Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3 REGULER A
Kata Pengantar
1
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat &
hidayah-Nya kepada hambanya telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Laporan Pendahuluan Dan Askep Gawat Darurat pada anak dengan asma bronkial ”.
Dalam menulis makalah ini, alhamdulillah tim kelompok kami tidak mendapat
kendala, sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik. Selain itu tim kelompok juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah bekerjasama dengan
baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Di sini saya juga sampaikan, jika dalam penulisan makalah ini terdapat hal-hal
yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima
masukan, kritikan, & saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan
sempurna, Amin.
Tim Kelompok
2
Daftar Isi
Halaman Judul.......................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
3. Tujuan .................................................................................................... 1
4. Manfaat Penulisan ................................................................................. 1
5. Metode Penulisan ................................................................................. 1
6. Sumber Data ........................................................................................... 1
BAB II ISI
1. Definisi Asma........................................................................................
2. Anatomi fisiologi ..................................................................................
3. Etiologi Asma .......................................................................................
4. Patofisiologi Asma................................................................................
5. Pathway Asma .....................................................................................
6. Manifestasi klinik Asma.......................................................................
7. Penatalaksanaan Asma ..........................................................................
8. Komplikasi Asma.................................................................................
9. Konsep Asuhan keperawatan pasien Asma.........................................
10. Standar Operasional Prosedur ............................................................
BAB IV Penutup
1. Simpulan .. ...........................................................................................
2. DaftarPustaka.......................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang tersebar di seluruh belahan
dunia dan sejak 20 tahun terakhir prevalensinya semakin meningkat pada anak-anak
baik di negara maju maupun di negara berkembang. Peningkatan tersebut diduga
berkaitan dengan pola hidup yang berubah dan peran faktor lingkungan terutama
polusi baik indoor maupun outdoor. Prevalensi asma pada anak berkisar antara 2-
30% . Di indonesia, prevalensi asma pada anak sekitar 10% pada usia sekolah dasar
dan sekitar 6,5% pada usia sekolah menengah pertama.
Patogenesis asma berkembang dengan pesat, pada awal tahun 60-an,
brokokontriksi merupakan dasar patogenesis asma, kemudian pada 70-an
berkembang menjadi proses inflamsi kronis, sedangkan tahun 90-an selain inflamasi
juga disertai adanya remodelling. Berkembangnya patogenesis tersebut berdampak
pada tatalaksana asma secara mendasar, sehingga berbagai upaya telah dilakukan
untuk mengatasi asma.
Pada awalnya pengobatan hanya diarahkan untuk mengatasi
bronkokonstriksi dengan pemberian bronkodilator, kemudian berkembang dengan
antiinflamasi sehingga obat antiinflamasi dianjurkan diberikan pada asma, kecuali
pada asma yang sangat ringan.
Pengetahuan mengenai definisi, cara mendiagnosis, pencetus, patogenesis
dan tatalaksana yang tepat dapat mengurangi kesalahan berupa underdiagnosis dan
overtreatment serta overdignosis dan undertreatment pada pasien. Sehingga
diharapkan dapat mempengaruhikualitas hidup anak dan keluarganya serta
mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang benar
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan asma?
b. Bagaimana Anatomi fisiologi sistem pernafasan?
c. Bagaimana etiologi asma?
d. Bagaimana Patofisiologi Asma ?
e. Bagaimana Pathway Asma?
f. Apa saja Manifestasi klinik Asma?
4
g. Bagaimana Penatalaksanaan Asma?
h. Bagaimana Komplikasi Asma?
i. Bagaimana Konsep Asuhan keperawatan pasien Asma?
C. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui :
a. Apa yang dimaksud dengan asma
b. Bagaimana Anatomi fisiologi sistem pernafasan
c. Bagaimana etiologi asma
d. Bagaimana Patofisiologi Asma
e. Bagaimana Pathway Asma
f. Apa saja Manifestasi klinik Asma
g. Bagaimana Penatalaksanaan Asma
h. Bagaimana Komplikasi Asma
i. Bagaimana Konsep Asuhan keperawatan pasien Asma
D. Manfaat Penulisan
a. Bagi penyusun :
Untuk menambah pengetahuan tentang kasus Asma Pada anak
b. Bagi kampus :
Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa dan sebagai tolak ukur
kemampuan mahasiswa membuat sebuah makalah.
c. Bagi masyarakat:
Memberikan informasi tentang kasus Asma pada anak
E. Metode Penulisan
Adapun metode yang kami gunakan dalam makalah ini adalah metode studi
pustaka dan internet, yaitu cara pengumpulan data dengan membaca buku-buku dan
berbagai literatur lain yang berkaitan dengan permasalahan.
F. Sumber Data
Dalam karya tulis ini, kami memperoleh data dengan cara membaca buku –
buku dan dan mencari bahan dari sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dibahas.
5
BAB II
ISI
A. DEFINISI
trakea dan brokhi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan
jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah- ubah, baik secara spontan
Asma adalah wheezing berulang dan atau batuk persisten dalam keadaan
dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang
spasme akut otot polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara
obstruksi akibat spasme otot polos bronkus, obstruksi aliran udara, dan penurunan
Organ pernapasan
a. Hidung
hidung.
7
b. Faring
belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke
c. Laring
menutupi laring.
d. Trakea
yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh
selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya
8
e. Bronkus
mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set
yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk
bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri
lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin
f. Paru-paru
terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya
kurang lebih 90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke
paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan)
(belahan paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus
inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo
sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari
9
segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah
segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3
buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi
ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dan tiap lobulus
Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama pleura visceral (selaput dada
paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa)
gerakan bernapas.
10
Gambar 3 Proses pernapasan
11
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar
ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang
ditarik dan udara masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah
jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju ke bilik kanan (ventrikel
dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa
kulit.
12
maka akan mendapat serangan batuk, hal tersebut untuk mencoba
Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam
sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan
Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin
luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang
13
pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga
pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan pada
perempuan.
Karena tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang
anoksia serebralis.
a. Pernapaan paru
14
berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar. Alveoli memisahkan
okigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah
bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Empat proses yang
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah
15
b. Pernapasan sel
cukup bila O2 tidak larut dalam darah dan bergabung dengan protein
dan reaksi CO2 menaikkan kadar CO2 dalam darah mnjadi 17 kali.
tarik) hemoglobin.
16
Transpor oksigen melalui beberapa tahap yaitu :
mmHg.
17
4) Tahap IV : sebelum sampai pada sel yang membutuhkan,
dibentuk porfirin dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi
Transpor karbondioksida
18
sederhana. CO2 berdifusi dalam sel darah merah dengan cepat mengalami
selisih antara garis kelarutan CO2 dan garis kadar total CO2 di antara
C. ETIOLOGI
Suatu hal yang yang menonjol pada penderita Asma adalah fenomena
alergen atau alergen yang dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu- bulu
binatang.
19
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
a. Faktor predisposisi
Genetik
diturunkan.
a. Faktor presipitasi
1. Alergen
20
2. Perubahan cuaca
musim kemarau.
3. Stres
Asma yang sudah ada. Disamping gejala Asma yang timbul harus
bisa diobati.
4. Lingkungan kerja
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada
melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat
21
D. PATOFISIOLOGI
yang melapisi bronki, pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu,
otot-otot bronki dan kelenjar mukusa membesar, sputum yang kental, banyak
membran mukosa, dan pembentukan mucus yang sangat banyak. Selain itu,
reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak dalam bronki.
22
Teori yang diajukan Adalah bahwa penyekatan β- adrenergik terjadi
pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos (Smeltzer & Bare, 2002).
23
E. PATHWAYS
hipoksemia Intoleransi
aktivitas
Bernapas Batuk tidak
gelisah
Gangguan melalui mulut efektif
pertukaran
Keringnya
gas
mukosa Bersihan
Gangguan cemas jalan napas
pola tidur tidak efektif
Resiko
infeksi
24
F. MANIFESTASI KLINIK
Gejala-gejala yang lazim muncul pada Asma Bronkhial adalah batuk, dispnea, dan
wheezing. Serangan seringkali terjadi pada malam hari. Asma biasanya bermula
mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan pernapasan
lambat,wheezing. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi, yang
mendorong pasien unutk duduk tegak dan menggunakan setiap otot-otot aksesori
dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan.
Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinu yang lebih
berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi ini mengancam hidup (Smeltzer & Bare,
2002).
berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan.
Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinu yang lebih
berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi ini mengancam hidup (Smeltzer & Bare,
2002).
G. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
25
mg atau terbutalin 10 mg). Inhalasi nebulisasi dan pemberian
setengah dosis.
H. KOMPLIKASI
timbul adalah :
1. Pneumothoraks
26
pleura yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada.
Keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi
2. Pneumomediastinum
Laennec, kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi
lain yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru, saluran udara atau
3. Atelektasis
4. Aspergilosis
Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya,
5. Gagal napas
6. Bronkhitis
27
Bronkhitis atau radang paru-paru adalah kondisi di mana
7. Fraktur iga
1. Pengkajian
serangan Asma
c. Pola eliminasi
eliminasi.
28
d. Pola aktifitas dan latihan
berapa lama pasien tidur dan istirahat. Serta berapa besar akibat
29
i. Pola persepsi diri dan konsep diri
kehidupan pasien.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan spirometri
30
b. Pemeriksaan tes kulit
tubuh.
c. Pemeriksaan radiologi
e. Pemeriksaan sputum
f. Pemeriksaan eosinofil
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
produksi sekret
oksigen
31
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
G. RENCANA KEPERAWATAN
produksi sekret
Kriteria hasil :
b) Sesak berkurang
c) Batuk efektif
d) Mengeluarkan sekret
Intervensi :
32
a) Kaji tanda-tanda vital dan auskultasi bunyi napas
fungsi pernapasan
dispnea,mengeluarkan sekret.
nebulizer
sekret
33
Kriteria hasil :
c) Batuk berkurang
Intervensi
napas
oksigen
Kriteria hasil :
b) Pernapasan normal
Intervensi
34
a) Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan
c) Kaji atau awasi secar rutin kulit dan warna membran mukosa
f) Palpasi Fremirus
35
g) Evaluasi tingkat toleransi aktivitas
Kriteria hasil :
c) Batuk berkurang
Intervensi
paru
tubuh
36
d) Berikan antibiotik sesuai indikasi
dalam tubuh
Kriteria hasil :
b) Cemas berkurang
Intervensi
mengurangi cemas
perasaannya
37
Kriteria hasil ;
Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
38
b) Anjurkan keluarga untuk membantu memenuhi
kebutuhaan pasien
proses penyembuhan
(Doenges, 2000)
39
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Saran
Dengan disusunnya makalah ini, kami mengharapkan kepada semua
pembaca agar dapat memahami serta menanggapi apa yang telah kelompok susun
untuk kemajuan penulisan makkalah selanjutnya dan umumnya untuk lebih
memperdalam materi laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan gawat darurat
pada anak dengan asma bronkhial .
40
Daftar Pustaka
41