Vous êtes sur la page 1sur 23

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pemuda Muslimin Indonesia

Periode 2009 – 2012

PERATURAN DASAR

DAN

PERATURAN RUMAH TANGGA

Disahkan dalam Majelis Syuro ke XI

Jakarta, 15 – 16 Agustus 2009 M.

24 – 25 Sya’ban 1430 H
KEPUTUSAN

MAJELIS SYURO KE-XI PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA

Nomor : 001KEP/MS-XI LB/2009

Tentang

PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA

PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA

Bismillahirrahmanirrahim

Majelis Syuro ke-XI Luar Biasa Pemuda Muslimin Indonesia :

Menimbang :

Bahwa Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Pemuda Muslimin Indonesia
sebagai hasil Keputusan Majelis Syuro ke- XI Luar Biasa dirasakan masih
perlu disempurnakan untuk tercapainya efisiensi dan efektifitas kerja Pemuda Muslimin
Indonesia

Mengingat :

1. Program Azas dan Program Tandhim Syarikat Islam Indonesia.


2. Peraturan Dasar Pemuda Muslimin Indonesia pasal 76.
3. Peraturan Khusus Pemuda Muslimin Indonesia pasal 76.

Mendengar :

Permusyawaratan Sidang Majelis Syuro ke-XI Luar Biasa Pemuda Muslimin Indonesia tanggal
15 – 16 Agustus 2009 di Jakarta.

M E M U T U S K A N

Menetapkan :

1. Mengesahkan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Pemuda Muslimin


Indonesia seperti terlampir.
2. Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Pemuda Muslimin Idonesia ini berlaku
sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J a k a r t a
Pada tanggal : 16 Agustus 2009 M
25 Sya’ban 1430 H
PERATURAN DASAR PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA

MUQADDIMAH

“ … Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur, bagaikan tembok yang kokoh kuat .. ( Q.S As-Shaf, ayat 4 )”

Sesungguhnya Islam adalah Dienullah. Ia adalah ketentuan hukum hidup dan kehidupan serta
aturan pergaulan hidup bersama, yang dalam ketentuannya ia mendatangkan kebenaran dan
keadilan, membebaskan manusia dari kedzaliman, memerdekakan umat dari penjajahan,
perbudakan dan perhambaan, membangun kehidupan baru dan membawa manusia ketingkat
derajat yang sempurna.

Pemuda Muslimin Indonesia sadar akan hak dan kewajiban serta peranan dan tanggungjawabnya
kepada Islam., Tanah Air dan Bangsa, bertekad memberikan darma baktinya dalam rangka
pengabdian kepada Allah SWT.

Menyadari bahwa tujuan itu hanya dapat di capai dengan perjuangan di jalan-Nya, dalam barisan
yang teratur rapih, maka dengan nama Allah yang Pemurah dan Penyayang, kami menghimpun
Pemuda Muslimin Indonesia dalam suatu organisasi, yang dalam hidup dan kehidupannya
meyakini bahwa Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW adalah hukum yang tertinggi dan
dengan berpegang kepada Program Azas dan Tandhim Syarikat Islam Indonesia.disusunlah
Peraturan Dasar ini sebagai berikut :

BAB I

NAMA

Pasal 1

Organisasi ini bernama “Pemuda Muslimin Indonesia” disingkat “PEMUDA MUSLIM”.

BAB II

WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 2

Pemuda Muslimin Indonesia didirikan pada tanggal 25 November 1928 (tahun 1347 H) di kota
Yogyakarta untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3

Tempat kedudukan Pemuda Muslimin Indonesia dimana tempat Pimpinan Besar berada.
BAB III

AZAS DAN TUJUAN

Pasal 4

Pemuda Muslimin Indonesia berazaskan Dienul Islam.

Pasal 5

Pemuda Muslimin Indonesia bertujuan menjalankan Syariat Islam dengan sepenuh-penuhnya


dan seluas-luasnya.

BAB IV

BENTUK DAN SIFAT

Pasal 6

Pemuda Muslimin Indonesia adalah organisasi Pendidikan Perjuangan dan masa Pemuda yang
berjuang di dalam dunia kepemudaan dan ditengah masyarakat.

Pasal 7

Pemuda Muslimin Indonesia dalam jihadnya mengakui bahwa Pemuda Muslimin Indonesia
merupakan bagian tubuh dari Syarikat Islam Indonesia dengan Program Azas dan Tandhimnya.

BAB V

KEKUASAAN TERTINGGI

Pasal 8

Hukum tertinggi menurut keyakinan Pemuda Muslimin Indonesia ialah Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah SAW.

Pasal 9

Kekuasaan yang tertinggi dalam urusan organisasi terletak dalam Majelis Syuro (Kongres
Nasional). Dengan isi dan jiwa yang sama seperti ditentukan oleh Majelis Syuro maka kekuasaan
tertinggi di dalam urusan organisasi :

1. Tingkat Nasional terletak dalam Majelis Syuro (Kongres Nasional).


2. Tingkat Wilayah terletak dalam Kongres Wilayah.
3. Tingkat Cabang terletak dalam Koferensi Cabang.
4. Tingkat Anak Cabang terletak dalam Musyawarah Anak Cabang.
5. Tingkat Ranting terletak dalam Rapat Anggota.

BAB VI

SUSUNAN PIMPINAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 10

Susunan Pimpinan dan Struktur Organisasi terdiri dari :

1. Pimpinan Besar untuk seluruh Indonesia.


2. Pimpinan Wilayah untuk tingkat Propinsi atau Daerah Tingkat I.
3. Pimpinan Cabang untuk tingkat Kabupaten, Kodya atau Daerah Tingkat
4. Pimpinan Anak Cabang untuk tingkat Kecamatan atau yang setingkat.
5. Pimpinan Ranting untuk tingkat Kelurahan atau yang setingkat.
6. Pimpinan Anak Ranting untuk tingkat Rukun Warga (RW) atau yangsetingkat.
7. Pimpinan Kelompok untuk tingkat Rukun Tetangga (RT) atau yang setingkat.

Pasal 11

Untuk beberapa Wilayah tertentu di bentuk Koordinator Wilayah.

Pasal 12

Untuk kelanjutan pembinaan organisasi dibentuk Lembaga-lembaga.

BAB VII

KEANGGOTAAN

Pasal 13

Yang dapat menjadi anggota Pemuda Muslimin Indonesia ialah setiap Pemuda (putera-
puteri) Indonesia yang beragam Islam, yang memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam
Peraturan Rumah Tangga.

Pasal 14

Keanggotaan Pemuda Muslimin Indonesia terdiri dari :

1. Anggota Biasa.
2. Anggota Luar Biasa.
Pasal 15

Gugurnya keanggotaan disebabkan karena :

1. Atas permintaan sendiri.


2. Meninggal dunia.
3. Dipecat atau dipecat sementara.

BAB VIII

PERSIDANGAN ORGANISASI

Pasal 16

Persidangan-persidangan organisasi terdiri dari :

1. Majelis Syuro diadakan 3 (tiga) tahun sekali.


2. Kongres Wlayah diadakan 2 (dua) tahun sekali.
3. Konferensi Cabang diadakan 2 (dua) tahun sekali, sebelum Kongres Wilayah.
4. Musyawarah Anak Cabang diadakan 1 (satu) tahun sekali.
5. Rapat Anggota diadakan 6 (enam) bulan sekali.

Pasal 17

Konferensi-konferensi / Rapat-ratat terdiri dari :

1. Konferensi Besar diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) kali Majelis Syuro.
2. Konferensi Kerja Wilayah diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Kongres Wilayah.
3. Konferensi Cabang diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Konferensi Cabang.
4. Musyawarah Kerja Anak Cabang diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Musyawarah
Anak cabang.
5. Rapat Kerja Ranting dapat diadakan menurut kepentingan (urgensi) nya.

Pasal 18

Persidangan-persidangan lainnya

1. Rapat Pleno.
2. Rapat Pimpinan Harian.

Pasal 19

Majelis Syuro Luar Biasa diadakan apabila dianggap perlu dan diusulkan / dihadiri oleh paling
sedikit 2/3 dari jumlah Cabang dan Wilayah.
BAB IX

Cara Mengambil Keputusan

Pasal 20

Keputusan-keputusan dalam setiap persidangan organisasi diambil dengan suara bulat mufakat
atas dasar hikmah kebijaksanaan. Apabila suara bulat mufakat tidak bisa dicapai maka keputusan
diambil dengan suara terbanyak.

BAB X

Kekayaan Organisas

Pasal 21

Kekayaan organisasi Pemuda Muslimin Indonesia diperoleh dari :

1. Uang Pangkal Anggota.


2. Uang Iuran Anggota.
3. Infaq, zakat, wakaf, sedekah dan lain-lain sumbangan yang halal dan tidak mengikat.

BAB XI

Lambang, Bendera, Lagu dan Atribut

Pasal 22

Lambang organisasi ialah Kalimat Tauhid berbentuk bulan bintang sabit, dasar merah, huruf
putih.

Pasal 23

Bendera organisasi ialah warna merah darah berukuran 2 : 3 di tengah-tengahnya terdapat


lambang organisasi dan dibawahnya tertulis PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA berwarna
putih.

Pasal 24

Lagu Pemuda Muslimin Indonesia ialah Mars Pemuda Muslimin Indonesia.

Pasal 25

Atribut Pemuda Muslimin Indonesia diatur dalam Peraturan Rumah Tangga.


BAB XII

Program Perjuangan

Pasal 26

Program Perjuangan Pemuda Muslimin Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Membela dan mempertahankan Negara Republik Indonesia dengan mengamalkan Jiwa


dan semangat Proklamsai 17 Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945.
2. Membela Syarikat Islam Indonesia dari segala bencana apapun, serta mempersiapkan
diri secara terus-menerus sebagai kader-kader yang berwatak, terlatih dan teruji.
3. Melawan dan menentang segala anggapan dan faham yang keliru tentang Islam dan ke-
Islaman dari pihak manapun juga.
4. Membebaskan Rakyat Indonesia khususnya dan umat manusia pada umumnya, dari
bahaya kolonialisme, kapitalisme, imperialisme, dan komunisme / atheisme dalam segala
bentuk dan corak yang bagaimanapun juga.
5. Melawan segala adat dan kebudayaan, serta pendidikan lahir bathin yang sifatnya
merendahkan derajat kemanusiaan.
6. Membangun persatuan yang tersusun rapi dalam kalangan Pemuda-pemuda Islam atas
landasan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
7. Menjaga keselamatan dan perhubungan antara Pemuda-pemuda Islam, golongan pemuda
lainnya di seluruh dunia.

BAB XIII

Perubahan-perubahan

Perubahan Peraturan Dasar ini hanya dapat dilakukan oleh Majelis Syuro yang keputusannya
disetujui oleh 2/3 suara.

BAB XIV

Penutup dan Pengesahan

Pasal 28

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan dasar ini akan diatur dalam Peraturan Rumah
Tangga.

Pasal 29

Peraturan Dasar ini disyahkan dalam Majelis Syuro ke-XI Luar Biasa yang diadakan pada
tanggal 15 – 16 Agustus 2009 di Jakarta.
PERATURAN RUMAH TANGGA PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA

BAB I

KEANGGOTAAN

Pasal 1

Anggota Biasa

Syarat-syarat :

1. Pemuda-pemudi Indonesia yang beragama Islam, dan berumur antara 15 s/d 40 tahun.
2. Membayar uang pangkal dan uang iuran yang ditetapkan jumlahnya.

Pasal 2

Anggota Luar Biasa

Syarat-syarat :

1. Pemuda-pemudi Islam yang aktif membantu segala kegiatan Pemuda Muslimin baik
moril maupun materiil.
2. Secara administratif tidak didaftar dalam keanggotaan Pemuda Muslim.
3. Menjadi anggota bai’at Syarikat Islam Indonesia atau ormas-ormas Syarikat Islam
Indonesia lainnya.
4. Berumur tak lebih dari 45 tahun.
Pasal 3

Cara-cara Keanggotaan

1. Setiap orang yang ingin menjadi anggota Pemuda Muslimin Indonesia harus mengajukan
Permohonan tertulis kepada Pimpinan Ranting setempat dan menyatakan persetujuan
terhadap azas dan tujuan Pemuda Muslim.
2. Bila telah memenuhi apa yang tercantum dalam ayat (1) dan pernah mengikuti kursus /
pendidikan yang diadakan oleh Pemuda Muslim, yang bersangkutan dinyatakan sebagai
calon anggota.
3. Setelah mencapai 6 (enam) bulan sebagai calon anggota dan memperlihatkan reputasi
yang baik, yang bersangkutan diterima sebagai anggota penuh dan diwajibkan
mengucapkan bai’at Syarikat Islam Indonesia.

BAB II

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 4

Hak Anggota

1. Setiap calon anggota punya hak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau
pertanyaan dengan lisan atau tertulis kepada pimpinan organisasi; mengikuti training,
kursus dan kegiatan lainnya yang bersifat umum.
2. Bagi anggota biasa, disamping mempunyai hak seperti tersebut pada ayat (1), juga berhak
untuk dipilih dan memilih.
3. Anggota luar biasa, dapat mengajukan saran / usul dan pertanyaan-pertanyaan kepada
pimpinan dan dapat menjadi pimpinan Lembaga yang ada dalam Pemuda Muslim.

Pasal 5

Kewajiban Anggota

1. Membayar uang pangkal dan uang iuran.


2. Mengikuti training, kursus.
3. Menjunjung tinggi serta menjaga nama baik organisasi.
4. Menghadiri rapat anggota.
BAB III

SCHORSING DAN PEMECATAN

Pasal 6

Anggota dapat di Schors atau dipecat karena :

1. Bertindak yang bertentangan dengan PD dan PRT.


2. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik Pemuda Muslim.
3. Bertindak bertentangan dengan Keputusan / Ketetapan Pemuda Muslim.

Pasal 7

Tata Cara Pemecatan / Schorsing

1. Tuntutan schorsing/pemecatan dapat diajukan oleh Pimpinan Ranting kepada Pimpinan


Cabang.
2. Schorsing/pemecatan anggota harus didahului dengan peringatan, kecuali dalam hal yang
luar biasa.
3. Schorsing dilakukan oleh Pimpinan Cabang.
4. Dalam hal-hal yang luar biasa Pimpinan Besar dapat melakukan schorsing/pemecatan
secara langsung.

Pasal 8

Pembelaan

1. Anggota yang di schorsing / dipecat harus diberi kesempatan membela diri dalam
Konferensi Cabang atau yang ditunjuk untuk itu dan Pimpinan Cabang Berkewajiban
untuk melaksanakannya.
2. Bila yang bersangkutan dalam ayat (1) tidak menerima keputusan, dapat naik banding
pada Kongres Wilayah sebagai pembelaan terakhir.
3. Anggota yang dipecat / dischor langsung oleh Pimpinan Besar dapat mengajukan
permintaan membela diri dalam Majelis Syuro atau persidangan lain yang ditunjuk untuk
itu.
4. Putusan Schorsing / pemecatan yang diambil dalam Konferensi Cabang, Kongres
Wilayah, Majelis Syuro dianggap sah apabila sekurang-kurangnya 2/3 jumlah utusan
yang hadir.
5. Schorsing / pemecatan yang dilakukan oleh Kongres Wilayah dan Majelis Syuro
merupakan keputusan terakhir.
6. Prosedur pembelaan diatur dalam suatu peraturan tersendiri.
Bab IV

PERSIDANGAN – ORGANISASI

Pasal 9

Majelis Syuro

1. Majelis Syuro adalah musyawarah utusan-utusan Cabang dan Wilayah.


2. Majelis Syuro memegang kekuasaan tertinggi organisasi.

Pasal 10

Pealaksanaan Majelis Syuro

Majelis Syuro diadakan 3 (tiga) tahun sekali.

Pasal 11

Dalam keadaan yang luar biasa Majelis Syuro dapat diadakan menyimpang dari ketentuan pasal
10.

Pasal 12

Majelis Syuro yang dimaksud pasal 11, dapat diadakan atas inisiatif Pimpinan Besar, atau atas
inisiatif satu Cabang dengan persetujuan sekurang-kurangnya lebih dari ½ dari jumlah cabang-
cabang.

Pasal 13

Kekusaaan/Wewenang Majelis Syuro

1. Menetapkan landasan-landasan organisasi.


2. Memilih Pimpinan Besar dengan jalan setiap Cabang memilih langsung Personalia
Pimpinan Besar atau sekurang-kurangnya Pimpinan Harian PB atau menunjuk 5 (lima)
orang Formatur untuk menyusun komposisi dan Personalia Pimpinan Besar.
3. Menetapkan waktu dan tempat Majelis Syuro berikutnya.

Pasal 14

Tata Tertib Majelis Syuro

1. Majelis Syuro dipimpin oleh Pimpinan Besar.


2. Majelis Syuro adalah sah bila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah Cabang dan
Wilayah.
3. Cabang dan Wilayah dapat mengirim utusan sebanyak yang ditentukan oleh Surat
Keputusan Pimpinan Besar.
4. Setelah memberikan Pertanggung-jawaban pada Majelis Syuro dan diterima PB
demisioner.
5. Yang punya hak suara adalah utusan-utusan Cabang.
6. Selain dihadiri oleh utusan-utusan Cabang dan Wilayah, Majelis Syuro dihadiri peninjau
dan undangan atas persetujuan Pimpinan Besar.
7. Peninjau dan undangan boleh berbicara bila diizinkan oleh Pimpinan Besar.

Pasal 15

Kongres Wilayah

Kongres Wilayah :

1. Kongres Wilayah adalah musyawarah utusan-utusan Cabang dan Anak Cabang.


2. Kongres Wilayah diadakan 2 (dua) tahun sekali

Pasal 16

Kekuasaan/Wewenang Kongres Wilayah

1. Memilih Pimpinan Wilayah, atau sekurang-kurangnya Pimpinan Harian Wilayah.


2. Menetapkan Program Kerja Wilayah yang tak bertentangan dengan Keputusan-keputusan
Majelis Syuro dan Konferensi Besar.

Pasal 17

Jumlah Utusan , Peninjau dan Undangan ditentukan oleh Pimpinan Wilayah.

Pasal 18

Kongres Wilayah adalah sah, bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anak
cabang. Apabila qorum tidak terpenuhi, Kongres dapat diundurkan selambat-lambatnya 7 x 24
jam, dan apabila masih juga belum tercapai qorum, keputusannya diserahkan kepada Pimpinan
Wilayah dan utusan-utusan yang hadir.

Pasal 19

Setelah Laporan Pertanggung-jawaban Pimpinan Wilayah diterima oleh Kongres Wilayah, maka
Pimpinan Wilayah demisioner.
Pasal 20

Yang punya hak suara ialah utusan-utusan Cabang.

Pasal 21

Peninjau dan undangan-undangan dapat berbicara, setelah mendapat izin dari Pimpinan Kongres.

Pasal 22

1. Konferensi Cabang adalah merupakan musyawarah utusan-utusan Anak Cabang dan


Ranting.
2. Konferensi Cabang merupakan kekuasaan tertinggi untuk tingkat Cabang dan dipimpin
oleh Pimpinan Cabang.

Pasal 23

Kekuasaan Konferensi Cabang.

1. Memilih Pimpinan Cabang atau sekurang-kurangnya Pimpinan Harian Cabang.


2. Menetapkan Program Kerja Cabang, yang tidak bertentangan dengan Keputusan Majelis
Syuro, Konferensi Besar, dan Kongres Wilayah.

Pasal 24

Jumlah utusan , peninjau dan undangan ditetapkan oleh Pimpinan Cabang

Pasal 25

Konferensi Cabang adalah sah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah Anak
Cabang dan Ranting. Apabila qorum tidak tercapai, Konferensi dapat ditunda selambat-
lambatnya 3 x 24 jam, dan apabila masih juga belum mencapai qorum, keputusan diserahkan
kepada Pimpinan Cabang dan utusan-utusan yang telah hadir.

Pasal 26

Setelah Laporan Pertanggung-jawaban Pimpinan Cabang diterima oleh Konferensi, maka


Pimpinan Cabang demisioner

Pasal 27

Yang punya hak suara adalah utusan-utusan ranting.


Pasal 29

Musyawarah Anak Cabang / Ranting

Ketentuan untuk musyawarah Anak Cabang dan Ranting sama seperti ketentuan untuk
Konferensi Cabang, sedang hak suara ada pada anak ranting untuk anak cabang, dan ada pada
anggota untuk Ranting.

Pasal 30

Konperensi Koordinator Wilayah

1. Konferensi Koordinator Wilayah dapat diadakan menurut urgensinya, atau atas Instruksi
Pimpinan Besar.
2. Konferensi Koordinator Wilayah adalah bersifat pertemuan konsultatif/rapat kerja dengan
Pimpinan Wilayah.

Pasal 31

Konferensi Besar

Konferensi Besar adalah Rapat Kerja antara Pimpinan Besar dengan Koordinator Wilayah dan
Pimpinan Wilayah.

Pasal 32

Kekuasaan dan Wewenang Konferensi Besar

1. Menetapkan Program Kerja baru sebagai implementasi dari keputusan – keputusan


Majelis Syuro.
2. Bila dianggap sangat urgen dapat mengadakan refreshing dalam Personalia Pimpinan
Besar atas persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 utusan-utusan wilayah yang hadir.
3. Konferensi Besar tidak mengadakan penilaian terhadap belaid kebijaksanaan Pimpinan
Besar.
4. Mendengarkan / menerima laporan perkembangan organisasi dari wilayah-wilayah serta
keadaan sosial, politik di wilayah masing-masing.

Pasal 33

Konferensi Kerja Wilayah

1. Konferensi Kerja Wilayah adalah Rapat Kerja antara Pimpinan Wilayah dengan
Koordinator Cabang dan Pimpinan Cabang.
2. Konferensi Kerja Wilayah bersifat checking-up terhadap pelaksanaan Keputusan-
keputusan Majelis Syuro, Konperensi Besar dan Kongres Wilayah
Pasal 34

Kekuasaan dan Wewenang Konferensi Wilayah

1. Menetapkan Program Kerja Wilayah sebagai penegasan terhadap


pelaksanaan Keputusan-keputusan Majelis Syuro, Kongres Wilayah dan Konferensi
Besar.
2. Apabila dianggap sangat urgen, dapat mengadakan refreshing dalam tubuh Pimpinan
Wilayah atas persetujuan Cabang-cabang yang hadir.
3. Konferensi Kerja Wilayah tidak mengadakan penilaian beleid Kebijaksanaan Pimpinan
Wilayah.
4. Mendengarkan / menerima laporan perkembangan organisasi dari masing-masing Cabang
serta keadaan sosial di cabang masing-masing.

Pasal 35

Konperensi Kerja Cabang

1. Konferensi Kerja Cabang adalah Rapat Kerja antara Pimpinan Cabang dengan Pimpinan
Anak Cabang.
2. Konferensi Kerja Cabang bersifat checking-up terhadap pelaksanaan Keputusan-
keputusan Majelis Syuro, Konferensi Besar, Kongres Wilayah, Konferensi Kerja Wilayah
dan Konferensi Cabang.
3. Konferensi Kerja Cabang diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Konferensi Cabang.

Pasal 36

Kekuasaan dan Wewenang Konperensi Kerja Cabang

Menetapkan Program Kerja yang baru, sebagai penegasan terhadap pelaksanaan keputusan-
keputusan Majelis Syuro, Konferensi Besar, Kongres Wilayah, Konperensi Kerja Wilayah,
Konperensi Cabang dan Konferensi Kerja Cabang.

1. Konferensi Kerja Cabang tidak mengadakan penilaian beleid kebijaksanaan Pimpinan


Cabang.
2. Mendengarkan / menerima laporan perkembangan organisasi dari masing-masing Anak
Cabang serta keadaan sosial politik di Anak Cabang masing-masing.

Pasal 37

1.Musyawarah Anak Cabang dan Ranting

Musyawarah Anak Cabang dan Ranting dapat diadakan menurut urgensinya, terutama
menetapkan Program Kerja bagi memperluas dan memperbesar pengaruh organisasi.
BAB V

PIMPINAN ORGANISASI

Pasal 38

Syarat-syarat Pimpinan

1. Bertaqwa kepada Allah SWT.


2. Telah di bai’at menjadi anggota Syarikat Islam Indonesia.
3. Mempunyai pengetahuan Agama yang seimbang dengan pengetahuan umum.
4. Telah menjadi anggota Pemuda Muslimin Indonesia sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun,
dan selama masa tersebut tidak dikenakan disiplin organisasi.

Pasal 39

Pimpinan Besar

1. Pusat organisasi dipimpin oleh Pimpinan Besar.


2. Pimpinan Besar berkedudukan di Ibukota Negara.
3. Pimpinan Besar terdiri dari : A. Pimpinan Harian : Seorang Ketua Umum ,
beberapa orang Ketua, salah seorang Ketua dijabat oleh Ketua Umum COPMI secara
ex-offisio, seorang Sekretaris Jenderal, beberapa orang wakil Sekjen, seorang Bendahara
Umum dan 2 (dua) orang bendahara. B. Pleno Pimpinan Besar : Pimpinan Departemen-
departemen, Pembantu-pembantu Umum, Ketua-ketua Lembaga, Ketua dan Sekretaris
Koordinator Wilayah.
4. Personalia PB dipilih oleh Majelis Syuro untuk masa jabatan satu periode
dan dapat dipilih kembali.
5. Untuk jabatan Ketua Umum, tidak boleh seseorang dipilih untuk ketiga kalinya secara
berturut-turut.
6. Ketua Umum dan Sekjen harus berkedudukan di Ibukota Negara.

Pasal 40

Pimpinan Wilayah

1. Wilayah organisasi dipimpin oleh Pimpinan Wilayah.


2. Pimpinan Wilayah (PW) berkedudukan di Ibukota Propinsi.
3. Pimpinan Wilayah terdiri dari : a) Pimpinan Harian: Seorang Ketua Umum,
empat orang Ketua, salah seorang dijabat oleh Ketua PW COPMI secara ex-officio,
seorang Sekretraris Umum, dua orang Sekretaris, dua orang Bendahara. b) Pleno
Pimpinan Wilayah. Pimpinan Seksi-seksi Wilayah, Pembantu-pembantu Umum, Ketua-
ketua Lembaga, Ketua-ketua Koordinator Cabang.
4. Personalia PW dipilih oleh Kongres Wilayah untuk satu periode dan dapa dipilih
kembali.
5. Jabatan Ketua Umum tidak boleh diduduki oleh seseorang untuk tiga kali berturut-
turut.
6. Ketua Umum dan Sekretraris Umum harus berkedudukan di Ibukota Propinsi.

Pasal 41

Pimpinan Cabang

1. Cabang organisasi dipimpin oleh Pimpinan Cabang.


2. Pimpinan Cabang (PC) berkedudukan di Ibukota Kabupaten DT II.
3. Pimpinan Cabang terdiri dari : a) Pimpinan Harian : Seorang Ketua, dua orang Wakil
Ketua, seorang Sekretaris, seorang Wakil Sekretraris, seorang Bendahara. b) Pleno
Pimpinan Cabang. Ketua Bagian-bagian, Ketua Lembaga, Pembantu-pembantu Umum.
4. Personalia Pimpinan Cabang, dipilih oleh Konferensi Cabang untuk satu periode,
dan dapat dipilih kembali.

5. Jabatan Ketua tidak boleh dipegang oleh seseorang untuk tiga kali berturut-turut.

Pasal 42

Pimpinan Anak Cabang

1. Anak Cabang organisasi dipimpin oleh Pimpinan Anak Cabang.


2. Pimpinan Anak Cabang berkedudukan di ibukota Kecamatan.
3. Pimpinan Anak Cabang terdiri dari : seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, seorang Bendahara, dan beberapa orang Pembantu Umum.
4. Personalia Pimpinan Anak Cabang dipilih oleh Musyawarah Anak Cabang, untuk
satu periode dan dapat dipilih kembali.

Pasal 43

Pimpinan Ranting

1. Ranting organisasi dipimpin oleh Pimpinan Ranting.


2. Pimpinan Ranting terdiri dari : seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara,
dan beberapa orang Pembantu Umum.
3. Personalia Pimpinan Ranting dipilih oleh Rapat Anggota untuk masa jabatan satu periode
dan dapat dipilih kembali.

Pasal 44

Pimpinan Anak Ranting dan Kelompok

1. Anak Ranting organisasi dipimpin oleh Pimpinan Anak Ranting.


2. Pimpinan Anak Ranting terdiri dari : seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang
Bendahara, dan beberapa orang Pembantu Umum.
3. Kelompok organisasi dipimpin oleh Pimpinan Kelompok.
4. Pimpinan Kelompok terdiri dari 3 (tiga) orang

Pasal 45

Koordinator Wilayah

1. Untuk beberapa Wilayah tertentu dibentuk Koordinator Wilayah.


2. Tempat kedudukan Koordinator Wilayah, ditetapkan oleh Pimpinan Besar atas usul-usul
wilayah yang bersangkutan.
3. Ketua dan Sekretaris.

Pasal 46

Tugas Kewajiban Koordinator Wilayah

1. Melaksanakan Instruksi Pimpinan Besar tentang berbagai masalah organisasi.


2. Mewakili PB dalam menyelesaikan persoalan ekstern Pemuda Muslim di lingkungan
koordinasinya atas mandat PB dengan tidak meninggalkan keharusan berkonsultasi
dengan Pimpinan Wilayah yang bersangkutan.
3. Memberikan bimbingan, membina, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan wilayah-
wilayahnya.
4. Membentuk wilayah persiapan.
5. Menyampaikan laporan kepada PB dan dapat diangkat kembali.

Pasal 47

Masa jabatan Koordinator Wilayah ialah disesuaikan dengan masa jabatan PB dan dapat
diangkat kembali.

Pasal 48

Koordinator Cabang

1. Untuk beberapa Cabang tertentu dapat dibentuk Koordinator Cabang, mengkoordinir


cabang-cabang didaerah eks Karesidenan.
2. Tempat kedudukan Koordinator Cabang dibekas Ibukota Karesidenan.
3. Ketua Koordinator Cabang diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Wilayah.
4. Formasi kepengurusan Koordinator Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari seorang
Ketua dan seorang Sekretaris.

Pasal 49

Tugas Kewajiban Koordinator Cabang

1. Melaksanakan Instruksi PW tentang berbagai masalah organisasi.


2. Mewakili PW dalam menyelesaikan persoalan ekstern Pemuda Muslim di lingkungan
koordinasinya dan menyelesaikan persoalan-persoalan intern atas mandat PW dengan
tidak meninggalkan keharusan berkonsultasi dengan Cabang-cabang yang bersangkutan.
3. Memberikan bimbingan, membina, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Cabang-
cabangnya.
4. Membentuk cabang persiapan.
5. Minta laporan pada cabang-cabangnya.
6. Menyampaikan laporan kepada Pimpinan Wilayah baik diminta ataupun tidak

Pasal 50

Masa jabatan Pengurus Koordinator Cabang disesuaikan dengan masa jabatan Pengurus
Wilayah dan dapat dipilih kembali.

Pasal 51

1. Jumlah Lembaga disesuiakan dengan kebutuhan organisasi.


2. Lembaga-lembaga dapat dibentuk dari tingkat PB sampai tingkat Cabang.
3. Program pelaksanaan Lembaga-lembaga diatur dalam ketentuan-ketentuan tersendiri.
4. Pimpinan Lembaga-lembaga terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil
Sekretaris, dan beberapa orang anggota.

BAB VII

Pasal 52

Pemuda Muslim membentuk Corps Puteri Muslimin Indonesia untuk menghimpun anggota-
anggota Pemuda Muslim Puteri.

Pasal 53

Corps Puteri Muslimin Indonesia disingkat COPMI.

Pasal 54

COPMI adalah bagian yang otonom dari Pemuda Muslimin Indonesia yang lambang dan
benderanya sama dengan Pemuda Muslimin Indonesia.

Pasal 55

COPMI mempunyai Pedoman dasar dan Pedoman Khusus tersendiri yang tidak boleh
bertentangan dengan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Pemuda Muslim.

Pasal 56

COPMI mempunyai Kartu Anggota tersendiri.


Pasal 57

Ketua Umum COPMI karena jabatannya sebagai salah seorang Ketua dalam Pimpinan Besar
Pemuda Muslim, secara ex-officio.

BAB VIII

Keuangan

Pasal 58

20 % dari jumlah iuran penerimaan Cabang dari anggotanya harus diserahkan kepada PB setiap
bulan.

Pasal 59

Sisa penerimaan uang iuran dibagi antara Pimpinan Ranting, Anak Cabang, Cabang dan
Wilayah, yang prosentasenya sama 20 %.

Pasal 60

50 % dari uang pangkal diserahkan kepada PB, dan sisanya dari penerimaan Uang pangkal
dibagi antara Pimpinan Cabang dan Wilayah dengan prosentase yang sama (25%).

Pasal 61

Setiap anggota Pemuda Muslim yang memperoleh kedudukan karena organisasi di Lembaga
Kenegaraan (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif dll) diwajibkan menyerahkan infaq sebesar 10 %
(sepuluh prosent) dari seluruh jumlah penerimaan kepada tingkat organisasi dimana ia
dicalonkan.

Pasal 62

Besarnya uang pangkal dan uang iuran akan ditetapkan oleh Pimpinan Besar.

Pasal 63

Pimpinan Wilayah bertanggungjawab penuh kepada PB dalam hal-hal yang telah ditetapkan
dalam pasal 58 dan pasal 60.

BAB XI

Atribut Organisasi Pemuda Muslimin

Pasal 64
Lencana : Lencana Pemuda Muslimin Indonesia berbentuk segilima dengan
lambing didalamnya, warna dasar merah, tulisan Kalimat Tauhid putih dan dikelilingi
tulisan Pemuda Muslimin Indonesia.

Pasal 65

Baret : Baret Pemuda Muslimin Indonesia berbentuk bulat, warna dasar hitam,
ditengah atas (atap) berwarna merah : ukuran 8 – 19 cm, dari belakang. Antara warna merah
dan hitam diberi lis putih.

Pasal 66

Peci : Peci Pemuda Muslimin berwarna dasar hitam, atas (atap) merah antara sisi warna hitam
dan atas merah diberi lis putih.

Pasal 68

Badge : Badge berbentuk perisai, warna dasar merah, didalamnya terdapat lambing dengan
warna putih, diatas lambang ada tulisan Pemuda Muslim berwarna putih.

Pasal 69

Pakaian Biasa : Pakaian anggota Pemuda Muslim terdiri dari baju dan celana warna putih. Baju
tangan pendek dan dipundaknya pakai tali bahu, kantong baju dua buah tertutup.

Pasal 70

Pakaian Resmi Upacara

Pakaian resmi upacara berwarna putih, dengan potongan baju jas lengan pendek, celana putih,
sepatu berwarna hitam.

Pasal 71

Dasi : Dasi Pemuda Muslim berwarna merah tua dengan lambang ditengah-tengahnya.

BAB XII

Aturan Tambahan

Pasal 72

Setiap anggota Pemuda Muslim dianggap telah mengetahui isi Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga ini setelah diumumkan.
Pasal 73

Setiap anggota Pemuda Muslimin Indonesia harus mentaati Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga ini, dan barang siapa melanggarnya dikenakan sangsi-sangsi organisasi
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan-ketentuan terdahulu.

BAB XIII

Penutupan dan Pengesahan

Pasal 74

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Rumah Tangga ini, akan diatur dalam Surat
Keputusan Pimpinan Besar.

Pasal 75

Peraturan Rumah Tangga ini disyahkan dalam Majelis Syuro ke-XI ( sebelas ) Pemuda Muslimin
Indonesia yang berlangsung tanggal 15 – 16 Agustus 2009 di Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi