Vous êtes sur la page 1sur 84

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI SEKOLAH DASAR NEGERI MOJOLEGI KECEMATAN TERAS


KABUPATEN BOYOLALI

DI SUSUN OLEH :

1. Bella Elizabeth (P16172)


2. Cahya Pratiwi (P16173)
3. Cindy Efriliya (P16174)
4. Desi Romadhoni N (P16175)
5. Desta Pamungkas (P16176)
6. Desy Ana A (P16177)
7. Dewanggi Kusuma (P16178)
8. Dwi Ayu L (P16180)
9. Ellin Ramadhaning (P16181)
10. Enggal Mumpuni (P16182)
11. Esty Wahyuningsih (P16184)
12. Fernanda Tresha S (P16185)
13. Fransisca Julia K (P16186)
14. Hajariyah Kusuma (P16187)
15. Hidhayati Arifiyani (P16188)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Praktik Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam Konteks

Pelayanan Kesehatan Utama di Sekolah Dasar Negeri Mojolegi, Kecamatan

Teras, Kabupaten Boyolali, Pada Tanggal 24 Desember-19 Januari 2019, telah

mendapatkan persetujuan pada tanggal 27 Desember 2019.

Pembimbing I

( Nurul Devi A, S.Kep., Ns., M.Kep )

Mengetahui,
Kaprodi D3 Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta

( Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep )

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya seluruh “Praktek Keperawatan Komunitas” di

Sekolah Dasar Mojolegi, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dan penyusunan

laporan ini dapat kami selesaikan.

Kegiatan dan penyusunan laporan ini dapat kami selesaikan berkat adanya

bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik dari beberapa pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan

penghargaan kepada yang terhormat :

1. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi D3

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

2. Nurul Devi Ardiani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Koordinator Praktek dan

Pembimbing Akademik Keperawatan Komunitas.

3. Sri Winarni, SKM selaku Pembimbing CI dari Puskesmas Teras

4. Nanik Sulistyawati, S.Pd selaku Kepala Sekolah dari Sekolah Dasar

Mojolegi Teras

5. Seluruh dosen, staf STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan bantuan moril kepada kelompok kami.

6. Orang Tua kami yang telah memberikan doa restu kepada kami.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan

laporan ini.

iii
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami

mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di waktu yang

akan datang. Besar harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca umumnya, pihak Puskesmas Teras sebagai bahan tindak lanjut

untuk masalah kesehatan di Sekolah Dasar Mojolegi,Kecamatan Teras,

Kabupaten Boyolali.

…, Januari 2019

Mahasiswa Praktek Komunitas Kelompok…

iv
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 2
C. Manfaat Laporan ........................................................................... 2
D. Tindaklanjut Kegiatan ................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan kesehatan Utama .......................................................... 5
B. Konsep Keperawatan Komunitas .................................................. 6
C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care) ............... 11
D. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas ..................................... 13
BAB III AUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Tahap Persiapan ........................................................................... 16
B. Tahap Pengkajian .......................................................................... 17
C. Pengumpulan Data ........................................................................ 26
1. Proses Keperawatan ................................................................ 41
2. Penapisan Diagnosa Keperawatan .......................................... 45
3. Perencanaan Kepearawatan ..................................................... 41
4. Plan Of Action (POA) ............................................................. 51
5. Tahap Implementasi ................................................................ 53
6. Evaluasi ................................................................................... 57
7. Rencana tindak lanjut .............................................................. 60

v
BAB IV PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan ............................................................................ 61
B. Tahap pengkajian .......................................................................... 62
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas ................................................ 64
D. Tahap Perencanaan ........................................................................ 66
E. Tahap Implementasi ...................................................................... 69
F. Tahap Evaluasi .............................................................................. 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 74
B. Saran .............................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GRAFIK

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Proposal Kegiatan

2. Lampiran 2. Laporan Kegiatan

3. Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan

4. Lampiran 4. Proposal Musyawarah Warga I,II,III

5. Lampiran 5. PPT Musyawarah Warga I,II,III

6. Lampiran 6. Lefleat Materi Cuci Tangan, Memotong Kuku dan

Menggososok gigi

7. Lampiran 7. Kuitansi Pengeluaran

8. Lampiran 8. Foto Dokumentasi Kegiatan

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk

hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan Memiliki kesehatan.

Kenyataan tidak semua orang memperoleh atau Memiliki derajat kesehatan yang

optimal, karena berbagaima salah secara global diantaranya adalah: kesehatan

lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah, yang menyebabkan tidak

terpenuhinya gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kesehata nlainnya.

Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan

dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan

pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal

(Depkes RI, 2010).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu

mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan

telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui

Puskesmas dan Rumah sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan Sistem

Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam Sistem Kesehatan

Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan dalam lingkup sekolah diantaranya

dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan kesehatan pada semua siswa siswi

dan meningkatkan derajat kesehatan terutama di SD Negeri Mojolegi.

1
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan

dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan

pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal yang

telah dicanangkan oleh pemerintah pada pembukaan Rakernas Departemen

Kesehatan RI pada tahun 1999.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang

kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk

mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan.

Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui Praktek Komunitas SD

Negeri Mojolegi.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Membantu dan memfasilitasi warga sekolah untuk meningkatkan

derajat kesehatan yang optimal di SD Negeri Mojolegi serta mampu

mengenal kesehatan dirinya.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan yang ingin dicapai pada praktek komunitas di

Kelas 1A, 1B, 2A, 2B, 3A dan 3B SD Negeri Mojolegi adalah sebagai

berikut :

a. Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan

kesehatan dengan siswa siswi kelas 1A, 1B, 2A, 2B, 3A dan 3B

dengan menggunakan format pengkajian keperawatan komunitas

dari akademik dilingkup SD Negeri Mojolegi.

2
b. Melakukan analisa data kesehatan yang didapatkan dilingkup SD

Negeri Mojolegi.

c. Merumuskan diagnosa / masalah keperawatan komunitas kesehatan

dengan menyelenggarakan musyawarah sekolah.

d. Menyusun rencana tindakan keperawatan.

e. Melakukan tindakan keperawatan.

f. Melakukan evaluasi keperawatan.

C. Manfaat Laporan

1. Bagi SD Negeri Mojolegi

Menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan yang muncul di

Kelas 1A, 1B, 2A, 2B, 3A dan 3B SD Negeri Mojolegi dapat mengatasi

masalah masalah kesehatan tersebut.

2. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada individu, kelompok dan

komunitas khususnya di Kelas 1A, 1B, 2A, 2B, 3A dan 3B SD Negeri

Mojolegi.

D. Tindak Lanjut Kegiatan

Setelah selesai program praktik Komunitas SD Negeri Mojolegi

diharapakan ada tindak lanjut dari kegiatan yang telah berjalan, pada

kesempatan ini kelompok kami merekomendasikan untuk berkolaborasi

dengan kepala sekolah dan guru untuk menginformasikan kepada orangtua

siswa saat ada pertemuan wali murid serta pihak sekolah untuk

3
memperhatikan kesehatan gigi, kebersihan kuku dan praktik cuci tangan yang

benar pada anak dengan cara yaitu mengajarkan cara cuci tangan 6 langkah

benar, mengajarkan cara menggosok gigi yang benar, dan mengajarkan cara

memotong kuku yang benar.

E. Sistematika Kapenulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan

praktek komunitas khusus sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan praktik, manfaat

laporan, tindak lanjut kegiatan dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan teori pelayanan kesehatan utama, konsep keperawatan

komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan

komunitas, teori perubahan komunitas.

Bab III : Aplikasi asuhan keperawatan komunitas SD Negeri Mojolegi

yang terdiri dari tahap persiapan, tahap pengkajian, tahap

perumusan diagnose keperawatan komunitas, tahap perencanaan,

tahap implementasi, dan tahap evaluasi.

Bab IV : Pembahasan berisi tentang hal–hal yang harus dibahas mulai

dari tahap terdiri dari tahap persiapan, pengkajian, perumusan

diagnose keperawatan, implementasi, dan tahap evaluasi.

Bab V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pelayanan Kesehatan Utama

Sasaran pelayanan kesehatan utama adalah individu, keluarga/ kelompok

khusus dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder, dan

tersier oleh karenanya pendidikan masyarakat dalam mendorong semangat untuk

merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam

menciptakan derajat kesehatan yang optimal.

Prinsip dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi

pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan

teknologi tepat guna (menggunakan sarana dan fasilitas yang di dalam

masyarakat itu sendiri), berfokus pada pelayanan kesehatan utama meliputi;

pendidikan kesehatan terhadap kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan

pencegahan serta pengobatannya.

Hubungan konsep pelayanan kesehatan utama dan komunitas adalah untuk

melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan

kesehatan menjadi tingkat rumah tangga (individu atau keluarga), tingkat

masyarakat (pimpinan atau tokoh masyarakat), tingkat rujukan pertama (rumah

sakit tipa A dan B), serta menyelenggarakan kerja sama lintas sektoral dan lintas

program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat

diperlukan dalam hal perorangan, komunitas sebagai subyek dan obyek

5
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam

menjaga kesehatannya, sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama

diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status

sehatan masyarakat dimana mereka tinggal.

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Menurut Koentjacaraningrat (2009), komunitas adalah sekumpulan manusia

yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty neurman

(2008) berpendapat bahwa komunitas dipandang sebagai klien “clien is an

interacting open system in total interface with both internal and external forces or

stressors”. Sedangkan logan dan Dawkin (2010) menuliskan bahwa pengertian

keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang

ditunjukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,

dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan

penyakit dan peningkatan kesehatan,

Dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan,

dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan keperawatan. Pernyataan lain menurut Soerjono Soekanto (2008)

komunitas adalah menujuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di

suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang

menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,

dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.

Adapun menurut WHO (2011) komunitas adalah kelompok social yang

ditentukan oleh batas-batas wilayah nilai-nilai keyakinan dan minat yang

6
sama serta saling adanya saling mengenal dan interaksi antar anggota

masyarakat.

Keperawatan komunitas adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan

kesehatan utama yang ditunjukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan

acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam

kebutuhan dasar komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut (Christine

Ibrahim, 2009) keperawatan dikarakteristikan oleh 4 (empat) konsep pokok,

yang meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat, dan keperawatan.

Paradigma keperawatan ini menggambarkan teori-teori itu berhubungan satu

dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki (Christine

Ibrahim, 2009).

MANUSIA

KEPERAWATAN KEPERAWATAN

MASYARAKAT

Gambar 2.1 Paradigma Keperawatan

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem

terbuka yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5

variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas

yaitu: biologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

7
Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari

individu, keluarga atau kelompok yang merupakan target pelayanan

kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis

antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga

tingkat pencegahan yaitu: pencegahan primer, sekunder dantersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau

diaplikasikan kepopulasi yang sehat pada umumnya.Pencegahan primer

ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang terjadi

penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan

dalam komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada

umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya

masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa

dini intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat

keparahan atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier

Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan

setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai

tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses

penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat

8
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,

kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun yang sakit mempunyai

masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 2009), sasaran ini terdiri

dari:

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluaraga. Apabila individu

tersebut mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena

ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan

sebab,maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik

secara fisik, mental maupun sosial.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas

kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpuldan tinggal

dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan

atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi.

Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah

kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-

anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

3. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan

9
termasuk diantaranya adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai

akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru

lahir, anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

penderita penyakit menular seperti: TBC, AIDS, penyakit kelamin

dan lainnya. Penderita yang menderita penyakit tidak menular,

seperti : diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan

mental dll.

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya

adalah: Panti Wredha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik,

mental, sosial dan lainnya), penitipan anak balita. Lembaga sosial,

perawatan dan rehabilitasi, diantaranya: Panti Wredha, Panti Asuhan,

pusat rehabilitasi.

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,

keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan ini

diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan.Pada

tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan

memandang komunitas sebagai klien.

10
C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)

1. Sebagai pendidikan (Health Education)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat

secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga

terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai

derajat kesehatan yang optimal.

2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan – perubahan yang

terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah – masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul

serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,

pertemuan – pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

3. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator Of Service)

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan

masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan melalui kerjasama

dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam

sistem pelayanan kesehatan.Dengan demikian pelayanan kesehatan

yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak

terpisah-pisah antara satu dengan lainnya.

4. Sebagai pembaharuan(inovator)

Perawat kesahatan masyarakat dapat berperan sebagai agen

pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan terutama dalam

11
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan

peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

5. Pengorganisir pelayanan kesehatan(organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam

memberikan motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam setiap upaya

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat: kegiatan

posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai

tahap penilaian. Sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan

pengembangan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.

6. Sebagai panutan (rolemodel)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh

yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru

dan di contoh oleh masyarakat.

7. Sebagai tempat bertanya(fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan

berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat

membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan

dan keperawatan yang mereka hadapi.

12
8. Sebagai pengelola(manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola

berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai

dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

D. Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian

Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan

keperawatan individu, keluarga, melalui pendekatan sosial dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

a. Pengenalan siswa-siswi SDN 1 Mojolegi

1) Pendekatan terhadap tokoh – tokoh pihak – pihak sekolahan

Formal Lade seperti ( kepala sekolah, dll ), Informal leader

seperti tokoh dalam warga SDN 1 Mojolegi

2) Mengenal struktur organisasi SDN 1 Mojolegi

3) Mengenal organisasi sosial di SDN 1 Mojolegi

4) Pemetaan demografi wialayah SDN 1 Mojolegi

b. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah dilakukan dengan melalui wawancara dan

survey atau yang lebih dikenal survei mawas diri dengan

menggunakan instrumen pengumpulan data, contoh :

Wawancara, Observasi, Studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik

terhadap seluruh warga Kelas 1A, 1B, 2A, 2B, 3A dan 3B SDN 1

Mojolegi serta pihak terkait, meliputi : keadaan demografis,

13
geografis, data aktual, data kesehatan, sarana dan prasarana.

c. Pengolahan data

Data yang sudah terkumpul kemudian diteliti kembali validitas

dan raliabilitasnya dengan langkah sebagai berikut : Editing,

Coding, klasifikasi, tabulasi, analisa data, perumusan masalah,

prioritas masalah.

2. Perencanaan

Setelah data diolah dan diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh kelompok khusus warga Kelas 1A, 1B,

2A, 2B, 3A dan 3B SDN 1 Mojolegi secara keseluruhan, dengan

mempertimbangkan faktor sebagai berikut:

a. Tujuan yang ingin dicapai

b. Kelompok sasaran

c. Jangka waktu

d. Target yang ingin dicapai

e. Sumber – sumber yang tersedia di SDN 1 Mojolegi

f. Biaya dalam proses belaja rmengajar

g. Kelompok kerja kesehatan

3. Pelaksanaan

Setelah perencanaan disusun, maka kegiatan selanjutnya adalah

kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan yang

ditemukan pada tingkat individu, keluarga, kelompok melalui kegiatan –

kegiatan : bimbingan dan penyuluhan kesehatan, mendidik dalam

14
pelaksanaan perawatan dasar, menemukan kasus secara dini dan

melaksanakan rujukan dan tindak lanjut pembinaan kasus, mengadakan

pendidikan dan pelatihan kesehatan, mengorganisir dalam

menanggulangi masalah kesehatan dan keperawatan, mendorong

partisipasi aktif siswa siswi seluruhnya.

4. Penilaian dan Pemantauan

Penilaian dan pemantauan merupakan kegiatan untuk menilai

sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah di

buat, apakah telah mencapai hasilyang maksimal atau belum sesuai

dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Penilaian dan

pemantauan dapat dilaksanakan:

a. Selama pelaksanaan kegiatan ( penilaian formatif)

b. Setelah pelaksanaan kegiatan ( penialaian sumatif)

Penilaian dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang

perencanaan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan

masyarakat yang telah disusun mencapai sasaran atau tidak dan penting

juga untuk pengembangan perencanaan selanjutnya, termasuk perluasan

kegiatan dari segi kualitatif ( kualitas kegiatan ) apabila kegiatan tersebut

mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat dan perluasan

kegiatan bila dilihat dari segi kuantitatif ( penambahan jumlah kegiatan )

bila kegiatan tersebut dipandang perlu untuk ditambah.

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI SEKOLAH DASAR

MOJOLEGI KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI

Dalam rangka mengaplikasikan Ilmu Keperawatan dikomunitas dan

untuk menerapkan konsep-konsep dalam memberikan Asuhan Keperawatan

dalam konteks Keperawatan Dasar, maka mendapatkan tugas Keperawatan

Komunitas diwilayah Sekolah Dasar Negeri(SDN) Mojolegi, Kecamatan Teras,

Kabupaten Boyolali, mulai tanggal 2 Januari 2019 sampai 16 Januari 2019.

Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan

meliputi tahap-tahap sebagai berikut : persiapan, pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan program kegiatan dan evaluasi serta rencana tindak lanjut.

A. Tahap Persiapan

Kegiatan asuhan keperawatan komunitas dimulai dengan tahap awal

dari semua kegiatan yang akandilakukan oleh mahasiswa selama melakukan

keperawatan komunitas. Tahap persiapan diawali dengan sosialisasi

mahasiswa dengan siswa yaitu dengan cara pendekatan dengan tokoh

sekolah yaitu kepala sekolah baik formal maupun informal dan perijinan

terhadap kegiatan kelompok di SDN Mojolegi. Dalam tahap ini juga

dilakukan penyusunan format pengkajian yang digunakan untuk

pengambilan data komunitas dilingkungan SDN Mojolegi. Tahap persiapan

ini dimulai tanggal 2 Januari 2018.

16
B. Tahap Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan

Asuhan Keperawatan Komunitas.Pada tahap ini kita melakukan pengkajian

data dasar, data lingkungan fisik dan pengkajian data warga sekolah. Pada

data dasar dan observasi sekitar lingkungan (Windshield Survey) ini

dilakukan dengan cara wawancara dengan tokoh antara lain dengan kepala

sekolah, guru, dan siswa yang ada di lingkungan SD Negeri Mojolegi

dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah kami persiapkan.

Selain itu kami juga melakukan observasi langsung dilingkungan

sekolah dengan menggunakan pedoman Windshield survey. Hal yang

diobservasi antara lain quesioner, halaman sekolah, kamar mandi, tempat

pembuangan sampah, penampungan air dan pusat pelayanan kesehatan.

Metode lain yang kita gunakan adalah obsevasi partisipasi yang kami

lakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap keadaan dan tatanan

sosial di SD Negeri Mojolegi, selain itu kami juga menggunakan metode

analisa data dan sekunder dengan melakukan penelusuran data yang ada di

SD Negeri Mojolegi. Pengkajian ini dimulai tanggal 2 Januari 2019, hasil

analisa dari data dasar tersebut dijadikan bahan untuk diskusi pada

Musyawarah Sekolah.

Mahasiswa melakukan pengkajian dengan mengambil sample dan

melakukan wawancara dengan siswa diwilayah SD Negeri Mojolegi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh sudah cukup mewakili. Adapun data yang

telah diolah dan disajikan adalah sebagai berikut:

17
1. Data Demografi

a. Jumlah Siswa : 125 siswa (kelas 1-3)

b. Jumlah Guru : 14 guru

c. Jumlah Karyawan : 4 karyawan

d. Umur Siswa : 7-9 tahun

e. Jenis Kelamin : 1) Laki-laki : 56 orang

2) Perempuan : 69 orang

f. Agama : Islam & Kristen

2. Hasil pengkajian data berdasarkan hasil wawancara Kepala

Sekolah, Guru, dan Siswa di SD Negeri Mojolegi. Data didapat

dari wawancara kepada 1 Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas,

dansiswa kelas 1-3 dengan pendampingan langsung dengan

mahasiswa.

a. Untuk Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri Mojolegi

1) Epidemiologi

Kepala sekolah dan guru mengatakan, dalam waktu

kurun 1 bulan dan 1 minggu terakhir, siswa dan siswi di

SD Negeri Mojolegi ada yang mengalami masalah

kesehatan, seperti panas, batuk, pilek, dan muntah.

2) Perilaku dan Lingkungan

Kepala sekolah dan guru mengatakan, upaya untuk

menanggulangi masalah kesehatan pada siswa dan siswi

di SD Negeri Mojolegi adalah dengan mengingatkan

18
untuk tidak jajan sembarangan, terutama untuk minum es

dan makan saus yang banyak pengawetnya secara

berlebihan. Untuk peraturan tidak jajan sembarangan

bersifat himbauan saja, karena siswa siswi lebih mengerti

untuk dinasehati secara lisan daripada membaanya dalam

peraturan yang tertulis, meskipun demikian banyak juga

siswa siswi yang masih tidak patuh, karena lingkungan di

SD Negeri Mojolegi juga berpengaruh terhadap pola

menjaga kesehatan mereka, seperti banyak pedagang

diluar lingkungan SD Negeri Mojolegi yang berjualan

dan terutama penggunaan saus dan es yang tidak tahu

asal pembuatannya. Upaya yang dilakukan sekolah

hanyalah menghimbau siswa siswi untuk tidak jajan dilar

lingkungan sekolah, menasehati pedagang diluar

lingkungan SD Negeri Mojolegi untuk tidak berjualan di

dekat SDN Mojolegi. Selain itu SDN Mojolegi juga

mempunyai UKS untuk menangani siswa siswi yang

sakit, mereka juga merekrut siswa siswi SDN Mojolegi

untuk menjadi dokter kecil, agar bias menangani teman

mereka yang sedang sakit.

3) Administrasi dan Kebijakan

Kepala sekolah dan guru mengatakan, perlu

pembelajaran khusus yang diberikan kepada siswa

19
tentang kesehatan, tetapi kendalanya adalah siswa siswi

SDN Mojolegi yang tidak patuh dan kurang kesadaran

tentang perilaku hidup sehat. Setiap 1 bulan sekali ada

kunjungan dari Puskesmas untuk melaksanakan program

kesehatan dan pemeriksaan kesehatan, contohnya seperti

Potong Kuku, Cuci Tangan Pakai Sabun, dan Gosok

Gigi. Selain itu, setiap pelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatam (PENJASORKES) guru juga

memberikan pengertian tentang hidup sehat dan

pencegahan penyakit, dan saat kegiatan Ekstra Kulikuler

mereka juga mendapatkan sedikit materi tentang

kesehatan. Kendala yang dialami oleh pihak sekolah

adalah siswa siswi SDN Mojolegi tidak patuh dan susah

untuk diberitahu dan dihimbau. Solusi yang selama ini

sekolah lakukan adalah menegur dan menghimbau siswa

untuk melakukan hidup yang sehat dan tidak jajan

sembarangan.

b. Untuk siswa dan siswi kelas 1-3 SD Negeri Mojolegi

1) Epidemiologi

Siswa dan siswi kelas 1-3 SDN Mojolegi mengatakan,

dalam waktu kurun 1 bulan dan 1 minggu terakhir

masalah kesehatan yang dialami yaitu panas, batuk,

pilek, meriang, karies gigi, dan sakit perut.

20
2) Perilaku dan Lingkungan

Siswa dan siswi kelas 1-3 SDN Mojolegi mengatakan,

Ibu dan Bapak Guru sering mengingatkan untuk tidak

jajan diluar sekolah, sebelum makan cuci tangan, potong

kuku jika sudah panjang, membuang sampah pada

tempatnya, tidak jajan makanan yang banyak saus dan

es, gosok gigi sehari 2 kali. Jika siswa siswi ketahuan

jajan sembarangan diluar sekolah, maka ibu guru akan

menegur. Ada peraturan untuk tidak jajan sembarangan

diluar sekolah, banyak pedagang yang jualan diluar

belakang halaman sekolah, dari pedagang siomay, cilok,

es sirup, dan bakso. Setiap pelajaran olahraga siswa

diajarkan untuk menerapkan perlaku hidup sehat.

3) Administrasi dan Kebijakan

Siswa dan siswi kelas 1-3 SDN Mojolegi mengatakan,

perlu pelajaran khusus untuk meningkatkan perilaku

menjaga kesehatan, biasanya dari ibu dan bapak guru

juga ada, dari puskesmas setiap 1 bulan sekali. Dari

Puskesmas pernah diajarkan cara cuci tangan yang benar,

memotomg kuku, dan menggosok gigi yang benar sehari

2 kali. Kegiatan ekstrakulikuler yang menyangkut

kesehatan ada Pramuka dan Dokter Kecil, biasanya

pelatihnya didatangkan dari puskesmas, disekolah juga

21
ada UKS. Selain itu waktu pelajaran PENJASORKES

saja.

3. Observasi melalui Winshield Survey

a. Batas wilayah SDN Mojolegi Teras

Sebelah Barat : Jalan raya

Sebelah Timur : Kantor Kepala Desa

Sebelah Utara : Jalan raya

Sebelah Selatan : TK

b. Kepadatan pemukiman penduduk dilingkungan SD Negeri

Mojolegi termasuk pemukiman .

c. Jenis bangunan rumah permanen

d. Jalan utama SD Negeri Mojolegi beraspal, jalan

menggunakan aspal keadaannya datar.

e. Memiliki pendidikan formal.

f. Pusat pelayanan kesehatan Puskesmas di SD Negeri Mojolegi

dengan penyuluhan kesehatan, seperti mencuci tangan

memakai sabun, memotong kuku, dan menggosok gigi dan

mempraktikkannya langsung di lingkungan SD Negeri

Mojolegi.

g. Transportasi dapat menggunakan kendaraan umum, sepeda.

h. Tabel hasil observasi lingkungan SD Negeri Mojolegi

Variabel Aspekyang diobservasi Hasil

22
Lingkungan Kebersihan sekolah Di halaman sekolah

banyak daun yang

berserakan dan banyak

tanah di depan kelas

maupun di dalam kelas

Pengelolaan sampah Di depan kelas sudah

disediakan tempat

sampah yang terdiri dari

organik, anorganik,

daun, dan logam. Tapi

isi tempat sampah tidak

sesuai

Kondisi kamar mandi Bak air yang kotor dan

sekolah banyak lumut

Sumber air : warna air, Warna air agak kuning

rasa, dan bau tidak berbau

Polusi suara, udara, air, Sekolah yang dekat

dan tanah dengan jalan raya yang

menimbulkan suara

motor yang bising dan

23
udara yang kurang

bersih.

Kondisi kantin sekolah Kurang bersih, banyak

lalat, dan tempat

makan yang kurang

nyaman

Makanan yang tersedia Gorengan,nasi bandeng,

dikantin sekolah nasi sayur, soto, snack,

permen,minuman gelas,

es teh, dan es jeruk.

Tempat cuci tangan dan Sudah ada tempat cuci

tersedianya sabun tangan tapi sabun tidak

selalu tersedia

Ventilasi ruang kelas dan Setiap hari jendela

ruang guru ruangan selalu di buka

Pencahayaan ruang kelas Terdapat jendela yang

dan ruang guru berkaca dan lubang

masuknya cayaha ke

24
ruangan

Jenis fasilitas pelayanan Terdapat unit

kesehatan yang ada di kesehatan sekolah

sekolah serta ketersediaan (UKS) dan Dokter

sarana prasarana fasilitas kecil

kesehatan sekolah

Kegiatan ekstrakulikuler Drum Band setiap hari

yang tersedia di sekolah rabu, BTA dan bacaan

sholat untuk kelas 1

sampai 3

Perilaku Praktik perilaku hidup Terdapat 3 PHBS yaitu,

bersih sehat di sekolah cuci tangan, gosok gigi,

dan potong kuku tapi

tidak setiap hari

dilaksanakan

25
C. Pengumpulan Data

1. Universal Self Care

VENTILASI DIRUANG KELAS


Baik Tidak baik

3%

97%

a. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

ventilasi diruang kelas adalah yang baik 97%, yang tidak baik 3%.

VENTILASI DIBUKA SETIAP HARI


Baik Tidak baik

24%

76%

b. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

ventilasi dibuka setiap hari 76% mengatakan baik, 24% mengatakan tidak

baik.

26
POLUSI RUANGAN
Baik Tidak baik

40%

60%

c. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

polusi ruangan 60% mengatakan baik, 40% mengatakan tidak baik.

UDARA SEGAR
Baik Tidak baik

13%

87%

d. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

udara segar 87% mengatakan baik, 13% mengatakan tidak baik.

27
RUANGAN DIBERSIHKAN SETIAP HARI
Ya Tidak tentu setiap hari Tidak pernah

6% 0%

94%

e. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

ruangan dibersihkan setiap hari 94%, tidak tentu setiap hari 6%, tidak

pernah 0%.

ADA TEMPAT SAMPAH


Ya Tidak

14%

86%

f. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

apakah ada tempat sampah ada 86%, tidak ada 14%

28
KEBERSIHAN TOILET
Bersih Kurang bersih Tidak bersih

0%
20%

80%

g. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

kebersihan toilet 80% mengatakan bersih, 20% mengatakan tidak bersih

AIR YANG TERSEDIA CUKUP BERSIH


Ya Bersih

4%

96%

h. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang air

yang tersedia 96% mengatakan cukup bersih, 4% mengatakan tidak bersih

29
KEBIASAAN MENCUCI TANGAN
Ya Tidak

14%

86%

i. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

kebiasaan mencuci tangan ya 14%, tidak 86%.

KUNJUNGAN PETUGAS KESEHATAN


Pernah Kadang-kadang Tidak pernah

3%

24%

73%

j. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

kunjungan petugas kesehatan, pernah 87%, kagang-kangan 29%, tidak

pernah 3%.

30
INFORMASI TENTANG MASALAH KESEHATAN
Ya Tidak

13%

87%

k. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

informasi tentang masalah kesehatan 87% mengatakan pernah ada

kunjungan, 13% mengatakan tidak ada

CARA MEMPEROLEH INFORMASI PHBS


Kunjungan petugas kesehatan Televisi

1%

99%

l. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang cara

memperoleh informasi kesehatan 99% mengatakan dari petugas kesehatan

1% dari televisi

31
JUMLAH JAM TIDUR SETIAP HARI
<7 jam/hari 7-8 jam/hari >8 jam?hari

10%

46%

44%

m. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

jumlah jam tidur 10% mengatakan <7jam/hari, 44% mengatakan 7-8

jam/hari, 46% mengatakan >8jam/hari

SISWA MELAKUKAN KEGIATAN DILUAR


SEKOLAH
Ya Tidak

26%

74%

n. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

siswa yang melakukan kegiatan diluar sekolah 74% mengatakan iya, 26%

mengatakan tidak

32
2. Developmental Self Care

PERSEPSI SISWA TENTANG PELAYANAN


KESEHATAN
Baik Kurang baik

3%

97%

a. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

persepsi siswa tentang pelayanan kesehatan 97% mengatakan baik, 3%

mengatakan kurang baik

PERSEPSI SISWA TERHADAP


PENGEMBANGAN PERAWATAN DIRI
Baik Kurang baik

6%

94%

b. Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemiolog tentang

persepsi siswa tentang pengembangan perawatan diri 94% mengatakan

baik, 6% mengatakan kurang baik

33
3. Health Deviation Care

a. Mencuci rambut dalam seminggu

Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi yang

mencuci rambut dalam seminggu : yang mencuci rambut 2 kali

seminggu 41%, yang mencuci rambut 3 kali seminggu 37%, yang

mencuci rambut 1 kali seminggu 10%, yang mencuci rambut >3 kali

seminggu 10%, yang tidak pernah mencuci rambut dalam seminggu

1%.

b. Pakaian ganti setiap hari

34
Berdasarkan gambar Di atas, dari 125 siswa data epidemologi yang

mengganti pakaian setiap hari : yang meengganti pakaian setiap hari

91%, yang tidak mengganti pakaian setiap hari 9%.

c. Kuku pendek

Kuku Pendek

27%

73%

ya tidak

Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi yang

kukunya pendek : yang kukunya pendek 27%, yang kukunya panjang

73%.

d. Memotong kuku dalam seminggu

Memotong Kuku Dalam Seminggu


3%
1%

29%

67%

tidak pernah 1 kali seminggu 2 kali seminggu >2 kali seminggu

35
Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi yang

memotong kuku dalam seminggu : yang memotong kuku 1 kali

seminggu 29%, yang memotong kuku 2 kali seminggu 3%, yang

memotong kuku >2 kali seminggu 1%, yang tidak pernah memotong

kuku selama seminggu 67%.

e. Melakukan olahraga secara teratur

Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi yang

melakukan olahraga secara teratur : yang melakukan olahraga secara

teratur 88%, yang tidak melakukan olahraga secara teratur 12%.

f. Frekuensi saat melakukan olah raga

36
Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi frekuensi

siswa yang melakukan olahraga : 10-30 menit 65%, <10 menit 25%,

>30 menit 10%.

g. Merokok disekolah

Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi siswa

yang merokok disekolahan : yang merokok disekolahan 0%, yang tidak

merokok disekolahan 100%.

h. Menggunakan NAPZA disekolah

37
Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi siswa

yang menggunakan NAPZA disekolahan : yang meenggunakan

NAPZA disekolahan 0%, yang tidak menggunakan NAPZA

disekolahan 100%.

i. Siswa membawa bekal sendiri ke sekolah

Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi siswa

yang membawa bekal di sekolah : yang tidak membawa bekal

kesekolahan 70%, yang membawa bekal kesekolah 30%.

j. Siswa jajan dikantin

38
Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi siswa

yang jajan dikanti : yang jajan dikantin 92%, yang tidak jajan di kantin

8%.

k. Siswa mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung vitam,in dan

mineral

Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi siswa

yang mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung vitamin dan

mineral : yang selalu mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung

vitamin dan mineral 58%, yang sering mengkonsumsi jenis makanan

yang mengandung vitamin dan mineral 21%, yang kadang-kadang

mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral.

39
l. Indeks masa tubuh

Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi indeks

masa tubuh : yang indeks masa tubuhnya normal 84%, yang indeks

masa tubuhnya kurang 12%, yang indeks masa tubuhnya obesitas 4%.

m. Siswa selalu mengukur tinggi badan dan berat badan setiap bulan

Berdasarkan gambar di atas, dari 125 siswa data epidemologi siswa

yang selalu mengukur tinggu badan dan berat badan setiap bulan : yang

kadang-kadang mengukur tinggi badan dan berat badan setiap bulan

53%, yang selalu mengukur tinggi badan dan berat badan setiap bulan

40
20%, yang sering mengukur tinggi badan dan berat badan 14%, yang

tidak pernah mengukur tinggi badan dan berat badan 13%.

D. Proses Keperawatan

1. Analisa Data

Diagnosa
No Data

1. Data Subyektif Kurang Pengetahuan

- Berdasarkan hasil wawancara tentang pendidikan

dengan siswi kelas 1, 2, dan 3 kesehatan siswa siswi

bahwa masalah yang sering Kelas 1, 2, dan 3 SD

mereka alami adalah flu, batuk, Negeri Mojolegi Boyolali

diare, dan karies gigi. tentang memotong kuku,

- Berdasarkan hasil wawancara mencuci tangan, dan

dari beberapa siswi kelas 1, 2, menggosok gigi yang baik

dan 3 mereka mengatakan dan benar.

pernah mendapatkan

pengetahuan maupun informasi

mengenai hal tersebut tentang

kesehatan, dari puskesmas,

namun sangat jarang.

Data Obyektif

41
Berdasarkan hasil kuesioner

dari 125 siswa siswi, 87%

siswa siswi pernah

mendapatkan informasi

kesehatan, tetapi jarang.

2 Data Subyektif Ketidakefektifan

- Berdasarkan hasil wawancara pemeliharaan kesehatan

dengan siswa-siswi SD Negeri komunitas Kelas 1, 2, dan

Mojolegi, Boyolali ,masalah 3 SD Negeri Mojolegi

yang sering dialami dalam satu Boyolali

bulan terakhir ini adalah flu,

batuk, diare, karies gigi dan

demam.

Data Obyektif

- Dari hasil observasi anak-anak

sering jajan makanan

mengandung saos, pemanis,

pewarna dan pengawet, minum

es yang banyak, dan tidak cuci

tangan sebelum makan.

- Terlihat banyak anak

42
mengalami flu, karies gigi dan

batuk.

- Sebagian besar siswa-siswi

sebelum dan sesudah makan

tidak melakukan cuci tangan.

- Berdasarkan hasil kuesioner

dari 125 siswa-siswi, 86%

tidak pernah melakukan cuci

tangan sebelum makan.

3 Data Subyektif Perilaku kesehatan

- Dari hasil wawancara dengan cenderung beresiko bagi

siswa siswi kelas 1, 2, dan3 siswa siswi Kelas 1, 2, dan

mereka mengatakan ada yang 3 SD Negeri Mojolegi

karies gigi. Boyolali tentang

- Dari hasil wawancara dengan memotong kuku, mencuci

siswi kelas 1, 2, dan3, mereka tangan, dan menggosok

mengatakan jarang gigi yang baik dan benar.

mendapatkan pendidikan

kesehatan tentang menggosok

gigi, memotong kuku, dan cuci

tangan.

- Dari hasil wawancara dengan

guru mengatakan dalam tahun

43
terakhir ini tidak ada

pendidikan kesehatan tentang

menggosok gigi, potong kuku,

dan cuci tangan bagi siswa-

siswi .

Data Obyektif

- Berdasarkan hasil kuesioner

dari 125 siswa-siswi, 73%

kukunya panjang dan 67%

tidak memotong kukunya

dalam seminggu.

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas

a. Kurang Pengetahuan siswa siswi Kelas 1,2, dan 3 SD Negeri

Mojolegi, Boyolali tentang memotong kuku, mencuci tangan, dan

menggosok gigi yang baik dan benar.

b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas SD Negeri

Mojolegi, Boyolali.

c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko bagi siswa siswi kelas 1, 2,

dan 3 SD Negeri Mojolegi, Boyolali tentang memotong kuku,

mencuci tangan, dan menggosok gigi.

44
Penapisan Diagnosa Keperawatan

1. Kriteria untuk menentukan scoring ukuran masalah kesehatan

Prosentase Populasi
Masalah
No Hasil Prosentase dalam masalah Nilai
Kesehatan
kesehatan

1 Masalah 25% atau lebih 87% 9

kurang

mendapakan

pendidikan

kesehatan.

2 Masalah flu, 25% atau lebih 86% 9

batuk, diare,

demam, dan

tidak

mencuci

tangan.

3 Masalah 25% atau lebih 67% 9

tidak

memotong

kuku dalam

45
seminggu

2. Keseriusan Masalah

No Masalah Kesehatan Tingkat Keseriusan Nilai

1 Masalah kurang mendapatkan Sangat serius 9

pendidikan kesehatan.

2 Masalah flu, batuk, diare, demam, Sangat serius 9

dan tidak mencuci tangan.

3 Masalah tidak memotong kuku Serius 7

dalam seminggu

3. Kriteria scoring untuk keefektifan masalah kesehatan

No Masalah Kesehatan Keefektifan Nilai

1 Masalah kurang Sangat Efektif 9

mendapatkan

pendidikan kesehatan.

2 Masalah flu, batuk, Relatif Efektif 7

diare, demam, dan tidak

mencuci tangan.

3 Masalah tidak Efektif 6

46
memotong kuku dalam

seminggu.

4. Prioritas atau urutan masalah

Komponen BPR Skor


Masalah Urutan /
No (A+2B) x
Kesehatan A B C Ranking
C

1 Masalah 9 9 9 243 1

2 Masalah 9 9 7 189 2

3 Masalah 9 7 6 138 3

Keterangan :

A :Presentasi populasi yang mengalami masalah kesehatan

B :Keseriusan Masalah

C :Keefektifan intervensi

3. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa
No. Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Rencana Kegiatan
Komunitas
1. Ketidakkefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Pendidikan
pemeliharaan tindakan tindakan kesehatan dan
kesehatan keperawatan keperawatan pelatihan
komunitas SD N selama 2 selama 2 tentang
Mojolegi Boyolali minggu . minggu .Siswa- Perilaku

47
tentang memotong Diharapkan siswi Kelas 1, 2, Hidup Bersih
kuku, mencuci siswa-siswi 3 SD N Sehat (PHBS )
tangan, dan Kelas 1, 2, 3 SD Mojolegi 2. Pendidikan
menggosok gigi N Mojolegi Boyolali kesehatan dan
yang baik dan Boyolali dalam mampu : pelatihan
benar. pemeliharaan  Siswa tentang Cuci
kesehatan mampu Tangan yang
meningkat menjaga benar
dengan kriteria lingkungan 3. Melakukan
hasil : yang bersih kerja bakti
 Siswa dan sehat sekolah secara
mampu  Siswa rutin
menjaga mampu
lingkunga berperilaku
n yang hidup
bersih dan bersih sehat
sehat  Siswa
(Perilaku mampu
Hidup melakukan
Bersih cuci tangan
Sehat ) secara

2. Kurang Setelah Setelah dilakukan 1. Pendidikan


Pengetahuan siswa dilakukan tindakan kesehatan
SD N Mojolegi tindakan keperawatan tentang
Boyolali tentang keperawatan selama 2 minggu kesehatan cara
kesehatan Cara selama 2 .Siswi Kelas 1, 2 menggosok
menggosok gigi minggu dan 3 SD N gigi
yang benar .Diharapkan Mojolegi 2. Pendidikan
pengetahuan Boyolali mampu : kesehatan

48
siswi Kelas 1,  Siswi tentang
2, 3 SD N mampu perawatangigi
Mojolegi menyebutka 3. Koordinasi
Boyolalitentan n definisi dengan guru
g kesehatan cara yang
meningkat menggosok mengampu
dengan kriteria gigi dengan tentang
hasil : benar masalah
 Siswi  Siswi kesehatan gigi
Kelas 1, 2, mampu untuk
dan 3 SD menyebutka memberikan
N n penyebab materi tentang
Mojolegi dan pentingnya
Boyolalim pencegahan kesehatan gigi
ampu karies gigi dalam jadwal
mengetah  Siswi pembelajaran
ui tentang mampu
kesehatan menjaga
cara kesehatan
menggoso dan
k gigi kebersihan
yang gigi
benar

3. Perilaku kesehatan Setelah Setelah dilakukan 1. Pendidikan


cenderung beresiko dilakukan tindakan kesehatan
bagi siswa Kelas 1, tindakan keperawatan tentang cara
2, dan 3 SD N keperawatan selama 3 minggu. memotong
Mojolegi tentang selama 2 Siswa Kelas 1, 2, kuku yang
pentingnya minggu. dan 3 SD N benar.

49
memotong kuku Diharapkan Mojolegi 2. Demonstrasika
pengetahuan Boyolali mampu: n secara
siswa Kelas 1,  Siswa langsung cara
2, dan 3 SD N mampu memotong
Mojolegi mengetahui kuku yang
tentang tentang cara benar.
pentingnya memotong 3. Koordinasi
memotong kuku yang dengan guru
kuku dengan benar. BK dan pihak
kriteria hasil :  Siswa Puskesmas
 Siswa mampu untuk
mampu memotong melaksanakan
mengetah kuku secara Pendidikan
ui tentang rutin. kesehatan
cara  Siswa memotong
memotong mampu kuku secara
kuku yang menjaga rutin minimal
benar. kebersihan satu minggu
kuku. sekali.

50
4. PLAN OF ACTION (POA)

Tujuan Perencanaan
Masalah Pj
Jangka Jangka
No Kesehatan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat
Panjang Pendek
1. Ketidakefektif 1. Tercapai 1. Mengetahui 1. Pendidikan Semua Kamis Ruang Semua
nya faktor siswa-siswi 10 kelas Mahasi
an kesehatan
kesehant lingkungan 1,2,3 SD N Januari swa
pemeliharaan an nya yang dan Mojolegi 2019 dan
lingkung menyebabk Boyolali pihak
kesehatan pelatihan
an di SD an penyakit sekolah
komunitas SD N batuk, flu tentang
Mojolegi dan demam
N Mojolegi Perilaku
Boyolali 2. Mampu
Boyolali 2. Pengetah menerapka Hidup
uan n kegiatan
tentang Bersih
tentang yang telah
memotong pentingn diberikan Sehat
ya pola dalam
kuku, mencuci (PHBS )
hidup kehidupan
tangan, dan sehat sehari-hari 2. Pendidikan
3. Siswa- kesehatan
menggosok
siswi dan
gigi yang baik mampu pelatihan
meningk tentang
dan benar.
atkan Cuci
derajat Tangan
kesehata yang benar
n
3. Melakukan
kerja bakti
sekolah
secara rutin

2 Kurang 1. Pengetah 1. Mengetahui 4. Pendidikan Semua Kamis, Ruang Semua


uan tentang kesehatan siswa-siswi 10 kelas Mahasi
Pengetahuan
tentang perilaku tentang kelas 1,2,3 Januari swa
siswi SD N pentingn hidup gosok gigi SD N 2019 dan
ya bersih dan yang benar Mojolegi pihak
Mojolegi
kesehata sehat 5. Pendidikan Boyolali sekolah
Boyolali n cara 2. Mampu kesehatan
menggos menerapka tentang
tentang
ok gigi n kegiatan perawatan
kesehatan cara yang yang telah oral
benar diberikan hygiene

51
menggosok 2. Siswa- dalam 6. Koordinasi
siswi kehidupan dengan
gigi yang
mampu sehari-hari guru yang
benar meningk 3. Mampu mengampu
atkan mengetahui tentang
derajat cara masalah
kesehata menggosok kesehatan
n gigi gigi yang oral
3. Siswa- 4. benar, hygiene
siswi manfaat untuk
mampu gosok gigi memberika
menunju n materi
kkan tentang
cara gosok gigi
perawata dalam
n gigi jadwal
yang pembelajar
baik an

3 Perilaku 1. Tercapai 1. Mengetahui 1. Pendidikan Semua Kamis, Ruang Semua


nya tentang kesehatan siswa-siswi 10 kelas Mahasi
kesehatan
kesehata resiko tentang kelas 1,2,3 Januari swa
cenderung n perilaku memotong SD N 2019 ,pihak
lingkung menyimpan kuku. Mojolegi sekolah
beresiko bagi
an di SD g 2. Demonstras Boyolali ,dan
siswaSD N N 2. Mampu ikan dikelas pihak
Mojolegi menerapka 3. Koordinasi puskes
Mojolegi
B n kegiatan dengan mas
Boyolali 2. Pengetah yang telah guru BK
uan diberikan dan pihak
tentang
tentang dalam Puskesmas
memotong pentingn kehidupan untuk
ya sehari-hari melaksanak
kuku, mencuci
kesehata an
tangan, dan n Pendidikan
memoto kesehatan
menggosok
ng kuku mengenai
gigi yang baik 3. Siswa- Potong
siswi Kuku
dan benar.
mampu
meningk
atkan
derajat
kesehata
n
memoto

52
ng kuku
4. Siswa-
siswi
mampu
menunju
kkan
kesehata
n
memoto
ng kuku
yang
baik

4. Tahap Implementasi

Hari /
No Waktu Jenis Kegiatan Evaluasi
Tanggal
1. Selasa, 09.00 – 1. Memberikan pendidikan kesehatan 1. Siswa tampak
8 Januari 09.10 dan pelatihan tentang Cuci Tangan memperhatikan
2018 WIB yang benar saat diberikan
a. Menjelaskan cara mencuci tangan pendidikan
mencuci tangan adalah menggososk kesehatan dan
tangan dengan sabun secara bersama- pelatihan cuci
sama diseluruh permukaan seluruh tangan.
tangan mulai dari siku sampai ujung 2. Siswa tampak
jari kemudian dibilas dengan air. mengerti
b. Menjelaskan cara tujuan mencuci bagaimana cara
tangan tujuan mencuci tangan menurut mencuci tangan
Depkes (2007) adalah merupakan yang baik dan
salah satu unsur pencegahan penularan benar.
infeksi 3. Siswa tampak
c. Menjelaskan air yang bersih air yang menirukan
bersih tentu saja yang jernih, tidak langkah-
berbau dan tidakberwarna. Ada langkah cuci
banyak sekali setandart kesehatan tangan

53
mengenai air yang bersih: air yang
bebas termasuk mikroorganisme,
bahan kimia, dan bahan radio aktif.
d. Menjelaskan cara mencuci tangan
• Menuci tangan dengan sabun
mencuci tangan dengan sabun
padat
• maupun cair ini akan membantu
proses pelepasan kotoran dan
kuman yang menempel
dipermukaan luar kulit tangan dan
kuku.
• Mencuci tangan dengan air
mengalir Dengan mencuci tangan
air mengalir maka kotoran dan
kuman akan luruh terbawa air.
e. Menjelaskan langkah-langkah
mencuci tangan

54
f. Menjelaskan 5 waktu cuci tangan
1. sebelum makan
2. sesudah makan
3. sebelum menyiapkan makanan
4. sesudah buang sair besar dan buang
air kecil
5. sebelum memegang bayi

Selasa, 8 09.15- 2. Memberikan pendidikan kesehatan 1. Siswa tampak


Januari 09.25 tentang cara menggososk gigi memperhatikan
2019 WIB dengan benar saat diberikan
a. Menjelaskan tentang cara pendidikan
menggososk gigi dengan benar kesehatan
b. Menjelaskan tentang perawatan tentang cara
gigi yang benar. gosok gigi yang
c. Menjelaskan pentingnya tentang baik dan benar
menjaga kebersihan gigi 2. Siswa tampak
d. Menjelaskan kapan waktu yang mengerti
tepat kapan menggososk gigi. bagaimana cara
gosok gigi yang
baik dan benar
3. Siswa tampak
menirukan
langkah-
langkah gosok

55
gigi yang baik
dan benar

Selasa, 8 09.30- 3. Memberikan pendidikan 1. Siswa tampak


Januari 09.40 pentingnya memotong kuku memperhatikan
2018 WIB a. Menjelaskan pentingnya memotong saat diberikan
kuku secara teratur pendidikan
b. Menjelaskan cara memotong kuku kesehatan
dengan benar memotong kuku
c. Mejelaskan manfaat memotong 2. Siswa tampak
kuku. mengerti
d. Menjelaskan berapa kali seminggu tentang
untuk memotong kuku memotong kuku
3. Kuku siswa
terlihat ada
yang masih
panjang dan
kotor
2. Jumat 1. Melakukan potong kuku 1. Kuku siswa
11 Januari 2. Melakukan cuci tangan 6 langkah terlihat ada
2017 dengan baik dan benar yang masih
3. Melakukan gosok gigi dengan cara panjang dan
yang benar kotor.
2. Siswa tampak
sedang
memotong kuku
yang masih
panjang.
3. Siswa tampak
antusias
melakukan cuci

56
tangan
4. Siswa tampak
antusias
melakukan
gosok gigi
5. Siswa tampak
kooperatif

5. Evaluasi

No. Diagnosa
Hr/Tgl Evaluasi
Dx Keperawatan

Selasa, 1. Kurang pengetahuan S: siswa mengatakan belum mengerti tentang

8 siswa-siswi kelas 1, hand hygiene, memotong kuku dan gosok gigi

Januari 2 dan 3 di SD Negeri yang benar

2018 Mojolegi Teras O:terlihat saat ditanya siswa tidak bias

Boyolali tentang menjawab

memotong kuku, A:masalah belum teratasi

mencuci tangan, dan P: lanjutkan intervensi

menggosok gigi yang

baik dan benar.

S:siswa mengatakan senang saat melakukan


2. Ketidakefektifitas
gotong royong membersihakan kelas
pemelirahaan
O: siswa tampak antusias dalam melakukan
kesehatan komunitas
gotong royong dan kooperatif

57
SD Negeri Mojolegi A: masalah teratasi sebagian

Teras P: lanjutkan intervensi

3. Perilaku kesehatan S: siswa mengatakan kukunya masih ada yang

beresiko bagi siswa- kotor, kalau makan tidak dibiasakan cuci

siswi kelas 1, 2 dan 3 tangan, malam jarang gosok gigi

sd Negeri Mojolegi O:tampak kuku masih kotor, gigi berlubang

Teras tentang A: masalah belum teratasi

memotong kuku, P:lanjutkan intervensi

mencuci tangan dan

menggosok gigi

Jumat, 1. Kurang pengetahuan S: siswa mengatakan mau saat diajak cuci

11 siswa-siswi kelas 1, tangan

Januari 2 dan 3 di SD Negeri O: siswa kooperatif saat diajak cuci tangan

2019 Mojolegi Teras A:masalah teratasi sebagian

Boyolali tentang P: pertahankan intervensi

memotong kuku,

mencuci tangan, dan

menggosok gigi yang

baik dan benar.

58
2. Ketidakefektifitas S:siswa mengatakan senang setiap kali

pemelirahaan melakukan gotong royong dilingkungan

kesehatan komunitas sekolah

SD Negeri Mojolegi O:siswa tampak antusias dalam melakukan

Teras Boyolali gotong royong

tentang memotong A:masalah teratasi sebagian

kuku, mencuci P:pertahankan intervensi

tangan, dan

menggosok gigi yang

baik dan benar.

3. Perilaku kesehatan S:setelah diberi pendidikan dan praktik satu

beresiko bagi siswa- per satu siswa paham bahwa kebersihan

siswi kelas 1, 2 dan 3 tangan, kuku, dan gigi itu penting

sd Negeri Mojolegi O: pasien antusias saat mempraktikan cuci

Teras tentang tangan yang benar

memotong kuku, A: masalah teratasi sebagian

mencuci tangan, dan P:pertahankan intervensi

menggosok gigi

59
6. Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut untuk anak usia sekolah masalah yang

ditemukan pada anak usia sekolah di lingkungan SD Mojolegi adalah

kesiapan meningkatkan tumbuh kembang dan banyaknya anak yang

tidak mencuci tangan, memotong kuku, dan menggosok gigi. Dari

masalah tersebut implementasi yang dilaksanakan adalah sosialisasi

pada anak sekolah mengenai tugas perkembangan melalui

sebuah game dan sosialisasi serta demonstrasi mengenai cuci tangan

bersih dengan 7 langkah, memotong kuku, dan menggosok gigi. Dari

musyawarah warga 3 mengenai masalah dan implementasi yang telah

dilaksanakan, disepakati bahwa rencana tindak lanjut untuk anak

usiasekolah adalah mengembalikan pengawasan tumbuh kembang

anak dan perilaku cuci tangan kepada masing-masing orang tua serta

guru. Orang tua sebagai orang terdekat bagi anak diharapkan dapat

mengawasi tumbuh kembang dan perilaku anak sebaik mungkin.

Begitupula dengan guru-guru disekolah sebagai pengawas kedua

setelah orang tua diharapkan bisa memberikan informasi kepada siswa

siswi SD Negeri Mojolegi Teras Boyolali tentang memotong kuku,

mencuci tangan, dan menggosok gigi yang baik dan benar melalui

rapat atau pertemuan baik orang tua/wali murid sisa-siswi. Dengan

demikian pemeliharaan kesehatan bagi siswa-siswi SD Negeri

Mojolegi Teras Boyolali menjadi efektif.

60
BAB IV

PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan komunitas adalah pekerjaan yang ditujukan pada

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam rangka

melaksnakan keperawatan komunitas di SD N Mojolegi Boyolali, kami

berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi

terwujudnya Kesehatan drajat kesehatan di SD N Mojolegi Boyolali

khususnya siswa-siswi di SD N Mojolegi Boyolali pada umumnya

dengan melakukan kegiatan-kegiatan bersama siswa-siswi di SD N

Mojolegi Boyolali dan mengingat beragamnya karakteristik siswa-siswi

dengan asuhan keperawatan, maka ada beberapa kendala yang dihadapi

dalam setiap kegiatan asuhan keperawatan komunitas.

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal kegiatan praktek keperawatan

komunitas. Pada tahap persiapan dilakukan penyusunan format pengkajian

dengan membagikan lembar kuesioner, pendekatan siswa-siswi SD N

Mojolegi Boyolali serta sosialisasi keberadaan mahasiswa dan perijinan

terhadap kegiatan mahasiswa. Penyusunan format pengkajian dilakukan

untuk mempermudah dalam pengambilan data komunitas. Pendekatan

kepada Kepala sekolah dan Guru SD N Mojolegi Boyolali untuk

melakukan sosialisasi keberadaan mahasiswa dan perijinan terhadap

kegiatan mahasiswa pada tahap persiapan untuk membina hubungan saling

61
percaya dengan siswa-siswi SD N Mojolegi Boyolali untuk mempermudah

kegiatan yang dilakukan SD N Mojolegi Boyolali selanjutnya.

1. Faktor pendukung

a. Kepala sekolah SD N Mojolegi Boyolali menerima mahasiswa

dengan baik dan membantu proses sosialisasi mahasiswa kepada

siswa-siswi SD N Mojolegi Boyolali.

b. Penyusunan format pengkajian berjalan lancar.

c. Mahasiswa sudah mendapatkan basecamp pada minggu pertama.

2. Faktor penghambat

Informasi tentang mahasiswa belum diketahui oleh seluruh

siswa-siswi SD N Mojolegi Boyolali. Pada saat pengisian kuesioner

belum memuaskan karena banyak faktor yang mempengaruhi

diantaranya banyak pengisian yang salah.

3. Faktor kesempatan

Kesempatan yang didapat mahasiswa untuk melakukan cukup besar

karena para guru membantu proses tersebut dengan baik.

B. Tahap Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan

asuhan keperawatan komunitas. Pada tahap pengkajian ini dilakukan

pengkajian data dasar yang meliputi kesehatan cara cuci tangan dengan

baik dan benar, cara memotong kuku, dan cara gosok gigi yang baik dan

benar. siswa dengan menggunakan angket atau kuesioner dan wawancara

dengan guru dan siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 yang ada di SD N

62
Mojolegi Boyolali. Pengumpulan data ini dilakukan melalui pembagian

kuesioner. Selain itu pengumpulan data dilakukan melalui wawancara

dengan kepala sekolah dan guru yang ada di wilayah SD N Mojolegi

Boyolali.

Sebelum melakukan pendataan kepada siswa-siswi mahasiswa

terlebih dahulu melakukan pertemuan. Musyawarah kelas yang pertama

untuk keperluan sosialisasi dan eksplorasi masalah yang dirasakan siswa

sehingga pengkajian bisa lebih terarah.

Setelah pengumpulan data selesai dilanjutkan dalam proses analisa

data untuk merumuskan masalah kesehatan komunitas. Pada saat

dilakukan pengkajian ini ada beberapa faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam memperoleh data komunikasi yang diperlukan.

1. Faktor pengkajian

a. Hubungan saling percaya

Hubungan saling percaya mulai terbina saat mahasiswa melakukan

pendataan melalui wawancara kepada kepala sekolah dan guru

untuk pengumpulan data. Hal ini terlihat dari kesediaan pihak

sekolah untuk menerima mahasiswa dan menjawab pertanyaan

yang diberikan mahasiswa.

b. Penerimaan siswa-siswi

Semua siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi Boyolali pada

umumya dapat menerima kehadiran mahasiswa dengan baik.

63
Tanggapan siswa-siswi sangat positif terhadap kehadiran

mahasiswa.

c. Peran serta pihak sekolah

Kepala sekolah dan guru bersedia memberikan data yang

dibutuhkan terkait siswa-siswi yang ada di SD N Mojolegi

Boyolali.

2. Faktor penghambat

Waktu : Waktu yang dimiliki oleh mahasiswa dalam pengkajian cukup

singkat karena bersamaan dengan kegiatan pembelajaran sekolah.

3. Faktor kesempatan

Mahasiswa memiliki kesempatan yang besar dalam pengkajian karena

murid dan guru menerima mahasiswa dengan baik.

4. Faktor ancaman

Kesulitan untuk menemui kepala keluarga sehingga dilakukan

kunjungan ulang

C. Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan merupakan respon masyarakat terhadap

masalah kesehatan baik aktual,resiko maupun potensial yang dapat

diantisipasi masyarakat ,diagnosa keperawatan komunitas menggambarkan

masalah respon, kondisi dan mengidentifikasi kemungkinan data

penyebab, data yang diperoleh kemudian dianalisa dan disajikan kepada

siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3SD N Mojolegi Boyolait dalam pertemuan

64
musyawarah warga dari hasil pengkajian ditemukan 3 masalah kesehatan

yaitu:

1. Ketidakefektifan pemeliharan keshetan komunitas SD N Mojolegi

Boyolali tentang memotong kuku, mencuci tangan, dan menggosok

gigi yang baik dan benar.

2. Kurangnya penegetahuan siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi

Boyolali cara menggosok gigi yang benar

3. Perilaku kesehatan cinderung beresiko tentang bagi siswa-siswi kelas

1, 2, dan 3 SD N Mojolegi Boyolali tentang memotong kuku

Prioritas diagnosa keperawatan komunitas utama yang diangkat

adalah kurangnay pengetahuan siswa-siswi SD N Mojolegi Boyolali. Dari

hasil observasi anak-anak banyak yang menderita flu, batuk, demam dan

diare. Prioritas diagnosa keperawatan komunitas kedua yaitu kurangnya

pengetahuan siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi Boyolali.

Prioritas diagnosa ke tiga yaitu Perilaku kesehatan cinderung beresiko

tentang bagi siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi Boyolali tentang

memotong kuku.

1. Faktor Pendukung

Data ditemukan oleh mahasiswa secara nyata melalui proses

pengumpulan data yaitu wawancara dengan murid,guru dan wali kelas

SD N Mojolegi Boyolali sesuai dengan format yang ada.

a. Dukungan dari warga sekolah SD N Mojolegi Boyolali berjalan

dengan lancar, mereka memberikan informasi kesehatan yang

65
ada di SD N Mojolegi Boyoali seperti yang diharapkan

mahasiswa.

b. Dukungan dari kepala sekolah dan guru telah menyadari dan

merasakan adanya kesehatan komunitas tersebut, hal ini terlihat

dari dukungan guru dan wali kelas dari pernyataan sekolah

sewaktu musyawarah sekolah yang pertama.

2. Faktor Penghambat

Kesulitan dalam mengamakan data yang diperoleh dari sekolah dan dari

hasil pengkajian yang dilakukan dengan cara menyebarkan quisioner.

3. Faktor Kesempatan

Kesempatan yang dimiliki mahasiswa dalam merencanakan diagnosa

keperawatan besar sekali, karena mahasiswa memiliki sumber pustaka

sebagai bahan diskusi untuk merumuskan masalah kesehatan

komunitas.

4. Faktor Ancaman

Dengan adanya data yang kurang falied maka dalam menentukan

prioritas diagnosa keperawatan menjadi lebih sulit.

D. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses asuhan

keperawatan komunitas setelah pengkajian dan perumasan diagnosa

keperawatan. Pada tahap ini biasanya yang dilakukan mahasiswa antara

lain memprioritaskan masalah, perumusan tujuan baik jangka panjang

66
maupun jangka pendek, menetapkan rencana tindakan yang sesuai dengan

masalah komunitas serta menetapkan rencana evaluasi.

Masalah keperawatan yang telah teridentifikasi kemudian

diprioritaskan untuk masing-masing masalah dengan menggunakan

kriteria prioritas diagnosa keperawatan komunitas. Berdasarkan hasil

scoring prioritas masalah kesehatan yang ada di SD N Mojolegi Boyolali

dan kesepakatan dengan siswa-siswi maka urutan prioritasnya adalah

sebagai berikut :

1. Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan komunitas SD N Mojolegi

Boyolali tentang memotong kuku, mencuci tangan, dan

menggosok gigi yang baik dan benar.

2. Kurangnya pengetahuan siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N

Mojolegi Boyolali tentang kesehatan cara menggosok gigi yang

benar

3. Perilaku kesehatan cinderung beresiko tentang bagi siswa-siswi

kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi Boyolali tentang memotong kuku

Dalam membuat perencanaan kegiatan keperawatan komunitas

melibatkan peran serta siswa dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk

membangun kesadaran guru untuk mendorong anak dalam bidang

kesehatan. Perencanaan kegiatan ini telah disesuaikan dengan sumber daya

dan sumber dana di SD N Mojolegi Boyolali.

Perumusan tujuan disesuaikan dengan masalah yang akan ditindak

lanjuti dengan rumusan jangka panjang yang beroirentasi pada perubahan

67
perilaku baik secara kognitif, afektif, psikomotor dan rumusan tujuan

jangka pendek yang merupakan tujuan dan langkah yang harus dicapai

untuk mencapai tujuan jangka panjang serta hasil yang diharapkan pada

setiap akhir kegiatan.

Perumusan kegiatan untuk mengatasi masalah komunitas dalam

Musyawarah Kelas yang kedua. Dalam menetapkan rencana tindakan

setelah dipertimbangkan beberapa hal yang terkait seperti yang

direncenakan, kapan dilaksanakan, siapa sasarannya, siapa penanggung

jawab kegiatan dan sumber dana kegiatan tersebut sumber daya

masyarakat, kekuatan yang ada di wilayah SD N Mojolegi Boyoali

.Penetapan rencana evaluasi didiskripsikan dalam pernyataan kriteria yang

merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan dan standart yang merupakan

tingkat penampilan sesuai dengan tolak ukur yang ada.

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam dalam perencanaan antara lain semua

perangkat siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3, wali kelas dan guru SD N

Mojolegi Boyoali.

2. Faktor Penghambat

Murid yang baru saja masuk belum sepenuhnya aktif karena sebagian

pengurus pokjakes belum perpengalaman dan belum pernah

mendapatkan ilmu pengetahuan yang cukup. Sehingga dalam hal

penetapan rencana tindakan banyak difasilitasi oleh mahasiswa.

3. Faktor kesempatan

68
Kesempatan yang dimiliki cukup besar karena mahasiswa memiliki

sumber pustaka untuk bahan diskusi unttuk perencanaan tindakan.

E. Tahap Implementasi

Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana keperawatan yang

telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung maupun tidak

langsung kepada siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3. Pada umumnya tindakan

keperawatan yang dilakukan di SD N Mojolegi Boyolali sesuai dengan

teori yaitu berfokus pada upaya meningkatkan, mempertahankan,

memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit dan rehabilitas dengan

menggunakan strategi yaitu proses kelompok, health promotion dan

partnership.

Peningkatan kesehatan atau health promotion merupakan aktifitas individu

dan komunitas dalam upaya meningkatkan gaya hidup sehat yang siswa –

siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi Boyolali. Kegiatan partnership

dilakukan dalam bentuk kerja sama lintas program dan lintas sektoral yaitu

kerja sama guna mengidentifikasi dan menjalin hubungan dengan murid

dan guru baik formal atau informal, memberikan fasilitas perluasan

informasi dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada murid SD N

Mojolegi Boyolali.

Tindakan pelaksanaan atau implementasi yang dilakukan untuk

mengatasi masalah – masalah keperawatan komunitas adalah hasil kerja

sama dengan wali kelas dan siswa – siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi

Boyoali. Implementasi pada :

69
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehtan komunitas SD N Mojolegi

Boyolali tentang memotong kuku, mencuci tangan, dan menggosok gigi

yang baik dan benar.

Implementasi :

Memberikan pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS ), Memberikan pendidikan

kesehatan, pentingnya cuci tangan dan Melakukan kerja bakti sekolah

secara rutin

2. Kurangnya pengetahuan siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi

Boyolai tentang keshetan cara menggosok gigi yang benar

Implementasi :

Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara menggosok gigi

dan bagaimana cara mewarat gigi yang benar

3. Perilaku kesehatan cinderung beresiko bagi siswa-siswi kelas 1, 2, dan

3 SD N Mojolegi Boyoali tentang memotong kuku

Implementasi :

Memberikan pendidikan kesehatan tentang memotong kuku,

Memberikan materi secara demonstrasi cara memotong kuku,

Berkoordinasi dengan guru dan pihak Puskesmas untuk melaksanakan

Pendidikan kesehatan mengenai cara memotong kuku minimal 1

minggu satu kali .Siswa – siswi SD N Mojolegi Boyolali yaitu

mengajarkan tentang pendidikan kesehatan cara mencuci tangan yang

70
benar dan baik, cara menggosok gigi yang benar dan cara memotong

kuku.

1. Faktor Pendukung

a. Peran serta siswa – siswi

Siswa – siswi aktif mengikuti kegitan yang dilakukan. Siswa –

siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi Boyoali menyambut

dengan baik dan antusias terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

Kepala sekolah dan guru yang ada berpartisipasi dan

memfasilitasi setiap kegiatan.

b. Sarana Prasarana

Kepala sekolah dan guru menyediakan tempat setiap diadakan

kegiatan yang direncanakan.

2. Faktor Penghambat

a. Penyuluhan pada siswa

Beberapa siswa masih kurang paham dengan materi tentang cara

menggosok gigi karena banyak siswa yang ramai.

b. Penyuluhan Lingkungan

Lingkungan kelas yang kurang luas dan banyaknya siswa yang

berkumpul menjadi satu, menjadikan susasana penyuluhan

kurang kondusif.

3. Faktor Kesempatan

71
Kesempatan yang dimiliki cukup besar mengingat adanya peran

serta guru, siswa, dan kepala sekolah untuk implementasi yang

dilakukan.

F. Tahap Evaluasi

Evaluasi tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan

untuk menjalin keberhasilan dari pemecahan masalah keperawatan

komunitas yang ada dari evaluasi yang dilaksanakan bisa diketahui

masalah keperawatan komunitas bisa dipecahkan seluruhnya, sebagian

atau tidak terpecahkan tetapi menimbulkan masalah baru. Kegiatan

evaluasi yang dilakukan adalah mengukur keberhasilan dengan

mengumpulkan data dan menganalisa kegiatan yang dilakukan bersama

guru dan siswa. Materi yang dihasilkan secara umum meliputi evaluasi

program yang disusun dengan kebutuhan siswa, rencana yang dibuat,

efisiensi biaya, dan efektifitas program bagi siswa dan guru.

Evaluasi hasil kegiatan telah dilakukan untuk menilai efektifitas

kegiatan sesaat setelah kegiatan yang dilakukan dan evaluasi yang

dilakukan pada akhir program untuk menilai aktifitas jangka panjang yang

akan dilakukan rencana tindak lanjut di SD N Mojolegi Boyolali. Evaluasi

secara umum dilakukan setelah mahasiswa selesai melaksanakan kegiatan

yang direncanakan.Saat melaksanakan evaluasi kegiatan untuk mengatasi

masalah kesehatan yang muncul siswa – siswi SD N Mojolegi Boyolali :

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas SD N Mojolegi

Boyolali tentang memotong kuku, mencuci tangan, dan menggosok gigi

72
yang baik dan benar.

2. Kurangnya pengetahuan siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N Mojolegi

Boyolali tentang kesehatan cara menggosok gigi yang benar

3. Perilaku kesehatan cinderung beresiko bagi siswa-siswi kelas 1, 2, dan

3 SD N Mojolegi Boyolali tentang memotong kuku

Hasil dari evaluasi kegiatan yang telah dilakukan siswa-siswi kelas

1, 2, dan 3 SD N Mojolegi antusias dalam mengikuti kegiatan dengan

sangat baik.

73
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil pengkajian masalah-masalah kesehatan di SD N Mojolgi

Boyolali di dapatkan data sebagai berikut :

a. Ketidakefekyifan pemeliharaan kesehatan komunitas SD N

Mojolegi Boyolali tentang memotong kuku, mencuci tangan,

dan menggosok gigi yang baik dan benar.

b. Kurangnya Pengetahuan siswa-siswi kelas 1, 2, dan 3 SD N

Mojolegi Boyolali tentang memotong kuku, mencuci tangan,

dan menggosok gigi yang baik dan benar.

c. Perilaku kesehatan cinderung beresiko bagi siswa-siswi kelas 1,

2, dan 3 SD N Mojolegi Boyolali tentang memotong kuku.

2. Intervensi yang direncanakan sesuai dengan musyawarah sekolah II

adalah Pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang Perilaku Hidup

Bersih Sehat (PHBS ) ,Pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang cuci

Tangan yang benar ,melakukan kerja bakti sekolah secara rutin ,

pendidikan kesehatan tentang cara menggosok gigi yang benar dan cara

memotong kuku,koordinasi dengan guru yang mengampu tentang

masalah kesehatan kesehatan untuk memberikan materi tentang cara

menggosok gigi yang benar dalam jadwal pembelajaran,koordinasi

dengan guru dan pihak Puskesmas untuk melaksanakan pendidikan

74
kesehatan mengenai cara memotong kuku rutin setiap 1 minggu sekali.

3. Implementasi yang sesuai dengan yang telah dilakukan di SD N

Mojolegi Boyolali adalah Memberikan pendidikan kesehatan dan

pelatihan tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS ), memberikan

pendidikan kesehatan dan pelatihan tentang Cuci Tangan yang benar ,

melakukan kerja bakti sekolah secara rutin ,memberikan pendidikan

kesehatan tentang cara menggosok gigi yang benar, berkoordinasi

dengan guru yang mengampu tentang masalah kesehatan gigi untuk

memberikan materi tentang perawatan gigi dalam jadwal

pembelajaran,memberikan pendidikan kesehatan tentang cara

memotong kuku, memberikan materi secara demonstrasi, berkoordinasi

dengan guru dan pihak Puskesmas untuk melaksanakan pendidikan

kesehatan mengenai cara memotong kuku minimal 1 minggu 1 kali.

B. SARAN

Terciptanya generasi anak yang cerdas dicerminkan dari pola hidup

kesehatan yang benar. Maka, dari kegitan di atas sebaiknya kegiatan

pentingnya akan kesehatan lebih diperdalam supaya siswa-siswi mampu

menerapkan kegiatan tersebut di dalam kehidupan sehari-hari

75
DAFTAR PUSTAKA

76

Vous aimerez peut-être aussi