Vous êtes sur la page 1sur 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN V

ALDEHID DAN KETON

OLEH:

NAMA : NURUL HASANA AKMAR

NIM : F1C1 17 024

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN : SALMAH

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai

struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis swnyawa organik. Senyawa organik

dibangun oleh atom karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur

lainnya seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Senyawa organik

tidak hanya hidrokarbon saja namun terdapat pula senyawa karbon lain, yaitu

senyawa alkohol, ester, asam karboksilat, aldehid dan keton.

Senyawa karbon merupakan senyawa yang kelimpahannya banyak dan

beragam di alam semesta. Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa

organik yang mengandung gugus karbonil. Gugus Karbonil adalah satu atom

karbon dan satu atom oksigen yang dihubungkan dengan ikatan ganda dua, gugus

ini dapat dijumpai dalam senyawa aldehida dan keton.

Aldehid adalah senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang

terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Sedangkan keton adalah

senyawa organik yang mempunyai gugus karbonileterkat pada tiga gugus alkil.

Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya

dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidogen

yang terikat pada gugus atom karbonil.

Aldehid dan keton mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik senyawa yang

hampir mirip, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat

pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dilakukan percobaan

mengidentifikasi senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan uji Fehling.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan aldehid dan keton adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana metode identifikasi senyawa berdasarkan perbedaan gugus

fungsi?

2. Bagaimana metode identifikasi secara kimia golongan aldehid dan keton?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan aldehid dan keton adalah :

1. Untuk mengetahui metode identifikasi senyawa berdasarkan perbedaan gugus

fungsi.

2. Untuk mengetahui identifikasi secara kimia golongan aldehid dan keton.

D. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan aldehid dan keton adalah :

1. Dapat mengetahui metode identifikasi senyawa berdasarkan perbedaan gugus

fungsi.

2. Dapat mengetahui identifikasi secara kimia golongan aldehid dan keton.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Aldehid dan keton merupakan senyawa organik yang mengandung

gugus karbonil di ujung rantai karbon. Aldehid mempunyai satu gugus alkil atau

aril yang terikat pada karbon lainnya. Aldehid merujuk pada segolongan senyawa

organik yang memiliki gugus fungsional karbonil yang terikat pada rantai karbon

disatu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain (aldehid juga merupakan nama

gugus fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenal dari golongan ini adalah

metanal atau lebih populer dengan nama trivialnya formaldehida atau formalin.

Sedangkan keton berarti gugus fungsi yang dikarakterisasika oleh sebuah gugus

karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia

yang mengandung gugus karbonil (subandi, 2010).

Keton dapat digunakan sebagai energi pengganti yang didapat dari

metabolisme lemak. Jumlahnya yang berlebih juga akan keluar didalam urin

(ketonuria) dan keberadaanya dalam urin bukanlah keadaan yang normal. Keton

merupakan produk dari pemecahan asam lemak proses pembentukan keton

disebut sebagai ketogenesis. Suatu keadaan dimana jumlah keton yang diproduksi

melebihi jumlah normal disebut sebagai ketosis, yang kemudian dapat ditemukan

dalam darah yang dikenal sebagai ketonemia (Wibowo dkk, 2016).

Formaldehida adalah senyawa aldehid yang paling sederhana, selain itu

formalin juga merupakan senyawa reaktif yang berikatan dengan senyawa di

dalam bahan makanan yang bisa dikonsumsi seperti protein, lemak, dan

karbohidrat. Pemisahan aldehid dalam suatu campuran, diantaranya dapat

dilakukan dengan asam. Pada saat ini, formalin masih sering digunakan oleh
masyarakat sebagai pengawet pada makanan dengan alasan formalin adalah

pengawet yang paling efektif untuk digunakan. Bahkan terkadang penggunaannya

dalam jumlah yang sangat besar (Novitasari dan Rizki, 2016).

Tes Fehlings untuk ekstrak menambahkan jumlah yang sama Fehlings A

Tes Fehlings: Untuk ekstrak menambahkan jumlah yang sama Fehlings A dan

larutan B dan dipanaskan tabung dalam bak air mendidih. Endapan merah bata

yang terbentuk dari tembaga oksida menunjukkan adanya gula (Krishnaveni dan

Saranya, 2016).

Prosedur kerja pereaksi uji fehling adalah 1 mL Fehling A dan 1 mL

Fehling B solusi dicampur dan dipanaskan selama 1 menit. Larutan pereaksi

fehling yang sama 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B dicampur dan direbus

selama 1 menit. Volume larutan uji yang sama ditambahkan. Dipanaskan dalam

air mendidih selama 5-10 menit. Diamati perubahan warna kuning, lalu endapan

merah bata (Kalakoti dan Kumar, 2015).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Aldehid dan Keton dilaksanakan pada hari Senin, 15 Oktober

2018 pukul 07.30-09.55 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, gelas kimia 1000 mL,

tabung reaksi, erlenmeyer 250 mL, pipet tetes, gegep, dan hotplate.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, pereaksi fehling,

aseton (C3H6O), formalin (CH2O) dan glukosa (C6H12O6) dan air (H2O).
C. Prosedur Kerja

Uji Fehling

Pereaksi Fehling A + B Pereaksi Fehling A + B Pereaksi Fehling A + B

- dipipet
- dipipet - dipipet
sebanyak 1 mL
sebanyak 1 mL sebanyak 1 mL
dimasukkan ke
- dimasukkan ke - dimasukkan ke
dalam tabung
dalam tabung dalam tabung
reaksi III
reaksi I reaksi II
- ditambahkan 10
- ditambahkan 10 - ditambahkan 10
tetes aseton
tetes formalin tetes glukosa

- dihomogenkan
- dipanaskan
- diamati dan dicatat
perubahan yang
terjadi

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai

berikut:

1. Data Pengamatan Uji Fehling

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan
Larutan berubah warna
1 mL fehling A+ 1 Larutan berwarna hijau menjadi biru muda dan
mL fehling B + 10
pekat terdapat endapan di
tetes formalin
dasar tabung
Larutan berubah warna
1 mL fehling A+ 1 Larutan berwarna hijau menjadi merah bata dan
mL fehling B + 10
tua dan pekat terdapat endapan merah
tetes glukosa
bata di dasar tabung
1 mL fehling A+ 1 Larutan berubah warna
Larutan berwarna hijau
mL fehling B + 10 menjadi biru muda dan
tua
tetes larutan aseton keruh.

2. Gambar

Setelah dipanaskan

Formalin

Glukosa

Aseton
3. Reaksi formalin dengan pereaksi fehling

a. Reaksi formalin dengan pereaksi fehling

O O
|| ||

H-C-H + 2CuO H-C-OH + 𝐶𝑢2 O

b. Reaksi glukosa dengan pereaksi fehling

𝐶𝐻2 OH(CHOH)4CHO + 2CuO 𝐶𝐻2 OH(CHOH)4COOH + 𝐶𝑢2 O

c. Reaksi aseton dengan pereaksi fehling

CH3-C-CH3 + 2CuO

B. Pembahasan

Aldehid merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil.

Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen

dan berikatan rangkap denganatom oksigen. Sedangkan keton adalah gugus fungsi

yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus fungsi karbonil yang terhubung

dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus

karbonil.

Percobaan ini, dilakukan untuk mengidentifaksi senyawa berdasarkan

perbedaan gugus fungsi dan mengidentifikasi secara kimia senyawa golongan

aldehid dan keton pada uji fehling. Untuk dapat membandingkan senyawa

golongan aldehid dan keton digunakan bahan yang sama yaitu, formalin, glukosa,
dan aseton. Fungsi pereaksi fehling terdahap senyawa aldehid dan keton ialah

sebagai oksidator, yang akan mengoksidasi atom hidrogen yang terikat pada atom

karbonilnya. Apabila suatu gugus memiliki atom hidrogen dan direaksikan

dengan aldehid serta dipanaskan akan dihasilkan Cu2O (endapan merah bata).

Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu reaksi antara fehling dengan

formalin diperoleh larutan berwarna hijau pekat dan sesudah dipanaskan larutan

berubah warna menjadi biru tua dan terdapat endapan di dasar tabung reaksi yang

berarti terdapan endapan Cu2O. Namun hal ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa ketika suatu senyawa yang mengandung gugus fungsi aldehid

direaksikan dengan pereaksi fehling, maka pereaksi fehling tersebut akan

mengoksidasi atom hidrogen yang terikat pada atom karbonilnya sehingga

terbentuk endapan merah bata yang merupakan endapan Cu2O dimana hasil yang

dapatkan larutan berubah warna menjadi warna biru muda dan terdapat endapan

abu-abu didasar tabung reaksi. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam

pengambilan volume formalin yang diuji.

Perlakuan ke dua yaitu reaksi antara pereaksi fehling dengan glukosa dan

dipanaskan larutan berubah warna menjadi warna merah bata dan terdapat

endapan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa reaksi antara

pereaksi fehling dengan glukosa maka glukosa akan mengalami tautomerisasi,

tautomerisasi adalah penyusunan gugus-gugus aldehid pada suatu senyawa yang

memiliki atom hidrogen pada atom karbonilnya.

Sedangkan perlakuan ketika yaitu reaksi antara fehling dengan aseton

diperoleh data sebelum dipanaskan larutan berwarna biru tua, dan setelah
dipanaskan larutan berubah warna menjadi biru muda dan keruh. Hal ini sesuai

dengan teori karena aseton (keton) tidak dapat dioksidasi, aseton tidak dapat

dioksidasi karena pengaruh halangan sterik pada atom karbonilnya.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa glukosa dan formalin merupakan

golongan senyawa aldehid sedangkan aseton merupakan golongan senyawa keton.

Glukosa dan formalin ketika direaksikan dengan pereaksi fehling memiliki

perbedaan pada waktu pembentukan endapan. Pembentukan endapan pada reaksi

antara glukosa dengan pereaksi fehling lebih cepat dibandingkan dengan formalin

dengan pereaksi fehling. Hal ini disebabkah karena glukosa memiliki gula

pereduksi yang dapat mempercepat proses pengendapan. Aldehid cukup mudah

teroksidasi sedangkan keton sulit, ini disebabkan keton tidak mengandung atom

hidrogen yang terikat pada atom karbonilnya sedangkan aldehid mengandung

atom hidrogen yang terikat pada atom karbonilnya. Aldehid lebih reaktif dari pada

keton terhadap adisi nukleofilik, karena atom karbonil pada keton mempunyai

ruang yang sempit sehingga gugus dari keton terlindungi dari adanya penambahan

atom lain.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan yang telah dilakukan pada

percobaan uji senyawa aldehid dan keton, dapat disimpulan bahwa:

1. Perbedaan senyawa aldehid dan keton ditinjau dari segi gugus fungsinya

adalah aldehid memiliki sekurang-kurangnya satu atom hidrogen yang terikat

pada atom karbonilnya. Sedangkan keton memiliki dua gugus alkil yang

terikat pada karbonilnya.

2. Aldehid mampu bereaksi dengan pereaksi fehling dengan baik, hal ini

ditunjukan oleh adanya endapan merah bata yang terbentuk. Sedangkan keton

tidak bereaksi dengan baik terhadap pereaksi fehling. Hal ini karena keton

tidak mampu teroksidasi terhadap pereaksi yang telah diberikan.

B. Saran

Saran untuk praktikan agar lebih berhati-hati dalam menggunakan alat

laboratorium demi kepentingan bersama, dan lebih serius dalam melaksanakan

praktikum dan saran kepada pihak laboratorium agar sebelum praktikum dimulai

semua bahan yang akan digunakan sudah disediakan oleh pihak laboratorium,

agar tidak mengganggu jalannya praktikum karena kekurangan bahan.


DAFTAR PUSTAKA

Kalakoti M dan Ashwani K. 2015. Phytochemical Screening of Leaf Extract of

Meizotropis pellita (Patwa) An Endangered Plant Species. International

Journal of Advanced Research. Vol 3(4).

Krishnaveni M dan Saranya S. 2016. Phytochemical Charecterization Of Brassica

Nigra Seeds. International Journal of Advanced Life Sciences. Vol 9(1).

Novitasari A E dan Rizki. 2016. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Jeruk Nipis

(Citrus aurantifolia s.) Terhadap Penurunan Kadar Formalin Pada

Udang Vannami (Letapenaeus Vannamei) Dengan Spektrofotometer

Visible. Jurnal Sains. Vol 6(11).

Subandi M P. 2010. Kimia Organik. Yogyakarta : Dee Publish.

Wibowo S B, Rambert G I, dan Wowor M F. 2016. Gambaran Keton Urin Pada

Pasien Dewasa Dengan Tuberkulosis Paru Di Rsup Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado. Jurnal E-Bio. Vol 4(2).

Vous aimerez peut-être aussi