Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERATURAN DASAR
DAN
24 – 25 Sya’ban 1430 H
KEPUTUSAN
Tentang
Bismillahirrahmanirrahim
Menimbang :
Bahwa Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Pemuda Muslimin Indonesia
sebagai hasil Keputusan Majelis Syuro ke- XI Luar Biasa dirasakan masih
perlu disempurnakan untuk tercapainya efisiensi dan efektifitas kerja Pemuda Muslimin
Indonesia
Mengingat :
Mendengar :
Permusyawaratan Sidang Majelis Syuro ke-XI Luar Biasa Pemuda Muslimin Indonesia tanggal
15 – 16 Agustus 2009 di Jakarta.
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
Ditetapkan di : J a k a r t a
Pada tanggal : 16 Agustus 2009 M
25 Sya’ban 1430 H
PERATURAN DASAR PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA
MUQADDIMAH
“ … Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur, bagaikan tembok yang kokoh kuat .. ( Q.S As-Shaf, ayat 4 )”
Sesungguhnya Islam adalah Dienullah. Ia adalah ketentuan hukum hidup dan kehidupan serta
aturan pergaulan hidup bersama, yang dalam ketentuannya ia mendatangkan kebenaran dan
keadilan, membebaskan manusia dari kedzaliman, memerdekakan umat dari penjajahan,
perbudakan dan perhambaan, membangun kehidupan baru dan membawa manusia ketingkat
derajat yang sempurna.
Pemuda Muslimin Indonesia sadar akan hak dan kewajiban serta peranan dan tanggungjawabnya
kepada Islam., Tanah Air dan Bangsa, bertekad memberikan darma baktinya dalam rangka
pengabdian kepada Allah SWT.
Menyadari bahwa tujuan itu hanya dapat di capai dengan perjuangan di jalan-Nya, dalam barisan
yang teratur rapih, maka dengan nama Allah yang Pemurah dan Penyayang, kami menghimpun
Pemuda Muslimin Indonesia dalam suatu organisasi, yang dalam hidup dan kehidupannya
meyakini bahwa Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW adalah hukum yang tertinggi dan
dengan berpegang kepada Program Azas dan Tandhim Syarikat Islam Indonesia.disusunlah
Peraturan Dasar ini sebagai berikut :
BAB I
NAMA
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
Pemuda Muslimin Indonesia didirikan pada tanggal 25 November 1928 (tahun 1347 H) di kota
Yogyakarta untuk waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 3
Tempat kedudukan Pemuda Muslimin Indonesia dimana tempat Pimpinan Besar berada.
BAB III
Pasal 4
Pasal 5
BAB IV
Pasal 6
Pemuda Muslimin Indonesia adalah organisasi Pendidikan Perjuangan dan masa Pemuda yang
berjuang di dalam dunia kepemudaan dan ditengah masyarakat.
Pasal 7
Pemuda Muslimin Indonesia dalam jihadnya mengakui bahwa Pemuda Muslimin Indonesia
merupakan bagian tubuh dari Syarikat Islam Indonesia dengan Program Azas dan Tandhimnya.
BAB V
KEKUASAAN TERTINGGI
Pasal 8
Hukum tertinggi menurut keyakinan Pemuda Muslimin Indonesia ialah Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah SAW.
Pasal 9
Kekuasaan yang tertinggi dalam urusan organisasi terletak dalam Majelis Syuro (Kongres
Nasional). Dengan isi dan jiwa yang sama seperti ditentukan oleh Majelis Syuro maka kekuasaan
tertinggi di dalam urusan organisasi :
BAB VI
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Yang dapat menjadi anggota Pemuda Muslimin Indonesia ialah setiap Pemuda (putera-
puteri) Indonesia yang beragam Islam, yang memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam
Peraturan Rumah Tangga.
Pasal 14
1. Anggota Biasa.
2. Anggota Luar Biasa.
Pasal 15
BAB VIII
PERSIDANGAN ORGANISASI
Pasal 16
Pasal 17
1. Konferensi Besar diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) kali Majelis Syuro.
2. Konferensi Kerja Wilayah diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Kongres Wilayah.
3. Konferensi Cabang diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Konferensi Cabang.
4. Musyawarah Kerja Anak Cabang diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Musyawarah
Anak cabang.
5. Rapat Kerja Ranting dapat diadakan menurut kepentingan (urgensi) nya.
Pasal 18
Persidangan-persidangan lainnya
1. Rapat Pleno.
2. Rapat Pimpinan Harian.
Pasal 19
Majelis Syuro Luar Biasa diadakan apabila dianggap perlu dan diusulkan / dihadiri oleh paling
sedikit 2/3 dari jumlah Cabang dan Wilayah.
BAB IX
Pasal 20
Keputusan-keputusan dalam setiap persidangan organisasi diambil dengan suara bulat mufakat
atas dasar hikmah kebijaksanaan. Apabila suara bulat mufakat tidak bisa dicapai maka keputusan
diambil dengan suara terbanyak.
BAB X
Kekayaan Organisas
Pasal 21
BAB XI
Pasal 22
Lambang organisasi ialah Kalimat Tauhid berbentuk bulan bintang sabit, dasar merah, huruf
putih.
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Program Perjuangan
Pasal 26
BAB XIII
Perubahan-perubahan
Perubahan Peraturan Dasar ini hanya dapat dilakukan oleh Majelis Syuro yang keputusannya
disetujui oleh 2/3 suara.
BAB XIV
Pasal 28
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan dasar ini akan diatur dalam Peraturan Rumah
Tangga.
Pasal 29
Peraturan Dasar ini disyahkan dalam Majelis Syuro ke-XI Luar Biasa yang diadakan pada
tanggal 15 – 16 Agustus 2009 di Jakarta.
PERATURAN RUMAH TANGGA PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Anggota Biasa
Syarat-syarat :
1. Pemuda-pemudi Indonesia yang beragama Islam, dan berumur antara 15 s/d 40 tahun.
2. Membayar uang pangkal dan uang iuran yang ditetapkan jumlahnya.
Pasal 2
Syarat-syarat :
1. Pemuda-pemudi Islam yang aktif membantu segala kegiatan Pemuda Muslimin baik
moril maupun materiil.
2. Secara administratif tidak didaftar dalam keanggotaan Pemuda Muslim.
3. Menjadi anggota bai’at Syarikat Islam Indonesia atau ormas-ormas Syarikat Islam
Indonesia lainnya.
4. Berumur tak lebih dari 45 tahun.
Pasal 3
Cara-cara Keanggotaan
1. Setiap orang yang ingin menjadi anggota Pemuda Muslimin Indonesia harus mengajukan
Permohonan tertulis kepada Pimpinan Ranting setempat dan menyatakan persetujuan
terhadap azas dan tujuan Pemuda Muslim.
2. Bila telah memenuhi apa yang tercantum dalam ayat (1) dan pernah mengikuti kursus /
pendidikan yang diadakan oleh Pemuda Muslim, yang bersangkutan dinyatakan sebagai
calon anggota.
3. Setelah mencapai 6 (enam) bulan sebagai calon anggota dan memperlihatkan reputasi
yang baik, yang bersangkutan diterima sebagai anggota penuh dan diwajibkan
mengucapkan bai’at Syarikat Islam Indonesia.
BAB II
Pasal 4
Hak Anggota
1. Setiap calon anggota punya hak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau
pertanyaan dengan lisan atau tertulis kepada pimpinan organisasi; mengikuti training,
kursus dan kegiatan lainnya yang bersifat umum.
2. Bagi anggota biasa, disamping mempunyai hak seperti tersebut pada ayat (1), juga berhak
untuk dipilih dan memilih.
3. Anggota luar biasa, dapat mengajukan saran / usul dan pertanyaan-pertanyaan kepada
pimpinan dan dapat menjadi pimpinan Lembaga yang ada dalam Pemuda Muslim.
Pasal 5
Kewajiban Anggota
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pembelaan
1. Anggota yang di schorsing / dipecat harus diberi kesempatan membela diri dalam
Konferensi Cabang atau yang ditunjuk untuk itu dan Pimpinan Cabang Berkewajiban
untuk melaksanakannya.
2. Bila yang bersangkutan dalam ayat (1) tidak menerima keputusan, dapat naik banding
pada Kongres Wilayah sebagai pembelaan terakhir.
3. Anggota yang dipecat / dischor langsung oleh Pimpinan Besar dapat mengajukan
permintaan membela diri dalam Majelis Syuro atau persidangan lain yang ditunjuk untuk
itu.
4. Putusan Schorsing / pemecatan yang diambil dalam Konferensi Cabang, Kongres
Wilayah, Majelis Syuro dianggap sah apabila sekurang-kurangnya 2/3 jumlah utusan
yang hadir.
5. Schorsing / pemecatan yang dilakukan oleh Kongres Wilayah dan Majelis Syuro
merupakan keputusan terakhir.
6. Prosedur pembelaan diatur dalam suatu peraturan tersendiri.
Bab IV
PERSIDANGAN – ORGANISASI
Pasal 9
Majelis Syuro
Pasal 10
Pasal 11
Dalam keadaan yang luar biasa Majelis Syuro dapat diadakan menyimpang dari ketentuan pasal
10.
Pasal 12
Majelis Syuro yang dimaksud pasal 11, dapat diadakan atas inisiatif Pimpinan Besar, atau atas
inisiatif satu Cabang dengan persetujuan sekurang-kurangnya lebih dari ½ dari jumlah cabang-
cabang.
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Kongres Wilayah
Kongres Wilayah :
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Kongres Wilayah adalah sah, bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anak
cabang. Apabila qorum tidak terpenuhi, Kongres dapat diundurkan selambat-lambatnya 7 x 24
jam, dan apabila masih juga belum tercapai qorum, keputusannya diserahkan kepada Pimpinan
Wilayah dan utusan-utusan yang hadir.
Pasal 19
Setelah Laporan Pertanggung-jawaban Pimpinan Wilayah diterima oleh Kongres Wilayah, maka
Pimpinan Wilayah demisioner.
Pasal 20
Pasal 21
Peninjau dan undangan-undangan dapat berbicara, setelah mendapat izin dari Pimpinan Kongres.
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Konferensi Cabang adalah sah, apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah Anak
Cabang dan Ranting. Apabila qorum tidak tercapai, Konferensi dapat ditunda selambat-
lambatnya 3 x 24 jam, dan apabila masih juga belum mencapai qorum, keputusan diserahkan
kepada Pimpinan Cabang dan utusan-utusan yang telah hadir.
Pasal 26
Pasal 27
Ketentuan untuk musyawarah Anak Cabang dan Ranting sama seperti ketentuan untuk
Konferensi Cabang, sedang hak suara ada pada anak ranting untuk anak cabang, dan ada pada
anggota untuk Ranting.
Pasal 30
1. Konferensi Koordinator Wilayah dapat diadakan menurut urgensinya, atau atas Instruksi
Pimpinan Besar.
2. Konferensi Koordinator Wilayah adalah bersifat pertemuan konsultatif/rapat kerja dengan
Pimpinan Wilayah.
Pasal 31
Konferensi Besar
Konferensi Besar adalah Rapat Kerja antara Pimpinan Besar dengan Koordinator Wilayah dan
Pimpinan Wilayah.
Pasal 32
Pasal 33
1. Konferensi Kerja Wilayah adalah Rapat Kerja antara Pimpinan Wilayah dengan
Koordinator Cabang dan Pimpinan Cabang.
2. Konferensi Kerja Wilayah bersifat checking-up terhadap pelaksanaan Keputusan-
keputusan Majelis Syuro, Konperensi Besar dan Kongres Wilayah
Pasal 34
Pasal 35
1. Konferensi Kerja Cabang adalah Rapat Kerja antara Pimpinan Cabang dengan Pimpinan
Anak Cabang.
2. Konferensi Kerja Cabang bersifat checking-up terhadap pelaksanaan Keputusan-
keputusan Majelis Syuro, Konferensi Besar, Kongres Wilayah, Konferensi Kerja Wilayah
dan Konferensi Cabang.
3. Konferensi Kerja Cabang diadakan 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Konferensi Cabang.
Pasal 36
Menetapkan Program Kerja yang baru, sebagai penegasan terhadap pelaksanaan keputusan-
keputusan Majelis Syuro, Konferensi Besar, Kongres Wilayah, Konperensi Kerja Wilayah,
Konperensi Cabang dan Konferensi Kerja Cabang.
Pasal 37
Musyawarah Anak Cabang dan Ranting dapat diadakan menurut urgensinya, terutama
menetapkan Program Kerja bagi memperluas dan memperbesar pengaruh organisasi.
BAB V
PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 38
Syarat-syarat Pimpinan
Pasal 39
Pimpinan Besar
Pasal 40
Pimpinan Wilayah
Pasal 41
Pimpinan Cabang
5. Jabatan Ketua tidak boleh dipegang oleh seseorang untuk tiga kali berturut-turut.
Pasal 42
Pasal 43
Pimpinan Ranting
Pasal 44
Pasal 45
Koordinator Wilayah
Pasal 46
Pasal 47
Masa jabatan Koordinator Wilayah ialah disesuaikan dengan masa jabatan PB dan dapat
diangkat kembali.
Pasal 48
Koordinator Cabang
Pasal 49
Pasal 50
Masa jabatan Pengurus Koordinator Cabang disesuaikan dengan masa jabatan Pengurus
Wilayah dan dapat dipilih kembali.
Pasal 51
BAB VII
Pasal 52
Pemuda Muslim membentuk Corps Puteri Muslimin Indonesia untuk menghimpun anggota-
anggota Pemuda Muslim Puteri.
Pasal 53
Pasal 54
COPMI adalah bagian yang otonom dari Pemuda Muslimin Indonesia yang lambang dan
benderanya sama dengan Pemuda Muslimin Indonesia.
Pasal 55
COPMI mempunyai Pedoman dasar dan Pedoman Khusus tersendiri yang tidak boleh
bertentangan dengan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Pemuda Muslim.
Pasal 56
Ketua Umum COPMI karena jabatannya sebagai salah seorang Ketua dalam Pimpinan Besar
Pemuda Muslim, secara ex-officio.
BAB VIII
Keuangan
Pasal 58
20 % dari jumlah iuran penerimaan Cabang dari anggotanya harus diserahkan kepada PB setiap
bulan.
Pasal 59
Sisa penerimaan uang iuran dibagi antara Pimpinan Ranting, Anak Cabang, Cabang dan
Wilayah, yang prosentasenya sama 20 %.
Pasal 60
50 % dari uang pangkal diserahkan kepada PB, dan sisanya dari penerimaan Uang pangkal
dibagi antara Pimpinan Cabang dan Wilayah dengan prosentase yang sama (25%).
Pasal 61
Setiap anggota Pemuda Muslim yang memperoleh kedudukan karena organisasi di Lembaga
Kenegaraan (Legislatif, Eksekutif, Yudikatif dll) diwajibkan menyerahkan infaq sebesar 10 %
(sepuluh prosent) dari seluruh jumlah penerimaan kepada tingkat organisasi dimana ia
dicalonkan.
Pasal 62
Besarnya uang pangkal dan uang iuran akan ditetapkan oleh Pimpinan Besar.
Pasal 63
Pimpinan Wilayah bertanggungjawab penuh kepada PB dalam hal-hal yang telah ditetapkan
dalam pasal 58 dan pasal 60.
BAB XI
Pasal 64
Lencana : Lencana Pemuda Muslimin Indonesia berbentuk segilima dengan
lambing didalamnya, warna dasar merah, tulisan Kalimat Tauhid putih dan dikelilingi
tulisan Pemuda Muslimin Indonesia.
Pasal 65
Baret : Baret Pemuda Muslimin Indonesia berbentuk bulat, warna dasar hitam,
ditengah atas (atap) berwarna merah : ukuran 8 – 19 cm, dari belakang. Antara warna merah
dan hitam diberi lis putih.
Pasal 66
Peci : Peci Pemuda Muslimin berwarna dasar hitam, atas (atap) merah antara sisi warna hitam
dan atas merah diberi lis putih.
Pasal 68
Badge : Badge berbentuk perisai, warna dasar merah, didalamnya terdapat lambing dengan
warna putih, diatas lambang ada tulisan Pemuda Muslim berwarna putih.
Pasal 69
Pakaian Biasa : Pakaian anggota Pemuda Muslim terdiri dari baju dan celana warna putih. Baju
tangan pendek dan dipundaknya pakai tali bahu, kantong baju dua buah tertutup.
Pasal 70
Pakaian resmi upacara berwarna putih, dengan potongan baju jas lengan pendek, celana putih,
sepatu berwarna hitam.
Pasal 71
Dasi : Dasi Pemuda Muslim berwarna merah tua dengan lambang ditengah-tengahnya.
BAB XII
Aturan Tambahan
Pasal 72
Setiap anggota Pemuda Muslim dianggap telah mengetahui isi Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga ini setelah diumumkan.
Pasal 73
Setiap anggota Pemuda Muslimin Indonesia harus mentaati Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga ini, dan barang siapa melanggarnya dikenakan sangsi-sangsi organisasi
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan-ketentuan terdahulu.
BAB XIII
Pasal 74
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Rumah Tangga ini, akan diatur dalam Surat
Keputusan Pimpinan Besar.
Pasal 75
Peraturan Rumah Tangga ini disyahkan dalam Majelis Syuro ke-XI ( sebelas ) Pemuda Muslimin
Indonesia yang berlangsung tanggal 15 – 16 Agustus 2009 di Jakarta