Vous êtes sur la page 1sur 9

42

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY)


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENCARI GAGASAN POKOK KARANGAN NARASI
PADA SISWA KELAS IV SDN 003 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM

Marnius
marnius@gmail.com
SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam

ABSTRACT
This research is motivated by the low ability students in finding ideas principal authorship
narration in class IV SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam. Goals to be achieved in this
research is to improve the ability of students in the basic idea for narrative writing in class IV
SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam through DRTA Strategy (directed reading thinking
activity) carried out for 1 month. This research was conducted in SDN 003 Pagaran Tapah
Darussalam. Classes are meticulous researchers are class IV by the number of students as
many as 20 people. The study of this class action commenced in early September 2014. This
form of research is classroom action research. The research instrument consists of
instruments teacher and student activity sheets and achievement test. Based on the results of
the study, the research concluded that the ability to search for the key idea fourth grade
students of SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam can be enhanced through DRTA strategy.
This is evident from the increase in the student's ability in finding the key idea of the strategy
DRTA before being applied to the second cycle of the second meeting. Known from
preliminary data the average value of students is 63. If the views of classical completeness,
there are 30% of students (6) who finished obtaining a minimum value of 65 (according to the
standard KKM), the first cycle the first meeting denganrata average increased to 65, 3%
circuitry completeness reach 10 or 50%, while in the second meeting mkembali increased to
69.5 by the thoroughness of 12 people or 60% and sikluy II first meeting back in an average
increase of 75% with the thoroughness of 16 or 80% and increased again in meetings second,
reaching 80.5% with 100% completeness. The overall ability of students increased from the
initial tests until the fourth meeting of (20%). Thus, this study was successful

Keywords: ability students finding ideas principal authorship narration, DRTA strategy

PENDAHULUAN membaca merupakan siswa yang paling


Membaca adalah sub mata pelajaran pintar. Oleh karena itu, pelajaran membaca,
bahasa Indonesia di sekolah dasar. baik membaca permulaan maupun
Keterampilan berbahasa amat penting membaca lanjut harus dikuasai oleh siswa-
karena merupakan pengetahuan dasar di siswa sekolah dasar. Tanpa demikian, sulit
pendidikan dasar, dan keterampilan tersebut untuk mempelajari dan menguasai pelajaran
yang pertama sekali dipelajari siswa begitu lainnya.
masuk sekolah dasar. Begitu pentingnya Tarigan (1987) menjelaskan
kegiatan ini, sehingga ada image di membaca adalah gudang ilmu dan ilmu
kalangan siswa, masyarakat, dan bahkan yang tersimpan dalam buku harus digali dan
guru bahwa siswa yang paling lancar dicari melalui membaca. Pendapat tersebut

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
43

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

didukung oleh Razak (2000) membaca dan optimal. Keterampilan siswa-siswa


merupakan salah satu bentuk kegiatan yang harus dibina dan dikembangkan. Siswa-
dapat digunakan sebagai sarana untuk siswa kelas satu dan dua harus terampil
memperoleh pemahaman tentang sesuatu membaca permulaan dan kelas-kelas tinggi
yang dipahami dalam membaca terangkum lancar menguasai membaca pemahaman.
di dalam gagasan pokok. Setelah itu diharapkan siswa-siswa sekolah
Keterampilan membaca sangat dasar menjadi pembaca sukses. Hasil
penting bagi semua kalangan, golongan, pengamatan yang penulis lakukan, hasil
dan jenjang pendidikan. Oleh karena itu, belajar siswa khususnya bahasa Indonesia
mulai dari sekolah dasar kegiatan membaca dengan materi gagasan pokok masih
harus dikuasai oleh siswa dengan maksimal rendah, seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Persentasi Ketercapaian KKM


Jumlah Siswa yang Persentase
Materi Pokok KKM
Siswa mencapai KKM Ketercapaian KKM
Gagasan Pokok
20 65 6 30
karangan narasi

Berdasarkan tabel 1, bahwa rata-rata Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam


siswa yang mencapai KKM pada materi Mencari Gagasan Pokok Karangan Narasi
mencari gagasan pokok hanya 6 orang. pada Siswa Kelas IV SDN 003 Pagaran
Penyebab masih banyak siswa belum tuntas Tapah Darussalam”. Alasan penggunaan
mencapai nilai KKM adalah: metode ini adalah untuk memudahkan
1) Cara mengajar guru kurang bervariasi siswa memahami bacaan sehingga meraka
2) Minat siswa pada materi gagasan pokok mampu mencari gagasan pokok dalam
masih rendah suatu bacaan, khususnya karangan narasi
3) Siswa belum mampu memahami bacaan Lebih lanjut Rahim (2007)
dengan baik menemukakan DRTA (directed reading
thinking activity) mengemukakan bahwa
Guru telah melakukan berbagai istilah DRTA merupakan suatu kritikan
upaya untuk meningkatkan kemampuan terhadap strategi DRTA. Strategi DRTA
mencari gagasan pokok siswa seperti kurang memperhatikan keterlibatan siswa
dengan penugasan, kerja kelompok, berpikir bacaan. Sedangkan Strategi DRTA
maupun dengan remedial, namun usaha memfokuskan keterlibatan siswa dengan
tersebut belum memperlihatkan hasil teks, karena siswa memprediksi dan
belajar yang optimal. Oleh karena itu membuktikannya ketika mereka membaca.
peneliti menerapkan strategi DRTA Guru bisa memotivasi usaha dan
(directed reading thinking activity), karena konsentrasi siswa dengan melibatkan
menurut Rahim (2007) bahwa strategi ini mereka secara intelektual serta mendorong
memfokuskan keterlibatan siswa dengan mereka memutuskan pertanyaan dan
teks, karena siswa memprekdiksi dan hipotesis, memproses informasi, dan
membuktikannya ketika mereka membaca. mengevaluasi solusi sementara. Guru
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengamati anak-anak ketika mereka
tertarik melakukan penelitian tindakan yang membaca; dalam rangka mendiagnosis
disebut penelitian tindakan kelas dengan kesulitan dan menawarkan bantuan ketika
judul “Penerapan Strategi DRTA ( Directed siswa sulit berinteraksi dengan bahan
Reading Thinking Activity) untuk bacaan.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
44

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

Rahim (2007) adapun langkah- 5. Guru mengulang kembali prosedur 1


langkah yang dapat di gabung dalam sampai 4, hingga semua bagian pelajaran
menerapkan strategi directed reading di atas tercakup, pada setiap tempat
thingking activity (DRTA) adalah sebagai berhenti, guru mengulang kembali
berikut : langkah 4. terakhir guru menyuruh siswa
1. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk membuat ringkasan cerita sesuai dengan
judul. Pada tahap ini guru menuliskan versi mereka masing-masing.
judul atau bab yang dipelajari di papan
tulis, kemudian guru menyuruh seorang Sebelum peneliti memamparkan
siswa membacakannya. Lalu tanyakan tentang gagasan pokok, dijelaskan terlebih
pada siswa “menurutmu bab ini dahulu mengenai membaca. Karena
menceritakan tentang apa?”, dan guru gagasan pokok dapat ditemui melalui
memberikan waktu untuk kegiatan membaca. Selanjutnya Razak
mempertimbangkan pertanyaan (2000) mengatakan bahwa membaca
seluruhnya, dan biarkan setiap siswa merupakan suatu aktivitas penting. Bahkan
untuk mempertimbangkan pertanyaan dengan membaca kita akan mendapat
seluruhnya, dan biarkan siswa sesuatu pengetahuan hal tak ternilai
mempunyai kesempatan untuk membuat harganya. Melalui membaca kita juga
prediksi. Semua prediksi siswa berarti tahu apa yang ditulis orang lain.
seharusnya di terima, tanpa Selanjutnya Zuchdi dan Budiasih (1996)
memperhatikan apa itu masuk akal atau mengatakan bahwa membaca merupakan
tidak , tetapi guru seharusnya tidak salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis,
membuat prediksi apa pun saat periode yang bersifat reseptif. Disebut reseptif
diskusi. karena dengan membaca, seseorang akan
2. Membuat prediksi dari bab tersebut. dapat memperoleh informasi ilmu
Dalam hal ini guru menyuruh siswa pengetahuan serta pengalaman-pengalaman
membuka bukunya. Guru menyuruh baru.
memperhatikan dengan seksama Bab Pengajaran membaca di sekolah
yang akan diprediksi lalu guru bisa dasar terdiri atas dua tingkat yaitu tingkat
menanyakan pada siswa apa yang ada pembelajaran membaca permulaan dan
dalam Bab tersebut. tingkat pembelajaran membaca lanjut.
3. Membaca bahan bacaan. Dalam hal ini Pengajaran membaca permulaan diberikan
guru manyuruh siswa membaca Bab pada kelas-kelas rendah yaitu kelas satu dan
yang akan mereka pelajari tersebut. dua. Pengajaran membaca lanjut diberikan
4. Menilai ketepatan prediksi dan pada kelas-kelas tinggi yaitu kelas tiga,
menyesuaikan prediksi. Dalam hal ini kelas empat, kelas lima, dan kelas enam.
guru akan menjelaskan apa sebenarnya Menurut Tarigan (1987) bahwa kegiatan
yang ada dalam bab tersebut, lalu membaca terdiri atas dua tingkatan yaitu
mencocokkan dengan prediksi siswa. tingkat membaca permulaan dan tingkat
Maka siswa yang tepat prediksinya akan membaca lanjut. Membaca permulaan
bisa menceritakan kembali apa yang merupakan proses pengenalan lambang-
telah mereka prediksi tersebut, lambang bunyi atau huruf serta
sedangkan yang salah mereka akan memvokalisasi huruf yang harus dikuasai
membuang predikdi mereka dengan secara mantap, agar dapat dilanjutkan ke
mengganti dengan yang baru jenjang pemahaman isi bacaan yang disebut
sebagaimana yang telah mereka pelajari. membaca lanjut. Pengajaran membaca
lanjut di kelas tinggi di sekolah dasar

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
45

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

bertujuan agar siswa dapat memahami isi g) Membaca memindai (scanning) adalah
bacaan. Menurut Razak (2007) bahwa teknik membaca cepat untuk
pengajaran membaca lanjut bertujuan agar mendapatkan suatu informasi sesuai
siswa memiliki pemahaman tentang isi kebutuhan tanpa membaca bagian lain.
bacaan. Isi bacaan yang dimaksud adalah h) Membaca bahasa adalah teknik
gagasan, kesimpulan, dan pesan. Gagasan membaca yang menuntut kemampuan
yang dimaksud yaitu gagasan pokok dan siswa dalam menggunakan atau
gagasan penjelas. mengucapkan bahasa sesuai dengan
Membaca merupakan suatu kegiatan kaidah bahasa Indonesia. Tujuannya
yang bertujuan memahami makna dan untuk menambah dan memperluas
tujuan dari membaca. Untuk memahami isi perbendaharaan bahasa.
bacaan siswa harus mampu menemukan i) Membaca skimming (sekilas) merupakan
kesatuan gagasan. Menurut Sayuti dalam suatu teknik membaca cepat guna
Faisal (2005) “Sebuah gagasan dapat memperoleh isi bacaan dalam waktu
ditemui dengan membaca dan memahami singkat (Ritawati, 2005). Asumsi
beberapa kalimat terlebih dahulu”. Penulis penggunaan teknik skimming (sekilas)
akan menyajikan uraian yang berkaitan dalam membaca adalah tidak semua kata
dengan jenis-jenis membaca di sekolah. yang tercetak patut dibaca
a) Membaca teknik atau mencari gagasan
pokok bertujuan untuk menambah Berbicara tentang gagasan pokok
kelancaran siswa mengubah lambang- dalam sebuah bacaan tidak terlepas dari
lambang tertulis menjadi suara atau kajian tentang paragraf. Sebuah paragraf
ucapan yang mengandung makna. berisi satu kalimat pokok dan beberapa
Ritawati (2005) ”Membaca teknik kalimat penjelas. Dalam kalimat pokok
menekankan pada segi menyuarakan mengandung gagasan pokok dan dalam
yang dibaca” kalimat penjelas mengandung gagasan
b) Membaca dalam hati pada hakikatnya penjelas. Dengan demikian, paragraf
merupakan teknik membaca tanpa suara. merupakan suatu bacaan yang berisi
Yang perlu ditekankan pada membaca gagasan-gagasan yang dituangkan melalui
dalam hati ini adalah pemahaman kalimat. Malik (2003) menyatakan bahwa
terhadap isi bacaan. gagasan pokok yang menjadi tumpuan
c) Membaca bahasa bertujuan untuk dalam paragraf disebut pikiran utama yang
menambah pengetahuannya tentang dituangkan dalam kalimat utama.
seluk-beluk berbahasa Indonesia. Sedangkan kalimat-kalimat yang
d) Membaca pustaka yaitu membaca yang mendukung, menjelaskan, atau melengkapi
diberikan dengan tujuan agar siswa kalimat utama dalam paragraf dinamakan
semakin bertambah informasi, dan untuk kalimat penjelas.
menumbuhkan kegemaran siswa dalam Menurut Tarigan (1983),”Gagasan
membaca. pokok dinyatakan dalam suatu kalimat.
e) Membaca cepat yaitu jenis membaca Untuk itu perlu melatih diri mengenal
yang diberikan di sekolah dengan tujuan gagasan pokok tersebut”.Pandapat Tarigan
agar siswa dalam waktu singkat dapat ini juga didukung oleh Razak. Menurut
membaca secara lancar, serta dapat Razak (2007) bahwa memahami cara
memahami isinya. mencari gagasan baru dapat dimulai apabila
f) Membaca indah bertujuan agar siswa sudah memahami makna gagasan. Dalam
dapat memperoleh suatu keindahan dari konteks, bacaan, gagasan merupakan suatu
bacaan. aspek isi kalimat. Setiap kalimat, baik

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
46

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

kalimat sempurna maupun kalimat tidak kepada pembaca suatu peristiwa yang telah
sempurna pastilah memiliki isi cakupan isi terjadi.
kalimat itu adalah seluas kalimat itu sendiri. Narasi mempunyai kesamaan dengan
Lebih lanjut lagi Razak (2007) mengatakan deskripsi, yang membedakannya adalah
“Kalimat pokok merupakan suatu narasi mengandung imajinasi dan peristiwa
pernyataan yang berisi gagasan pokok atau pengalaman lebih ditekankan pada
karena kalimat itu masih dapat urutan kronologis. Sedangkan deskripsi,
dikembangkan atau diperluas melalui unsur imajinasinya terbatas pada penekanan
kalimat-kalimat penjelas yang menguraikan organisasi penyampaian pada susunan
contoh-contoh. Kalimat pokok biasanya ruang sebagai mana yang diamati,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: dirasakan, dan didengar. Oleh karena itu,
1. Masih bersifat umum diperlukan lagi penulis perlu memperhatikan unsur latar,
dengan kalimat-kalimat penjelas. baik unsur waktu maupun unsur tempat.
2. Kalimat itu biasanya terletak di awal Dengan kata lain, pengertian narasi itu
paragraf walaupun ada kemungkinan mencakup dua unsur, yaitu perbuatan dan
terletak pada akhir kalimat. tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian
3. Kalimat itu maksimal terdiri dari unsur waktu. Untuk menganalisis sebuah narasi
subjek, prediket atau tanpa keterangan dengan lebih cermat perlu kita ketahui
objek. narator dalam cerita. Menurut Parera
(1993), secara umum narator dalam narasi
Karangan narasi (berasal dari naration dapat dibagi tiga, yaitu:
berarti bercerita) adalah suatu bentuk 1) Narator bereaksi, di sini tokoh yang
tulisan yang berusaha menciptakan, menceritakan cerita itu merupakan
mengisahkan, dan merangkaikan tindak karakter utama. Ia menceritakan cerita
tanduk perbuatan manusia dalam sebuah itu dalam persona pertama.
peristiwa secara kronologis atau 2) Narator sebagai pengamat, di sini narator
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu sebagai pengamat dari pinggir lapangan.
(Finoza, 2004). Narasi bertujuan Ia menceritakan cerita ini dalam persona
menyampaikan gagasan dalam urutan ketiga.
waktu dengan maksud menghadirkan di 3) Narator sebagai mahatahu, di sini narator
depan mata angan-angan pembaca tidak termasuk dalam cerita dan tidak
serentetan peristiwa yang biasanya berada dalam cerita. Ia berada di atas
memuncak pada kejadian utama segala-galanya, ia tahu semua yang
(Widyamartaya, 1992). Menurut Semi terjadi dalam cerita itu. Ia menceritakan
(2003), narasi merupakan betuk percakapan dalam persona ketiga
atau tulisan yang bertujuan menyampaikan
atau menceritakan rangkaian peristiwa atau
pengalaman manusia dari waktu ke waktu. METODE PENELITIAN
Selajutnya, Keraf (1987) mengatakan Penelitian ini dilaksanakan di SDN
karangan narasi merupakan suatu bentuk 003 Pagaran Tapah Darussalamyang
karangan yang sasaran utamanya adalah terletak di Kecamatan Kampar Kabupaten
tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai Kampar. Waktu pelaksanaan penelitian
menjadi sebuah peristiwa yang terjadi tindakan kelas ini dilaksanakan daru bulan
dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat September 2014 sampai bulan Oktober
juga dirumuskan dengan cara lain; narasi 2014 selama 2 bulan Penelitian ini
adalah suatu bentuk karangan yang dilaksanakan pada pertengahan semester
berusaha mengambarkan sejelas-jelasnya ganjil tahun 2014-2015. Subjek penelitian

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
47

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

adalah siswa kelas IV SDN 003 Pagaran HASIL DAN PEMBAHASAN


Tapah Darussalam dengan jumlah 20 orang, Kemampuan mencari gagasan
yang terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 12 pokok yang diperoleh oleh siswa kelas IV
siswa perempuan SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam
mengalami peningkatan tiap pertemuannya
dari tes awal ke siklus I, dan ke siklus II.
Peningkatan ini dapat digambarkan dalam
bentuk tabel berikut ini.

Tabel 1. Rekapitulasi Kemampuan Siswa pada Tiap Pertemuan

Kemampuan mencari gagasan awal (63). Pada pertemuan kedua


pokok yang diperoleh oleh siswa kelas berkategori sedang 7 orang (35%), siswa
Kelas IV SDN 003 Pagaran Tapah yang berkategori rendah 13 orang (65%),
Darussalam pada siklus I pertemuan rata-rata kelas berkategori rendah. Secara
pertama tidak ada siswa yang berkategori keseluruhan kemampuan siswa meningkat
tinggi, siswa yang berkategori sedang 5 dari tes awal hingga pertemuan keempat
orang (25%), siswa yang berkategori rendah sebesar 20%, sedangkan rata-rata
15 orang (75%), rata-rata kelas berkategori rekapitulasi kemampuan siswa dapat dilihat
rendah (63,0), dari nilai rata-rata pada tes pada tabel di bawah ini.

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
48

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

Tabel 2. Rekapitulasi Rata-rata Kemampuan Siswa setiap Siklus


Nilai Kemampuan
No Kode Siswa
Data Awal Siklus I Siklus II
1 Andika Zulfri 70 75 85
2 Dwi Nur Istiqomah 60 60 75
3 Alex Chandra 70 80 85
4 Dinda Amelia 60 68 80
5 Dwi Nuriska 60 60 65
6 Dwi Wulan 60 60 75
7 Eka Febrianan 60 73 90
8 Esra Oktavia 60 70 80
9 Imam Karimun 60 70 85
10 Leowando 70 80 90
11 Mela Ananda 60 60 75
12 Putri Rahmadani 60 68 80
13 Rival Andrianto 60 60 65
14 Reri Damai 60 60 70
15 Salman Alfauzi 70 75 80
16 Santi Br Simbolon 70 70 80
17 Sulistiasih 60 65 80
18 Surya Altin 60 60 70
19 Valentino 70 75 80
20 Vini Febriani 60 60 65
Jumlah 1260 1348 1555
Rata-rata 63.0 67.4 77.8

Diketahui hasil rata-rata nilai kedua mengalami peningkatan dengan rata-


kemampuan siswa pada data awal adalah rata nilai 77,8 atau dengan kategori baik.
63. Kemudian setelah diterapkannya Peningkatan kemampuan siswa dari data
strategi DRTA atau pada siklus I, diperoleh awal ke siklus I, dan siklus II juga dapat
rata-rata nilai 67,4. Sedangkan pada siklus dilihat dalam bentuk gambar di bawah ini.

Gambar 1. Perbandingan Kemampuan Data Awal, Siklus I, dan Siklus II

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
49

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru


No Hasil Pembelajaran Rata-rata Nilai Kategori
1 Siklus I Pertemuan 1 77 Baik
2 Siklus I Pertemuan 2 80 Baik
3 Siklus II Pertemuan 1 89 Baik
4 Siklus II Pertemuan 2 91 Sangat Baik
Jumlah 337
Rata-rata 84 Baik

Rekapitulasi kemampuan siswa dari siklus pertama pertemuan pertama ke siklus kedua
pertemuan kedua juga dapat dilihat dalam bentuk histogram berikut ini

Gambar 2. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

Berdasarkan gambar di atas, terlihat diterapkan strategi DRTA hingga siklus


secara keseluruhan bahwa aktivitas guru kedua pertemuan kedua. Diketahui dari data
telah dilakukan dengan baik. Hal ini awal rata-rata nilai siswa adalah 63. Jika
dipengaruhi oleh aktivitas siklus I dilihat dari ketuntasan klasikal, ada 30%
pertemuan 1, diperoleh rata-rata nilai 77 siswa (6 orang) yang tuntas memperoleh
atau dengan kategori baik, sedangkan nilai minimal 65 (sesuai standar KKM),
pertemuan kedua diperoleh rata-rata nilai pada siklus I pertemuan pertama meningkat
80 atau dengan kategori baik. Sedangkan menjadi denganrata-rata 65,3% dnegan
siklus kedua pertemuan pertama diperoleh ketuntasan mencapai 10 atau 50%
rata-rata nilai 89 atau dengan baik, dan pada sedangkan pada pertemuan kedua mkembali
pertemuan kedua diperoleh rata-rata nilai meningkat menjadi 69,5 dengan ketuntasan
91 atau dengan kategori sangat baik 12 orang atau 60% dan sikluy II pertemuan
pertama kembali meningkat rata-rata
mencapai 75% dengan ketuntasan 16 atau
SIMPULAN DAN REKOMENDASI 80% dan kembali meningkat pada
Berdasarkan hasil penelitian, maka pertemuan kedua yakni mencapai 80,5%
diperoleh simpulan bahwa kemampuan dengan ketuntasan mencapai 100% . Secara
mencari gagasan pokok siswa kelas IV keseluruhan kemampuan siswa meningkat
SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam dapat dari tes awal hingga pertemuan keempat
ditingkatkan melalui strategi DRTA. Hal ini sebesar (20%). Dengan demikian, penelitian
terbukti dari peningkatan kemampuan siswa ini dikatakan berhasil.
dalam mencari gagasan pokok dari sebelum

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
50

Strategi DRTA, Mencari Gagasan Pokok, Karangan Narasi


Marnius

Berdasarkan simpulan hasil Zuchdi. 1996. Evaluasi Pembelajaran


peneltian sebelumnya, maka peneliti ingin Bahasa Secara Holistik. Jakarta:
menyampaikan beberapa saran. Adapun Angkasa
saran yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Bagi guru yang mengajarkan
kemampuan mencari gagasan pokok
dapat menggunakan strategi DRTA.
2. Bagi penelitian lanjutan, penelitian
tindakan kelas untuk peningkatan
kemampuan mencari gagasan pokok
hendaknya dapat memperluas cakupan
kemampuan mencari gagasan pokok dari
aspek yang terdapat dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Faisal. 2005. Modul Bahan Belajar Mandiri
Program D II PGSD. Jakarta:
Pusat Teknologi Komunikasi
Depdiknas
Finoza. 2004. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta: Diksi
Keraf, Gorys. 1987. Tatabahasa Indonesia.
Ende-Flores: Penerbit Nusa Indah
Malik. 2003. Kemahiran Menulis.
Pekanbaru: Unri Press
Parera, Jos Daniel. 1993. Morfologi
Bahasa. Bandung: Gramedi
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca
di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara
Razak, Abdul. 2007. Membaca Pemahaman
Teori dan Aplikasi Pengajaran.
Pekanbaru: Autografika
Ritawati. 2005. Modul Belajar Mandiri
Program DII PGSD. Jakarta: Pusat
Teknilogi Komunikasi Depdiknas
Semi. 2003. Karangan Narasi. Jakarta:
Gramedia
Tarigan, T. 1987. Kemampuan Membaca:
Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa.
Widyamartaya. 1992. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Jakarta:
Rieneka Cipta

Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |

Vous aimerez peut-être aussi