Vous êtes sur la page 1sur 66

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn. J DENGAN MASALAH


KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DAN
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU DAB KELUARGA TENTANG
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
DI RT 7 RW 03 DESA GUNUNG JATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN
MALANG

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas

Praktik Kebidanan Komunitas

Oleh :

MAYA DWI ERI SETYA MAHARANI

NIM.1302100009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MALANG

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Kebidanan pada Keluarga Tn. J yang salah satu anggota keluarganya mengalami
kekurangan energi kronis (KEK) di Dusun Krajan Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung
Kabupaten Malang. Penulisan laporan ini disusun guna memenuhi tugas praktek komunitas
mahasiswa pogram studi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang.

Penulisan laporan kebidanan keluarga ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan serta
saran-saran dari berbagai pihak. Atas bantuan dan bimbingan tersebut penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Suprapti, SST., M.Kes, selakuketua program studi DIII Kebidanan Malang
2. Bapak Rakub, selaku kepala Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung Kabupaten
Malang.
3. Ibu Naimah, SKM, M.Kes selaku pembimbing Pendidikan Prodi DIII Kebidanan
Malang.
4. Ibu Sri Wilujeng Nastiti, SST, selaku pembimbing Praktek di Desa Gunung Jati.
5. Semua pihak serta rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya laporan ini.
6. Warga dusun Gunung Jati yang telah banyak membantu Mahasiswa.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
pelaksanaan PKMD di Dusun Krajan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kebidanan keluarga ini masih
jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan Asuhan Kebidanan Keluarga ini, penulis
mengharapkan semoga laporan Asuhan Keluarga ini dapat bermanfaat bagi kalayak yang
membacanya.

Malang, Desember 2015

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan hanya berkaitan
dengan keadaan sehat atau sakit seseorang, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan
lingkungan, fisik, mental dan keluarga.

Keluarga adalah satuan unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling bergantung (Nasrul Effendy, 2002 : 32).

Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada berbagai
masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut mereka hadapi
karena ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan dan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan.

Pembangunan kesehatan dalam masyarakat dengan cara menggerakkan peran


serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan kebutuhan setiap insan. Dalam
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 hal ini tercantum secara khusus dalam
Pasal 5, 8, 71, 72 antara lain dikatakan “setiap orang meningkatkan kesehatan
perorangan keluarga dan lingkungan” (Keputusan Menteri RI No.
128/Menkes/SK/11/2004).

Di Desa Gunung Jati ini jumlah ibu hamil berjumlah 30 orang, akan tetapi
sebagian dari keseluruhan ibu hamil belum mengetahui secara jelas tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi ,tanda-tanda bahaya kehamilan, dan cara mengatasi
ketidaknyamanan fisiologis pada ibu hamil.

Masalah inilah yang menjadi dasar penyusun untuk memberikan asuhan


keluarga pada keluarga tuan “J” di RT 7 RW 04 Desa Gunung Jati kecamatan Jabung
Kabupaten Malang, dengan masalah “Kekuarangan Energi Kronis”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan khususnya pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan bidang
kebidanan secara menyeluruh.
2. Tujuan Khusus
Dengan melaksanakan praktek kebidanan komunitas, mahasiswa diharapkan mampu
dalam :
 Melakukan pengkajian data keluarga Tn. “J” untuk menentukan adanya masalah
kesehatan.
 Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah pada keluarga Tn. “J”.
 Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada keluarga Tn. “J”
 Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang dilakukan pada keluarga
Tn. “J”.
 Mampu melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn. “J”.
C. Metode Penulisan

1. Observasi langsung
Dengan mengumpulkan data melalui observasi, kita menggunakan panca indera dan
mengetahui keadaan keluarga dan perilaku anggota keluarga.
2. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara dengan anggota keluarga yang
bertanggungjawab atas kesehatan keluarga.
3. Studi kepustakaan
Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari literatur
yang berhubungan dengan ibu hamil.
4. Studi Dokumentasi
Sebagai pedoman dalam menyusun makalah ini, maka penulis mempelajari rekam
medis pasien.
5. Bimbingan dan konseling
Dalam penulisan makalah ini, penulis juga melakukan konsultasi dengan pembimbing
pendidikan.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
B. Konsep Keluarga Berencana
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Idetifikasi Masalah
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perawatan Keluarga

1. Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988:32).

Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya Th. 1989, keluarga adalah
dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga
berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing menciptakan
serta mempertahankan kebudayaan (Effendy, 2002:32).

Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 2000:4).

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

e. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena adanya hubungan
dengan suami atau istri
(Effendy, 2002:33)

3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga


Menurut Anderson Carter, ciri-ciri struktur keluarga yaitu:
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan


Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

(Effendy, 2002:33)

4. Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single family)


Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Kelurga Kabitas (Cohabitation)


Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
(Effendy, 2002:33)
5. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dihak ayah
b. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dipihak ibu
c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
(Effendy, 2002:33)

6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:

a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.

b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

(Effendy,2002:33)
7. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :

a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialaisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
3) Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilinya.
2) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
1) Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2) Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3) Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yan tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4) Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan kehidupan lain setelah didunia ini.
5) Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah didunia ini.
6) Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan
dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja
untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7) Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam funsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ketempat
rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana yang
menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing anggotanya. Rekrasi dapat dilakukan dirumah
dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing
dan sebaginya.
8) Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan
sebagai generasi penulis.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, adalah:
1) Asih, adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya
2) Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihata, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, social, spiritual
3) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya
(Effendy, 2002:34-36)
8. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Duvall adalah sebagi berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah
tangga.
b. Tahap Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi
penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang
kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada
kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih. Dalam fase keluarga
adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari
anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan
umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu
suritaula dan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat
dalam memulai kehidupannya sesunggunya, dalam tahap ini anak akan memulai
kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah
suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila
tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

(Effendy, 2002:36-37)

9. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan keluarga yang menjadi prioritas utama


adalah keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut:
 Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
 Keluarga kurang/tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
 Keluarga dengan ketururan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit
keturunan.
b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan waktu hamil:
 Umur ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun)
 Menderita kekurangan gizi/anemia.
 Menderita hipertensi.
 Primipara/multipara.
 Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga di mana anak menjadi resiko tinggi, karena:
 Lahir prematur (BBLR)
 Berat badan sukar naik.
 Lahir dengan cacat bawaan.
 ASI ibu kurang sehingga tidak mendukupi kebutuhan bayi.
 Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau
anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antar anggota keluarga:
 Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.
 Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
 Ada anggota keluarga yang sering sakit.
 Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai atau lari
meninggalkan keluarga.

(Effendi, 2002:41)
B. KONSEP KEHAMILAN NORMAL
1. Pengertian Kehamilan
 Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama
haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal
periode intrapartum.
(Helen Varney, 2007 : 492)
 Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
(Manuaba, 2010 : 4)
 Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir.
(Sarwono, 2007 : 89)

2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali dan
pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.
 Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de
Graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.Lamanya amanorea dapat
dikonfirmasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
digunakan untuk memeperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan.
Tetapi amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor
pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasanya
gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
 Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi
hari yang disebut morning sickness.Dalam batas tertentu hal ini masih
fisiologis tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.
 Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
 Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabka
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini
sering terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan
hilang setelah 16 minggu.
 Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme
hasil konsepsi.
 Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan
pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua
bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran
kolostrum.
 Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh
dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan pertama
akibat desakan uterus terhadap kandug kemih. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar keluar
dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
 Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
 Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
 Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi,
hidung, pipi dan leher)
 Sekitar leher : tampak lebih hitam
 Dinding perut : striae liviade/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), striae nigra, linea alba menjadi lebih
hitam (linea grisea/nigra)
 Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk
areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada
yang merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit
coklat, dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar
montgomeri menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara
 Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat pembesaran bagian
tersebut.
 Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi sering terjadi pada triwulan pertama.
 Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh darah
terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.Varises dapat terjadi di sekitar
genetalia eksterna, kaki, dan betis, serta payudara.Penampakan pembuluh
darah ini dapat hilang setelah persalinan.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui
oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
 Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus.Hal ini terjadi pada bulan ke-empat
kehamilan.
 Tanda Hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
 Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks.Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung
hidung sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
 Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
 Tanda Piscaceck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris.Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
 Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus akibat meningkatnya actomysin di
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri biasanya
timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat di amati dari
pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus
meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekeuatannya sampai mendekati
persalinan.
 Teraba Ballotement
Kekuatan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.Hal ini harus ada
dalam pemeriksaan kehamailan karena perabaan seperti bentuk janin saja
tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri.
 Pemeriksan Test Biologis Kehamilan (Planotest) positif.
Pemeriksan ini adalah untuk mendeteksi adannya Humon Corionic
gonadaotropin (hCG) yang di produksi oleh sinsrotrotropoblastik sel selama
kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaraan darah ibu (pada plasma
darah) dan diekskresi pada urine ibu.Hormon ini dapat dideteksi pada 26 hari
setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat
tertinggi pada hari ke 60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke
100-130.
c. Tanda Pasti (Positif sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin yang dapat
dilihat langsung oleh pemeriksa.
 Gerakan janin dalam rahim
Gerrakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas oleh pemeriksa gerakan
janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
 Denyut Jantung Janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat Fetal
Elektrocaradiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop Laenec, DJJ baru
dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
 Bagian-bagian Janin
Bagian–bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian
kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ni dapat dilihat dengan
sempurna lagi dengan menggunakan USG.
 Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
(Ummi Hani, dkk. 2010 : 72-75)
3. Perubahan Fisiologis Wanita Hamil
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
o Elastisitas vagina bertambah
o Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
o Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
berwarna kebiru- biruan (Tanda Hadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea
alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput
elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting
susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan
lebih tua warnanya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yamg sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah
diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama
kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.
(Sarwono,2007: 94-100)

4. Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan TM I, II, dan III
a. Trimester pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam
tubuh, maka akan segera muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah, keletihan, dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut :
1. Membenci kehamilannnya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
dan kesedihan.
2. Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali memberitahukan
orang lain apa yang dirahasiakannya.
3. Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, ada juga yang mengalami penurunan. Pada wanita yang
mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita hamil
yang merasakan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, tetapi bukan dengan
seks. Sedangkan, libido yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekuatiran. Sedangkan, bagi
suami sering kali membatasi hubungan suami istri karena takut mencederai
istri dan calon bayinya. Hal ini perlu komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan
dengan istri yang mempunyai libido tinggi atau meningkat.
4. Sedangkan pada suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi
keluarga.
b. Trimester Kedua
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi ( masa menerima
kehamilan → menyiapkan kelahiran dan menerima bayi )
1) Ketakutan peningkatan berat badan
2) Kekhawatiran tekanan darah meningkat
3) Rasa ketidaknyamanan aktifitas seksual
4) Biasanya ibu sudah merasa sehat
5) Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak
nyaman. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai
beban
6) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif
7) Ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri
8) Banyak ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman
c. Trimester Ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat
itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang
ibu merasakan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut
kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
(Ummi Hani, dkk, 2010 : 68 – 69)

5. Kebutuhan Ibu Hamil

a. Kebutuhan Fisik ibu Hamil


1. Kebutuhan oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak 20%. Hal
ini disebabkan karena selama kehamilan pembesaran uterus dapat menekan
diafragma sehingga tinggi diafragma bergeser 4cm dan kapasitas total (paru-
paru berkurang 5%).
2. Kebutuhan nutrisi
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan seimbang
yang harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya meliputi karbohidrat,
protein, (60gr/hari), lemak,vitamin, dan mineral.
3. Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi, perawatan gigi dan
mulut, perawatan kulit, perawatan payudara, dan pakaian.
4. Kebutuhan eliminasi
a. Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan trimester III
karena adannya penekanan kandung kemih oleh uterus.
b. Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaksasi otot polos dan
kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar pada kehamilan dan serta
karena adanya aksi hormonal yang dapat mengurangi gerakan peristaltik
usus.
5. Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu hamil akan menurun pada trimester I dan trimester
III sedangkan pada trimester II gairah ibu akan kembali.
6. Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ada resiko cidera
bagi ibu/ janin.Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya dengan berjalan-
berjalan.Hindari gerakan melonjak, meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7. Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang hari dan 8-11
jan pada malam hari.
8. Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan fisik /
fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan tempat
melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan barang-barang kebutuhan ibu
dan bayi.
b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
1. Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untuk mempererat ikatan keluarga.
Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yang baik, dengan itu untuk
membantu ia dalam menyesuaikan diri dan menghadapi masalah selama
kehamilannya karena sering kali merasa ketergantungan atau butuh pantauan
orang-orang di sekitarnya.
2. Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama ibu hamil,
membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu dan mengenal serta
menghindari kemungkinan komplikasi.Selain itu petugas kesehatan juga
berperan dalam membantu untuk mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan
dalam mewujudkan kesehatan yang optimal.
3. Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk membantu
menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami para calon orang tua.
4. Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki anak hal ini bertujuan untuk
memudahkan anak sebelumnya beradaptasi dan menerima kenyataan terhadap
kehidupan atau suasana lingkungan mereka yang baru.

(Bobak,2005 : 279-289)

6. Ketidaknyamanan Wanita Hamil Trimester III


a. Nyeri punggung bagian bawah
Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan
lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang
membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat
menimbulkan spasmus
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal
b. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi pusat
pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan kadar
oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama kehamilan akan
meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida.
Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan
diafragma.Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan.
Cara penanganan :
- Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
- Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan kedalaman
pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
- Anjurkan wanita berdiri dan meregangkan tangannya diatas kepalanya secara
berkala dan mengambil nafas dalam
- Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat
sedang berdiri.
c. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat
duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.Edema pada kaki
yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan
edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
- Hindari menggunakan pakaian ketat
- Elevasi kaki secara teratur setiap hari
- Posisi menghadap kesamping saat berbaring
- Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan vena-
vena panggul
d. Peningkatan frekuensi berkemih
Terjadi karena peningkatan berat uterus yang akhirnya menekan kandung
kencing. Pada primigravida utamanya hal ini disebabkan karena penurunan kepala
janin sehingga menekan kandung kencing
Cara penanganan :
- Menjelaskan mengapa hal itu terjadi
- Mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam
e. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan bertahan
hingga trimester III.
Penyebab :
- Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningkatan jumlah progesteron.
- Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus
yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan
uterus
- Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
- Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung menjadi
terlalu penuh
- Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung untuk menjalankan fungsinya
- Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
- Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan gangguan
pencernaan.
f. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos usus
besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
- Asupan cairan yang adekuat
- Istirahat cukup
- Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltik
- Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
- Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
- Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur tubuh
yang baik, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen bagian bawah
secara teratur
g. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan rasio
dan fosfor.Selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh darah
panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen
doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
Cara penanganan :
- Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
( dorsofleksikan kakinya )
- Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan
mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi darah
- Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
- Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
h. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan
Cara penanganan :
- Mandi air hangat
- Minum air hangat ( susu, teh tanpa kafein dicampur susu ) sebelum tidur
- Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur
- Ambil posisi relaksasi
- Gunakan teknik relaksasi progesif
i. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan pada saraf
median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-
jari
Cara penanganan :
- Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
- Berbaring rileks
(Helen Varney, 2007 : 536-543 )

7. Tujuan Pengawasan Antenatal


Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala
nifas, persiapan menghadapi laktasi dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar. Tujuan pengawasan antenatal, adalah:
a. Mengenali dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
saat persalinan dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyulit yang menyertai kehamilan, persalinan dan nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
nifas, laktasi, dan aspek KB.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

Pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali kunjungan, yaitu:

1. Satu kali pada Trimester I → Sebelum minggu ke 14


2. Satu kali pada Trimester II → Pada minggu ke 14-28
3. Dua kali pada Trimester III → Antara minggu ke 28-36 dan setelah minggu ke 36.

Pengawasan Antenatal memerlukan batasan dan tujuan, maka jadwal


pemeriksaan adalah:

1. Pemeriksaan Pertama
Dilakukan segera setelah diketahui adanya keterlambatan Haid
2. Pemeriksaan Ulang
a. Setiap bualan hingga usia kehamilan 6-7 minggu
b. Setiap dua minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 4 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan
3. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

8. Standar Minimal Asuhan Antenatal

a) Timbang Berat Badan


b) Ukur Tekanan Darah
c) Ukur Tinggi Fundus Uteri
d) Imunisasi TT
e) Pemberian Tablet Penambah Darah
f) Test Terhadap PMS
g) Temu Wicara
(Manuaba, 2010 : 128-133)
C. KONSEP TEORI KEK
1. Pengertian
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
KEK dapat terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) dan pada ibu hamil. KEK
adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu.
Pada Wanita Usia Subur (WUS)
Pemantauan kesehatan dan status gizi pada WUS merupakan pendekatan yang
potensial dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak.
Kondisi WUS yang sehat dan berstatus gizi baik akan menghasilkan bayi
dengan kualitas yang baik, dan akan mempunyai resiko yang kecil terhadap
timbulnya penyakit selama kehamilan dan melahirkan.
Pada Ibu Hamil (Bumil)
Ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah suatu keadaan dimana
seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi dan protein yang terjadi
karena konsumsi bahan pangan pokok yangtidak memenhi disertai susunan
hidangan yang tidak seimbang dan pengabsorsian metabolisme zat gizi yang
terganggu (sediaoetomo,2002). Kekurangan energi kronis adalah keadaan
dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronis) kesehatan pada ibu .ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun batas LILA ibu hamil dengan resiko KEK di
indonesia adalah kurang dari 23,5 cm (depkes RI,2002). Ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa
perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada
keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan
meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
2. ETIOLOGI
Menurut sediaoetomo (2002), penyebab dari kekurangan energi kronis dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Penyebab langsung/primer
Defisiensi kalori maupun protein yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup
lama.
b) Penyebab tidak langsung/sekunder yaitu:
a) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing
b) Hambatan utilitas zat-zat gizi
Ialah hambatan penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino didalam
tubuh tidak seimbang yang dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan
penurunan konsumsi makan.
c) Ekonomi
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemberian makanan yang akan
dikonsumsi sehari-harinya.seorang dengan ekonomi yang rendah maka
kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tidak tercukupi .
d) Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi pengambilan
keputusan dan juga akan berpengaruh pada prilakunya . ibu hamil dengan
pengetahuan gizi yang rendah , kemungkinan akan memberikan gizi yang
kurang bagi bayinya.
e) Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan
Pola konsumsi juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu hamil, dimana
pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan
kesehatan atau penyakit pada ibu hamil (supariasa 2002).
f) Jumlah anak yang terlalu banyak
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya
kurang, akan mengakibatkan berkurangnya kebutuhan gizi.(2002)
g) Pendapatan yang rendah
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang gizi, karena tidak dapat
menyediakan kebutuhan gizi yang seimbang( sediaoetomo,2002).
h) Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu
(Baliwati, 2004: 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun)
dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih
dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah
lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi
ibu hamil akan lebih baik.
i) Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas
hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan
jarak kelahiran dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5). Jarak melahirkan
yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan
juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk
memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung
kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang
dikandung. (Baliwati, 2004 : 3).
j) Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable). (Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu
kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa
mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.
2 Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas
viabilitas.
3 Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima
atau lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai
batas viabilitas. Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan
sebelumnya kurang dari 2 tahun / kehamilan yang terlalu sering dapat
menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi
tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum
masa kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).
k) Berat Badan Selama Hamil .
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata
untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan
yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara
maju pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg.Jika ibu
kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Pertambahan berat badan
selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang
dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan
berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
3. PATOFISIOLOGI
Kebutuhan nutrisi meningkat selama hamil. Masukan gizi pada ibu
hamil sangat menentukan kesehatannya dan janin yang dikandungnya .
kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil,
peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena dibutuhkan untuk
pertumbuhan rahim,payudara, volume darah, plasenta, air ketuban,dan
pertumbuhan janin(lubis,2003).
Di dalam kehamilan kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan
terjadi perubahan – perubahan anatomi fisiologi. Tambahan zat besi
diperlukan sekitar 800 mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
pembentukan sel darah merah pada janin dan plasenta ( wiknjosastro,2002).
Cakupan gizi pada ibu hamil dapat di ukur dari kenaikan berat badan
ibu hamil tersebut. Kenaikan berat badan ibu hamil antara 6,5 kg sampai 16,5
kg, rata-rata 12,5 kg. Terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir
(winknjosastro,2002).
4. TANDA DAN GEJALA
Tanda-tanda KEK menurut sediaoetomo (2002), meliputi:
 Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
 Badan kurus
 Rambut kusam
 Turgor kulit kering
 Conjungtiva pucat
 Tensi kurang dari 100 mmHg
 Hb kurang dari normal (<11 gr%)
Gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi:
 Nafsu makan kurang
 Mual
 Badan lemas
 Mata berkunang-kunang
5. AKIBAT KEK
 Bagi ibu
Bagi ibu hamil yang menderita KEK dapat melemahkan fisiknya yang pada
akhirnya menyebabkan perdarahan , partus lama, abortus dan infeksi ( susilowati
2008).
 Bagi bayi
Bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK akan mengalami
keguguran , bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan , berat badan lahir
rendah (BBLR) (susilowati,2008).
6. PENCEGAHAN KEK
Menurut chinue (2009), cara pencegahan KEKadalah:
a) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu:
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam,hati,telur) dan bahan makanan nabati ( sayuran bewarna hijau tua
, kacang-kacangan, tempe).
Makan sayur sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (
daun katuk,singkong,bayam,jambu,tomat,jeruk,dan nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapanzat besi dalam usus.
b) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubh dengan minum tablet penambah darah.
7. PENATALAKSANAAN KEK
Istirahat lebih banyak Terapi kekurangan energi kronis ditujukanpada
pengobatan individu disertai tindakan-tindakan preventif di masyarakat dengan
perbaikan-perbaikan pada faktor-faktor penyebab .
Penatalaksaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis adalah:
a) Memberikan penyuluhan dan KIE
Tambahan Makanan Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena
makanan merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk
perkembangan janin dan tubuhnya sendiri ( notoadmojo,2008).
Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan
selama hamilharus mendapat tambahan protein ,mineral,dan energi
(chinue,2009).
Tabel 2.1 contoh menu ibu hamil
BAHAN PORSI HIDANGAN JENIS HIDANGAN
MAKANAN SEHARI
Nasi 6 porsi Makan pagi:
Sayuran 3 mangkuk Nasi,1,5 porsi (150 gr)
Buah 4 potong Ikan /daging 1 potong
sedang (40 gr)
Tempe 3 potong Sayur 1 mangkok
Daging 3 potong Buah 1 potong
Susu 2 gelas Selingan:
Minyak 5 sendok teh Selingan:
Gula 2 sendok teh Susu 1 gelas dan buah 1
potong sedang
Makan siang:
Nasi 3 porsi (300 gr)
Lauk,sayur dan buah sama
dengan pagi.
Selingan:
Susu 1 gelas dan buah 1
potong sedang
Makan malam:
Nasi 2,5 porsi (250 gr)
Lauk, buah dan sayur sama
dengan pagi/siang
Selingan:
Susu 1 gelas.
b) Istirahat lebih banyak
Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi kegiatan
yang melelahkan . siang 4 jam / hari, malam 8 jam/hari(wiryo, 2002)
c) Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan yang di makan
sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis (Chinue, 2009). Pemberian
PMT untuk memenuhi kalori dan protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan.
Pemenuhan kalori yang harus diberikan dalam program PMT untuk ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis sebesar 600-700 kalori dan protein 15-20 mg (Nurpudji,
2006)
 Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil.
Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian, buah
dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain
(Nanin Jaja, 2007)
 Cara mengolah makanan menurut Proverawati (2009)
Sebaiknya makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran
segera dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena
cahaya karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan digarami
daging atau ikan sebelum dimasak dan apabila makanan yang mengandung
protein lebih baik dimasak jangan terlalu panas.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan gizi yang
seimbang bagi ibu hamil, yaitu: kebutuhan aktual selama hamil berbeda-beda
untuk setiap individu dan dipengaruhi oleh status nutrisi sebelumnya dan
riwayat kesehatan, kebutuhan terhadap satu nutrisi dapat diganggu oleh asupan
yang lain, dan kebutuhan akan nutrisi tidak konsisten selama kehamilan.
 Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu dilakukan
menurut saifuddin (2003) adalah :
1) Rujuk untuk konsultasi
2) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil
3) Minum tablet zat besi tatau tambah darah
Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90
hari mulai minggu ke-20
 Periksa kehamilan secara teratur
Setiap wanita hamil menghadapi komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya secara teratur
kepada tenaga kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan dapat dikurangi
Pelayanan prenatal yang dilakukan adalah minimal Antenatal Care 4 kali
dengan ditambah kunjungan rumah bila ada komplikasi oleh bidan.
D. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu


dan bayi dalam keadaan bahaya kehamilan. Namun kehamilan yang normal dapat
berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
Ibu hamil sering mengalami keluhan-keluhan sakit yang kadang membuatnya
merasa cemas. Ibu hamil kadang tidak tahu apakah gejala sakit tersebut tergolong
berbahaya atau tidak berbahaya bagi janinnya. Bagaimana cara membedakan antara
gejala yang membutuhkan perhatian medis segera dengan yang tidak berbahaya.
Ketika timbul tanda-tanda yang tidak biasa yang membuat Anda ragu, telepon atau
kunjungi dokter. Ada beberapa tanda yang tidak boleh diabaikan. 10 tanda bahaya
kehamilan.
1) Demam tinggi disertai kejang
2) Perdarahan pervaginam
3) Mual dan muntah yang berlebihan
4) Selaput kelopak mata pucat ( anemi)
5) Penglihatan kabur
6) Ketuban pecah dini
7) Bengkak pada tangan dan wajah
8) Penurunan gerakan janin/tidak terasa sama sekali
9) Nyeri abdomen yang hebat
10) Sakit kepala yang hebat
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 3 Desember 2015 pukul 10.30 WIB

A. Biodata Keluarga

Nama KK : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa - Indonesia
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : Rp. 1.200.000,00 per bulan
Alamat : RT 07 RW 04 Desa Gunung Jati Kecamatan Jabung Kabupaten
Malang

B. Susunan Keluarga

No Nama Jenis Hub. Umur Status Pendidikan Agama Pekerjaan


Kelami Keluarga (tahun)
n
L P
1. Jumain √ KK 42 Kawin Tidak Islam Petani
tamat SD
2. Sumiati √ Istri 41 Kawin SD Islam Petani
3. Khoirul √ Menantu 19 Kawin SD Islam Petani
4. Maulidia √ Anak 19 Kawin SMP Islam IRT
5. Dwi √ Anak 16 Belum SMP Islam Tidak
kawin bekerja
Genogram

42 th 65
59 th
41

19 th 16 th 25 23 21 th 19 th 17 15 11 5

HAMIL INI
Keterangan :
Laki- laki + Meninggal
Perempuan Tinggal 1 rumah
Meninggal
+

42 th Tn. J, hidup, usia 42 tahun, keadaan kesehatan baik

Istri Tn. J hidup, usia 41 tahun, keadaan kesehatan baik,


41
akseptor KB suntik 3 bulan

65 Besan Tn. J, hidup, usia 65 tahun, keadaan kesehatan baik

59 th Besan Tn. J, hidup, usia 59 tahun, keadaan kesehatan baik

Anak Tn. J hidup, usia 19 tahun, keadaan kesehatan baik,


19 th
sedang hamil anak pertama

16 th Anak Tn. J hidup, usia 16 tahun, keadaan kesehatan baik

Saudara menantu Tn. J hidup, usia 25 tahun, keadaan


25 th
kesehatan baik
Saudara menantu Tn. J hidup, usia 23 tahun, keadaan
23 th
kesehatan baik
Saudara menantu Tn. J hidup, usia 21 tahun, keadaan
21 th
kesehatan baik

19 th Menantu Tn. J hidup, usia 19 tahun, keadaan kesehatan baik


Saudara menantu Tn. J hidup, usia 17 tahun, keadaan
17 th
kesehatan baik
Saudara menantu Tn. J hidup, usia 15 tahun, keadaan
15 th
kesehatan baik
Saudara menantu Tn. J hidup, usia 11 tahun, keadaan
11 th
kesehatan baik
Saudara menantu Tn. J hidup, usia 5 tahun, keadaan
5 th
kesehatan baik

C. Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan memutuskan masalah dalam
keluarga lebih banyak dipegang oleh ayahnya sebagai KK, tapi bila KK sedang bekerja,
dan membutuhkan keputusan yang segera, suaminya sebagai menantu memutuskan
masalah sendiri.

D. Hubungan Dalam Keluarga


Ibu mengatakan hubungan antar keluarga, baik antara orangtua dengan anak dan
menatu, maupun antara istri dengan suami sangat baik. Meskipun terjadi pertengkaran
dalam keluarga, tetapi tidak pernah sampai berlarut-larut. Karena bapak dan suami yang
bekerja, maka yang mengurus rumah adalah ibu dan anak.

E. Keadaan Psikologis dan Spiritual


Dalam keluarga suka bergurau, sering berkumpul untuk menonton TV bila ada
waktu senggang, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka. Terkadang juga
beribadah bersama baik di rumah maupun di masjid.

F. Sosial, Budaya dan Ekonomi


1. Penghasilan
Setiap bulan Tn “J” mendapat penghasilan Rp. 1.200.000,00 yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan istri dan anak keduanya. Sedangkan setiap bulan menantu Tn
“J” mendapat penghasilan Rp. 1.200.000,00 yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan istri dan dirinya sendiri.
2. Pendidikan
Tn. “J” tidak tamat SD sedangkan Ny “S” dan menantu “K” mengenyam bangku
sekolah sampai tingkat SD. An. “M” mengenyam sampai SMP begitu pula dengan
An.“D“
3. Suku dan Agama
Tn. “J” dan Ny. “S” sama-sama suku jawa dan beragama Islam.
4. Hubungan dengan Keluarga
Ibu mengatakan setiap hari sering berkunjung ke rumah tetangga untuk mengobrol.
Hubungan dengan tetangga sangat baik, seperti saudara sendiri.
G. Kebutuhan Sehari-hari
1. Kebutuhan Nutrisi
Ibu mengatakan Menu dalam sehari : nasi, dengan lauk tempe/tahu, sayur,
telur/ikan, daging (jarang), buah (jarang). Kebiasaan makan keluarga tidak teratur
tergantung pada kemauan dan kesibukan masing-masing:
 Tn. “J” makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring penuh.
 Ny. “S” makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring sedang.
 Tn. “C” makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring penuh.
 Ny. “M” makan sebanyak 1-2x sehari dengan porsi 1 piring sedang dengan
tambahan menu : buah pisang, ibu tidak minum susu karena selalu mual
jika diminumkan.
 An. “D” makan sebanyak 3x sehari dengan porsi 1 piring sedang.
2. Kebutuhan Istirahat
Ibu mengatakan kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada
kemauan dan kesibukan masing-masing:
 Tn. “J” jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja. Dan
biasanya malam tidur mulai pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 04.30
WIB.
 Ny. “S” pada siang hari tidur pada pukul 12.30-14.30 WIB. Dan tidur di
malam hari mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB.
 Tn. “C” jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja. Dan
biasanya malam tidur mulai pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 04.00
WIB.
 Ny. “M” pada siang hari tidur pada pukul 12.30-14.30 WIB. Dan tidur di
malam hari mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB.
 An. “D” pada siang hari tidur pada pukul 12.30-14.30 WIB. Dan tidur di
malam hari mulai pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB.
3. Kebersihan Diri
Ibu mengatakan dalam sehari anggota keluarga mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x
sehari menggunakan pasta gigi, anggota keluarga mengganti pakaian 1 x sehari
dan Ny “S” mengganti pakaian dalam 2x sehari.
4. Eliminasi
Ibu mengatakan pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari
dan tidak ada gangguan ataupun keluhan dan pola BAK meliputi :
 Tn. “J” buang air kecil kurang lebih 4x sehari.
 Ny. “S” buang air kecil kurang lebih 5-6x sehari.
 Tn. “C” buang air kecil kurang lebih 4x sehari.
 Ny. “M” buang air kecil kurang lebih 8-9x sehari.
 An. “D” buang air kecil kurang lebih 4x sehari.
5. Rekreasi
Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi. Kurang lebih 1 kali
setahun.
H. Lingkungan
b. Perumahan
Rumah yang ditempati keluarga Tn “J” adalah milik sendiri, dengan luas bangunan
36 m2, terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur. Ventilasi rumah berupa jendela
terbuka dengan sirkulasi udara dan cahaya sinar matahari baik. Kamar mandi dan
WC latrin milik sendiri.
K. MANDI

DAPUR

U
Denah rumah
K. TIDUR
K. TIDUR

B T K. TIDUR K. TIDUR

R. KELUARGA
K. TIDUR
S

RUANG TAMU

TERAS RUMAH

HALAMAN
c. Jenis Bangunan
Lantai rumah berupa tegel, dinding terbuat dari tembok, ventilasi jendela
terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk.
d. Kebersihan
Keadaan rumah cukup bersih karena tiap pagi dan sore selalu disapu.
e. Pemakaian Air
Air berasal dari air sumber, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, milik umum.
e. Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak sumber air >10 meter dengan
status milik sendiri.
f. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui paralon, mengalir.
g. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang di bak sampah lalu dibuang ke tempat
pembuangan akhir.

F. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


Keluarga Tn “J” biasa berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit.
Melahirkan di bidan. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan sangat dekat tepatnya di
depan rumah Tn. “J”.

G. Status Kesehatan Keluarga


1. Ny “M” tidak pernah sakit hingga harus di rawat di Rumah Sakit. Tn “C”, Tn “J”,
Ny. “S” dan An. “D” juga tidak pernah sakit, hanya terkadang batuk pilek biasa.
2. Riwayat Kehamilan, riwayat Persalinan, riwayat Nifas
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Disminorhea : -
Lama haid : 6-7 hari Jumlah perdarahan : ganti softex 2x
Siklus : 30 hari
4. Riwayat KB
Setelah menikah Ny “M” belum pernah menggunakan KB
5. Gizi Keluarga
Ibu mengatakan bahwa sehari-hari keluarga mengkonsumsi nasi lengkap dengan
lauk dan sayuran, buah biasanya mengkonsumsi mangga, tomat, dan pepaya.
Dalam keluarga, tidak terbiasa minum susu sapi, hanya susu kedelai bila ada.
DATA OBYEKTIF
1. Tn “J”
Pemeriksaan Umum :

 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan Darah : 130/80 mmHG
 Nadi : 80 x/mnt
 Pernafasan : 24 x/mnt
 Suhu : 36,5 OC
 BB : 60 kg
 TB : 160 cm
2. Ny. “S”
Pemeriksaan Umum :

 Kesadaran : Composmentis
 TD : 120/70 mmHG
 Nadi : 84 x/mnt
 Pernafasan : 24 x/mnt
 Suhu : 36,4 OC
 BB : 56 kg
 TB : 157 cm
3. Tn. “C”
Pemeriksaan Umum :

 Kesadaran : Composmentis
 TD : 120/70 mmHG
 Nadi : 84 x/mnt
 Pernafasan : 24 x/mnt
 Suhu : 36,4 OC
 BB : 65 kg
 TB : 163 cm
4. An. ”D”
Pemeriksaan Umum :
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 110/70 mmHG
 Nadi : 84 x/mnt
 Pernafasan : 24 x/mnt
 Suhu : 36,4 OC
 BB : 45 kg
 TB : 153 cm
5. Ny. “M”
Pemeriksaan Umum :
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 110/80 mmHG
 Nadi : 80 x/menit
 Pernafasan : 24 x/menit
 Suhu : 36,5 0C
 BB sebelum hamil : 43 kg
 BB sekarang : 47 kg
 TB : 148 cm
 LILA : 23 cm
 HPHT : 06-05-2015
 TP : 13-02-2016
Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi
Muka : tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : sclera putih, konjungtiva pucat
Mulut & gigi : bibir pucat, tidak stomatitis, ada karies gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak
ada bendungan vena jugularis
Payudara : simetris, bersih, membesar, putting susu menonjol, tidak ada
benjolan abnormal, hyperpigmentasi areolla mammae
Perut : menonjol, nampak striae livide, nampak linea alba
Genetalia : bersih, tidak ada varises,tidak oedema
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises,tidak sianosis.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan vena
jugularis
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
Abdomen :
Leopold I : teraba lunak, kurang bulat, tidak melenting di daerah fundus
(kesan bokong), TFU pertengahan proc. Xyphoideus-pusat
Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri perut ibu
(Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan
perut ibu
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan
kepala), belum masuk pintu atas panggul.
Leopold IV : tidak dilakukan
Mc. Donald : 30 cm
Gerakan Janin : (+)
Ekstremitas : tidak oedema, tidak varises
II. IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSA MASALAH
DX : Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung
kiri dengan masalah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya
pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
DS : Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya, usia kehamilan 7 bulan.
Ibu mengatakan bahwa nafsu makan berkurang. Ibu juga mengatakan ibu dan
keluarga masih belum mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.
DO :
TTV
TD : 110/80 mmHG
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Palpasi
Leopold I : teraba lunak, kurang bulat, tidak melenting di daerah fundus
(kesan bokong), TFU pertengahan proc. Xyphoideus-pusat
Leopold II : teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri perut ibu
(Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan
perut ibu
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan
kepala), belum masuk pintu atas panggul.
Leopold IV : tidak dilakukan
Mc. Donald : 30 cm
Gerakan Janin : (+)
Masalah :
1. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil
2. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
Ds : Ibu mengatakan berat badan ibu hanya naik sedikit
Ibu dan keluarga juga mengatakan belum pernah mendapat
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan
Do :
Tabel 1.1
Bulan Berat badan (kg)
Agustus 43
September 43
Oktober 44
November 47
Desember 48
Keterangan : Catatan kenaikan berat badan

Prioritas Masalah:
Prioritas masalah di dalam mengatasi masalah keluarga Tn. ”J” yaitu mengenai masalah
keluarganya tentang kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya
pengetahuan Ibu dan keluarga akan tanda bahaya kehamilan. Jika masalah ini tidak
segera diatasi maka akan mengancam kesehatan ibu tersebut.Agar dapat melakukan
prioritas keluarga secara tetap, maka dilakukan pembobotan masalah dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil
Tabel 1.2
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah 1/3x1 1/3 Jika ibu kekurangan gizi
pertambahannya hanya 7-8
kg dengan akibat akan
melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah ( Erna,
dkk, 2004 ).
Kemungkinan 1/2x2 1 Masalah dapat diubah,
masalah dapat sehingga ibu mengetahui
diubah apa saja yang harus
diperhatikan pada ibu yang
mengalami kekurangan
energi kronis.
Potensi masalah 2/3x1 2/3 KEK pada ibu hamil dapat
untuk diubah diatasi dengan memberi
KIE mengenai KEK dan
bagaimana
menanggulanginya serta
memberi penyuluhan
kepada ibu tentang
pemberian makanan
tambahan tinggi protein dan
tinggi kalori.
Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga tidak menyadari
masalah bahwa KEK adalah masalah
serius
Jumlah 3
Keterangan : pembobotan

2. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan


Tabel 1.3
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah 2/3x1 2/3 Ancaman kesehatan, karena
jika ibu dan keluarga tidak
mengetahui tanda bahaya
kehamilan, ibu tidak bisa
mengantisipasi kondisinya
Kemungkinan 1/2x2 1 Masalah dapat diubah,
masalah dapat sehingga pengetahuan
diubah keluarga tentang tanda
bahaya pada kehamilan
dapat meningkat
Potensi masalah 2/3x1 2/3 Kurangnya pengetahuan ibu
untuk diubah tentang tanda bahaya
kehamilan dapat diubah
dengan memberi
penyuluhan kepada ibu
Menonjolnya 1/2x1 ½ Keluarga tidak menyadari
masalah bahwa kurangnya
pengetahuan tentang tanda
bahaya kehamilan adalah
masalah serius
Jumlah 2 6/6
Keterangan : pembobotan

Berdasarkan prioritas masalah dan hasil pembobotan masalah keluarga pada Tn. J
adalah sebagai berikut :

Prioritas I : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil


Prioritas II : Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
IV. INTERVENSI
Dilakukan pada tanggal 07 Desember 2015 pukul 15.00 WIB

 Masalah k e-1 : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil


 Tujuan : Ibu dan keluarga mengerti dan memahami tentang KEK
 KH : Ibu dan keluarga dapat menjelaskan tentang faktor yang
mempengaruhinya dan bagaimana menanggulanginya
Intervensi
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif
2. Berikan penyuluhan tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya hingga cara
menanggulanginya.
R/ Ibu da keluarga mendapat pengetahuan tentang KEK
3. KIE tentang penambahan porsi makanan yang bergizi pada ibu hamil.
R/ Tambahan Makanan Makanan pada ibu hamil sangat penting , karena makanan
merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan
tubuhnya sendiri. Makanan bergizi membantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada ibu dan janin
4. Anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu, roti, dan
biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan
sayuran lain
R/ PMT yaitu pemberian tambahan makanan disamping makanan yang di makan
sehari-hari untuk mencegah kekurangan energi kronis
5. Anjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau tambah darah
R/ Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet tambah darah (60 mg) selama 90 hari
mulai minggu ke-20
6. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
R/ Istirahat yang cukup dapat membuat sirkulasi darah ibu menjadi lancar sehingga
kebutuhan oksigen pada janin terpenuhi
 Masalah Ke-2 : kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda
bahaya kehamilan
 Tujuan : ibu dan keluarga mengerti dan memahami tentang tanda
bahaya kehamilan
 KH :Ibu dan keluarga dapat menjelaskan tentang tanda bahaya pada
kehamilan
Intervensi
7. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
R/ Untuk mengantisipasi masalah yang akan terjadi
8. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang persiapan persalinan
R/ Untuk mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menghadapi persalinan
9. Ingatkan ibu untuk periksa kehamilan secara teratur
R/ Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya secara teratur kepada tenaga
kesehatan agar resiko pada waktu melahirkan dapat dikurangi Pelayanan prenatal
yang dilakukan adalah minimal Antenatal Care 4 kali dengan ditambah kunjungan
rumah bila ada komplikasi oleh bidan.
V. IMPLEMENTASI
Dilakukan pada tanggal 09 Desember 2015 pukul 16.00 WIB
 Masalah k e-1 : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil
Implementasi
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2. Memberikan penyuluhan tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya
hingga cara menanggulanginya yang tertera pada leaflet.
3. KIE ibu untuk menambah porsi makan makanan yang bergizi seimbang dan
minum air putih minimal 8 gelas/hari.
Contoh menu
Makan pagi:
Nasi,1,5 porsi (150 gr)
Ikan /daging 1 potong sedang (40 gr)
Sayur 1 mangkok
Buah 1 potong
Selingan:
Susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan siang:
Nasi 3 porsi (300 gr)
Lauk,sayur dan buah sama dengan pagi.
Selingan:
Susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam:
Nasi 2,5 porsi (250 gr)
Lauk, buah dan sayur sama dengan pagi/siang
Selingan:
Susu 1 gelas.

4. Menganjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti susu,


roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua,
buah dan sayuran lain.
5. Menganjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau tambah darah
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal 8-9 jam/hari

 Masalah Ke-2 : kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda


bahaya kehamilan
Implementasi
7. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, yaitu:
a. Perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua
b. Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau
kejang
c. Demam atau panas tinggi
d. Air ketuban keluar sebelum waktunya
e. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
f. Muntah terus dan tidak mau makan
8. Menjelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan, yaitu tentang dimana ibu
akan bersalin, ditolong siapa, siapa yang mendampingi, tabungan, donor darah
9. Mengingatkan ibu untuk periksa kehamilan secara teratur, kontrol 1 bulan lagi.
II. EVALUASI
Dilakukan pada tanggal 12 Dsember 2015 pukul 14.00 WIB
Masalah : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu
dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
S : Ibu mengatakan sudah mulai paham akan kekurangan energi kronis dan
tanda-tanda bahaya pada kehamilan
O : Ibu sudah mampu menjawab sebagian besar pertanyaan yang diberikan.
Wajah ibu tampak senang mendengar semua penjelasan.
A : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu
tentang tanda bahaya pada kehamilan sudah teratasi
P : Melanjutkan intervensi

Anjurkan ibu untuk konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti


kondisi ibu saat ini
CATATAN PERKEMBANGAN

Dilakukan pada tanggal 15 Desember 2015 pukul 15.00 WIB

Masalah : Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan
keluarga tentang tanda bahaya kehamilan

S : ibu mengatakan sudah periksa ke bidan, dan keadaanya saat ini baik baik saja

Ibu dan keluarga mengatakan akan memantau porsi makan agar penambahan berat
badan dapat naik sesuai dengan standar

O : Ibu tampak lega da senang

A : Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri
dengan masalah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya
pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan

P : Anjurkan ibu untuk konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti kondisi ibu
saat ini sekaligus kontrol 1 bulan lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini penulis akan membandingkan teori dan kasus yang
terjadi di masyarakat, apakah terdapat kesenjangan atau tidak. Pengkajian dilakukan
pada tanggal 3 Desember 2015 pada pukul 10.30 WIB di rumah Tn. “J” didapatkan
data subyektif ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya, usia kehamilan 7
bulan. Ibu mengatakan bahwa nafsu makan berkurang. Ibu juga mengatakan, ibu dan
keluarga masih belum mengetahui tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Hal ini
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh winkjosastro (2002) tentang gejala KEK
menurut winkjosastro (2002), meliputi nafsu makan kurang, mual, badan lemas dan
mata berkunang-kunang.
Berdasarkan pemeriksaan didapatkan data obyektif keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan
24 x/menit, suhu 36,5 0C, berat badan sebelum hamil 43 kg, berat badan sekarang 47
kg, tinggi badan ibu 148 cm, Lingkar lengan atas 23 cm, hari pertama haid terakhir 06
Mei 2015. Pada pemeriksaan fisik, muka tidak oedema, tidak ada cloasma
gravidarum, mata sklera putih, konjungtiva pucat, mulut & gigi bibir pucat, tidak
stomatitis, ada karies gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe
dan tidak ada bendungan vena jugularis, payudara simetris, bersih, membesar, putting
susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, hyperpigmentasi areolla mammae, perut
menonjol, nampak striae livide, nampak linea alba dan pada genetalia nampak bersih,
tidak ada varises,tidak oedema. Pemeriksaan leopold, leopold I teraba lunak, kurang
bulat, tidak melenting di daerah fundus (kesan bokong), TFU pertengahan proc.
Xyphoideus-pusat, leopold II teraba keras, memanjang seperti papan disebelah kiri
perut ibu (Punggung kiri) da teraba bagian kecil janin disebelah kanan perut ibu,
leopold III teraba bulat, keras, melenting dibagian bawah perut ibu (kesan kepala),
belum masuk pintu atas panggul, leopold IV tidak dilakukan, Mc. Donald 30 cm,
gerakan Janin (+) dan pada ekstremitas tidak oedema serta tidak varises. Hal ini sesuai
dengan teori yang disampaikan oleh sediaoetomo (2002) tentang tanda-tanda KEK
meliputi lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm, badan kurus, rambut kusam,
turgor kulit kering, konjungtiva pucat, tensi kurang dari 100 mmHg, Hb kurang dari
normal (<11 gr%).
Berdasarkan data tersebut analisa atau diagnosa yang dapat ditarik adalah Ny.
“M” GI P0000 Ab000 UK 30-32 minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri dengan
kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu dan
keluarga tentang tanda bahaya kehamilan. Intervensi yang disusun untuk mengatasi
kekurangan energi kronis pada ibu hamil adalah jelaskan pada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan, berikan penyuluhan tentang KEK mulai dari definisi, penyebab, bahaya
hingga cara menanggulanginya, KIE tentang penambahan porsi makanan yang bergizi
pada ibu hamil, anjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan tambahan seperti
susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau
tua, buah dan sayuran lain, anjurkan ibu untuk rutin meminum tablet zat besi tatau
tambah darah, anjurkan ibu untuk istirahat cukup. Sedangkan intervensi yang disusun
untuk mengatasi masalah kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda
bahaya kehamilan yaitu jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya
kehamilan, jelaskan pada ibu dan keluarga tentang persiapan persalinan, ingatkan ibu
untuk periksa kehamilan secara teratur.
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yaitu untuk masalah
kekurangan energi kronis pada ibu hamil diantaranya : menjelaskan pada ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan, memberikan penyuluhan tentang KEK mulai dari
definisi, penyebab, bahaya hingga cara menanggulanginya yang tertera pada leaflet,
KIE ibu untuk menambah porsi makan makanan yang bergizi seimbang dan minum
air putih minimal 8 gelas/hari, menganjurkan ibu untuk rutin mengkonsumsi makanan
tambahan seperti susu, roti, dan biji-bijian, buah dan sayuran yang kaya vit C, sayuran
berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain, menganjurkan ibu untuk rutin meminum
tablet zat besi tatau tambah darah, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal 8-
9 jam/hari sedangkan implementasi yang dilakukan untuk mengatasi maslaah
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan yakni :
menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan, yaitu:
perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, bengkak di kaki, tangan atau wajah
disertai sakit kepala dan atau kejang, demam atau panas tinggi, air ketuban keluar
sebelum waktunya, bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak,
muntah terus dan tidak mau makan, selanjutnya menjelaskan pada ibu tentang
persiapan persalinan, yaitu tentang dimana ibu akan bersalin, ditolong siapa, siapa
yang mendampingi, tabungan, donor darah serta mengingatkan ibu untuk periksa
kehamilan secara teratur, kontrol 1 bulan lagi.
Setelah dilakukan implementasi, evaluasi yang didapat adalah ibu mengatakan
sudah mulai paham akan kekurangan energi kronis dan tanda-tanda bahaya pada
kehamilan, ibu sudah mampu menjawab sebagian besar pertanyaan yang diberikan.
Wajah ibu tampak senang mendengar semua penjelasan analisa dari data yang didapat
ialah kekurangan energi kronis pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan ibu
tentang tanda bahaya pada kehamilan sudah teratasi penatalaknsanaan yang dilakukan
ialah menganjurkan ibu untuk konsultasi ke bidan, untuk mengetahui dengan pasti
kondisi ibu saat ini sekaligus kontrol 1 bulan lagi atau jika sewaktu-waktu ada
keluhan. Dari kasus, tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Dari hasil pengkajian pada Tn.”J” pada tanggal 3 Desember 2015 didapatkan data bahwa
pada keluarga Tn.”J” terdapat ibu hamil, yaitu Ny. “M” GI P0000 Ab000 UK 30-32
minggu, T/H/I, Letak kepala, punggung kiri dengan kekurangan energi kronis dan
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan.
2. Dari pengkajian data diatas, didapatkan masalah yaitu kekurangan energi kronis dan
kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan.
3. Dengan adanya masalah di atas, kemudian disusun rencana asuhan pada keluarga Tn.”’J”
antara lain diberi penyuluhan tentang KEK dan tanda bahaya kehamilan.

4. Implementasi yang dilakukan adalah memberi KIE dan penyuluhan tentang K’EK dan
penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan pada keluarga Tn.”J”.

5. Dari hasil evaluasi, masalah yang ada pada keluarga Tn.”J” sebagian besar teratasi.

B. SARAN

Saran yang bisa diberikan penulis adalah:

1. Seharusnya setiap tempat pelayanan kesehatan mempunyai jadwal rencana untuk


mengadakan penyuluhan.

2. Pendekatan yang intensif dan lebih merakyat sangat diperlukan dalam mencari
informasi dari masyarakat serta melakukan kunjungan rumah.

3. Pelayan kesehatan harus lebih terampil mencari daerah binaan yang sekiranya
dianggap kurang dalam masalah kesehatan.
LAMPIRAN 1

Topik : Kekurangan Energi Kronis


Tempat : Rumah Tn “J”
Hari/ Tanggal : 09 Desember 2015
Waktu : 16.00 - selesai
Sasaran : keluarga Tn “J” khususnya ibu Hamil Ny. “M”

A. Tujuan
1) Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kronis,
diharapkan peserta penyuluhan mengetahui informasi yang jelas dan lengkap
mengenai kekurangan energi kronis.
2) Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kronis
diharapkan ibu dapat:

a. Menjelaskanpengertian kekurangan energi kronis.


b. Menyebutkan penyebab kekurangan energi kronis.
c. Menyebutkan tanda kekurangan energi kronis.
d. Menyebutkan gejala kekurangan energi kronis
e. Menjelaskan cara mengatasi kekurangan energi kronis
B. Metode
Metode yang digunakan adalah berdiskusi
C. Media
Media yang digunakan adalah leaflet
D. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 3 Menit Pembukaan:

1) Salam, ucapan syukur 1) Menjawab salam


2) Memperkenalkan diri 2) Mendengarkan dan
3) Menjelaskan maksud dan memperhatikan
tujuan. 3) Menjawab pertanyaan
4) Menyebutkan materi yang
akan diberikan
5) Menyampaikan kontrak waktu
6) Memberikan pertanyaan (pre-
test)
2 15 Menit Pelaksanaan :

1) Menjelaskanpengertian 1) Mendengarkan dan


kekurangan energi kronis. Memperhatikan
2) Menyebutkan penyebab
kekurangan energi kronis.
3) Menyebutkan tanda
kekurangan energi kronis.
4) Menyebutkan gejala
kekurangan energi kronis
5) Menjelaskan cara
mengatasi kekurangan
energi kronis

3 5 Menit Tanya Jawab Mengajukan pertatanyaan

Memberikan kesempatan kepada


peserta tentang materi yang
kurang dipahami

4 5 Menit Evaluasi :

1) Menanyakan pada ibu/ 1) Menjawab dan


keluarga tentang materi yang menjelaskan
diberikan dan reinforcement pertanyaan
kepada ibu bila dapat
menjawab & menjelaskan
kembali pertanyaan/materi
2) Memberi pertanyaan
(post-test)
5 3 Menit Terminasi :

1) Mengucapkan terimakasih 1) Mendengarkan dan


kepada ibu dan keluarga membalas salam
2) Mengucapkan salam
E. Evaluasi

 Kriteria Proses :
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar.
Sebelum dan setelah dilakukan penyajian materi, penyaji mengadakan evaluasi
dengan cara memberi pertanyaan kepada keluarga.

 Kriteria Hasil :
a. Keluarga mampu menjelaskanpengertian kekurangan energi kronis.
b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab kekurangan energi kronis.
c. Keluarga mampu menyebutkan tanda kekurangan energi kronis.
d. Keluarga mampu menyebutkan gejala kekurangan energi kronis
e. Keluarga mampu menjelaskan cara mengatasi kekurangan energi kronis
LAMPIRAN 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda bahaya


kehamilan
Tempat : Rumah Tn “J”
Hari/ Tanggal : 09 Desember 2015
Waktu : 16.00 - selesai
Sasaran : keluarga Tn “J” khususnya ibu Hamil Ny. “M”

A. Tujuan
1 Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan,
diharapkanpeserta penyuluhan mengetahui informasi yang jelas dan lengkap
mengenai tanda bahaya kehamilan.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan
diharapkan ibu dapat:
a. Menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan.
b. Menyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan.
B. Metode
Metode yang digunakan adalah berdiskusi
 Media
Media yang digunakan adalah poster
 Kegiatan Penyuluhan

N KEGIATAN KEGIATAN
O WAKTU PENYULUHAN PESERTA

1 3 Menit Pembukaan:Salam,
ucapan syukur
 Menjawab
 Memperkenal salam
kan diri  Mendengark
 Menjelaskan an dan
maksud dan memperhati
tujuan. kan
 Menyebutkan  Menjawab
materi yang pertanyaan
akan
diberikan
 Menyampaika
n kontrak
waktu
 Memberikan
pertanyaan
(pre-test)
2 10 Menit Pelaksanaan :

1) Menjelaskan  Mendengarkan
pengertian tanda dan
bahaya kehamilan. Memperhatikan
2) Menyebutkan tanda-
tanda bahaya
kehamilan
3 5 Menit Tanya Jawab Mengajukan
pertatanyaan
Memberikan kesempatan
kepada peserta tentang
materi yang kurang
dipahami

4 5 Menit Evaluasi :

 Menanyakan pada  Menjawab dan


ibu/ keluarga menjelaskan
tentang materi pertanyaan
yang diberikan
dan reinforcement
kepada ibu bila
dapat menjawab &
menjelaskan
kembali
pertanyaan/materi
 Memberi
pertanyaan (post-
test)

5 4 Menit Terminasi :

 Mengucapkan  Mendengarkan
terimakasih dan membalas
kepada ibu dan salam
keluarga
 Mengucapkan
salam

 Evaluasi

 Kriteria Proses :
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga konsentrasi mendengarkan penyuluhan.
c. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar.
Sebelum dan setelah dilakukan penyajian materi, penyaji mengadakan evaluasi
dengan cara memberi pertanyaan kepada keluarga.

 Kriteria Hasil :
f. Keluarga mampu menjelaskan pengertian tanda bahaya kehamilan.
g. Keluarga mampumenyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Copyright : pondokibu.com
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC.

Depkes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontekas Keluarga. Jakarta: Depkes RI.

Hani, Ummi, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba.

Mannuaba, Ida Bagus Gedhe. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :

EGC.

Rochjati,Dr.Poedji.2003.Skrining Antenatal pada Ibu Hamil, Pengenalan Fasktor Resiko

Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi. Surabaya:Airlangga.

Salmah,dkk.2006.Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta:EGC.

Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.

Varney, Hellen, dkk. 2006. Buku Ajar Auhan Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC.

Vous aimerez peut-être aussi