Vous êtes sur la page 1sur 6

Buah Dari Perjalanan

Disusun untuk Mengikuti Lomba Essay National Conference Inovator Nusantara


2018
“Aksi Nyata Pemuda dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs) di Indonesia 2030”

Disusun Oleh

Achmad Farobi

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN


JAKARTA
2018
1. Isi

1.1 Pendahuluan

Memikirkan Indonesia pasti akan terlintas tentang Jakarta, kota dengan gedung-
gedung tertata, mobil-mobil yang seakan terparkir dijalan, gemerlap debu yang
menghiasi pandangan, dan aroma asap yang memberikan suasana menenangkan.

Inilah Jakarta kita, Jakarta kota tercinta. Dimana badan pusat statistik memberi
angka 10,37 juta jiwa untuk penduduk Jakarta tahun 2017. Angka yang terbilang
fantastic untuk kota yang memiliki luas 661,5KM2. Dari luas tanah ini, perlu kita
ketahui bahwa dalam rencana tata ruang DKI Jakarta sesuai Keputusan DPR
Gotong Royong DKI Jakarta NO. 9/P/DPR-GR/1969 telah menargetkan 37,2%
wilayahnya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang artinya sangat ideal.
Namun keperluan politik dan ekonomi dalam Perda DKI Jakarta NO.5/1984 telah
memangkas target tersebut menjadi 25,85%, yang artinya cukup ideal. Namun
penggunaan tata ruang tersebut kembali dirombak dalam Perda DKI Jakarta
NO.6/1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jakarta 2000-2010
dimana jatah RTH diturunkan menjadi 13,94% (tidk ideal). Dan nyatanya hingga
saaat ini RTH yang tersisa hanya sekitar 9,04%(kritis).

Walaupun apabila mengacu pada keputusan mentri PU NO,378 Tahun 1987,


untuk mencapai kota yang sehat dan ideal dibutuhkan 15m2/penduduk. Bila
penduduk saat ini kita proyeksikan 12.5 juta jiwa, berarti RTH yang dibutuhkan
setidaknya 187.500.000m2 = 18.750 hektar atau sekitar 27.5% dari luas Jakarta
(Supriatna, 2006:12).

Selain itu, sebagai kota padat penduduk, pergerakan transaksi di Jakarta sangat
besar. Sifat konsumtif masyarakat semakin menambah daya beli masyarakat,
mulai dari pakaian jadi, aksesoris, elektronik, sampai kuliner. Jika kita lancipkan
pandangan pada bidang kuliner, masyarakat saat ini banyak memburu restoran
yang meawarkan masakan siap saji yang bukan hanya nikmat, tetapi juga sedap
untuk di foto dan dapat meramaikan social media. Entah apa itu niatnya, sudah
seperti suatu tradisi untuk mengabadikan terlebih dahulu deretan makanan di atas
meja.
Makanan siap saji atau junk food memang menjadi pilihan masyarakat. Bukan
karena rasanya yang enak, kemudahan dalam mendapatkannya juga menjadi nilai
“plus” mengapa masyarakat banyak mengonsumsinya. Semakin banyak
mengonsumsi junk food, maka semakin banyak pula “nutrisi” yang diserap oleh
tubuh seperti; pemanis buatan, lemak, pengawet, MSG, dan lain lain. Alhasil,
tidak sedikit orang yang menderita diabetes di usia muda, berbagai permasalahan
jantung, kanker hati, bahkan gagal ginjal pada usia produktif. Mungkin semua
tidak akan berdampak langsung. Namun apapun yang kita makan sekarang, itulah
yang mencerminkan kondisi tubuh kita di masa depan.

Kondisi kesehatan semakin diperburuk dengan tingginya tingkat polutan yang


terkandung dalam udara. Gangguan pernafasa menjadi pelengkap gangguan
fungsi tubuh yang akan terus membayangi penduduk kota besar, seperti Jakarta
ini.

Kondisi kesehatan yang buruk tersebut, ternyata telah menjadi leih buruk lagi
dengan mengetahui bahwa tingkat konsumsi masyarakat terhadap buah-buahan
sangat rendah. Dilansir dari KOMPAS.COM, hasil riset litbang kementrian
pertanian pada tahun 2017 menyebutkan, konsumsi buah hanya 34,55 kg / kapita /
tahun, yang pada idealnya yaitu 91,25kg /kapita / tahun untuk tandar kesehatan
menurut organisasi pangan & pertanian.

1.2 Isi

Apa kita akan terus dan harus seperti ini? Tentu tidak. Kita sangat bisa mensiasati
permasalahan komplex ini dengan cara membuat kebun bibit. Dimana kebun bibit
adalah suatu areal yang digunakan untuk menyedikan stok tanaman dalam bentuk
biji, benih, dan tanaman baik umur muda maupun dewasa. Kebun bibit ini dapat
diisi dengan tanaman-tanaman buah agar lahan yang ditanami bisa lebih
produktif.

Lalu dimana kita bisa membuat kebun bibit tersebut? Bukankah Jakarta sudah
cukup sesak? Tidak, tentu tidak. Kita bisa memanfaatkan lahan-lahan sempit
bahkan lahan yang telah ada bangunan di atasnya. Seperti lahan di sepanjang

2
trotoar, pembatas jalan raya, atau membuat kebun bibit pada sarana dan prasarana
kota seperti pada halte-halte bus.

Memang di sebagian jalan di Jakarta sudah ditanami oleh pepohonan. Tapi bisa
kita lihat, kebanyakan tanaman yang di tanam di pinggir jalan adalah pohon tak
berbuah. Seperti pohon cemara, tanaman pucuk merah, bahkan pohon bintaro
yang berbuah namun bukan merupakan buah konsumsi ditanam di sebagian
tempat.

Bisa kita bayangkan, apabila sebagian tanaman tersebut adalah tanaman berbuah
seperti pohon belimbing, pohon mangga, ponon jambu, atau jenis tanaman perdu
lainnya yang bisa ditanam di sepanjang jalan. Bahkan kita juga bisa
menambahkan tanaman semak seperti pohon delima untuk di tanam di sepanjang
trotoar. Dan juga kita dapat menanam tanaman rambat seperti anggur pada halte-
halte bus. Dengan menggunakan lahan sempit tersebut, kita tidak lagi
membutuhkan lahan yang luas untuk mempunyai perkebunan sendiri.

selain itu, tanaman juga memiliki banyak manfaat. Salah satunya, tanaman
memiliki peran dalam lingkungan perkotaan. Sebagai salah satu komponen
penting dalam ekosistem, maka vegetasi ini berfungsi menjaga keseimbangan
ekosistem tersebut. Fungsi ekologis kawasan hijau mengacu pada fungsi ruang
(yang didominasi oleh vegetasi) dalam menjaga ekosistem untuk pelestarian
lingkungan (Irwan 1997). Menurut Lynch(1971), perencanaan ruang terbuka pada
dasarnya harus memenuhi 2 kriteria utama yaitu keterbukaan (openes) psikologis
yang memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas rekreasi dan sosisal serta
keseimbangan ekologis yang memungkinkannya memperbaharui diri di bawah
tekanan yang ditimbulkan pemakai. Kuswadi (2005) menjelaskan umumnya
pemanfaatan vegetasi atau tanaman dikelompokkan kepada berbagai fungsi
sebagai berikut : fungsi produksi (ekonomi), untuk menghasilkan sumberdaya
bagi manusia; fungsi estetika, berhubungan dengan penyediaan nuansa keindahan
pada suatu ruang dalam bentuk tanaman-tanaman dan; fungsi ekologi,
merupakan bagian dari suatu proses alam dalam menjaga keseimbangannya.

3
Seperti menyerap karbondioksida yang terkandung di udara, menambah daerah
resapan air, dan menurunkan suhu di sekitar daerah vegetasi.

Dari apa yang telah para ahli jelaskan, menjadi sangat mungkin bahwa Jakarta
bisa diubah menjadi kota rekreasi berbasis alam dengan memanfaatkan lahan
sempit yang kurang produktif. Selain itu tidak juga menutup kemungkinan bahwa
Jakarta nantinya akan menjadi eksportir buah-buahan segar ke daerah-daerah di
sekitarnya untuk menambah pendapatan daerah. Kalaupun hasil produksi tanaman
tidak sampai sebanyak itu, setidaknya produksi tersebut bisa menutupi kebutuhan
buah-buahan masayrakat Jakarta sendiri. Selain itu dari kebun bibit yang dibuat,
dari situ juga akan menambah resapan air sebagai pencegah intuisi air laut karena
PDAM hanya memenuhi 55% kebutuhan air bersih masayrakat Jakarta dan 45%
lainnya masih bergantung pada air tanah sehingga persediaan air tanah harus tetap
dijaga untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

1.3 Penutup

Kebun Bibit dapat menjadi solusi yang baik bagi permasalahan kota Jakarta
diantaranya masalah minimnya RTH. Selain itu juga Kebun Bibit dapat menjadi
langkah awal menuju ketahanan pangan dan peningkatan gizi dalam rangka
pertanian berkelanjutan. Dimulai dari kita dengan hal kecil, menanam bibit buah
di pekarangan rumah kita, atau di pinggir jalan komplek rumah kita.

Bila kita bisa mengajak mulai dari kerabat kita, dengan siklus MLM yang
melegenda, kalau saja ada sepersepuluh warga jakarta ikut berkontribusi, gerakan
menanam sejuta pohon bukan lagi hanya bullshit dan bisa kita terapkan di kota
besar sekelas Jakarta. Atau bahkan dengan seperseratus warga jakarta yang ikut
berkontribusi namun terus dilakukan secara terus-menerus, kota asri, indah dan
nyaman bukan lagi hanya sekedar impian. Dan dengan sedikit kepedulian
pemerintah, jalan-jalan raya akan diramaikan oleh kebun-kebun buah yang
berjajar beserta perawatan yang lebih intensif. Sampai-sampai saat kita sedang
terkurung kemacetan, kita bisa memetik buah dalam perjalanan.

4
2. Daftar Pustaka
- https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta :: 13 April
2018. 20:23 WIB
- http://biosaefful.blogspot.co.id/2011/11/klasifikasi-tumbuhan-
menurut.html :: 12 April 2018
- Arvianty, Gusty. 2008. PENGARUH REVITALISASI FASILITAS FISIK
TERHADAP NILAI PRODUKTIVITAS ASET KEBUN DKI JAKARTA
(Studi Kasus Lahan Kebun Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI
Jakarta). Jakarta: Universitas Indonesia.

Vous aimerez peut-être aussi