Vous êtes sur la page 1sur 32

AMENORE

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan


istirahat, belum menunaikan faalnya dengan baik. Baru jika terjadi pubertas
( akil balig ), maka terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang
mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita
tersebut.

Pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa,
iklim, dan lingkungan.

Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali
(menarche ). Walaupun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat.
Paling awal terjadi pertumbuhan payudara ( thelarche ), kemudian tumbuh rambut
kemaluan ( pubarche ), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak. Setelah tu
barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik.

Haid ( menstruasi ) adalah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa
alat kandungan menunaikan faalnya. Secara fisiologis menstruasi adalah proses
hormonal dalam tubuh wanita sebagai hasil dari pelepasan ovum. Pelepasan itu
terjadi ketika ovum yang ada di ovarium tidak dibuahi.

Amenore adalah absennya perdarahan menstruasi. Amenore normal terjadi pada


wanita prepubertal, kehamilan, dan postmenopause. Pada wanita usia reproduktif,
yang harus diperhatikan pertama kali dalam mendiagnosa etiologi dari amenore
adalah kehamilan. Apabila tidak ada kehamilan, barulah kita harus mencari
alternatif lain untuk mencari etiologi dari amenore itu sendiri.
Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder
normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak
mendapatkan menstruasi Diagnosa yang terjadi pada amenore primer termasuk
diantaranya vaginal agenesis, sindroma insensitifitas androgen, sinroma Turner.
Diagnosa yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.

B. TUJUAN

1. Memberikan informasi kepada pembaca apa itu amenore.

2. Memberikan informasi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi


amenore.

3. Menginformasikan kepada pembaca tentang gejala amenore.

4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara penanganan amenore.


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami


menstruasi,meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut
mengalami menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

1. Amenore primer : Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual


sekunder normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder,
tidak mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai
sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-
kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik.

2. Amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi,


tetapi kemudian berhenti setelah periode. Diagnosa yang terjadi pada
amenore primer termasuk diantaranya vaginal agenesis, sindroma
insensitifitas androgen, sinroma Turner. Diagnosa yang lain tergantung pada
pemeriksaan yang lain.

B. ETIOLOGI

1. Amenore Primer :

a. Kelainan kromosom

b. Masalah hipotalamus

c. Hipofisis

d. Kurangnya organ reproduksi

e. Struktural abnormal pada vagina


Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang. Sehingga darah
menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan ini diketahui bila cewek
sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut
setiap bulan. Untuk mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk melubangi selaput
daranya.

Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi


untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak terjadi haid atau hanya
sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium tidak
terbentuk dan keadaan ini menyebabkan cewek tidak mengalami masa subur
karena sel telur tidak terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.

Gambar. Contoh penyebab amenore sekunder

2. Penyebab Amenore Sekunder

a. Kehamilan

b. Kontrasepsi

c. Menyusui

d. Stres

e. Obat-obatan
f. Ketidakseimbangan hormone

g. Berat badan rendah

h. Olahraga berlebihan

i. Kerusakan tiroid

j. Masalah di jaringan rahim

k. Ketidakcukupan ovarium primer.

Gambar 1. Himen Imperforata

C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :

a. Tidak terjadi haid


b. Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
c. Nyeri kepala
d. Badan lemah

Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :


a. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan

ditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan

rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.


b. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan

pembesaran perut.
c. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya

adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
d. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, dan

lengan serta tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :

a. Sakit kepala
b. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak

sedang menyusui )
c. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
d. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
e. Vagina yang kering
f. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola

pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

D. PATOFISOLOGIS

Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari sindrom

hemaprodit seperti testicular feminization, adalah penyebab utama dari amenore

primer. Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetik. Klien dengan

aminore primer yang diakibatkan oleh testicular feminization menganggap dan

menyampaikan dirinya sebagai wanita yang normal, memiliki tubuh feminin.

Vagina kadang – kadang tidak ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya

terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak

terdapat uterus. Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanal
inguinalis. Keadaan seperti ini menyebabkan klien mengalami amenore yang

permanen.

Amenore primer juga dapat diakibatkan oleh kelainan pada aksis hipotalamus-

hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana

terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya,

ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium

untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen

dan progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak

ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan

pubertas karena disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma

pitiutari.

Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.

Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan

LH yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu

menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau

gonad tidak berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior.

Disgenesis gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada

tes kromosom seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya

hypergonadotropic amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita

tidak pernah mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal

ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk

kumpulan jaringan pengikat.


Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi hipotalamus-

hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium

dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja disebabkan

oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah yang akan keluar uterus, atau bisa

juga karena adanya abnormalitas regulasi ovarium sperti kelebihan androgen yang

menyebabkan polycystic ovary syndrome.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan amenora

Pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul maupun tes kehamilan harus dilakukan

untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan. Tes darah yang dapat dilakukan

untuk mengecek kadar hormon, antara lain:

1. Follicle stimulating hormone (FSH).

2. Luteinizing hormone (LH).

3. Prolactin hormone (hormon prolaktin).

4. Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).

5. Thyroid stimulating hormone (TSH).

Tes lain yang dapat dilakukan, meliputi:

1. Biopsi endometrium.

2. Tes genetik.

3. MRI.

4. CT scan.

F. PENATALAKSAN
Pengelolaan pada klien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah

kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian

dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat

dipertahankan.

Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang

dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga adalah

terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang

berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita

yang mengalami Amenorrhea Primer.

Sedangkan pada Amenore tiroid atau disebabkan oleh gangguan hipofisis dapat
diobati dengan obat-obatan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identitas klien

Nama Suami : Ny. M

Umur : 34 tahun

Suku/bangsa : jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat rumah : Kebomas, Gresik.

Status perkawinan : Kawin

Usia saat kawin : 19 tahun.

Lama perkawinan : ± 5 tahun

B. Alasan datang/ keluhan

Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan, dengan keluhan tidak haid (amenore)

C. Riwayat keluhan sekarang


ibu mengatakan sudah sejak 2 bulan yang lalu tidak haid, padahal sebelumnya

haid ibu normal seperti biasanya.


D. Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun, seperti penyakit jantung,

paru-paru, hipertensi, tumor payudara, tumor kandungan, DM, pedarahan yang

keluar dari kemaluan.


E. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit asma, kuning,

TBC, DM, Hep.B, hipertensi.


F. Riwayat menstruasi

Menarche : 15 thn

Lama haid : 7 hari

Jumlah : 1 pembalut penuh (ganti 2 x/hari)

Flour albus : tidak ada

Keluhan : tidak ada.

Sifat : merah segar, bau anyir, encer.

Tidak ada perdarahan diluar haid.

G. Riwayat seksual

Ibu mengatakan tidak ada gangguan selama melakukan hubungan seksual,

biasanya 2 hari sekalli.

H. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Anak Type Penolong BB/PB Jenis Umur Menyusui Lama

ke persalinan kelamin sekarang


1 1 9 bulan Perawat 3100/49 Perempuan 4 tahun Ya 7 bulan

I. Riwayat ginekologi

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kanker, tumor, penyakit menular

seksual, radang panggul, gangguan haid.

J. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 1 bulan selama 2,5 tahun,

kemudian di lepas, karena ibu ingin pindah pada KB suntik 3 bulan dan sampai

sekarang, sebelumnya ibu tidak ada keluhan tetapi sejak 2 bulan lalu ibu tidak

haid.

K. Data psikososial

Ibu mengatakan sudah membicarakan dengan suami tentang keluhannya saat ini,

dan dengan ijin suami ibu memeriksakan diri ke dokter. Ibu merasa cemas dan

khawatir dengan keadaanya saat ini.

L. PENGKAJIAN
1. Keadaan umum baik
2. Kesadaran kompos mentis
3. TTV: TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/mnt

S : 36,5 c

Rr : 20 x/mnt

BB : 46kg

4. Kepala
Inspeksi : Ibu tidak pusing,tidak sakit kepala, rambut bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal
5. Muka

Inspeksi : Ibu tidak berjerawat, tidak ada flek-flek, tidak oedem,

tidak ada Hyperpigmentasi

6. Mata

Inspeksi : Conjungtiva merah muda, sclera putih, penglihatan tidak

berkunang Kunang.

7. Mulut
Inspeksi : warna bibir merah muda, bibir lembab, tidak sariawan.

8. Leher

Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe, tidak ada

pembesaran kelenjar Thyroid, tidak ada bendungan vena

jugularis.

9. Dada

Inspeksi :Tidak ada tarikan rongga dada, payudara bersih,

konsistensi kenyal,

Auskultasi : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.

10. Perut

Inspeksi : Perut tidak kembung, tidak mual, nafsu makan baik,

BAB lancar, tidak Ada luka bekas operasi.

11. Genetalia

Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran

kelenjar Bartholini.

12. Ekstremitas atas-bawah

Inspeksi : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada pergerakan pada

tangan dan Kaki, reflek patella ka-ki +/+


A. ANALISA DATA

Data fokus Masalah Etiologi


1. Data Subjektif : Kecemasan Perubahan proses
kesehatan
1. Klien menanyakan

tentang penyakitnya

2. Klien mengatakan

baru pertama kali

mengalami penyakit

yang saat ini diderita

oleh klien

2.Data Objektif :

1. Klien cemas

2. Klien tegang

3. Klien meremas-

remas tangannya

4. Observasi vital sign :

TD = 140 / 80mmHg

ND = 90 x/m

RR = 16 x/mnt
Ds : Kurang pengetahuan Kuarngnya informasi
1. klien menggatakan tidak yang di berikan
tau apa itu amenore
2. klien menggatakan
bingung
Do :
1. klien tampak binggung
2. klien terlihat banyak
bertanya.
Ds:- Gangguan body image Biofisik, penyakit, dan
Do:
perseptual.
1. Klien terlihat minder,
tidak percaya diri,
perasaan terisolasi,
interaksi berkurang.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan


b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,

perseptual, dan penyakit


c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat

tentang penyakitnya (amenorrhea)

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat kecemasan : ringan,

dengan status kesehatan keperawatan selama .. x 24 sedang, berat, panic


2. Berikan kenyamanan dan
jam cemas klien dapat teratasi
ketentraman hati
dengan 3. Beri dorongan pada klien untuk

kriteria hasil : mengungkapkan pikiran dan

1. Cemas berkurang perasaan untuk

2. Tidak menunjukan mengeksternalisasikan kecemasan


4. Anjurkan distraksi seperti nonton
perilaku agresif
tv, dengarkan radio, permainan

untuk mengurangi kecemasan.


5. Singkirkan stimulasi yang
berlebihan

Gangguan citra tubuh Setelah diberikan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang

berhubungan dengan keperawatan selama .. x 24 menenangkan


2. Berikan informasi factual
biofisik, tahap jam klien diharapkan tidak
mengenai diagnosis, tindakan
perkembangan, mengalami gangguan citra
prognosis
perseptual, dan tubuh dengan 3. Dengarkan dengan penuh perhatin
4. Identifikasi tingkat kecemasan
penyakit kriteria hasil :

1. Mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala

cemas

2. Mengungkapkan

tehnik mengontrol cemas


Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Mengkaji tingkat pengetahuan

berhubungan dengan keperawatan selama, klien klien tentang penyakit yang

kurang informasi yang mampu menjelaskan penyakit dideritanya


2. Memberikan pengajaran sesuai
didapat tentang dan mampu mengenal
dengan tingkat pemahaman klien
penyakitnya penyakitnya dengan 3. Memberikan informasi dari

(amenorrhea) kriteria hasil : sumber-sumber yang akurat dan

1. klien mengetahui tentang dapat dipertanggungjawabkan

penyakitnya
D. IMPLEMENTASI

No Diagnose Keperawatan
Tgl/Jam Tindakan
Dx
1 Ansietas berhubungan 24/03/2015 1. Mengkaji tingkat kecemasan :

dengan status kesehatan kecemasan


09,00.- 09,15 wib

H : ringan

1. Memberikan dorongan dan berikan

waktu untuk mengungkapkan

pikiran dan dengarkan semua

keluhanya.

R : klien tampak kooperatif

1. Menjelaskan semua prosedur dan

pengobatan

R: klien menggatakan mengerti

dengan apa yang dijelaskan

1. Memberikan dorongan spiritual.

R/H : klien kooperatif


2 Gangguan citra tubuh 24/03/2015 Mengkaji pandangan klien terhadap

berhubungan dengan penyakitnya


09,00.- 09,15 wib
biofisik, tahap H : klien mau menceritakan tentang

perkembangan, perasaannya
perseptual, dan R: klien mengatakan malu karna

penyakit penyakitnya tersebut

Pukul 9:20 WIB

2. Mengkaji derajat dukungan yang

ada untuk klien

H: Keluarga klien slalu mendukung

dan memberi motivasi

R: Klien merasa nyaman saat

disamping keluarganya.

Pukul 09:57WIB

Memberi motivasi dan dukungan

H: Klien terlihat senang saat di beri

motivasi.

R: klien mengatkan tidak malu lagi

Mendiskusikan tentang masalah dan

situasi yang membuat klien malu


3 Kurang pengetahuan 24/03/2015 3. Memberi pendidikan kesehatan
tentang amenore
berhubungan dengan
09,00.- 09,15 wib
Rh: klien mengatakan sudah mulai
kurang informasi yang
tahu tentang amenore
didapat tentang

penyakitnya

(amenorrhea)

E. EVALUASI
No Diagnosa keperawatan
Jam/ tgl Evaluasi
Dx
1 Ansietas berhubungan Selasa 24-03- S :

dengan status kesehatan 2015 1. Klien mengatakan sudah mengerti

tentang penyakitnya
10:00
2. Kilen mengatakan baru pertama kali

mengalami penyakit yang saat ini

diderita oleh klien

O:

1. Cemas (-)

2. Klien lebih rileks

3. Observasi vital sign :TD = 130 /

60mmHg, ND = 88 x/mnt, RR = 20

x/mnt

4. Observasi vital sign : TD = 130 / 60

mmhg, ND = 88x/mnt, RR = 20x/mnt

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
2 Gangguan citra tubuh Selasa 24-03- S:

berhubungan dengan 2015 1. Klien mengatakan malu karna tangannya

biofisik, tahap patah.


10:10 2. Klien mengatakan merasa senang saat
perkembangan, perseptual,
berada disamping keluarganya
dan penyakit 3. Klien mengatakan tidak malu lagi untuk
bergaul.

1. Keluarga klien slalu mendukung klien


2. Klien terlihat senang

A : Masalah harga diri teratasi

P : Intervensi dihentikan

3 Kurang pengetahuan Selasa 24-03- S :

berhubungan dengan 2015


klien mengatakan sekarang mengetahui
kurang informasi yang
10:30 tentang amenore
didapat tentang
O:
penyakitnya (amenorrhea)

klien tidak banyak bertanya lagi

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau

analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama

dari proses keperawatan

Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang klien

mencakup : riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan masa

lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial dan riwayat spiritual.

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Ny.M didapatkan data bahwa.

13. Keadaan umum baik


14. Kesadaran kompos mentis
15. TTV: TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/mnt

S : 36,5 c

Rr : 20 x/mnt

BB : 46kg

16. Kepala
Inspeksi : Ibu tidak pusing,tidak sakit kepala, rambut bersih.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal
17. Muka

Inspeksi : Ibu tidak berjerawat, tidak ada flek-flek, tidak oedem,

tidak ada Hyperpigmentasi

18. Mata

Inspeksi : Conjungtiva merah muda, sclera putih, penglihatan tidak

berkunang Kunang.

19. Mulut

Inspeksi : warna bibir merah muda, bibir lembab, tidak sariawan.

20. Leher

Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe, tidak ada

pembesaran kelenjar Thyroid, tidak ada bendungan vena

jugularis.

21. Dada

Inspeksi :Tidak ada tarikan rongga dada, payudara bersih,

konsistensi kenyal,

Auskultasi : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.

22. Perut

Inspeksi : Perut tidak kembung, tidak mual, nafsu makan baik,

BAB lancar, tidak Ada luka bekas operasi.

23. Genetalia

Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pembesaran

kelenjar Bartholini.

24. Ekstremitas atas-bawah

Inspeksi : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada pergerakan pada

tangan dan Kaki, reflek patella ka-ki +/+


Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh peneliti antara data yang didapatkan

oleh peneliti melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada

klien dengan amenore, hanya saja format pengkajian yang peneliti gunakan tidak

mencakup seluruh aspek yang akan dinilai. Misalnya saja untuk mengkaji

integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan.

Sebab dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data – data yang

termasuk dalam lingkup aspek integritas ego, neurosensori dan yang menunjang

terhadap masaalah keperawatan yaitu kecemasan, kurang pengetahuan dan

gangguan body image

B. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dengan kasus dispesia pada Ny.M

didapatkan diagnosa keperawatan :

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan


e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,

perseptual, dan penyakit


f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat

tentang penyakitnya (amenorrhea)

Dari ketiga diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti

melakukan analisa terhadap data objektif dan data subjektif diagnose yang

didapatkan oleh peneliti dari hasil pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus.


C. Intervensi

Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada

dalam teori dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena

semua intervensi yang ada dalam teori telah diterapkan dalam praktek klinik

dilapangan.

D. Implementasi

Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan

dalam teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada

dalam teori tapi dapat melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa

keperawatan pada Ny.M dengan kasus amenore diruang Teratai Interna RSU

Mokopido Tolitoli.

Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak

sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada

diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.

Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam memberikan asuhan

keperawatan pada Ny.M dengan kasus amenore diruang Teratai Interna RSU

Mokopido Tolitoli adalah tidak terpantaunya perawatan secara kontinue yang

penulis rawat, karena tidak sebandingnya jumlah perawat diruangan dengan klien

yang dirawat.
E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien

terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan

evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan

evaluasi hasil dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang

telah ditentukan.

Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Ny.M dengan kasus

amenore dilakukan dengan pendekatan SOAP dan didokumentasikan pada catatan

perkembangan.

Dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang diamati melalui catatan

perkembangan selama tiga hari, maka hasil yang diperoleh adalah pada tanggal 24

maret 2015 untuk diagnose pertama, kedua dan ketiga masalah teratasi semua.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi,


meskipun berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut mengalami
menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : Amenore primer :
Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14
tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder; tidak mendapatkan
menstruasi. Dan amenore sekunder : Ketika wanita yang pernah mendapatkan
menstruasi, tidak mendapatkan menstruasi.

B. SARAN

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas diharapkan pembaca dapat


memahami benar apa itu amenore,mengenali tanda dan gejala, serta
penatalaksanaan medis supaya angka kejadian yang disebabkan karena amenore
dapat ditekan/dicegah.
DAFTAR PUSTAKA

Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.

Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.

Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,


Jakarta, 1998.

Maryanti, Dwi. 2009. “Kesehatan Reproduksi”. Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
NAMA : ARIF AL-AMIN
NPM : 2014727067

SOAL-SOAL : SISTEM REPRODUKSI

1. Sebutkan 2 kelainan menstruasi


1. Hipermenorea.
2. Polimenora
3. Hipomenora.
4. Amenorea
2. Endrometritis kronika dapat ditemukan pada?
1. Pada tuberkulosis
2. Pada polip uterus dengan infeksi
3. Pada tumor ganas uterus
4. 1,2,3 benar semua.
3. Diagnosa apa saja yang mungkin muncul pada seseorang dengan infeksi
sistem reproduksi
1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada sistem reproduksi
2. Resiko terhadap infeksi b/d kontak mikrooranisme
3. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual
4. kurang pengetahuan b/d kurang informasi mengenai penyakit prognosis
dan kebutuhan pengobatan
4. Gejala apa yang tersering terjadi pada endometritis
1. Nyeri panggul
2. Nyeri senggama
3. Nyeri saat kencing
4. Nyeri Haid
5. Seorang ibu N berusia 30 tahun datang kesebuah poli klinik di RS X
dengan keluhan sudah 3 bulan tidak haid berturut-turut setelah di periksa
dan dianamnesa oleh petugas kesehatan bahwa ibu N menderita......tipe?
a.amenore primer
b. amenore sekunder
c. oligomenorea
d. polimenorea
6. Tehnik pemantauan kesejahteraan janin
1. observasi gerak janin
2. auskultasi :leanec, doppler
3. USG
4. CT scan
7. Posisi tidur miring ke kiri, pemantauan dilakukan 12 jam (09:00-21:00)
dan waktu yang diperlukan untuk mencapai 10 gerakan, jika dalam 12 jam
tidak mencapai 10 gerakan bawa ke RS. Observasi tersebut merupakan
cara observasi
a. cara sadovsky
b. cara cardiff
c. USG
d. NTG
8. Indikasi dari pemeriksaan Electronic Fetal Monitoring adalah
1. kehamilan resiko tinggi
2. induksi persalinan
3. persalinan premature
4. FRH abnormal
9. Apa yang dimaksud dengan deselerasi dini pada pemeriksaan EFM
1. kompresi kepala pada jalan lahir
2. konfigurasi FRH tidak ritmik dan konsiten
3. penurunan DJJ dimulai saat kontraksi dan kembali kebasal setelah
kontraksi berakhir
4. disebabkan oleh kompresi tali pusat atau plasenta
10. Observasi gerak janin dapat dilakukan dua cara
1. USG
2. Cardiff
3. Auskultasi : leanec, doppler
4. Sadovsky
11. Sebutkan macam-macam bentuk KDRT
1. kekerasan fisik
2. kekerasan psikis
3. emosional
4. sexual
12. teori penyebab KDRT menurut Humphrey & Campbell
1.struktur sosial
2. sikap budaya
3. penggunaan alkohol
4. teori psikologi : frustration-aggresion theory
13. Tipe suami pengontrol, protektor, konsep diri kurang baik, bersikap
resmi/serius adalah tipe pelaku KDRT menurut?
a. elbow
b. Humphre
c. Campbell
d. wiliams
14. Beberapa alasan penyebab korban tidak melapor
1. tekanan financial
2. khwatir dampak pada anak
3. takut adanya pembalasan atau ancaman
4. BSSD
15. Apa saja peran tenaga kesehatan dalam menangani kasus KDRT
1. anamnesa terarah
2. temukan tanda kekerasan
3. dokumentasi temuan
4. kolaborasi penyelesaian masalah dengan pihak terkait
16. Syarat KB alamiah
1. ibu haid teratur
2. tahu dan dapat menghitung kapan waktu suburnya
3. displin
4. Benar semua.
17. Yang seharusnya tidak menggunakan KB alamiah adalah
1.ibu resiko tinggi untuk hamil.
2. siklus haid teratur
3. siklus haid tidak teratur.
4. disiplin
18. Macam-macam keuntungan dari AKDR
1. perubahan siklus haid
2. tidak ada efek hormonal.
3. saat haid lebih sakit
4. tidak mempengaruhi hubungan sex.
19. Kerugian dari AKDR, kecuali.
a. tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
b. haid lebih lama dan banyak
c. saat haid lebih sakit
d. kram perut
20. Masalah yang sering muncul pada saat pemasangan dan pencabutan
1. infeksi
2. perdarahan
3. kesalahan saat pemasangan bisa menyulitkan saat pencabutan
4. nyeri hebat

Vous aimerez peut-être aussi