Vous êtes sur la page 1sur 9

2.1.

1 Analisa data
No Data Etiologi Problem

a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi,


sianosis, apnea.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan perkembangan otot,
penurunan energi / kelelahan.
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi surfaktan.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah.
e. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang koordinasi
reflek mengisap dan menelan.
f. Resiko tinggi hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak mampuan
merasakan dingin berkeringat.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
h. Kurang Pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
keadaannya anaknya
i. Ketakutan orang tua berhubungan dengan takut akan kehilangan anaknya
j. Ansietas orang tua berhubungan dengan prognosis penyakit anaknya

2.1.2 Intervensi Keperawatan


a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi surfaktan.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi
enzim.
f. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur,
ketidak mampian merasakan dingin dan berkeringat.
Tujuan & Kriteria
No Intervensi Rasional
Hasil
1 Setelah diberikan 1. Observasi pernafasan 1. Mengetahui frekuensi,
asuhan seperti cuping hidung, pola,suara napas pasien
keperawatan dispnea, dan ronkhi 2. Mengkompensasi
selama 1x24 jam 2. Observasi status penurunan
diharapkan jantung kontraktilitas
pertukaran gas (frekuensi,pola,suara ventrikuler
pasien kembali jantung) 3. Meningkatkan volume
normal dengan 3. Observasi pemberian sekuncup, memperbaiki
kriteria hasil: oksigen dan catat kontraktilitas dan
1. Tidak terdapat setiap jam ubah sisi penurunan kongesti
dispnea alat setiap 3-4 jam 4. Mencegah pasien
2. Nilai AGD 4. Pantau warna kulit menjadi sianosis dan
dalam rentang dan mukosa bibir tetap mempertahankan
normal suhu tubuh pasien
3. Pasien tidak dalam keadaan hangat.
sesak lagi
4. Tidak terjadi
sianosis

2 Setelah diberikan 1. Observasi frekuensi 1. Mengetahui status


asuhan pernafasan dan pola pernapasan klien
keperawatan nafas (pernafasan, 2. Meningkatkan
selama 1x24 jam tonus otot dan warna pengembangan paru
diharapkan pola kulit) 3. Merangsang bayi agar
napas pasien 2. Posisikan bayi mau menangis
kembali normal terlentang dengan sehingga
dengan kriteria gulungan kain di pengembangan paru
hasil: bawah bahu diharapkan akan
1. Respirasi Rate 3. berikan rangsangan mengembang secara
30-60 x/menit táctil sempurna
2. Tidak terdapat 4. kolaborasi: Membantu
penggunaan  Berikan O2 = memperlancar
otot-otot bantu ½ liter pernapasan pada bayi
napas Berikan obat
3. Tidak bernapas aminofilin 2 x 0,15 cc
dengan cuping
hidung

3. Setelah diberikan 1. Observasi pernapasan 1. Mengetahui status


asuhan klien: suara napas, pernapasan klien
keperawatan frekuensi napas 2. Membantu pengeluaran
selama 3 x 24 jam 2. Lakukan fisioterapi sekret
diharapkan saluran dada dengan 3. Membantu
napas klien bersih, menepuk-nepuk dada mengeluarkan sekret
dengan kriteria atau punggung pasien dan melancarkan jalan
hasil: dengan 2 jari perawat napas pasien
1. Tidak Kolaborasi suction
terdengar suara untuk mengeluarkan
napas sekret pada pasien
tambahan
ronchi
2. Tidak terdapat
sekret
3. Pasien dapat
bernapas
dengan lega

4. Setelah diberikan 1. Monitor tanda-tanda 1. Data dasar mengetahui


asuhan vital, bunyi jantung, perkembangan klien dan
keperawatan denyut jantung, irama mengetahui ada tidaknya
selama 3 x 24 jam jantung kelainan jantung
diharapkan resiko 2. Observasi pengisian 2. Mengetahui pengisian
perubahan perfusi kapiler klien kapiler klien dalam batas
klien tidak terjadi, 3. Anjurkan normal
dengan kriteria penggunaan kaos kaki 3. Menjaga agar akral tetap
hasil: dan minyak hangat hangat
1. TTV dalam pada telapak tangan
batas normal dan kaki
(Nadi: 120-
160x/mnt,
Suhu: 36-37,4
derajat celcius,
Respirasi: 30-
60x/mnt)
2. Akral klien
hangat
3. Pengisian
kapiler < 3
detik
5. Setelah diberikan 1. Pantau dan 1. Mengidentifikasi
askep selama 5x24 dokumentasikan indikasi/perkembangan
jam diharapkan haluaran tiap jam dari hasil yang
nutrisi klien secara adekuat diharapkan
terpenuhi dengan 2. Timbang BB klien 2. Membantu menentukan
kriteria hasil : 3. Berikan susu sedikit berat badan yang ideal
1. Pasien tapi sering 3. Mengurangi anoreksia,
menghabiskan 4. Catat status nutrisi mual dan muntah
50-100cc asi paasien: turgor kulit, 4. Berguna dalam
atau susu timbang berat badan, mendefinisikan derajat
formula integritas mukosa masalah dan intervensi
2. Tidak mulut, kemampuan yang tepat dalam
mengalami menelan, adanya pengawasan kefektifan
anoreksia, bising usus, riwayat obat, kemajuan
mual, muntah mual/rnuntah atau penyembuhan
3. Menunjukkan diare. 5. Mengukur keefektifan
peningkatan 5. Monitor intake dan nutrisi dan cairan
berat badan output secara Menentukan jenis diet dan
periodik. mengidentifikasi
Catat adanya anoreksia, pemecahan masalah
mual, muntah, dan untuk meningkatkan
tetapkan jika ada nutrisi.
hubungannya dengan
medikasi.
6. Setelah diberikan 1. Gunakan lampu 1. Mempertahankan panas
asuhan pemanas selama tubuh
keperawatan prosedur 2. Mengurangi penguapan
selama 3x24jam 2. Kurangi pemajanan melalui konveksi
diharapkan pada aliran udara 3. Pakaian basah bisa
hipotermia tidak 3. Ganti bila pakaian menyebabkan hipotermi
terjadi dengan basah Mengetahui adanya
kriteria hasil: 4. Observasi system peningkatan dan
1. Suhu tubuh pengaturan suhu penurunan suhu
dalam batas incubator setiap 15 inkubator yang dapat
normal (36,8- menit (33,4oc) mempengaruhi suhu
37,40C) tubuh
2. Akral tersaba
hangat

g. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif


Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Pertahankan cuci tangan 1. Sebagai universal
keperawatan selama 3x24jam yang benar precaution
diharapkan infeksi tidak 2. Pertahankan kesterilan 2. Mencegah terjadinya infeksi
terjadi dengan kriteria hasil : alat 3. Peningkatan suhu terjadi
1. Tidak terjadi tanda-tanda 3. Observasi tanda – tanda karena berbagai faktor, salah
infeksi vital, terutama suhu tubuh satunya adalah proses
2. TTV normal 4. Tekankan pentingnya oral penyakit atau infeksi
hygiene yang baik 4. Terjadinya stomatitis
5. Hindari atau batasi meningkatkan resiko
prosedur invasif. Taati terhadap
tehnik aseptik infeksi/pertumbuhan
6. Berikan antibiotik sesuai sekunder
indikasi 5. Menurunkan risiko
kontaminasi, membatasi
masuknya agen infeksi
6. Digunakan untuk
mengidentifikasi infeksi atau
diberikan secara profilaktik
pada klien imunosupresi

h. Kurang Pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang keadaannya
anaknya
Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Observasi pemahaman 1. Mengidentifikasi area
keperawatan selama 1x24 jam kelurga tentang bayi kekurangan pengetahuan,
diharapkan pasien dapat prematur. salah informasi dan
menerima informasi tentang 2. Observasi pengetahuan memberi kesempatan
kondisi anaknya dengan klien mengenai kondisi untuk memberikan
kriteria hasil: anaknya informasi tambahan
1. Klien mengatakan mengerti 3. Jelaskan mengenai hal – hal sesuai keperluan.
dengan informasi yang yang ingin diketahui oleh 2. Mengetahui tingkat
diberikan. klien. pengetahuan klien
2. Klien mampu mengulang 4. Berikan informasi tentang sehingga memudahkan
informasi yang telah pengobatan dan perawatan perawat dalam
diberikan. tentang kondisi anaknya memberikan informasi.
5. Motivasi orang tua pasien 3. Memenuhi kebutuhan
mengekspresikan belajar klien.
ketidaktahuan / kecemasan 4. Memberikan pengetahuan
dan beri informasi yang dan pemahaman tentang
dibutuhkan pengobatan dan
perawatan diri sehingga
orang tua anak dapat
bersikap kooperatif.
5. Memberikan kesempatan
untuk mengoreksi
persepsi yang salah dan
mengurangi kecemasan.
i. Ketakutan orang tua berhubungan dengan takut akan kehilangan anaknya
Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Dampingi orang tua pasien 1. Mengurangi ketegangan
keperawatan selama 1x24 jam dalam merawat anaknya pada orang tua saat merawat
diharapkan kecemasan pasien 2. Bantu orang tua untuk anaknya
berkurang dengan kriteria mengekspresikan ketakutan 2. Mengurangi stres pada
hasil: 3. Ajarkan orang tua tentang orang tua dalam menghadapi
1. Orang tua dapat menerima teknik relaksasi dengan kondisi anaknya
kondisi anaknya menarik napas dalam 3. Mengurangi ketakutan
2. Ketakuan orang tua orang tua
berkurang

j. Ansietas orang tua berhubungan dengan prognosis penyakit anaknya


Rencana tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Beri penjelasan kepada 1. Agar keluarga mengerti
keperawatan selama 1x24 jam keluarga tentang tentang penyakit pasien
diharapkan kecemasan orang penyebab bayi prematur 2. Mengurangi kecemasan
tua pasien berkurang dengan 2. Beri kesempatan pada dan memotivasi keluarga
kriteria hasil: keluarga untuk dalam perawatan pasien
1. Orang tua pasien tidak menanyakan hal-hal yang 3. Untuk mengetahui
tampak cemas tidak diketahui tentang informasi yang
2. Ekspresi wajah tenang 3. Lakukan evaluasi setelah telah disampaikan apakah
memberikan penjelasan benar-benar sudah
pada keluarga diterima atau belum
4. Libatkan orang tua dalam 4. Dapat memberi support
perawatan pasien dalam proses
penyembuhan pasien.
2.1.3 Implementasi
No Dx Jam / Tanggal Implementasi Evaluasi Ttd

Pelaksanaan keperawatan adalah langkah keempat dalam proses keperawatan dengan


melaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan
yang telah disusun.
2.1.4 Evaluasi
a. Pertukaran gas kembali normal
b. Pola napas kembali normal
c. Jalan napas pasien bersih
d. Perfusi jaringan pasien kembali normal
e. Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr)
f. Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi
g. Bayi tidak mengalami infeksi
h. Pengetahuan orang tua bertambah tentang kondisi anaknya
i. Orang tua tidak cemas saat merawat anaknya
j. Orang tua tidak mengalami ketakutan saat mengetahui kondisi anaknya

Vous aimerez peut-être aussi