Vous êtes sur la page 1sur 8

Jujur

 Jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan


kenyataan.
 Lawan jujur adalah dusta, yaitu mengatakan atau melakukan sesuatu
tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya.
 Jujur merupakan sebagian dari ruh agama.
 Barangsiapa yang berbuatjujur, ia akan memperoleh kebaikan, dan
sedang menuju surga.
 Ada beberapa jenis jujur dilihat dari perilakunya, yaitu; jujur dalam
berbuat, jujur dalam perkataan, jujur dalam niat, jujur dalam
berjanji.
 Kejujuran bisa melemah karena melemahnya tekad , kejujuran juga bisa
melemah akibat pergaulan.
 Jujur bisa dilakukan di mana saja: di rumah, di sekolah, maupun di
lingkungan masyarakat.

Taat
 Taat berarti tunduk (kepada Allah swt, pemerintah, dsb) tidak berlaku
curang
 Pentingnya menaati pemimpin agar ro da pemerintahan berjalan dengan
baik, makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya.
 Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt.,
rasul, dan pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk
kembali kepada al-Qur’an dan hadis.

Kompetisi
 Hidup ini dinamis, perlu berkompetisi dan berkolaborasi agar dapat
meraih sesuatu yang diinginkan dengan baik.
 Kandungan Q.S. al-Maidah/5: 48 adalah bahwa Allah Swt.
memerintahkan kepada umat Islam untuk berlomba -lomba dalam
kebaikan.
Etos Kerja
 Barangsiapa yang giat pasti dapat. Untuk mendapatkan sesuatu,
diperlukan kerja keras.
 Kandungan Q.S. at-Taubah/9: 105 adalah bahwa Allah Swt.
memerintahkan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh -
sungguh dalam bekerja.

Hormat pd Ortu dan Guru


 Orang yang harus didahulukan untuk dihormati atau berbakti adalah
ibumu, baru kemudian bapamu sesuai anjuran Rasulullah saw.
 Cara untuk berbakti kepada orang tua, antara lain:
- melaksanakan nasihatnya,
- memelihara dengan penuh keikhlasan dan kesab aran,
- kasih sayang,
- berkata halus dan sopan, serta mendoakan keduanya,
- rela berkorban untuk orang tuanya, dan meminta kerelaannya.
 Cara berbakti kepada orang tua yang telah meninggal adalah :
- merawat jenazah,
- melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang
ditinggalkannya,
- menyambung silaturahmi kepada kerabat dan teman - teman dekatnya,
- melanjutkan cita -cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji
kedua ibu bapak, dan
- mendoakannya.
 Cara berbakti kepada guru antara lain :
- menghormati dan memuliakannya,
- mengikuti nasihatnya,
- tidak menceritakan keburukannya,
- mengamalkan ilmu yang diberikannya.

Toleransi
 Dalam kehidupan sehari -hari, sikap toleran perlu dikembangkan.
 Dalam masalah keimanan ( aq³dah) dan peribadatan (ibadah), kita
berpegang pada keyakinan tanpa bergeser sedikit pun, tetapi tetap
menghargai orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita.
 Manusia diberi kebebasan untuk memilih agama atau keyakinan mana
pun karena agama adalah hak azasi manusia. Akan tetapi, semu a pilihan
itu ada konsekuensinya. Manusia harus bertanggung jawab terhadap
pilihannya tersebut.
 Allah menjanjikan surga bagi yang bertaqwa dan neraka bagi orang -
orang yang dhalim.
 Dalam pergaulan hidup bermasyarakat antara umat Islam dan umat lain
(non-Islam) hendaknya saling menghormati dan menghargai serta boleh
bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya keamanan,
ketertiban,kedamaian, dan kesejahteraan bersama.

Menutup Aurat
 Menutup aurat adalah kewajiban agama yang ditegaskan dalam al-
Qur’an maupun hadis Rasulullah saw.
 Kewajiban menutup aurat disyari’atkan untuk kepentingan manusia itu
sendiri sebagai wujud kasih sayang dan perhatian Allah Swt. terhadap
kemaslahatan hamba -Nya di muka bumi.
 Kewajiban bagi kaum mukminah untuk mengenakan jilbab untuk
menutup auratnya kecuali terhadap beberapa golongan.
 Dalam Q.S. al -Ahzab/33:39 ditegaskan perintah menggunakan jilbab dan
memanjangkannya hingga ke dada, dengan tujuan untuk memberikan rasa
nyaman dan aman kepada setiap mukminah. Sementara yang tidak
memiliki jilbab, dia bisa meminjamnya dari saudara seiman.
 Hadis dari Ummu A¯iyyah berisi anjuran kepada setiap muslimah untuk
menghadiri salat Idul Fitri dan Idul Adha meskipun sedang haid atau
dipingit.
 Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nµr/24:31 untuk menjaga
pandangan, memelihara kemaluan, dan tidak menampakkan aurat,
kecuali kepada: suami, ayah suami, anak laki -laki suami, saudara laki -
laki, anak laki saudara laki -laki, anak lelaki saudara perempuan,
perempuan mukminah, hamba sahaya, pembantu t ua yang tidak lagi
memiliki hasrat terhadap wanita.
 Allah Swt. memerintahkan setiap mukmin dan mukminah di dua ayat ini
untuk bertaubat untuk memperoleh keberuntungan.
Pengendalian diri
 Pengendalian diri ( mujahadah an-nafs) adalah perilaku sebagai upaya
untuk tetap berada dalam setiap kebaikan dan terhindar dari sifat -sifat
yang dapat membinasakan dirinya, orang lain, maupun lingkungan.
 Berbaik sangka (Ḥusnuẓẓan) adalah sifat di mana orang lain dipandang
sebagai sesuatu yang baik dan harus diperlakukan de ngan baik, kecuali
jika diketahui dengan fakta bahwa orang tersebut harus diwaspadai dan
diperingati
 Dalam Q.S. al -Ḥujurat/49:10 kita diperintahkan oleh Allah Swt. agar
senantiasa menjaga dan menciptakan perdamaian, memberikan nasihat
kebaikan, dan mendamaikan perselisihan saudara dengan saudara yang
lain.
 Dalam Q.S. al -Ḥujurat/49:12 dijelaskan perintah agar berprasangka baik
(Ḥusnuẓẓan) kepada setiap orang, kita pun diperintahkan menghindari
dan menjauhkan diri dari berburuk sangka kepada sesama saudara ki ta,
karena berburuk sangka akan merusak keimanan dan merusak
persaudaraan.

Menuntut Ilmu
 Q.S. at-Taubah/9:122 berisi perintah jihad itu tidak hanya dipahami
dengan mengangkat senjata, tetapi memperdalam ilmu pengetahuan dan
menyebarluaskannya juga termasuk ke dalam jihad.
 Fungsi ilmu adalah untuk mencerdaskan umat.
 Tidak dibenarkan menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk mengejar
pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja, apalagi untuk
menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan
diri.
 Pentingnya memperdalam ilmu pengetahuan, mengamalkannya dengan
baik, dan menyebarluaskannya.
 Ayat di atas menjadi acuan kita yang berhubungan dengan kewajiban
belajar dan mengajar. Terdapat beberapa sumber yang tentunya harus
kita kaji lebih dalam lagi, karena dari sekian kitab -kitab tafsir yang
sudah ada ternyata berbeda dalam penafsirannya.

Zina
 Mahasuci dan Maha Mulia Allah Swt. yang menghendaki manusia untuk
menjadi makhluk -Nya yang mulia dan bermartabat termasuk dalam hal
menyalurkan kebutuhan biologis.
 Secara umum Q.S. al-Isra’/17:32 mengandung pesan -pesan mengenai
larangan mendekati zina karena zina merupakan perbuatan keji, dan
suatu jalan yang buruk.
 Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri di luar
tali pernikahan yang sah.
 Q.S. an-Nµr/24:2 berisi perintah Allah Swt. untuk mendera pezina
perempuan dan pezina laki -laki masing-masing seratus kali.
 Zina dikategorikan menjadi 2 macam yaitu sebagai berikut.
- Muḥṣan, pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah
menikah. Hukuman terhadap muhsan dirajam (dilempari dengan batu
sederhana sampai mati)
- Gairu Muḥṣan, pezina masih lajang, belum pernah menikah.
Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu
tahun. 6. Tuduhan perzinaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-
bukti yang kuat, akurat, dan sah. Tidak boleh menuduh seseorang
melakukan zina, tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi.
 Di antara dampak negatif zina adalah sebagai berikut.
- Mendapat laknat dari Allah Swt. dan rasul -Nya.
- Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat.
- Nasab menjadi tidak jelas.
- Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya.
- Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan.
 Menghindari lingkungan yang di dalamnya terdapat perilaku hidup serba
boleh atau serba bebas, karena akan meng akibatkan dampak negatif
terhadap perilaku hidup yang suci dan terhormat. Hendaknya berupaya
untuk selalu berada di tengah -tengah lingkungan yang sehat dan baik
agar terjaga dirinya dan keluarganya dari kemaksiatan dan kemunkaran.

Berpikir Kritis
 QS Al –Imran : 190 - 191 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit
dan bumi, dan pergantian malam dan siang, mengandung tanda -tanda
kebesaran Allah Swt.;
 Orang-orang yang berakal dalam ayat yang ke -191 adalah orang-orang
yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan;
 Tidak ada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia -sia, semuanya
mengandung makna, manfaat, dan pelajaran berharga bagi orang yang
mau merenungkannya;
 Orang yang cerdas menurut Rasulullah adalah orang yang berpikir jauh
kedepan, sampai pada keh idupan di akhirat k emudian mengisi hidupnya
sebagai bekal kehidupan kedua itu;
 Pentingnya mengadakan perenungan tentang ayat -ayat Allah Swt. dalam
Al quran untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan menemukan
makna yang tersembunyi;
 Pentingnya mengadakan pe renungan tentang ayat -ayat kauniyah (alam
semesta) untuk mendapat inspirasi dalam mengembangkan IPTEKS;
 Pentingnya mengadakan penelitian terhadap fenomena alam semesta
untuk mengungkap misteri -misteri yang terdapat pada aneka ragam
makhluk ciptaan Allah Swt.

Demokrasi
 Kandungan QS Al – Imran : 159 dan H.R Tirmidzi menjelaskan bahwa
mus yawarah termasuk salah satu sifat orang yang beriman . Hal ini perlu
diterapkan dalam kehidupan sehari -hari seorang muslim terutama dalam
halhal yang penting;
 Mencintai musyawarah dalam mengambil keputusan pada segala hal
yang terkait dengan kehidupan keluarga dan masyarakat, seperti memilih
lembaga pendidikan yang cocok, memilih tempat kerja, memilih ketua
RT, dan lain -lain;
 Bersikap lemah lembut dalam bermusyawarah, ba ik ketika
menyampaikan pendapat maupun menanggapi pendapat orang lain; 4.
Berlapang dada untuk memaafkan semua pihak yang mungkin berlaku
tidak wajar sehingga memancing amarah kita;
 Konsisten terhadap keputusan hasil musyawarah, terutama jika
menyangkut kepentingan bersama;
 Melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh sikap tawakal kepada
Allah Swt., sehingga terhindar dari segala sikap buruk sangka apabila
ternyata keputusan musyawarah tersebut tidak membuahkan hasil seperti
yang diharapkan.
 Antara musyawarah dengan demokrasi terdapat titik temu, di mana dalam
demokrasi terdapat prinsip yaitu adanya kebebasan berpendapat,
keterbukaan, dan kejujuran, sementara demokrasi, menjangkau ruang
lingkup yang lebih luas.
 Terjadi pro dan kontra di kalangan para ulama te ntang demokrasi,
sebagian menerima dan sebagian menolak.
Saling Menasehati
 Allah Swt. memerintahkan manusia melalui nasihat Luqman agar tidak
menyekutukan Allah Swt. dengan apapun, dan menegaskan bahwa syirik
adalah kezaliman yang besar;
 Allah Swt. memerintahkan manusia agar berbuat baik kepada kedua
orangtua, terutama ibunya yang telah mengandung, melahirkan, dan
merawatnya dengan penuh kasih;
 Perintah agar manusia bersyukur kepada Allah Swt. dan berterima kasih
kepada kedua orangtua;
 Perintah Nabi Muhammad saw. agar kita peduli kepada lingkungan
dengan mengubah kemungkaran yang terjadi sesuai dengan kemampuan
kita;
 Terbuka untuk menerima nasihat dari manapun datangnya;
 Saling menasihati dengan cara santun,beradab, dan menghargai satu
sama lain;
 Budaya saling menasihati akan mendatangkan banyak manfaat, di
antaranya: sebagai kontrol sosial pada saat kita terlena dan tidak mampu
melakukan introspeksi (muhasabah), selalu terjaga kebersihan hati dan
pikiran dari niat dan rencana kotor/tercel a (karena ada yang
mengingatkan), dan lain -lain.

Ihsan
 Dalam Q.S. al -Baqarah/2:83 Allah Swt. memerintahkan Bani Israil agar
menyembah Allah Swt., berbuat baik (Ihsan) kepada kedua orangtua,
kerabat, anak-anak yatim, dan orang -oang miskin. Dan agar bertutur kata
yang baik kepada manusia, tetapi mereka tetap membangkang.
 Rasulullah menegaskan bahwa Allah Swt. menyuruh kita berlaku Ihsan
dalam segala hal dan kepada semua makhluk Allah Swt.
 Ihsan adalah berbuat baik dengan penuh keikhlasan, yang digambarkan
dalam hadis seakan -akan kita melihat Allah Swt., atau setidaknya merasa
dilihat oleh Allah Swt.
 Ihsanmencakup ibadah ritual kepada Allah Swt. dan berbuat baik kepada
semua makhluk hidup dengan ikhlas;
 Perbuatan Ihsan pasti akan mendapat balasan Ihsanjuga, karena itu
adalah janji Allah Swt. yang tidak mungkin diingkari;
 Berbuat baik Ihsan kepada siapapun, akan menjadi sebab terjadinya “
balasan”dari kebaikan yang dilakukan, karena demikianlah Allah Swt.
menjadikan aturan bagi makhluk -Nya (Sunnatull ah), bahwa kebaikan
akan dibalas kebaikan juga.

Vous aimerez peut-être aussi