operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang telah sesuai dengan peruntukan tata ruang berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Semarang 2011 – 2031. Dengan demikian, tata ruang
bukan merupakan dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak akan
dikaji lebih lanjut dalam Dokumen ANDAL.

7. Gangguan Lalu Lintas


Ganguan lalu-lintas yang signifikan bersumber dari kegiatan mobilisasi peralatan
dan material, dan demobilisasi peralatan. Namun karena pengelolaan lalu-lintas
sudah ada dalam perencanaan dan menjadi bagian dari deskripsi kegiatan
(Kajian ANDALALIN), maka gangguan lalu-lintas pada tahap konstruksi bukan
merupakan dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak akan dikaji
di dalam Dokumen ANDAL.

8. Genangan Air
Genangan air bersumber dari kegiatan konstruksi bangunan. Peningkatan air
larian akibat pematangan lahan dan konstruksi bangunan, dan drainase yang
kurang memadai akan berdampak terhadap timbulnya genangan air. Dampak
genangan air di sekitar lokasi proyek relatif signifikan. Dengan demikian,
genangan air pada tahap konstruksi merupakan dampak penting hipotetik (DPH)
yang akan dikaji di dalam Dokumen ANDAL.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 36


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

9. Timbulan Limbah Padat


Timbulan sampah bersumber dari kegiatan pematangan lahan, dan konstruksi
bangunan berupa sampah, dan sisa material konstruksi. Dampak timbulan
limbah padat tersebut cukup signifikan, namun pemrakarsa sudah merencanakan
pengelolaan limbah padat dengan menempatkan TPS, dan pengelolaan limbah
padat ini menjadi bagian dari deskripsi kegiatan. Dengan demikian, timbulan
limbah padat pada tahap konstruksi bulan merupakan dampak penting hipotetik
(Bukan DPH) dan tidak akan dikaji di dalam Dokumen ANDAL.

10. Hilangnya Flora Darat dan Gangguan Fauna Darat


Kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
relatif sedikit akan menghilangkan flora darat yang ada, karena kegiatan tersebut
menggunakan lahan bekas bangunan lama yang relatif sedikit tanamannya. Oleh
karena itu, hilangnya flora darat dan gangguan terhadap fauna darat pada tahap
konstruksi bukan merupakan dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga
tidak akan dikaji dalam Dokumen ANDAL. Namun demikian, data tentang
flora dan fauna darat tetap diambil sebagai basis data yang dapat digunakan di
kemudian hari.

11. Kependudukan
Dampak kependudukan bersumber dari kegiatan konstruksi bangunan. Namun
karena penduduk yang bekerja pada kegiatan konstruksi tersebut sebagian besar
merupakan penduduk sekitar tapak proyek, maka masalah kependudukan bukan
merupakan dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak akan dikaji
lebih lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

12. Adanya Kesempatan Kerja , Peluang Berusaha dan Pendapatan


Pendirian proyek dalam suatu wilayah tertentu cenderung akan diterima dengan
baik oleh masyarakat apabila proyek tersebut memberikan manfaat kepada
mereka. Salah satu manfaat yang bisa diberikan adalah melalui perekrutan
tenaga kerja dan peluang berusaha. Hal ini menjadi sangat penting karena
merupakan isu yang cukup sensitif. Kesempatan kerja dan peluang berusaha
bersumber dari kegiatan rekruitmen tenaga kerja. Kegiatan tersebut cukup
memberi arti dalam pengurangan pengangguran. Namun kegiatan tersebut akan

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 37


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

menjadi dampak negatif penting apabila sistem perekrutan tenaga kerja


mengabaikan tenaga kerja lokal.
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang tidak hanya
memberikan kesempatan kerja tetapi juga peluang berusaha. Peluang berusaha
dalam skala kecil yang memungkinkan antara lain berjualan makanan dan
minuman seperti nasi, gorengan, air minum / kopi dan sebagainya yang bisa
memenuhi kebutuhan pekerja saat mereka membutuhkan.
Kesempatan kerja dan peluang berusaha dianggap penting karena bukan hanya
secara psikis bisa menimbulkan kepercayaan diri dan status sosial seseorang,
namun juga secara ekonomi bisa meningkatkan pendapatan keluarga dan
berdampak kepada tingkat kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu, adanya
kesempatan kerja, peluang berusaha dan peningkatan pendapatan masyarakat
pada tahap konstruksi merupakan dampak penting hipotetik (DPH) yang akan
dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

13. Penurunan Kenyamanan


Penurunan kenyamanan merupakan dampak lanjutan dari adanya penurunan
kualitas udara, kebisingan, dan gangguan lalu-lintas. Dampak penurunan
kenyamanan bagi warga sekitar tapak proyek diperkirakan cukup signifikan.
Dengan demikian, penurunan kenyamanan pada tahap konstruksi merupakan
dampak penting hipotetik (DPH) yang akan dikaji lebih lanjut di dalam
Dokumen ANDAL.

14. Gangguan Kamtibmas


Gangguan kamtibmas merupakan dampak yang bersumber dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material, dan konstruksi bangunan yang cukup
signifikan. Dengan demikian, gangguan kamtibmas pada tahap konstruksi
merupakan dampak penting hipotetik (DPH) yang akan dikaji lebih lanjut di
dalam Dokumen ANDAL.

15. Persepsi Masyarakat


Persepsi masyarakat berhubungan dengan minat seseorang untuk membuat
pilihan-pilihan terhadap aktivitas yang menguntungkan dan bersifat tidak stabil,
apabila berpengaruh terhadap ekistensinya. Persepsi dapat bersifat positif
maupun negatif. Persepsi positif ditunjukkan dengan penerimaan atau

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 38


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

persetujuan terhadap rencana kegiatan dan respon positif. Sedangkan persepsi


negatif ditunjukkan dengan penolakan terhadap rencana kegiatan dan respon
negatif.
Perubahan persepsi masyarakat bersumber dari kegiatan tahap konstruksi.
Persepsi masyarakat positif akan timbul, apabila masyarakat merasa
diuntungkan dengan adanya kesempatan kerja, peluang berusaha, dan
pendapatan serta adanya bantuan pembangunan terhadap sarana dan prasarana
warga setempat. Sebaliknya persepsi negatif akan timbul, apabila masyarakat
merasa dirugikan akibat kekhawatiran terhadap pembangunan yang dapat
mengakibatkan antara lain : kebisingan, getaran, genangan air, gangguan lalu-
lintas, tenaga kerja lokal yang terserap sedikit.
Terbangunnya persepsi masyarakat akibat kegiatan konstruksi sangat
dipengaruhi oleh implementasi aspirasi dan harapan terkait dengan kegiatan
kontruksi di lapangan. Selain itu, persepsi seseorang terhadap suatu objek sangat
bergantung dari pengetahuan dan pemahaman dia akan objek tersebut.
Pemahaman tersebut kemudian diolah, sehingga orang tersebut bisa
memberikan penilaian, penafsiran, dan memberi kesimpulan tentang objek yang
diberi makna. Oleh karena itu informasi yang diperoleh warga masyarakat
tentang proyek akan membangun persepsi orang tersebut terhadap proyek.
Persepsi seseorang terhadap suatu proyek bisa tepat kalau mereka memperoleh
informasi yang komprehensif tentang proyek dan mereka dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan. Pelibatan warga dalam proses pengambilan
keputusan sangat penting, mengingat apa yang akan diputuskan adalah
menyangkut kehidupan mereka. Oleh karena itu, perubahan persepsi
masyarakat akibat seluruh kegiatan pada tahap konstruksi merupakan dampak
penting hipotetik (DPH) yang akan dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen
ANDAL.

16. Dampak Kesehatan Masyarakat


Dampak kesehatan masyarakat meliputi : gangguan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), penurunan sanitasi lingkungan, dan gangguan kesehatan
masyarakat. Gangguan K3 terutama bersumber dari konstruksi bangunan.
Namun oleh karena sudah ada pengelolaan yang direncanakan terhadap
gangguan K3 berupa SOP K3, maka gangguan K3 bukan merupakan dampak
penting hipotetik (Bukan DPH). Penurunan sanitasi lingkungan bersumber dari

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 39


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

timbulan limbah padat, genangan air, dan Buang Air Besar (BAB) para pekerja
proyek yang akan berdampak lanjut terhadap gangguan kesehatan. Dengan
demikian, maka penurunan sanitasi lingkungan merupakan dampak penting
hipotetik (DPH). Sedangkan gangguan kesehatan bersumber dari debu dan
kebisingan, timbulan limbah padat, genangan air, dan Buang Air Besar (BAB)
para pekerja proyek akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material,
pematangan lahan, konstruksi bangunan, dan demobilisasi peralatan. Dengan
demikian, penurunan sanitasi lingkungan dan gangguan kesehatan pada tahap
konstruksi merupakan dampak penting hipotetik (DPH) negatif yang akan
dikaji di dalam Dokumen ANDAL.

C. TAHAP OPERASIONAL
1. Penurunan Kualitas Udara
Penurunan kualitas udara pada tahap operasional bersumber dari kendaraan
penghuni dan karyawan serta Genset Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang. Kegiatan tersebut akan menghasilkan emisi udara akibat pembakaran
bahan bakar. Namun, dampaknya diperkirakan relatif kecil, mengingat Genset
hanya digunakan pada saat PLN mati, sedangkan emisi udara akibat kendaraan
karyawan dan pengunjung relatif kecil. Dengan demikian, penurunan kualitas
udara pada tahap operasional bukan merupakan dampak penting hipotetik
(Bukan DPH) negatif, sehingga tidak akan dikaji lebih lanjut di dalam
Dokumen ANDAL.

2. Peningkatan Kebisingan
Peningkatan kebisingan pada tahap operasional bersumber dari suara kendaraan
penghuni, pengunjung dan karyawan serta Genset Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang. Kebisingan dari Genset sudah ada dalam pengelolaan yang
telah direncanakan dan bising akibat kendaraan karyawan dan pengunjung
relatif kecil. Dengan demikian peningkatan kebisingan pada tahap operasional
bukan merupakan dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak akan
dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

3. Penurunan Kualitas Air


Penurunan kualitas air permukaan bersumber dari limbah cair dari kegiatan
Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang. Namun, karena limbah cair

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 40


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

sudah ada dalam pengelolaan yang direncanakan berupa IPAL, maka penurunan
kualitas air akibat adanya limbah cair pada tahap operasi bukan merupakan
dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak akan dikaji lebih
lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

4. Penurunan Kuantitas Air Tanah


Penurunan kuantitas air pada tahap operasi bersumber dari kegiatan
penggunaan air untuk operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE”
Semarang. Namun, karena kebutuhan air dipasok dari PDAM, maka penurunan
kuantitas air pada tahap operasi bukan merupakan dampak penting hipotetik
(Bukan DPH), sehingga tidak akan dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen
ANDAL.

5. Gangguan Lalu Lintas dan Perparkiran


Gangguan lalu-lintas dan perparkiran pada tahap operasi bersumber dari
kendaraan karyawan, pengunjung dan penghuni Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang. Gangguan lalu-lintas sudah ada dalam pengelolaan yang
sudah direncanakan melalui Kajian ANDALALIN, sedangkan kapasitas parkir
sudah ada dalam perencanakan teknis. Dengan demikian, gangguan lalu-lintas
dan perparkiran pada tahap operasi bukan merupakan dampak penting hipotetik
(Bukan DPH), sehingga tidak akan dikaji di dalam Dokumen ANDAL.

6. Timbulan Limbah Padat


Timbulan limbah padat berupa sampah bersumber dari kegiatan operasional
Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang. Namun, karena timbulan
sampah sudah ada dalam pengelolaan yang direncanakan yang ada dalam
perencanaan teknis, maka timbulan sampah pada tahap operasi bukan
merupakan dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak akan dikaji
di dalam Dokumen ANDAL.

7. Adanya Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha, Matapencaharian, dan


Pendapatan
Rekruitmen tenaga kerja pada kegiatan operasional Kondotel & Apartement
“THE PINNACLE” Semarang akan memberikan kesempatan kerja, peluang
berusaha, matapencaharian, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 41


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

menjadi sangat penting karena masalah ketenagakerjaan dan pengangguran pada


saat ini merupakan isu yang sangat sensitif. Kegiatan tersebut cukup memberi
arti dalam pengurangan pengangguran. Namun kegiatan tersebut akan menjadi
dampak negatif penting apabila sistem perekrutan tenaga kerja mengabaikan
tenaga kerja lokal.
Operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang tidak hanya
memberikan kesempatan kerja tetapi juga peluang berusaha, dan dalam kondisi
yang relatif permenen juga akan menimbulkan matapencaharian baru bagi
masyarakat sekitar. Peluang berusaha dalam skala kecil yang memungkinkan
antara lain berjualan makanan dan minuman seperti nasi, gorengan, air minum,
kopi dan sebagainya yang bisa memenuhi kebutuhan karyawan dan pengunjung.
Kesempatan kerja, peluang berusaha dan matapencaharian baru dianggap
penting karena bukan hanya secara psikis bisa menimbulkan kepercayaan diri
dan status sosial seseorang, namun juga secara ekonomi bisa meningkatkan
pendapatan keluarga dan berdampak kepada tingkat kesejahteraan keluarga.
Oleh karena itu, kesempatan kerja, peluang berusaha, matapencaharian, dan
pendapatan pada tahap operasi merupakan dampak penting hipotetik (DPH)
yang akan dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

8. Penurunan Kenyamanan
Penurunan kenyamanan merupakan dampak lanjutan dari adanya penurunan
kualitas udara, kebisingan, dan gangguan lalu-lintas dan perparkiran. Penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan, gangguan lalu-lintas merupakan dampak
yang sudah ada dalam perencanaan pengelolaan, namun dampak terhadap
kenyamanan meskipun bersumber dari merupakan dampak penting yang harus
dikelola (DPH), sehingga tetap akan dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen
ANDAL.

9. Gangguan Kamtibmas
Gangguan kamtibmas yang cukup signifikan merupakan dampak yang bersumber
dari kegiatan operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang.
Namun demikian pihak pengelola telah merencanakan penampatan petugas
keamanan selama 24 jam yang terbagi dalam 3 shift, sehingga dampak gangguan
kamtibmas pada tahap operasi bukan merupakan dampak penting hipotetik
(Bukan DPH) yang akan dikaji lebih lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 42


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

10. Persepsi Masyarakat


Perubahan persepsi masyarakat timbul terkait dengan seluruh kegiatan
operasional Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang. Persepsi
masyarakat pada tahap operasi terutama dipengaruhi oleh adanya : gangguan
kamtibmas, ada tidaknya kesempatan kerja, peluang berusaha,
matapencaharian, dan peningkatan pendapatan yang diperoleh masyarakat
sekitar lokasi kegiatan. Persepsi masyarakat dapat bersifat positif maupun
negatif. Persepsi positif ditunjukkan dengan penerimaan atau persetujuan
terhadap rencana kegiatan dan respon positif. Sedangkan persepsi negatif
ditunjukkan dengan penolakan terhadap rencana kegiatan dan respon negatif.
Persepsi masyarakat positif akan timbul, apabila masyarakat merasa tidak ada
gangguan kamtibmas, merasa diuntungkan dengan adanya kesempatan kerja dan
peluang berusaha, matapencaharian dan pendapatan serta adanya bantuan
pembangunan terhadap sarana dan prasarana warga setempat. Sebaliknya
persepsi negatif akan timbul, apabila masyarakat merasa ada gangguan
kamtibmas dan tenaga kerja lokal yang terserap sedikit. Terbangunnya persepsi
masyarakat akibat kegiatan operasi sangat dipengaruhi oleh implementasi
aspirasi dan harapan terkait dengan kegiatan operasi di lapangan. Selain itu,
persepsi seseorang terhadap suatu objek sangat bergantung dari pengetahuan
dan pemahaman dia akan objek tersebut. Pemahaman tersebut kemudian diolah,
sehingga orang tersebut bisa memberikan penilaian, penafsiran, dan memberi
kesimpulan tentang objek yang diberi makna. Oleh karena itu informasi yang
diperoleh warga masyarakat tentang dampak kegiatan operasi akan membangun
persepsi orang tersebut terhadap kegiatan tersebut. Persepsi seseorang terhadap
suatu kegiatan bisa tepat kalau mereka memperoleh informasi yang
komprehensif tentang kegiatan tersebut dan mereka dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Pelibatan warga dalam proses pengambilan keputusan
sangat penting, mengingat apa yang akan diputuskan adalah menyangkut
kehidupan mereka. Oleh karena itu, perubahan persepsi masyarakat akibat
kegiatan operasi merupakan dampak penting hipotetik (DPH) yang akan dikaji
lebih lanjut di dalam Dokumen ANDAL.

11. Dampak Kesehatan Masyarakat


Dampak kesehatan masyarakat pada tahap operasi meliputi : penurunan sanitasi
lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat. Penurunan sanitasi lingkungan

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 43


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

bersumber dari timbulan limbah padat (sampah) dan limbah cair. Sedangkan
gangguan kesehatan merupakan dampak lanjut dari penurunan sanitasi
lingkungan dan adanya emisi udara dari operasional genset. Timbulan sampah,
limbah cair , dan emisi udara dari genset pada tahap operasi merupakan dampak
yang sudah ada dalam perencanaan pengelolaan. Dengan demikian, penurunan
sanitasi lingkungan dan gangguan kesehatan pada tahap operasi bukan
merupakan dampak penting hipotetik (Bukan DPH), sehingga tidak yang akan
dikaji di dalam Dokumen ANDAL.

Matriks evaluasi dampak potensial secara lebih jelas disajikan pada Tabel 1.11.
sedangkan dampak penting hipotetik hasil evaluasi dampak potensial disajikan pada
Tabel 1.12.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 44


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Tabel 1.11. Matrik Evaluasi Dampak Potensial


Pra
Komponen Kegiatan Konstruksi Operasi
No. Konstruksi
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Geo-Fisik-Kimia
1. Kualitas udara DTPH DPH DPH DTPH DTPH
2. Kebisingan DTPH DPH DPH DTPH DTPH
3. Getaran DTPH
4. Kualitas air DPH DPH DTPH
5. Kuantitas air DTPH DTPH
6. Genangan air DPH DPH
7. Tata Ruang DTPH
8. Timbulan limbah padat DTPH DTPH DTPH
9. Lalu-lintas dan Parkir DTPH DTPH DTPH
10. Air larian DPH
B Biologi
1. Biota darat DTPH
2. Biota air DPH DTPH
C Sosekbud
1. Kependudukan DPH DPH
2. Kesempatan kerja DPH DPH
3. Peluang berusaha DPH DPH
4. Matapencaharian DPH DPH
5. Pendapatan masy. DPH DPH
6. Kenyamanan DPH DPH DPH DPH DPH
7. Kamtibmas DPH DTPH
8. Persepsi Masyarakat DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH DPH
D Kesehatan Masyarakat
1. Sanitasi lingkungan DTPH DTPH DTPH
2. Kesehatan masyarakat DTPH DPH tidak DPH
3. K3 DTPH
Keterangan : DPH = Dampak Penting Hipotetik
DTPH = Bukan Dampak Tidak Penting

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 45


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Tabel 1.12. Dampak Penting Hipotetik (DPH)


Jenis Dampak Penting Hipotetik
No. Sumber Dampak
(DPH)
A. Tahap Prakonstruksi
 Survey, Perijinan, Studi kelayakan dan
Perencanaan Teknis
1. Perubahan Persepsi Masyarakat
 Sosialisasi Rencana Kegiatan dan
Konsultasi Publik
B. Tahap Konstruksi
Emisi bahan bakar dan debu dari kegiatan :
1. Penurunan Kualitas Udara  Pematangan Lahan
 Konstruksi Bangunan
Suara bising peralatan dari kegiatan :
2. Peningkatan Kebisingan  Pematangan Lahan
 Konstruksi Bangunan
 Pematangan Lahan
3. Kualitas Air
 Konstruksi Bangunan
 Pematangan Lahan (tertutupnya lahan oleh
bangunan)
4. Genangan Air
 Konstruksi Bangunan (dewatering dan
drainase yang kurang memadai)
 Pematangan Lahan (hilangnya flora darat)
5. Peningkatan Air Larian  Konstruksi Bangunan (tertutupnya lahan
oleh bangunan)
 Konstruksi Bangunan (tertutupnya lahan
6. Biota Air
oleh bangunan)
Kesempatan Kerja, Peluang
7. Berusaha, Peningkatan Pendapatan  Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi

 Mobilisasi Peralatan & Material


 Pematangan Lahan
8. Penurunan Kenyamanan
 Konstruksi Bangunan
 Demobilisasi peralatan
9. Gangguan Kamtibmas  Konstruksi Bangunan
10. Perubahan Persepsi Masyarakat  Seluruh Kegiatan Tahap Konstruksi
 Pematangan Lahan, Mobilisasi Peralatan
11. Gangguan Kesehatan dan Matrial, Konstruksi Bangunan (debu,
kebisingan, dan BAB pekerja)
C. Tahap Operasional
Kesempatan Kerja, Peluang
1. Berusaha, Matapencaharian, dan  Rekruitmen Tenaga Kerja Operasi
Peningkatan Pendapatan
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
2. Penurunan kenyamanan
PINNACLE” Semarang
3. Perubahan Persepsi Masyarakat  Seluruh Kegiatan Tahap Operasional
 Operasional Kondotel & Apartement “THE
4. Gangguan Kesehatan Masyarakat
PINNACLE” Semarang

Secara lebih jelas bagan alir proses penentuan dampak penting hipotetik disajikan pada
Gambar 1.7.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 46


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

DAMPAK POTENSIAL DAMPAK PENTING HIPOTETIK


Rona Lingkungan Hidup
Awal Saat Studi 1. Geo-fisik - Kimia 1. Geo-fisik - Kimia
 Penurunan kualitas udara
Dilakukan  Penurunan kualitas udara
 Kebisingan
 Kebisingan
Komponen Lingkungan:  Getaran
 Perubahan tata ruang dan lahan  Penurunan kualitas air
Geo-fisik-Kimia, Biologi,
 Gangguan lalu lintas & perparkiran  Genangan air / banjir
Sosekbud dan Kesmas
 Peningkatan air larian  Air Larian
 Genangan air / banjir
 Penurunan kualitas air 2. Biologi
 Penurunan kuantitas air EVALUASI  Biota Air
 Timbulan sampah DAMPAK
POTENSIAL 3. Sosial
2. Biologi
Kegiatan Pembangunan  Hilangnya Flora & gangguan fauna darat  Kesempatan kerja
Apartement “Warhol  Gangguan biota air  Peluang berusaha
Residence”  Matapencaharian
3. Sosial  Peningkatan pendapatan
Komponen kegiatan :  Kependudukan
 Prakonstruksi  Kesempatan kerja  Penurunan kenyamanan
 Konstruksi  Peluang berusaha  Gangguan Kamtibmas
 Operasi  Matapencaharian  Perubahan persepsi masyarakat
 Peningkatan pendapatan
 Penurunan kenyamanan 4. Kesehatan Masyarakat
 Perubahan persepsi masyarakat  Gangguan kesehatan
 Gangguankamtibmas Bukan Dampak
4. Kesehatan Masyarakat Penting Hipotetik
 Gangguan kesehatan, (DTPH)
IDENTIFIKASI  Gangguan Keselamatan dan Kesehatan
DAMPAK Kerja (K3)
POTENSIAL  Penurunan sanitasi lingkungan Dikelola dan Dipantau (RKL-RPL):
 Getaran
 Kuantitas air
Tidak Dikelola dan Dipantau :  Timbulan sampah
 Kependudukan  Lalu lintas dn parker
 Perubahan tata ruang  Sanitasi lingkungan
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Gambar 1.7. Diagram Alir Proses Penentuan Dampak Penting Hipotetik (DPH)

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


I - 47
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


1.3.1. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang, merupakan batas terluar dari hasil tumpang
susun (overlay) dari batas wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif setelah
mempertimbangkan kendala teknis yang dihadapi. Batasan ruang lingkup wilayah
studi ini disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki
keterbatasan sumber data, seperti waktu, pembiayaan, tenaga, teknis, dan metode
telaahan.
Batas wilayah studi dibentuk dari empat unsur yang berhubungan dengan dampak
lingkungan suatu rencana kegiatan, yaitu:
1. Batas proyek : yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan
akan dilakukan, termasuk komponen kegiatan tahap pra-
konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Dari
ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber
dampak terhadap lingkungan hidup disekitarnya. Batas
proyek ini merupakan batas lahan yang dimiliki oleh
PT. Graha Masindo Pratama, di mana pada lokasinya
berbatasan langsung dengan Jalan Pandanaran, lokasi
pendidikan, lokasi perekonmian dan jasa serta lokasi
permukiman penduduk.
2. Batas ekologis : yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak lingkungan
dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan
dikaji, mengikuti media lingkungan masing-masing (seperti
air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung
dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar. Batas ekologis akan mengarahkan
penentuan lokasi pengumpulan data rona lingkungan awal
dan analisis persebaran dampak. Batas ekologi ditetapkan
berdasarkan luas wilayah persebaran dampak dalam
konteks ruang dan waktu kajian. Batas ekologi untuk
kegiatan Pembangunan Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang di jalan Jalan Pandanaran No. 18
berupa lingkungan di sekitar tapak kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak rencana kegiatan,

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 48


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

beserta ekosistem atmosferiknya. Batas ekologi media air


limbah adalah drainase sebagai badan air penerima yang
berada di sekitar tapak proyek. Batas ekologi media udara,
bising adalah rute pengangkutan peralatan dan material
dari dan ke arah tapak proyek. Disamping itu, tapak proyek
juga merupakan batas ekologi untuk udara dan bising yang
bersumber dari operasi peralatan berat dan operasional
apartement.
3. Batas sosial : yaitu ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan
yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi
sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang
sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai
dengan proses dan dinamika sosial suatu kelompok
masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan
mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Batas ini pada dasarnya merupakan ruang di mana
masyarakat, yang terkena dampak lingkungan seperti
limbah, emisi atau kerusakan lingkungan, tinggal atau
melakukan kegiatan. Batas sosial ini meliputi komunitas
masyarakat terkena dampak, khususnya di wilayah
administrasi Kelurahan Pekunden.
4. Batas administratif : yaitu wilayah administratif terkecil yang relevan (seperti
desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi), di mana
lokasi pelaksanaan studi AMDAL Kondotel & Apartement
“THE PINNACLE” Semarang ini adalah Kelurahan ekunden,
Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 49


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


II - 50
Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

1.3.2. Batas Waktu Kajian AMDAL Pembangunan Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang
Batas waktu kajian merupakan waktu kajian dimana dampak tersebut akan terjadi
akibat pelaksanaan rencana kegiatan dimulai dari tahap prakonstruksi dampai
dengan tahap operasional.
Kegiatan prakonstruksi dilakukan selama ± 8 (delapan) bulan (Maret 2013 s/d
Oktober 2013), sedangkan kegiatan konstruksi Pembangunan Kondotel &
Apartement “THE PINNACLE” Semarang direncanakan dilaksanakan dalam waktu 12
(Dua Belas) bulan dimulai dari Desember 2013 s/d Desember 2014, sedangkan pada
tahap operasional adalah selama operasional Kondotel & Apartement “THE
PINNACLE” Semarang berlangsung.

Secara rinci batas waktu kajian disajikan pada table dibawah ini.

Tabel 1.13. Batas Waktu Kajian

Tahapan Kegiatan Jenis Kegiatan Waktu Kajian


Prakonstruksi 1. Survey, perijinan dan studi Selama 8 (delapan)
kelayakan teknis-ekonomis bulan
2. Sosialisasi rencana kegiatan
dan konsultasi publik
Konstruksi 1. Rekruitmen tenaga kerja Selama 10 (sepuluh)
konstruksi bulan
2. Mobilisasi peralatan dan
material
3. Pematangan lahan
4. Konstruksi Fisik / bangunan
Operasional 1. Rekruitmen tenaga kerja Selama kegiatan
operasional operasional
2. OP Apartement “WARHOL berlangsung
Semarang
Sumber : Analisis Tim, 2013

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 51


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang
BAB I
PENDAHULUAN

Analisis Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) I - 52


Pembangunan Kondotel & Apartement “THE PINNACLE” Semarang

Vous aimerez peut-être aussi