Vous êtes sur la page 1sur 6

Umi Faridatuz Zuhriyah

180332617013
S2 KIMIA
TEKNOLOGI ENZIM

1.1 Enzim α – Glukosidase

α – Glukosidase (α – Glukosida glukohidrolase, EC 3.2.1.20) dapat diproduksi oleh


mikroorganisme sebagai enzim intraselular, ekstraselular, atau pada batas sel (cell-bound)
dan menghidrolisis terminal, ikatan 1,4 – α – glikosida pada sisi ujung nonpereduksi dalam
oligosakarida rantai pendek termasuk maltosa (yang urai dari polisakarida oleh enzim
amilolitik lain seperti α – Amilase (EC 3.2.1.1) atau glukoamilase (EC 3.2.1.3)), menjadi α –
D – glukosa. Selain itu, α – Glukosidase dapat diproduksi oleh makhluk hidup yang
diproduksi oleh pankreas dan usus halus untuk mencerna oligosakarida di dinding usus halus,
yang kemudian akan diserap ke dalam tubuh.

α – Amilase /
Glukoamilase

Oligosakarida Maltosa

α – Glukosidase
+

Maltosa 2 molekul Glukosa

α – Amilase dan α – Glukosidase memiliki sejumlah aplikasi pada industri


pengolahan pati, yaitu sebagai dasar untuk sintesis oligosakarida, disakarida, maupun
trisakarida. Selain itu, α – Glukosidase pada umumnya digunakan sebagai rujukan untuk
menjelaskan kemampuan maupun mekanisme suatu metabolit atau obat yang berpotensi
sebagai anti-diabetes bagi penderita diabetes mellitus tipe 2. Pengontrolan kadar glukosa
postprandial dapat dilakukan dengan penundaan absorpsi glukosa dalam tubuh, dengan cara
menghambat enzim hidrolisis karbohidrat seperti α – Glukosidase pada organ pencernaan.
Penghambatan enzim α – Glukosidase mengakibatkan enzim tidak mampu mengubah
karbohidrat kompleks secara keseluruhan menjadi gula sederhana (glukosa) untuk dapat
diserap tubuh. Sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa postprandial pada
penderita diabetes dan kadar glukosa kembali dalam batas normal (Gambar 1).
Gambar 1. Sketsa Hidrolisis Pati menjadi glukosa dalam Organ Pencernaan secara
Enzimatik. (a) α – Glukosidase menghidrolisis 2 molekul maltosa menjadi 4 molekul
glukosa, selanjutnya diabsorpsi oleh organ pencernaan, absorpsi glukosa meningkat dan
mengakibatkan hiperglikemia postprandial meningkat; (b) α – Glukosidase diinhibisi oleh α
– Glukosidase inhibitor, sehingga hidrolisis maltosa menjadi glukosa terhambat dan
mengurangi jumlah molekul glukosa yang seharusnya dihasilkan, absorpsi glukosa menurun
dan mengakibatkan hiperglikemia postprandial menurun. Hiperglikemia postprandial adalah
kadar gula darah dua jam sesudah makan yang melebihi nilai normal.

Pengujian secara in vitro, reaksi enzimatik α – Glukosidase umumnya menggunakan


substrat ρ-nitrofenil-α-D-glukopiranosida. Enzim α – Glukosidase akan menghidrolisis
substrat ρ-nitrofenil-α-D-glukopiranosida menjadi ρ-nitrofenol (berwarna kuning) dan α-D-
glukopiranosida. Aktivitas enzim α – Glukosidase diperoleh dari absorbansi ρ-nitrofenol yang
dihasilkan. Semakin besar absorbansi yang dihasilkan, mengindikasikan semakin banyak
jumlah glukosa yang dihidrolisis, dan begitu pula sebaliknya.

Satu unit aktivitas enzim α – Glukosidase didefinisikan sebagai banyaknya enzim


yang membebaskan 1 µmol α – D – glukosa dari substrat p-nitrofenil – α – D –
glukopiranosida per menit pada pH dan suhu tertentu. Pengukuran aktivitas enzim α –
Glukosidase dilakukan melalui tahapan merujuk prosedur Sigma Aldrich (1996), sebagai
berikut.

1. Sebanyak 0,2 mL larutan enzim ditambahkan dengan 5 mL buffer fosfat pH 6,8 ke dalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan 0,5 mL substrat p-nitrofenil – α – D – glukopiranosida 10 mM
3. Diinkubasi pada suhu 37 oC selama 20 menit
4. 2 mL campuran kemudian ditambahkan 8 mL Na2CO3 100 mM
5. Serapannya diukur dengan spektrofotometer pada λ400 nm

Absorbansi ρ-nitrofenol yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan


aktivitas enzim α – Glukosidase dengan rumus Aktivitas Enzim sebagai berikut.

(𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝐴 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)(𝑉𝑎)(𝑉𝑡)
Aktivitas Enzim (U/mL) = (𝐾𝑓)(𝑡)(𝑉𝑐)(𝑉𝑒)

Keterangan :

A sampel = Absorbansi sampel


A blanko = Absorbansi blanko
Va = Volume total yang dianalisis (mL)
Vt = Volume enzim + buffer + substrat (mL)
Kf = koefisien ekstingsi molar pada
t = waktu inkubasi (menit)
Vc = volume campuran yang dianalisis (mL)
Ve = Volume enzim yang dianalisis (mL)

Contoh perhitungan jika diketahui absorbansi (sampel – blanko) adalah 0,054 sebagai
berikut.

(𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝐴 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)(𝑉𝑎)(𝑉𝑡)
Aktivitas Enzim (U/mL) = (𝐾𝑓)(𝑡)(𝑉𝑐)(𝑉𝑒)

0,054 𝑥 10 𝑥 5,7
= 18,3 𝑥 20 𝑥 2 𝑥 0,2

= 0,021 U/mL
1.2 Mekanisme Katalitik Enzim α – Glukosidase

Mekanisme reaksi enzimatis oleh enzim α – Glukosidase melalui tahapan yang diusulkan
sebagai berikut.

1) Substrat memasuki sisi aktif enzim α – Glukosidase. Terdapat 2 residu asam amino
kelompok rantai samping bermuatan negatif, berada pada sisi aktif enzim α –
Glukosidase.

2) Substrat dengan residu asam amino pada sisi aktif enzim α – Glukosidase mengalami
interaksi. Residu asam amino pada pH optimum (sekitar pH 4 - 4,5) mengalami
ionisasi. Atom H dari residu asam amino terlepas dan tertarik oleh awan elektron dari
atom O ikatan glikosidik. Terikatnya atom H pada atom O glikosidik mengakibatkan
jumlah ikatan yang berlebih dari yang seharusnya dimiliki oleh atom O. Hal tersebut
mengakibatkan atom C1 cenderung untuk memutuskan ikatan glikosidik.

3) Ikatan glikosidik terputus dari atom C1 mengakibatkan adanya awan elektron


bermuatan positif yang disumbang oleh atom O yang diikat oleh C1, menunjukkan
bahwa molekul berada pada keadaan intermediet.

4) Atom C1 yang dikelilingi muatan positif akan lebih mudah berinteraksi dengan
nukleofil, sehingga molekul air melalui atom O yang kaya elektron akan tertarik.
Adanya molekul air yang mendekat ke sisi aktif enzim, mempengaruhi residu asam
amino pada sisi aktif enzim α – Glukosidase yang bermuatan negatif untuk dapat
menarik atom H dari molekul air untuk berikatan.

5) Sebagai hasil akhir, atom H dari molekul air terlepas dan terikat pada residu asam
amino (kembali pada keadaan sebelum terionisasi). Karena atom H pada molekul air
terlepas, akibatnya atom –OH dari molekul air dapat berikatan dengan atom C1.

Adapun keseluruhan reaksi disajikan sebagai berikut.

Mekanisme Reaksi Katalitik α – Glukosidase (Chiba, S. 1997)


DAFTAR PUSTAKA

Afandy, M.A., 2017. Isolasi dan Pemurnian Enzim α – Glukosidase dari Beras Ketan Hitam
(Oriza sativa Var. Glutinosa) Serta Amobilisasi dengan Matriks Ca-Alginat-Kitosan
secara Mikroenkapsulasi. Makasar : FMIPA Universitas Hasanuddin. Skripsi.

Aldrich, Sigma. 1996. Sigma Quality Control Test Procedure : Enzymatic Assay of α –
Glukosidase (EC 3.2.1.20). SSNITR01. Saint Louis, Missouri 63103 USA.

Apriliani, D. A. & Saputri, F. A., 2018. Review : Potensi Penghambatan Enzim Α-


Glukosidase Pada Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Farmaka: Suplemen 16(1).
Jatinangor 45363, Indonesia.

Chiba, S., 1997. Review : Molecular Mechanism in α-Glukosidase and Glucoamylase. Biosci.
Biotech. Biochem., 61(8) : 1233-1239. Sapporo 060, Japan.

Coleri, A., Cokmus, C., Ozcan, B., Akkoc, N., & Akcelik, M. 2009. Isolation of α-
Glukosidase-Producing Thermophilic Bacili from Hot Springs of Turkey.
Microbiology. 78 (1) : 56-66. Pleiades Publishing, Ltd.

https://www.youtube.com/watch?v=ARvYyTw5AdQ

https://www.youtube.com/watch?v=x1flPePL8g4

https://studylibid.com/doc/45550/terhadap-enzim-alfa-amilase--alfa-glukosidase

Vous aimerez peut-être aussi