Vous êtes sur la page 1sur 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian Negara yang mengalami krisis moneter yang

berkepanjangan pada tahun 1998 memberi dampak besar terhadap banyak

bidang kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya dan perkembangan

industri pada khususnya. Dalam kondisi krisis tersebut ternyata Usaha Kecil

Menengah (UKM) dapat bertahan dan berkembang. Usaha Kecil Menengah

memiliki kemampuan dalam penyedia barang dan jasa bagi konsumen dan

memberikan kontribusi besar dalam peningkatan devisa Negara.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang besar

dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan

ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam

pendistribusian hasil-hasil pembangunan dan merupakan motor penggerak

pertumbuhan aktivitas ekonomi nasional. Secara umum UKM memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Sebagai

gambaran, pada tahun 2000 tenaga kerja yang diserap industri rumah tangga

(salah satu Prosiding Seminar Nasional 2013 Menuju Masyarakat Madani dan

Lestari 746 bagian dari usaha mikro sektor perindustrian) dan industri kecil

mencapai 65,38% dari tenaga kerja yang diserap sektor perindustrian

nasional. Pada tahun yang sama sumbangan usaha kecil terhadap total PDB

mencapai 39,93% (BPS,2001).


Pentingnya peranan UKM dalam mengembangkan perekonomian

nasional ditunjukkan dengan ditetapkannya Undang-Undang RI nomor 20

tahun 2008 tentang usaha kecil dan selanjutnya diikuti dengan peraturan

pemerintah RI nomor 32 tahun 1998 tentang pembinaan dan pengembangan

usaha kecil. Inti dari peraturan ini adalah adanya pengakuan dan upaya untuk

memperdayakan UKM. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa usaha kecil

merupakan bagian integral dari perekonomian nasional yang mempunyai

kedudukan, potensi, dan peranan yang penting dan strategis dalam

mewujudkan pembangunan ekonomi nasional yang kokoh.

Namun, masalah utama yang dihadapi oleh UKM adalah pemasaran

(Hafsah, 2004; Kuncoro, 2008; Kurniawan, 2009; Supardi, 2009).

Pemasaran dengan metode konvensional memerlukan biaya tinggi,

misalnya membuka cabang baru, ikut pameran, pembuatan dan penyebaran

brosur dan sebagainya. Berkembangnya internet menjadi sarana yang

efisien untuk membuka jalur pemasaran model baru bagi produk UKM. Di

samping biayanya relatif murah, dengan memanfaatkan internet

penyebaran informasi akan lebih cepat dan jangkauannya lebih

luas(Supardi, 2009).

Pemakaian Teknologi Informasi (IT) dalam memasarkan produk

UKM telah berhasil dikembangkan oleh sejumlah Negara seperti Cina,

Jepang, dan India. Bahkan Konfederasi Industri India atau Confedration of

Indian Industry (CII) merilis hasil survey yang memperlihatkan bahwa

peranan Teknologi Informasi (IT) telah mengubah peruntungan sigmen

UKM di India. Menurut hasil survey tersebut penggunaan IT di kalangan


UKM telah menghasilkan peningkatan pendapatan yang signifikan, yakni 78

% dari responden mengindekasikan peningkatan pendapatan akibat

penggunaan IT(Nofie,2007). Sementara itu Cina menerapkan IT sebagai

upaya untuk meningkatkan daya saing penjualan produk UKMnya

(Kompas, 2007).

Internet marketing adalah proses pembentukan dan pemeliharaan

hubungan dengan konsumen melalui kegiatan–kegiatan online dengan

memfasilitasi pertukaran ide, produk dan jasa yang memuaskan kedua pihak

(Lue, 2009; Omelayenko, 2008).

UKM perlu dikembangkan menurut Kurniawan (2009) karena :

a. UKM menyerap banyak tenaga kerja.

b. UKM memegang peranan penting dalam ekspor nonmigas, yang pada

tahun 1990 mencapai US$ 1.031 juta atau menempati rangking kedua

setelah ekspor dari kelompok aneka industri.

c. Adanya urgensi untuk struktur ekonomi yang berbentuk piramida, yang

menunjukkan adanya ketimpangan yang lebar antara pemain kecil dan

besar dalam ekonomika Indonesia.

Dari alasan pertama di atas jelaslah bahwa dengan adanya UKM

dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia, padahal

pengangguran yang tinggi adalah penyumbang terbesar dalam penyebab

terjadinya kemiskinan di Indonesia, demikian juga yang terjadi di propinsi

Sumatra Selatan (Sripo, 2010). Banyaknya UKM akan menyebabkan


perekonomian yang kuat, karena terbukti bahwa UKM paling tahan terhadap

krisis (Kuncoro, 2008).

Masalah dasar yang dihadapi UKM menurut Kurniawan (2009) adalah:

a. Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa

pasar.

b. Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk

memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan.

c. Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia.

d. Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil

(sistem informasi pemasaran).

e. Iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling

mematikan.

f. Pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya

kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.

Usaha furniture merupakan salah satu yang cukup menjanjikan di

Indonesia. Tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap furniture dari tahun ke

tahun selalu meningkat, bahkan di tahun ini. Permintaan akan furniture jauh

melebihi tingkat pertumbuhan penduduk dan atau tingkat pertumbuhan rumah

tangga baru di Indonesia. Hal ini berarti bahwa mebel dibutuhkan bukan

hanya karena fungsinya saja, tapi sudah masuk pada pemenuhan kebutuhan

selera. Furnitur kini telah menjadi produk fashion, mode, dan gaya hidup. Di

lain pihak, ketersediaan barang mebel/furniture juga sudah sedemikian


tingginya sehingga dimana saja, kapan saja, dan pada tingkat harga berapa

saja, masyarakat dengan mudah dapat memperolehnya.

Kota Jepara merupakan salah satu kota di Indonesia yang dikenal

sebagai daerah penghasil furniture dari bahan kayu seperti : gebyog

(penyekat), meja, lemari, kursi, barang kerajinan dan sebagainya. Selain itu

mebel Jepara juga terkenal dengan ukirannya. Dari beragam furniture yang

diproduksi, tipe kursi merupakan produk yang banyak diminati masyarakat

dari kelas menengah ke atas seperti : kursi sofa, kursi makan, kursi kerja,

dan kursi taman. Furniture Jepara telah menjadi klaster industri yang dinamis.

Jepara kini, memiliki sekitar 12.000 rumah industri dan 200 eksportir . Tiap

pengrajin memiliki 5-15 tukang pengrajin. Jepara memang bukan satu-satunya

kota yang memproduksi furniture. Tapi tidak ada kota yang melebih Jepara

dalam jumlah pengrajin dan pengusaha mebel. Di Jepara terdapat showroom

terpanjang di dunia. Bukan satu showroom, tetapi banyak showroom berderet-

deret sepanjang 20 KM di jalan Senenan –Tahunan –Pecangaan, tentunya ini

merupakan cerminan dari keunikan kota Jepara.

Usaha Furniture Jati Jepara Melati merupakan salah satu home

industry kerajinan furniture jati di Kota Pekanbaru yang selalu ramai

dikunjungi. Usaha Furniture Jati Jepara Melati masuk dalam kategori usaha

kecil kelas menengah yang sama dengan ukm furniture jati lainnya di

Pekanbaru yaitu menawarkan furniture dari bahan kayu seperti : gebyog

(penyekat), meja, lemari, kursi, barang kerajinan dan sebagainya. Keunggulan

yang dimiliki Usaha Furniture Jati Jepara Melati yaitu memiliki ukiran khas

jepara yang sudah terkenal di Indonesia dan juga memiliki teknik konstruksi
furniture yang kuat sehingga menjadi ciri khas dari furniture jati jepara.

Dengan keunggulan ini, Usaha Furniture Jati Jepara Melati memiliki

diferensiasi produk yang telah dikenal oleh masyarakat.

Namun terdapat beberapa kendala dalam proses produksinya yaitu

kesulitan mendapatkan bahan baku yang terbatas jumlahnya. Kenaikan harga

pada bahan sangat mengganggu proses produksi, dimana modal yang sudah

disiapkan harus dikeluarkan lebih banyak lagi padahal untuk menarik minat

konsumen harus menawarkan harga yang terjangkau. Tak hanya itu saja,

bidang pemasaran dan desain serta pembukuan belum mengandalkan jasa

tenaga ahli sehingga sulit dalam melakukan pemasaran yang luas dan juga

manajemen keuangan yang baik.

Cukup banyaknya pesanan berasal dari luar kota membuat tenaga

kerja kewalahan. Kualitas tenaga kerja Usaha Furniture Jati Jepara Melati

memang terbatas, namun,mereka harus melayani pesanan yang cukup

banyak dengan kualitas yang sama. Usaha Furniture Jati Jepara Melati perlu

melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengatasi

masalah ini supaya tidak kalah bersaing dengan rumah industri lain di

Pekanbaru dan sentra industri lain yang daerah pemasarannya sudah sampai

keluar negeri. Usaha Furniture Jati Jepara Melati memang sudah memasarkan

produknya ke luar kota seperti Bangkinang, Aceh, Padang, Tembilahan, dan

daerah lainnya, akan tetapi hanya baru menembus pasar sumatera dan belum

mampu menembus pasar luar negeri karena cukup banyaknya competitor

dalam usaha yang sama. Dari masalah tersebut peneliti ingin meneliti

mengenai bagaimana kondisi SDM, bahan baku, dan pemasaran pada Usaha
Furniture Jati Jepara Melati serta bagaimana kondisi lingkungan internal dan

eksternal pada Usaha Furniture Jati Jepara Melati

Berdasarkan uraian diatas dan melihat fakta dan fenomena kondisi

yang ada peneliti tertarik untuk meneliti “ANALISIS SWOT PADA

USAHA FURNITURE JATI JEPARA MELATI DI PEKANBARU”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis merumuskan rumusan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi SDM, bahan baku, pemasaran, dan teknologi

pada Usaha Furniture Jati Jepara MELATI di Pekanbaru?

2. Bagaimana Kondisi Lingkungan Internal Dan Eksternal Pada Usaha

Furniture Jati Jepara MELATI di Pekanbaru?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui kondisi SDM, bahan baku, pemasaran dan teknologi pada

Usaha Furniture Jati Jepara MELATI di Pekanbaru.

2. Mengetahui Kondisi Lingkungan Internal Dan Eksternal Pada Usaha

Furniture Jati Jepara MELATI di Pekanbaru.


1.4 Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca

khususnya mengenai analisis SWOT pada Usaha Furniture Jati Jepara

MELATI di Pekanbaru.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

mengembangkan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan analisis

SWOT pada Usaha Furniture Jati Jepara.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengusaha dan

masyarakat dalam meningkatkan perekonomian UMKM terkhusus bidang

Usaha perabot jati Jepara di Pekanbaru khususnya, dan umumnya di

Indonesia, serta menjadi bahan pertimbangan bagi pengusaha dalam

menentukan kebijakan yang akan diterapkan.


BAB II
PEMBAHASAN

1.Analisis Faktor Lingkungan Internal (IFAS)

Analisa Faktor Lingkungan Internal merupakan analisa yang dilakukan terhadap dua

bagian dari SWOT yaitu Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan),hal ini akan

memberikan informasi sejauh mana kekuatan dari internal perusahaan dan kelemahan apa

saja yang dimiliki sehingga dapat dilakukan perubahan.

Strength (Kekuatan)

1.Kualitas produk baik dan sudah dikenal masyarakat

2.Melayani service produk

3.Teknologi modern

4.Memiliki garansi

5.Pelayanan pengiriman produk

6.Memiliki tenaga kerja yang ahli

7.Ramah terhadap pelanggan

Weakness (Kelemahan)

1.Terbatasnya modal

2.Lokasi kurang strategis


3.Kurangnya dalam promosi

4.Sulit dalam pengembangan usaha

5.Pengelolaan keuangan tidak baik

6.Kurangnya pemanfaatan internet dalam pemasaran

7.Kurangnya efisiensi waktu

Matriks Internal Faktor Analisis Summary

No. Internal Faktor Bobot Rating Skor


Strength
1. Kualitas produk baik dan sudah 0.10 4 0.4
dikenal masyarakat
2. Melayani service produk 0.05 2 0.1
3. Teknologi modern 0.10 4 0.4
4. Memiliki garansi 0.05 2 0.1
5. Pelayanan pengiriman produk 0.10 3 0.3
6. Memiliki tenaga kerja yang ahli 0.025 4 0.1
7. Ramah terhadap pelanggan 0.025 3 0.075
Total Skor Strength 1.475
Weakness
1. Terbatasnya modal 0.125 2 0.25
2. Lokasi kurang strategis 0.05 3 0.15
3. Kurangnya dalam promosi 0.15 2 0.3
4. Sulit dalam pengembangan usaha 0.05 4 0.2
5. Pengelolaan keuangan tidak baik 0.10 2 0.2
6. Kurangnya pemanfaatan internet 0.05 2 0.1
dalam pemasaran
7. Kurangnya efisiensi waktu 0.025 2 0.05
Total Skor Weakness 1.25
Total 1 2.725
2. Analisa Faktor Lingkungan Eksternal (EFAS)

Analisa factor lingkungan eksternal ini digunakan untuk melakukan analisa terhadap

peluang dan ancaman terhadap bisnis yang dimiliki.

Opportunities ( Peluang )

1.Lokasi usaha berkembang

2.Tingginya pesanan saat hari lebaran

3.perkembangan teknologi informasi

4.Bantuan modal dari pemerintah

5.Meningkatnya jumlah rumah menengah ke atas

6.Banyaknya jumlah tenaga kerja yang tersedia

7.Akses untuk mencari produk lebih mudah

Threats (Ancaman)

1.Semakin banyaknya kompetitor

2.Dampak produk pengganti

3.Semakin mahalnya bahan baku

4.Semakin banyaknya produk impor

5.Sewa tempat selalu naik


6.Nilai mata uang tidak stabil

7.Semakin berkembangnya teknologi informasi

Matriks Eksternal Faktor Analisis Summary

No. Internal Faktor Bobot Rating Skor


Opportunities
1. Lokasi usaha berkembang 0.10 2 0.2
2. Tingginya pesanan saat hari lebaran 0.10 4 0.4
3. perkembangan teknologi informasi 0.05 4 0.2
4. Bantuan modal dari pemerintah 0.05 3 0.15
5. Meningkatnya rumah menengah ke 0.10 3 0.3
atas
6. Banyaknya jumlah tenaga kerja yang 0.025 3 0.075
tersedia
7. Akses untuk mencari produk lebih 0.075 2 0.15
mudah
Total Skor Opportunities 1.475
Threats
1. Semakin banyaknya kompetitor 0.125 2 0.25
2. Dampak produk pengganti 0.075 3 0.225
3. Semakin mahalnya bahan baku 0.05 2 0.10
4. Semakin banyaknya produk impor 0.10 1 0.10
5. Sewa tempat selalu naik 0.075 3 0.225
6. Nilai mata uang tidak stabil 0.05 1 0.05
7. Semakin berkembangnya teknologi 0.025 2 0.05
informasi

Total Skor Threats 1.0


Total 1 2.475
Diagram Analisa SWOT :

opportunities
II (Stabilitas) I (Growth)
(0.225;0.475)

weakness Strength
III (Defence) IV (Diversifikasi)

Threats

Kombinasi Strategi Analisis SWOT:

IFAS Strength (S) Weakness (W)


EFAS

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO


1.475 + 1.475 = 2.95 1.25 + 1.475 = 2.725

Threats (T) Strategi ST Sttrategi WT

1.475 + 1.0 = 2.475 1.25 + 1.0 = 2.25


Perhitungan dari masing-masing kuadran :

Kuadran Posisi titik Luas matrik ranking Prioritas


Strategi
I ( 1.475;1.475) 2.175 1 Growth
II (1.25;1.475) 1.85 2 Kombinasi
III ( 1.25;1.10 ) 1.375 4 Penciutan
IV (1.475;1.10) 1.62 3 Stabilitas

Matriks SWOT

Strength Weakness
1.Kualitas produk baik dan 1.Terbatasnya modal
IFAS sudah dikenal masyarakat 2.Lokasi kurang strategis
2.Melayani service produk 3.Kurangnya dalam
3.Teknologi modern promosi
4.Memiliki garansi 4.Sulit dalam
5.Pelayanan pengiriman pengembangan usaha
EFAS produk 5.Pengelolaan keuangan
6.Memiliki tenaga kerja yang tidak baik
ahli 6.Kurangnya
7.Ramah terhadap pelanggan pemanfaatan internet
dalam pemasaran
7.Kurangnya efisiensi
waktu

Opportunities Strategi SO : Strategi WO :


1.Meningkatkan kualitas 1.Menambah modal
1.Lokasi usaha produk yang sudah dikenal untuk pengembangan
berkembang masyarakat dikarenakan usaha dengan bantuan
2.Tingginya pesanan saat semakin meningkatnya modal dari
hari lebaran jumlah rumah menengah pemerintah(S1,S4,O4)
keatas dengan memberikan
3.perkembangan berbagai macam pelayanan 2.Meningkatkan promosi
teknologi informasi kepada dengan memanfaatkan
4.Bantuan modal dari pelanggan(S1,S2,S5,O5) teknologi
pemerintah 2.Pelayanan pengiriman informasi(S3,O3)
5.Meningkatnya rumah produk dapat dilakukan 3.Meningkatkan
menengah ke atas dimana saja dengan kompetensi pengelolaan
6.Banyaknya jumlah berkembanganya teknologi keuangan yang baik
tenaga kerja yang informasi(S5,O1,O3) dengan mengikuti
tersedia 3.Menambah mesin produksi pelatihan dari
7.Akses untuk mencari
dengan teknologi modern pemerintah(S5,O4)
produk lebih mudah
dari bantuan
pemerintah(S3,S4,O4)

Threats Strategi ST : Strategi WT :


1.Semakin banyaknya 1.Tetap focus kepada kualitas 1.Dengan menambah
kompetitor dan pelayanan kepada modal usaha untuk
2.Dampak produk konsumen(S1,T1,T2,T3,T4,T5) pengembangan
pengganti 2.Pelayanan service produk produk(W1,T1,T2)
3.Semakin mahalnya ditingkatkan untuk 2.Meningkatkan promosi
bahan baku meningkatkan daya saing produk untuk
4.Semakin banyaknya usaha(S2,S3,T1,T2) menghadapi
produk impor 3.Memperluas pangsa pasar competitor(W3,T1)
5.Sewa tempat selalu untuk meningkatkan profit 3.Meningkatkan
naik margin dan agar kompetensi pengelolaan
6.Nilai mata uang tidak keberlangsungan usaha lebih keuangan usaha yang
stabil terjamin.(S6,S7,T5,T6,T7) baik untuk meminimalkan
7.Semakin biaya(W5,T3,T5)
berkembangnya
teknologi informasi
Implementasi Strategi

Dari diagram analisa SWOT,analisa Usaha Furniture Jati Jepara Melati berada

pada kuadran I,dimana pada kuadran ini strength/kekuatan yang dimiliki harus

dimaksimalkan,karena banyak opportunities/peluang yang dapat diambil,contohnya saat

lebaran,dimana banyak rumah yang ingin mengganti perabot rumah dengan yang baru,maka

akan memiliki peluang cukup besar untuk peningkatan penjualan dan mendapatkan

pelanggan yang baru,kondisi ini harus dimanfaatkan dengan memberi pelayanan dan kualitas

terbaik sehingga diharapkan menambah jumlah pelanggan tetap untuk usaha perabot jati

jepara ini.

Strategi bisnis yang dapat dilakukan:

1.Meningkatkan kualitas produk(Perabot jati)

2.Meningkatkan kualitas jasa service perabot jati

3.Menambah mesin dengan teknologi lebih modern dan terbaru

4.Menggunakan teknologi informasi dan jaringan internet untuk efisiensi dan efektivitas

5.Menjamin garansi produk yang meyakinkan pelanggan

6.Meningkatkan kreativitas dalam pemasaran produk


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil penelitian kondisi SDM, bahan baku, pemasaran, dan

teknologi Usaha Furniture Jati Jepara Melati sudah baik, hanya saja dari

pemasaran masih kurang efektif sehingga sulit mendapatkan profit yang

maksimal.

b. Berdasarkan analisis internal eksternal SWOT, strategi yang dapat

dilakukan untuk mengembangkan Usaha Furniture Jati Jepara Melati di

Pekanbaru adalah strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal. Artinya

strategi yang diterapkan lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan

penjualan dan kehilangan profit yang disebabkan banyaknya pesaing

dari berbagai daerah di Pekanbaru.

3.2 Saran
Saran yang dapat peneliti kemukakan adalah Pemilik usaha dapat menambah

mesin di bidang produksi untuk mengatasi permintaan produk dan berinovasi di

bidang pemasaran dengan melakukan promosi produk dengan cara mengikuti

pameran di berbagai kota sehingga produk lebih dikenal, sekaligus belajar dengan

memperkuat karakter produk dengan mendiferensiasikan dengan produk competitor

lain.
Hasil Wawancara Usaha Furniture Jati Jepara Melati Pekanbaru

 Profil Usaha

1. Sejak kapan usaha perabot jati Jepara ini berdiri ?


Usaha perabot jati Jepara sudah berdiri sejak 2006
2. Bagaimana bentuk kepemilikan usaha perabot jati Jepara saat ini ?
Usaha perabot jati Jepara ini milik pribadi dan saya sendiri yang merintisnya
3. Bagaimana perkembangan usaha perabot jati jepara sejak berdiri sampai saat ini?

Ya usaha ini mengalami perkembangan dan kemajuan cukup baik sehingga


Alhamdulillah usaha ini masih tetap bertahan dan mengalami prospek kedepan yang bagus
4. Apa keunggulan perabot jati ini dibandingkan unit usaha jati lain yg sejenis?

Ya keunggulan dari tempat kami memiliki produk berkualitas dan bergaransi selain itu
kami menyediakan layanan service perabot jika ada produk yang kurang baik.
5. Apa kelemahan perabot jati ini dibandingkan unit usaha ljati lain yang sejenis?

Kalau untuk kualitas produk kami rasa tidak ada kelemahan,Cuma karena kami
mengambil bahan baku yang berkualitas harga produk disini relative lebih mahal
dibandingkan tempat lain
6. Apa rencana ibu dalam mengembangkan usaha perabot jati Jepara ini ?

Mungkin rencana nya ingin mempertahankan prospek usaha dan meningkatkan penjualan
serta pangsa pasar sehingga tentunya dapat bersaing dengan competitor lain

 Tenaga Kerja
7. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja disini?
Sekarang kurang lebih ada 7 orang
8. Bagaimana tingkat ketersediaan angkatan kerja didaerah ini,apakah mudah atau sulit?
Untuk didaerah ini mudah untuk mendapatkan tenaga kerja
9. Berapa biaya rata-rata yang ibu keluarkan untuk tenaga kerja perbulannya?
Lebih kurang 18 juta perbulannya
10. Barapa rata-rata usia tenaga kerja yang bekerja diusaha ibu sekarang?
Lebih kurang 28 tahun sampai 45 tahun
11. Berapa jam tenaga kerja ibu bekerja dalam sehari?
10 jam sehari

12. Apakah ada keterampilan tenaga kerja yang ibu berikan untuk meningkatkan kualitas tenaga
kerja? Ada
13. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan/pembinaan usaha dari pemerintah?
Tidak pernah

 Modal
14. Berapa jumlah modal awal yang ibu keluarkan saat mendirikan usaha ini?
Modal awal yang ibu keluarkan kira-kira 20 juta rupiah
15. Dari mana sumber modal usaha ibu ini berasal?
Modal pribadi
16. Berapa nilai investasi usaha ibu saat ini?
Lebih 250 juta rupiah
17. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membayar karyawan perbulan?
Lebih kurang 18 juta rupiah
18. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku perbulan?
Kira-kira 12 juta rupiah
19. Berapa omset perbulan dari usaha ibu?
Omset perbulan ibu rata-rata 15 juta rupiah perbulan dan bisa meningkat lagi jika pesanan banyak
20. Apakah ibu pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah?
Tidak pernah

21. Apakah ibu pernah melakukan pembukuan keuangan menyangkut modal,biaya produksi dan
penjualan?Tentunya pernah

22. Bagaimana system administrasi keuangan usaha ibu,apakah uang milik pribadi dipisah dengan
uang usaha? Sistem keuangan ibu tercampur Antara uang usaha dan pribadi
 Bahan Baku
23. Apa saja bahan baku yang ibu butuhkan dalam usaha perabot jati jepara ini?
Tentunya cukup kompleks ya,seperti : Kayu jati,berbagai jenis Cat,Vernis,dsb
24. Bagaimana cara untuk mendapatkan bahan baku tersebut?
Tentunya memesan dengan pemaso dari jawa tengah langsung
25. Apakah ada kendala dalam mendapatkan bahan baku?

Mungkin kendala nya hanya keterlambatan dari bahan baku saja tetapi tidak sering juga seperti
itu
26. Berapa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku perbulanny?
Kira-kira rata-rata 12 juta perbulannya tergantung jumlah pesanan

 Produksi
27. Jenis apa saja produk perabot jati yang ibu pasarkan?

Cukup bermacam seperti kursi,meja ruang tamu,lemari,jam dinding,kusen pintu,tempat


tidur,dsb
28. Apakah ada produk lain yang dipasarkan selain menjual prabot jati jepara?
Tidak ada
29. Berapa lama waktu yang diperlukan dari proses awal sampai produk siap jual ?
Kira-kira satu minggu pengerjaan

30. Bagaimana alat/mesin yang digunakan dalam usaha ibu,apakah tradisional atau sudah modern?
Alat atau mesin yang digunakan sudah modern dan tentunya sedikit lebih efisien tetapi berharap
dapat meningkatkan yang lebih modern dan terbaru
31. Berapa unit jumlah mesin yang digunakan dalam usaha ibu?
Kira-kira enam unit
32. Berapa harga jual untuk setiap produk yang ibu jual dari termurah hingga mahal?

Untuk harga jual termahal seperti satu kursi ruang tamu beserta mejanya harganya kisaran 20
juta rupiah,Lemari kisaran 8 juta rupiah,dan yang termurah cermin jati kisaran 500 ribu rupiah.
33. Apakah ada kendala dalam proses produksi?

Mungkin dari karyawan yang kurang ahli dalam pengerjaan produk kita,tetapi kami selalu
mengawasi dan membimbing supaya hasil pengerjaan nya berkualitas dan sesuai standar dari
produk kami.

 Pemasaran
34. Ada berapa macam jenis perabot yang dijual di usaha ibu?
Cukup banyak ya,seperti meja,kursi,lemari,kusen pintu,tempat tidur,cermin,dsb
35. Apakah ada usaha lain yang dilakukan selain menjual perabot jati jepara?
Kalau untuk usaha lain yaitu jual beli mobil dan motor.
36. Apakah ada kendala dalam proses pemasaran produk ibu?
Tidak ada,karena promosi kami hanya dari mulut ke mulut pelanggan kami,tetapi kami
berharap bisa menerapkan promosi yang lebih modern dengan memanfaatkan internet.
37. Dimana saja daerah pemasaran produk ibu dipasarkan?

Untuk pemasaran produk kami sudah jauh ya,ada yang dari bangkinang,sumatera
utara,sumatera barat,dan tentunya hamper seluruh wilayah pekanbaru.
38. Upaya apa yang ibu lakukan untuk menarik pembeli?

Tentunya dengan promosi ya,juga dengan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
serta menjaga kualitas dari produk.
39. Bagaimana tingkat persaingan usaha perabot jati saat ini?

Sangat berkembang dan pesat ya persaingan saat ini,berbeda dengan dulu yang hanya masih
beberapa saja pesaing nya.
40. Bagaimana cara ibu meyakinkan pelanggan terhadap produk ibu?
Tentunya dengan menjaga kualitas produk agar pelanggan tetap loyal dengan kami
Foto Dokumentasi Wawancara

Vous aimerez peut-être aussi