Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Marnius
marnius@gmail.com
SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam
ABSTRACT
This research is motivated by the low ability students in finding ideas principal authorship
narration in class IV SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam. Goals to be achieved in this
research is to improve the ability of students in the basic idea for narrative writing in class IV
SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam through DRTA Strategy (directed reading thinking
activity) carried out for 1 month. This research was conducted in SDN 003 Pagaran Tapah
Darussalam. Classes are meticulous researchers are class IV by the number of students as
many as 20 people. The study of this class action commenced in early September 2014. This
form of research is classroom action research. The research instrument consists of
instruments teacher and student activity sheets and achievement test. Based on the results of
the study, the research concluded that the ability to search for the key idea fourth grade
students of SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam can be enhanced through DRTA strategy.
This is evident from the increase in the student's ability in finding the key idea of the strategy
DRTA before being applied to the second cycle of the second meeting. Known from
preliminary data the average value of students is 63. If the views of classical completeness,
there are 30% of students (6) who finished obtaining a minimum value of 65 (according to the
standard KKM), the first cycle the first meeting denganrata average increased to 65, 3%
circuitry completeness reach 10 or 50%, while in the second meeting mkembali increased to
69.5 by the thoroughness of 12 people or 60% and sikluy II first meeting back in an average
increase of 75% with the thoroughness of 16 or 80% and increased again in meetings second,
reaching 80.5% with 100% completeness. The overall ability of students increased from the
initial tests until the fourth meeting of (20%). Thus, this study was successful
Keywords: ability students finding ideas principal authorship narration, DRTA strategy
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
43
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
44
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
45
bertujuan agar siswa dapat memahami isi g) Membaca memindai (scanning) adalah
bacaan. Menurut Razak (2007) bahwa teknik membaca cepat untuk
pengajaran membaca lanjut bertujuan agar mendapatkan suatu informasi sesuai
siswa memiliki pemahaman tentang isi kebutuhan tanpa membaca bagian lain.
bacaan. Isi bacaan yang dimaksud adalah h) Membaca bahasa adalah teknik
gagasan, kesimpulan, dan pesan. Gagasan membaca yang menuntut kemampuan
yang dimaksud yaitu gagasan pokok dan siswa dalam menggunakan atau
gagasan penjelas. mengucapkan bahasa sesuai dengan
Membaca merupakan suatu kegiatan kaidah bahasa Indonesia. Tujuannya
yang bertujuan memahami makna dan untuk menambah dan memperluas
tujuan dari membaca. Untuk memahami isi perbendaharaan bahasa.
bacaan siswa harus mampu menemukan i) Membaca skimming (sekilas) merupakan
kesatuan gagasan. Menurut Sayuti dalam suatu teknik membaca cepat guna
Faisal (2005) “Sebuah gagasan dapat memperoleh isi bacaan dalam waktu
ditemui dengan membaca dan memahami singkat (Ritawati, 2005). Asumsi
beberapa kalimat terlebih dahulu”. Penulis penggunaan teknik skimming (sekilas)
akan menyajikan uraian yang berkaitan dalam membaca adalah tidak semua kata
dengan jenis-jenis membaca di sekolah. yang tercetak patut dibaca
a) Membaca teknik atau mencari gagasan
pokok bertujuan untuk menambah Berbicara tentang gagasan pokok
kelancaran siswa mengubah lambang- dalam sebuah bacaan tidak terlepas dari
lambang tertulis menjadi suara atau kajian tentang paragraf. Sebuah paragraf
ucapan yang mengandung makna. berisi satu kalimat pokok dan beberapa
Ritawati (2005) ”Membaca teknik kalimat penjelas. Dalam kalimat pokok
menekankan pada segi menyuarakan mengandung gagasan pokok dan dalam
yang dibaca” kalimat penjelas mengandung gagasan
b) Membaca dalam hati pada hakikatnya penjelas. Dengan demikian, paragraf
merupakan teknik membaca tanpa suara. merupakan suatu bacaan yang berisi
Yang perlu ditekankan pada membaca gagasan-gagasan yang dituangkan melalui
dalam hati ini adalah pemahaman kalimat. Malik (2003) menyatakan bahwa
terhadap isi bacaan. gagasan pokok yang menjadi tumpuan
c) Membaca bahasa bertujuan untuk dalam paragraf disebut pikiran utama yang
menambah pengetahuannya tentang dituangkan dalam kalimat utama.
seluk-beluk berbahasa Indonesia. Sedangkan kalimat-kalimat yang
d) Membaca pustaka yaitu membaca yang mendukung, menjelaskan, atau melengkapi
diberikan dengan tujuan agar siswa kalimat utama dalam paragraf dinamakan
semakin bertambah informasi, dan untuk kalimat penjelas.
menumbuhkan kegemaran siswa dalam Menurut Tarigan (1983),”Gagasan
membaca. pokok dinyatakan dalam suatu kalimat.
e) Membaca cepat yaitu jenis membaca Untuk itu perlu melatih diri mengenal
yang diberikan di sekolah dengan tujuan gagasan pokok tersebut”.Pandapat Tarigan
agar siswa dalam waktu singkat dapat ini juga didukung oleh Razak. Menurut
membaca secara lancar, serta dapat Razak (2007) bahwa memahami cara
memahami isinya. mencari gagasan baru dapat dimulai apabila
f) Membaca indah bertujuan agar siswa sudah memahami makna gagasan. Dalam
dapat memperoleh suatu keindahan dari konteks, bacaan, gagasan merupakan suatu
bacaan. aspek isi kalimat. Setiap kalimat, baik
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
46
kalimat sempurna maupun kalimat tidak kepada pembaca suatu peristiwa yang telah
sempurna pastilah memiliki isi cakupan isi terjadi.
kalimat itu adalah seluas kalimat itu sendiri. Narasi mempunyai kesamaan dengan
Lebih lanjut lagi Razak (2007) mengatakan deskripsi, yang membedakannya adalah
“Kalimat pokok merupakan suatu narasi mengandung imajinasi dan peristiwa
pernyataan yang berisi gagasan pokok atau pengalaman lebih ditekankan pada
karena kalimat itu masih dapat urutan kronologis. Sedangkan deskripsi,
dikembangkan atau diperluas melalui unsur imajinasinya terbatas pada penekanan
kalimat-kalimat penjelas yang menguraikan organisasi penyampaian pada susunan
contoh-contoh. Kalimat pokok biasanya ruang sebagai mana yang diamati,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: dirasakan, dan didengar. Oleh karena itu,
1. Masih bersifat umum diperlukan lagi penulis perlu memperhatikan unsur latar,
dengan kalimat-kalimat penjelas. baik unsur waktu maupun unsur tempat.
2. Kalimat itu biasanya terletak di awal Dengan kata lain, pengertian narasi itu
paragraf walaupun ada kemungkinan mencakup dua unsur, yaitu perbuatan dan
terletak pada akhir kalimat. tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian
3. Kalimat itu maksimal terdiri dari unsur waktu. Untuk menganalisis sebuah narasi
subjek, prediket atau tanpa keterangan dengan lebih cermat perlu kita ketahui
objek. narator dalam cerita. Menurut Parera
(1993), secara umum narator dalam narasi
Karangan narasi (berasal dari naration dapat dibagi tiga, yaitu:
berarti bercerita) adalah suatu bentuk 1) Narator bereaksi, di sini tokoh yang
tulisan yang berusaha menciptakan, menceritakan cerita itu merupakan
mengisahkan, dan merangkaikan tindak karakter utama. Ia menceritakan cerita
tanduk perbuatan manusia dalam sebuah itu dalam persona pertama.
peristiwa secara kronologis atau 2) Narator sebagai pengamat, di sini narator
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu sebagai pengamat dari pinggir lapangan.
(Finoza, 2004). Narasi bertujuan Ia menceritakan cerita ini dalam persona
menyampaikan gagasan dalam urutan ketiga.
waktu dengan maksud menghadirkan di 3) Narator sebagai mahatahu, di sini narator
depan mata angan-angan pembaca tidak termasuk dalam cerita dan tidak
serentetan peristiwa yang biasanya berada dalam cerita. Ia berada di atas
memuncak pada kejadian utama segala-galanya, ia tahu semua yang
(Widyamartaya, 1992). Menurut Semi terjadi dalam cerita itu. Ia menceritakan
(2003), narasi merupakan betuk percakapan dalam persona ketiga
atau tulisan yang bertujuan menyampaikan
atau menceritakan rangkaian peristiwa atau
pengalaman manusia dari waktu ke waktu. METODE PENELITIAN
Selajutnya, Keraf (1987) mengatakan Penelitian ini dilaksanakan di SDN
karangan narasi merupakan suatu bentuk 003 Pagaran Tapah Darussalamyang
karangan yang sasaran utamanya adalah terletak di Kecamatan Kampar Kabupaten
tindak tanduk yang dijalin dan dirangkai Kampar. Waktu pelaksanaan penelitian
menjadi sebuah peristiwa yang terjadi tindakan kelas ini dilaksanakan daru bulan
dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat September 2014 sampai bulan Oktober
juga dirumuskan dengan cara lain; narasi 2014 selama 2 bulan Penelitian ini
adalah suatu bentuk karangan yang dilaksanakan pada pertengahan semester
berusaha mengambarkan sejelas-jelasnya ganjil tahun 2014-2015. Subjek penelitian
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
47
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
48
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
49
Rekapitulasi kemampuan siswa dari siklus pertama pertemuan pertama ke siklus kedua
pertemuan kedua juga dapat dilihat dalam bentuk histogram berikut ini
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |
50
DAFTAR PUSTAKA
Faisal. 2005. Modul Bahan Belajar Mandiri
Program D II PGSD. Jakarta:
Pusat Teknologi Komunikasi
Depdiknas
Finoza. 2004. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta: Diksi
Keraf, Gorys. 1987. Tatabahasa Indonesia.
Ende-Flores: Penerbit Nusa Indah
Malik. 2003. Kemahiran Menulis.
Pekanbaru: Unri Press
Parera, Jos Daniel. 1993. Morfologi
Bahasa. Bandung: Gramedi
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca
di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara
Razak, Abdul. 2007. Membaca Pemahaman
Teori dan Aplikasi Pengajaran.
Pekanbaru: Autografika
Ritawati. 2005. Modul Belajar Mandiri
Program DII PGSD. Jakarta: Pusat
Teknilogi Komunikasi Depdiknas
Semi. 2003. Karangan Narasi. Jakarta:
Gramedia
Tarigan, T. 1987. Kemampuan Membaca:
Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa.
Widyamartaya. 1992. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Jakarta:
Rieneka Cipta
Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 5 | Nomor 3 | Edisi Khusus HUT PGRI Ke-71 Tanggal 25 November 2016 | ISSN: 2303-1514 |