Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
NIM.1302100009
JURUSAN KEBIDANAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Kebidanan pada Keluarga Tn. J yang salah satu anggota keluarganya mengalami
kekurangan energi kronis (KEK) di Dusun Krajan Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang. Penulisan laporan ini disusun guna memenuhi tugas praktek komunitas
mahasiswa pogram studi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang.
Penulisan laporan kebidanan keluarga ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan serta
saran-saran dari berbagai pihak. Atas bantuan dan bimbingan tersebut penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Suprapti, SST., M.Kes, selakuketua program studi DIII Kebidanan Malang
2. Bapak Rakub, selaku kepala Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung Kabupaten
Malang.
3. Ibu Naimah, SKM, M.Kes selaku pembimbing Pendidikan Prodi DIII Kebidanan
Malang.
4. Ibu Sri Wilujeng Nastiti, SST, selaku pembimbing Praktek di Desa Gunung Jati.
5. Semua pihak serta rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya laporan ini.
6. Warga dusun Gunung Jati yang telah banyak membantu Mahasiswa.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
pelaksanaan PKMD di Dusun Krajan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kebidanan keluarga ini masih
jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini, penulis
mengharapkan semoga laporan Asuhan Keluarga ini dapat bermanfaat bagi kalayak yang
membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan
dengan keadaan sehat atau sakit seseorang, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan
lingkungan, fisik, mental dan keluarga.
Keluarga adalah satuan unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling bergantung (Nasrul Effendy, 2002 : 32).
Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada berbagai
masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut mereka hadapi
karena ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan.
Di Desa Gunung Jati ini jumlah ibu hamil berjumlah 30 orang, akan tetapi
sebagian dari keseluruhan ibu hamil belum mengetahui secara jelas tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi ,tanda-tanda bahaya kehamilan, dan cara mengatasi
ketidaknyamanan fisiologis pada ibu hamil.
1. Observasi langsung
Dengan mengumpulkan data melalui observasi, kita menggunakan panca indera dan
mengetahui keadaan keluarga dan perilaku anggota keluarga.
2. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara dengan anggota keluarga yang
bertanggungjawab atas kesehatan keluarga.
3. Studi kepustakaan
Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari literatur
yang berhubungan dengan ibu hamil.
4. Studi Dokumentasi
Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari rekam
medis pasien.
5. Bimbingan dan konseling
Dalam penulisan makalah ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan pembimbing
pendidikan.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
B. Konsep Keluarga Berencana
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Idetifikasi Masalah
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988:32).
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya Th. 1989, keluarga adalah
dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga
berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan (Effendy, 2002:32).
Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 2000:4).
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan
dengan suami atau istri
(Effendy, 2002:33)
(Effendy, 2002:33)
4. Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy,2002:33)
7. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialaisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
3) Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.
2) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
1) Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2) Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3) Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4) Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan kehidupan lain setelah didunia ini.
5) Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6) Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan
dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja
untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7) Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ketempat
rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana yang
menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing anggotanya. Rekrasi dapat dilakukan dirumah
dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing
dan sebaginya.
8) Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan
sebagai generasi penulis.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, adalah:
1) Asih, adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya
2) Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihata, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, social, spiritual
3) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya
(Effendy, 2002:34-36)
8. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Duvall adalah sebagi berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah
tangga.
b. Tahap Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi
penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang
kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada
kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih. Dalam fase keluarga
adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari
anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan
umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu
suritaula dan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat
dalam memulai kehidupannya sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai
kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah
suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila
tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
(Effendy, 2002:36-37)
(Effendi, 2002:41)
B. KONSEP KEHAMILAN NORMAL
1. Pengertian Kehamilan
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal
periode intrapartum.
(Helen Varney, 2007 : 492)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
(Manuaba, 2010 : 4)
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir.
(Sarwono, 2007 : 89)
2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali dan
pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.
Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de
Graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.Lamanya amanorea dapat
dikonfirmasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
digunakan untuk memeperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan.
Tetapi amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor
pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasanya
gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi
hari yang disebut morning sickness.Dalam batas tertentu hal ini masih
fisiologis tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.
Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabka
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini
sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan
hilang setelah 16 minggu.
Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme
hasil konsepsi.
Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan
pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua
bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran
kolostrum.
Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh
dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan pertama
akibat desakan uterus terhadap kandug kemih. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar keluar
dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi,
hidung, pipi dan leher)
Sekitar leher : tampak lebih hitam
Dinding perut : striae liviade/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), striae nigra, linea alba menjadi lebih
hitam (linea grisea/nigra)
Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk
areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada
yang merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit
coklat, dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar
montgomeri menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara
Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat pembesaran bagian
tersebut.
Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi sering terjadi pada triwulan pertama.
Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah
terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.Varises dapat terjadi di sekitar
genetalia eksterna, kaki, dan betis, serta payudara.Penampakan pembuluh
darah ini dapat hilang setelah persalinan.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui
oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus.Hal ini terjadi pada bulan ke-empat
kehamilan.
Tanda Hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks.Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung
hidung sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
Tanda Piscaceck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris.Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus akibat meningkatnya actomysin di
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri biasanya
timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat di amati dari
pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus
meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekeuatannya sampai mendekati
persalinan.
Teraba Ballotement
Kekuatan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.Hal ini harus ada
dalam pemeriksaan kehamailan karena perabaan seperti bentuk janin saja
tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri.
Pemeriksan Test Biologis Kehamilan (Planotest) positif.
Pemeriksan ini adalah untuk mendeteksi adannya Humon Corionic
gonadaotropin (hCG) yang di produksi oleh sinsrotrotropoblastik sel selama
kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaraan darah ibu (pada plasma
darah) dan diekskresi pada urine ibu.Hormon ini dapat dideteksi pada 26 hari
setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat
tertinggi pada hari ke 60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke
100-130.
c. Tanda Pasti (Positif sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin yang dapat
dilihat langsung oleh pemeriksa.
Gerakan janin dalam rahim
Gerrakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas oleh pemeriksa gerakan
janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
Denyut Jantung Janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat Fetal
Elektrocaradiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop Laenec, DJJ baru
dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
Bagian-bagian Janin
Bagian–bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian
kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ni dapat dilihat dengan
sempurna lagi dengan menggunakan USG.
Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
(Ummi Hani, dkk. 2010 : 72-75)
3. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
o Elastisitas vagina bertambah
o Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
o Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
berwarna kebiru- biruan (Tanda Hadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea
alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput
elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting
susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan
lebih tua warnanya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yamg sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah
diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama
kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.
(Sarwono,2007: 94-100)
4. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan TM I, II, dan III
a. Trimester pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam
tubuh, maka akan segera muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah, keletihan, dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut :
1. Membenci kehamilannnya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
dan kesedihan.
2. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan
orang lain apa yang dirahasiakannya.
3. Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang
mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita hamil
yang merasakan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, tetapi bukan dengan
seks. Sedangkan, libido yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekuatiran. Sedangkan, bagi
suami sering kali membatasi hubungan suami istri karena takut mencederai
istri dan calon bayinya. Hal ini perlu komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan
dengan istri yang mempunyai libido tinggi atau meningkat.
4. Sedangkan pada suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi
keluarga.
b. Trimester Kedua
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi ( masa menerima
kehamilan → menyiapkan kelahiran dan menerima bayi )
1) Ketakutan peningkatan berat badan
2) Kekhawatiran tekanan darah meningkat
3) Rasa ketidaknyamanan aktifitas seksual
4) Biasanya ibu sudah merasa sehat
5) Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai
beban
6) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif
7) Ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri
8) Banyak ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman
c. Trimester Ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat
itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang
ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut
kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
(Ummi Hani, dkk, 2010 : 68 – 69)
(Bobak,2005 : 279-289)
1. Pemeriksaan Pertama
Dilakukan segera setelah diketahui adanya keterlambatan Haid
2. Pemeriksaan Ulang
a. Setiap bualan hingga usia kehamilan 6-7 minggu
b. Setiap dua minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 4 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan
3. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 3 Desember 2015 pukul 10.30 WIB
A. Biodata Keluarga
Nama KK : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa - Indonesia
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : Rp. 1.200.000,00 per bulan
Alamat : RT 07 RW 04 Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung Kabupaten
Malang
B. Susunan Keluarga
42 th 65
59 th
41
19 th 16 th 25 23 21 th 19 th 17 15 11 5
HAMIL INI
Keterangan :
Laki- laki + Meninggal
Perempuan Tinggal 1 rumah
Meninggal
+
C. Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan memutuskan masalah dalam
keluarga lebih banyak dipegang oleh ayahnya sebagai KK, tapi bila KK sedang bekerja,
dan membutuhkan keputusan yang segera, suaminya sebagai menantu memutuskan
masalah sendiri.
DAPUR
U
Denah rumah
K. TIDUR
K. TIDUR
B T K. TIDUR K. TIDUR
R. KELUARGA
K. TIDUR
S
RUANG TAMU
TERAS RUMAH
HALAMAN
c. Jenis Bangunan
Lantai rumah berupa tegel, dinding terbuat dari tembok, ventilasi jendela
terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk.
d. Kebersihan
Keadaan rumah cukup bersih karena tiap pagi dan sore selalu disapu.
e. Pemakaian Air
Air berasal dari air sumber, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, milik umum.
e. Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber air >10 meter dengan
status milik sendiri.
f. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui paralon, mengalir.
g. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang di bak sampah lalu dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHG
Nadi : 80 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 OC
BB : 60 kg
TB : 160 cm
2. Ny. “S”
Pemeriksaan Umum :
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/70 mmHG
Nadi : 84 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,4 OC
BB : 56 kg
TB : 157 cm
3. Tn. “C”
Pemeriksaan Umum :
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/70 mmHG
Nadi : 84 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,4 OC
BB : 65 kg
TB : 163 cm
4. An. ”D”
Pemeriksaan Umum :
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHG
Nadi : 84 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,4 OC
BB : 45 kg
TB : 153 cm
5. Ny. “M”
Pemeriksaan Umum :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80 mmHG
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36,5 0C
BB sebelum hamil : 43 kg
BB sekarang : 47 kg
TB : 148 cm
LILA : 23 cm
HPHT : 06-05-2015
TP : 13-02-2016
Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : sclera putih, konjungtiva pucat
Mulut & gigi : bibir pucat, tidak stomatitis, ada karies gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak
ada bendungan vena jugularis
Payudara : simetris, bersih, membesar, putting susu menonjol, tidak ada
benjolan abnormal, hyperpigmentasi areolla mammae
Perut : menonjol, nampak striae livide, nampak linea alba
Genetalia : bersih, tidak ada varises,tidak oedema
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises,tidak sianosis.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan vena
jugularis
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
Abdomen :
Leopold I : teraba lunak, kurang bulat, tidak melenting di daerah fundus
(kesan bokong), TFU pertengahan proc. Xyphoideus-pusat
Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri perut ibu
(Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan
perut ibu
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan
kepala), belum masuk pintu atas panggul.
Leopold IV : tidak dilakukan
Mc. Donald : 30 cm
Gerakan Janin : (+)
Ekstremitas : tidak oedema, tidak varises
II. IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSA MASALAH
DX : Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung
kiri dengan masalah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya
pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
DS : Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya, usia kehamilan 7 bulan.
Ibu mengatakan bahwa nafsu makan berkurang. Ibu juga mengatakan ibu dan
keluarga masih belum mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.
DO :
TTV
TD : 110/80 mmHG
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Palpasi
Leopold I : teraba lunak, kurang bulat, tidak melenting di daerah fundus
(kesan bokong), TFU pertengahan proc. Xyphoideus-pusat
Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri perut ibu
(Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan
perut ibu
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan
kepala), belum masuk pintu atas panggul.
Leopold IV : tidak dilakukan
Mc. Donald : 30 cm
Gerakan Janin : (+)
Masalah :
1. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil
2. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
Ds : Ibu mengatakan berat badan ibu hanya naik sedikit
Ibu dan keluarga juga mengatakan belum pernah mendapat
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan
Do :
Tabel 1.1
Bulan Berat badan (kg)
Agustus 43
September 43
Oktober 44
November 47
Desember 48
Keterangan : Catatan kenaikan berat badan
Prioritas Masalah:
Prioritas masalah di dalam mengatasi masalah keluarga Tn. ”J” yaitu mengenai masalah
keluarganya tentang kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya
pengetahuan Ibu dan keluarga akan tanda bahaya kehamilan. Jika masalah ini tidak
segera diatasi maka akan mengancam kesehatan ibu tersebut.Agar dapat melakukan
prioritas keluarga secara tetap, maka dilakukan pembobotan masalah dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil
Tabel 1.2
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah 1/3x1 1/3 Jika ibu kekurangan gizi
pertambahannya hanya 7-8
kg dengan akibat akan
melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah ( Erna,
dkk, 2004 ).
Kemungkinan 1/2x2 1 Masalah dapat diubah,
masalah dapat sehingga ibu mengetahui
diubah apa saja yang harus
diperhatikan pada ibu yang
mengalami kekurangan
energi kronis.
Potensi masalah 2/3x1 2/3 KEK pada ibu hamil dapat
untuk diubah diatasi dengan memberi
KIE mengenai KEK dan
bagaimana
menanggulanginya serta
memberi penyuluhan
kepada ibu tentang
pemberian makanan
tambahan tinggi protein dan
tinggi kalori.
Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga tidak menyadari
masalah bahwa KEK adalah masalah
serius
Jumlah 3
Keterangan : pembobotan
Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah keluarga pada Tn. J
adalah sebagai berikut :
Masalah : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan
keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
S : ibu mengatakan sudah periksa ke bidan, dan keadaanya saat ini baik baik saja
Ibu dan keluarga mengatakan akan memantau porsi makan agar penambahan berat
badan dapat naik sesuai dengan standar
A : Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri
dengan masalah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya
pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
P : Anjurkan ibu untuk konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti kondisi ibu
saat ini sekaligus kontrol 1 bulan lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini penulis akan membandingkan teori dan kasus yang
terjadi di masyarakat, apakah terdapat kesenjangan atau tidak. Pengkajian dilakukan
pada tanggal 3 Desember 2015 pada pukul 10.30 WIB di rumah Tn. “J” didapatkan
data subyektif ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya, usia kehamilan 7
bulan. Ibu mengatakan bahwa nafsu makan berkurang. Ibu juga mengatakan, ibu dan
keluarga masih belum mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Hal ini
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh winkjosastro (2002) tentang gejala KEK
menurut winkjosastro (2002), meliputi nafsu makan kurang, mual, badan lemas dan
mata berkunang-kunang.
Berdasarkan pemeriksaan didapatkan data obyektif keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan
24 x/menit, suhu 36,5 0C, berat badan sebelum hamil 43 kg, berat badan sekarang 47
kg, tinggi badan ibu 148 cm, Lingkar lengan atas 23 cm, hari pertama haid terakhir 06
Mei 2015. Pada pemeriksaan fisik, muka tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum, mata sklera putih, konjungtiva pucat, mulut & gigi bibir pucat, tidak
stomatitis, ada karies gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe
dan tidak ada bendungan vena jugularis, payudara simetris, bersih, membesar, putting
susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, hyperpigmentasi areolla mammae, perut
menonjol, nampak striae livide, nampak linea alba dan pada genetalia nampak bersih,
tidak ada varises,tidak oedema. Pemeriksaan leopold, leopold I teraba lunak, kurang
bulat, tidak melenting di daerah fundus (kesan bokong), TFU pertengahan proc.
Xyphoideus-pusat, leopold II teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri
perut ibu (Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan perut ibu,
leopold III teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan kepala),
belum masuk pintu atas panggul, leopold IV tidak dilakukan, Mc. Donald 30 cm,
gerakan Janin (+) dan pada ekstremitas tidak oedema serta tidak varises. Hal ini sesuai
dengan teori yang disampaikan oleh sediaoetomo (2002) tentang tanda-tanda KEK
meliputi lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm, badan kurus, rambut kusam,
turgor kulit kering, konjungtiva pucat, tensi kurang dari 100 mmHg, Hb kurang dari
normal (<11 gr%).
Berdasarkan data tersebut analisa atau diagnosa yang dapat ditarik adalah Ny.
“M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri dengan
kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan
keluarga tentang tanda bahaya kehamilan. Intervensi yang disusun untuk mengatasi
kekurangan energi kronis pada ibu hamil adalah jelaskan pada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan, berikan penyuluhan tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya
hingga cara menanggulanginya, KIE tentang penambahan porsi makanan yang bergizi
pada ibu hamil, anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti
susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau
tua, buah dan sayuran lain, anjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau
tambah darah, anjurkan ibu untuk istirahat cukup. Sedangkan intervensi yang disusun
untuk mengatasi masalah kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda
bahaya kehamilan yaitu jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya
kehamilan, jelaskan pada ibu dan keluarga tentang persiapan persalinan, ingatkan ibu
untuk periksa kehamilan secara teratur.
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yaitu untuk masalah
kekurangan energi kronis pada ibu hamil diantaranya : menjelaskan pada ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan, memberikan penyuluhan tentang KEK mulai dari
definisi, penyebab, bahaya hingga cara menanggulanginya yang tertera pada leaflet,
KIE ibu untuk menambah porsi makan makanan yang bergizi seimbang dan minum
air putih minimal 8 gelas/hari, menganjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan
tambahan seperti susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran
berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain, menganjurkan ibu untuk rutin meminum
tablet zat besi tatau tambah darah, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal 8-
9 jam/hari sedangkan implementasi yang dilakukan untuk mengatasi maslaah
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan yakni :
menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, yaitu:
perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di kaki, tangan atau wajah
disertai sakit kepala dan atau kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar
sebelum waktunya, bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak,
muntah terus dan tidak mau makan, selanjutnya menjelaskan pada ibu tentang
persiapan persalinan, yaitu tentang dimana ibu akan bersalin, ditolong siapa, siapa
yang mendampingi, tabungan, donor darah serta mengingatkan ibu untuk periksa
kehamilan secara teratur, kontrol 1 bulan lagi.
Setelah dilakukan implementasi, evaluasi yang didapat adalah ibu mengatakan
sudah mulai paham akan kekurangan energi kronis dan tanda-tanda bahaya pada
kehamilan, ibu sudah mampu menjawab sebagian besar pertanyaan yang diberikan.
Wajah ibu tampak senang mendengar semua penjelasan analisa dari data yang didapat
ialah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu
tentang tanda bahaya pada kehamilan sudah teratasi penatalaknsanaan yang dilakukan
ialah menganjurkan ibu untuk konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti
kondisi ibu saat ini sekaligus kontrol 1 bulan lagi atau jika sewaktu-waktu ada
keluhan. Dari kasus, tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dari hasil pengkajian pada Tn.”J” pada tanggal 3 Desember 2015 didapatkan data bahwa
pada keluarga Tn.”J” terdapat ibu hamil, yaitu Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32
minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri dengan kekurangan energi kronis dan
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan.
2. Dari pengkajian data diatas, didapatkan masalah yaitu kekurangan energi kronis dan
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan.
3. Dengan adanya masalah di atas, kemudian disusun rencana asuhan pada keluarga Tn.”’J”
antara lain diberi penyuluhan tentang KEK dan tanda bahaya kehamilan.
4. Implementasi yang dilakukan adalah memberi KIE dan penyuluhan tentang K’EK dan
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan pada keluarga Tn.”J”.
5. Dari hasil evaluasi, masalah yang ada pada keluarga Tn.”J” sebagian besar teratasi.
B. SARAN
2. Pendekatan yang intensif dan lebih merakyat sangat diperlukan dalam mencari
informasi dari masyarakat serta melakukan kunjungan rumah.
3. Pelayan kesehatan harus lebih terampil mencari daerah binaan yang sekiranya
dianggap kurang dalam masalah kesehatan.
LAMPIRAN 1
A. Tujuan
1) Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kronis,
diharapkan peserta penyuluhan mengetahui informasi yang jelas dan lengkap
mengenai kekurangan energi kronis.
2) Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kronis
diharapkan ibu dapat:
1 3 Menit Pembukaan:
4 5 Menit Evaluasi :
Kriteria Proses :
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar.
Sebelum dan setelah dilakukan penyajian materi, penyaji mengadakan evaluasi
dengan cara memberi pertanyaan kepada keluarga.
Kriteria Hasil :
a. Keluarga mampu menjelaskanpengertian kekurangan energi kronis.
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab kekurangan energi kronis.
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda kekurangan energi kronis.
d. Keluarga mampu menyebutkan gejala kekurangan energi kronis
e. Keluarga mampu menjelaskan cara mengatasi kekurangan energi kronis
LAMPIRAN 2
A. Tujuan
1 Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan,
diharapkanpeserta penyuluhan mengetahui informasi yang jelas dan lengkap
mengenai tanda bahaya kehamilan.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan
diharapkan ibu dapat:
a. Menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan.
b. Menyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah berdiskusi
Media
Media yang digunakan adalah poster
Kegiatan Penyuluhan
N KEGIATAN KEGIATAN
O WAKTU PENYULUHAN PESERTA
1 3 Menit Pembukaan:Salam,
ucapan syukur
Menjawab
Memperkenal salam
kan diri Mendengark
Menjelaskan an dan
maksud dan memperhati
tujuan. kan
Menyebutkan Menjawab
materi yang pertanyaan
akan
diberikan
Menyampaika
n kontrak
waktu
Memberikan
pertanyaan
(pre-test)
2 10 Menit Pelaksanaan :
1) Menjelaskan Mendengarkan
pengertian tanda dan
bahaya kehamilan. Memperhatikan
2) Menyebutkan tanda-
tanda bahaya
kehamilan
3 5 Menit Tanya Jawab Mengajukan
pertatanyaan
Memberikan kesempatan
kepada peserta tentang
materi yang kurang
dipahami
4 5 Menit Evaluasi :
5 4 Menit Terminasi :
Mengucapkan Mendengarkan
terimakasih dan membalas
kepada ibu dan salam
keluarga
Mengucapkan
salam
Evaluasi
Kriteria Proses :
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar.
Sebelum dan setelah dilakukan penyajian materi, penyaji mengadakan evaluasi
dengan cara memberi pertanyaan kepada keluarga.
Kriteria Hasil :
f. Keluarga mampu menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan.
g. Keluarga mampumenyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Copyright : pondokibu.com
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontekas Keluarga. Jakarta: Depkes RI.
Hani, Ummi, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba.
Mannuaba, Ida Bagus Gedhe. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :
EGC.
Varney, Hellen, dkk. 2006. Buku Ajar Auhan Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC.