Vous êtes sur la page 1sur 6

Indonesia Ranking 92 Negara

Bahagia, Laporan Terbaru PBB


Mengungkapkan
Laporan ini juga mengungkap pada periode tahun
2016 – 2018 Indonesia juga mengalami kenaikan poin
kebahagiaan sebesar 0.240, dibanding periode tahun
2005-2008.

Laporan Kebahagiaan Dunia (World Happiness Report) tahunan PBB


baru saja dirilis bertepatan dengan Hari Kebahagiaan
Internasional tangal 20 Maret, dan ada beberapa peringkat yang
mengejutkan dan beberapa tidak begitu mengejutkan tahun ini.

Laporan tahunan ini merupakan laporan yang ketujuh. Laporan


ini menerbitkan peringkat kebahagiaan dari 156 negara
berdasarkan enam variabel kunci yang mempengaruhi kebahagiaan
kita, yaitu: kebebasan, pendapatan, harapan hidup, dukungan
sosial, kemurahan hati, dan kepercayaan.

Setiap tahun, laporan ini mensurvei data global tentang


faktor-faktor utama ini untuk menilai kualitas hidup orang-
orang di seluruh dunia. Setiap laporan memiliki tema yang
mencerminkan tren di seluruh dunia yang memengaruhi
kebahagiaan kita. Migrasi tahun lalu diidentifikasi sebagai
sumber penting perubahan global. Tahun ini, fokusnya adalah
kebahagiaan dan komunitas, bagaimana orang berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lain, tidak hanya secara lokal atau
nasional, tetapi sebagai komunitas global.
“Dunia adalah tempat yang berubah dengan cepat,” kata Profesor
John Helliwell, co-editor laporan. “Bagaimana komunitas
berinteraksi satu sama lain baik di sekolah, tempat kerja,
lingkungan atau di media sosial memiliki efek mendalam pada
kebahagiaan dunia.”

Untuk kedua kalinya, berturut-turut, Finlandia telah menduduki


daftar teratas sebagai negara paling bahagia. Faktanya, 10
negara peringkat atas tetap sama dalam empat tahun terakhir,
mereka hanya berebut posisi. Tahun ini, Austria masuk 10 besar
untuk pertama kalinya, dengan menyisihkan Australia.

Kredit: worldhappiness.report

Jadi, mengapa negara-negara ini secara konsisten berada di


puncak papan pemimpin kebahagiaan?

“10 negara teratas cenderung memiliki peringkat tinggi dalam


semua enam variabel, serta ukuran emosional kesejahteraan,”
Helliwell menjelaskan. Tapi ini bukan hanya tentang perasaan
diri secara pribadi orang-orang di negara-negara ini, ini
tentang hubungan yang mereka miliki dengan pemerintah mereka,
sesama warga negara mereka, baik kelahiran asli dan imigran.
Ini pilihan aktif, bukan pasif.

“Memang benar bahwa tahun lalu semua orang Finlandia lebih


bahagia daripada penduduk negara lain, tetapi imigran mereka
juga imigran yang paling bahagia di dunia,” kata
Helliwell. “Ini bukan tentang DNA Finlandia. Ini cara hidup
dijalani di negara-negara itu.”

Dalam sebuah langkah mengejutkan, Inggris – hanya beberapa


hari jauh dari berpotensi meninggalkan Uni Eropa, telah naik
th th
empat peringkat dari 19 tahun lalu menjadi 15 tahun
ini. Namun, ia tertinggal di belakang Australia, Kosta Rika,
Israel, dan Luksemburg.

AS, yang tidak pernah masuk 10 besar, turun satu tempat tahun
ini, dan total lima tempat sejak 2017, ke peringkat terendah
yang pernah diduduki yaitu di nomor 19.

Tidak mengherankan bahwa 10 negara peringkat terendah memiliki


kombinasi konflik, kurangnya kekayaan, dan infrastruktur yang
buruk. Mereka termasuk Haiti, Botswana, Suriah, Malawi, Yaman,
Rwanda, Tanzania, Afghanistan, Republik Afrika Tengah, dan
Sudan Selatan.

Jadi, apa yang menjadi pertimbangan penting dari laporan ini?

Hal-hal yang menjadi pertimbangan diantaranya adalah peran


media digital , kecanduan di Amerika , meningkatkan perilaku
pro-sosial , dan perilaku memilih kita .
Laporan tersebut menemukan bahwa peningkatan kebahagiaan
nasional merupakan indikator yang lebih baik untuk menentukan
apakah suatu pemerintah akan dipilih kembali daripada
indikator ekonomi seperti pertumbuhan PDB, pengangguran, dan
inflasi. Ini mengungkapkan bahwa ketika orang-orang bahagia,
bukan saja mereka lebih cenderung terlibat dalam politik dan
memilih, tetapi mereka lebih cenderung memilih partai-partai
yang berkuasa.

“Jika pemerintah ingin tetap berkuasa, mereka harus menganggap


kebahagiaan rakyat lebih serius daripada tindakan
ekonomi,” kata Profesor Richard Layard, salah seorang penulis
laporan ini. “Ini adalah temuan yang sangat penting – mungkin
salah satu yang paling signifikan dalam satu generasi. Sangat
penting bagi para pemimpin kita untuk melihat lebih jauh dari
ukuran finansial yang sempit dan fokus pada serangkaian faktor
yang lebih luas yang benar-benar memengaruhi kesejahteraan
bangsa.”

Indonesia berada di posisi 92, satu tingkat diatas China, 2


tingkat diatas Vietnam. Sementara negara ASEAN lainnya:
Singapura (peringkat 34,
tertinggi di ASEAN), Thailand (peringkat 52), Philippines
(peringkat 69), Malaysia (Peringkat 80), Laos (peringkat 105),
Kambodia (peringkat 109), Myanmar (peringkat 131). Sedangkan
Brunei Darussalam, dan Timor Leste tidak ada di dalam daftar
156 negara yang diperingkat.
Indonesia berada di urutan 92. Kredit: worldhappiness.report

Tabel peringkat kebahagiaan di ASEAN, dan aspek penentunya.


Kredit: worldhappiness.report

Laporan ini juga mengungkap pada periode tahun 2016 – 2018


Indonesia juga mengalami kenaikan poin kebahagiaan sebesar
0.240, dibanding periode tahun 2005-2008.
Indonesia mengalami kenaikan poin kebahagiaan. Kredit:
worldhappiness.report

Silahkan download disini untuk mendapatkan Laporan Kebahagiaan


tahun 2019, versi PBB.

Vous aimerez peut-être aussi