Vous êtes sur la page 1sur 10

NAMA : LIA ARINDA

NPM : 0227-17-11-018 TEORI AKUNTANSI

BAB 3

RANGKUMAN MATERI : ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

A. Sifat dan Struktur Teori Akuntansi

Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi
(deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), kerangka acuan yang dihasilkan didasarkan
pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut ini:

1. Pernyataan tujuan laporan keuangan.


2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari
pernyataan tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
teoritis.
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.

Tiga elemen teori akuntansi yang ada, yaitu:

1. Postulat akuntansi;

2. Konsep-konsep teoritis akuntansi;

3. Prinsip-prinsip akuntansi.

Tingkatan formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis utama struktur teoretis:

1. Teori Deduktif Lengkap ( Deductively Complete theories) memiliki sebuah struktur


formal yang lengkap dengan aksioma-aksioma yang telah dijelaskan secara penuh dan
seluruh langkah-langkah dalam perluasan deduktifnya dinyatakan dengan lengkap.
1
2. Teori Hierarki (Hierarchical Theories) adalah teori-teori di mana hukum-hukum
komponennya disajikan sebagai deduksi-deduksi dari satu kumpulan kecil prinsip-prinsip
dasar.
3. Prapengandaian Sistematis (Systematic presuppositions) meliputi formulasi-formulasi
yang mengandaikan sebelumnya suatu isi dari teori yang lengkap atau lengkap sebagian.
4. Teori Kuasi-Deduktif (Quasi-Deductive Theories) adalah teori dengan deduktif kuasi
(seolah-olah) karena menggunakan logika induktif, penggunaan proses deduktif yang
tidak lengkap, atau mengandalkan pada primitive-primitif relatif.
5. Percobaan-Percobaan Teoretis (Theoretical Attempts) adalah sistem-sistem yang dapat
tanpa modifikasi yang signifikan pada konsep atau manipulasi, dapat dibuat paling tidak
sebagian menjadi sebuah struktur formal atau sistem verbal yang bahkan sebagian
daripadanya tidak dapat diformalisasi tanpa modifikasi yang substansial atau konsep-
konsep yang digunakan dan klarifikasi dari hubungan deduktif yang diusulkan.
6. Teori Yang Saling Berhubungan (Concatenated Theories) adalah teori yang hukum-
hukum komponennya bekerja dalam jaringan hubungan sehingga membentuk suatu
konfigurasi atau pola yang dapat diidentifikasi.

B. Postulat Akuntansi

Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya


sendiri atau disebut juga aksioma yang sudah diterima kesesuaiannya dengan tujuan
laporan keuangan yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan
hukum di suatu tempat dimana akuntansi itu beroperasi. Macam – macam postulat
Akuntansi:
1. Postulat Entitas (Entity)
2. Postulat Kelangsungan Usaha (going concern)
3. Postulat unit pengukur (Unit Of Measure)
4. Postulat Periode Akuntansi

2
A. KONSEP AKUNTANSI
a) Konsep Dasar Akrual
b) Konsep Dasar Kas
c) Konsep Kesatuan Usaha
d) Konsep Kesinambungan
e) Konsep Penetapan Beban dan Pendapatan
f) Konsep Harga Perolehan
g) Konsep Periode Akuntansi
h) Konsep Pengukuran Nilai Uang
B. PRINSIP AKUNTANSI
Prinsip dasar akuntansi dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan
konsep teoretis akuntansi, diantaranya :
1. Cost Principles
2. Revenue Principles
3. Matching Principles
4. Objectivity Principles
5. Consistency Principles
6. Diclosure Principle
7. Conservatism Principles
8. Materiality Principles
9. Uniformity dan Comparability Principles
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan
2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari
pernyataan tujuan
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
teroritis
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

3
BAB 4 (TEORI AKUNTANSI)
PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

Pendekatan tradisional merupakan riset konvensional dan bukannya riset aliran baru yang
mengandalkan pemikiran tradisional untuk merumuskan kerangka akuntansi konseptual. Yang
dapat membedakan beberapa pendekatan tersebut menjadi:
1. Pendekatan nonteoritis
2. Pendekatan deduktif
3. Pendekatan induktif
4. Pendekatan secara etis
5. Pendekatan sosiologis
6. Pendekatan ekonomi

HAKIKAT AKUNTANSI: BERBAGAI GAMBARAN


Akuntansi baik sebagai seni maupun suatu aktivitas pelayanan dan secara tidak langsung
menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap berguna bagi

bidang-bidang tertentu. The Handbook of Accounting menunjukkan bidang-bidang berikut di


mana akuntansi dapat memberikan kegunaannya: pelaporan keuangan, perhitungan dan
perencanaan perpajakan, audit independen, pemrosesan data dan system informasi, akuntansi
biaya dan akuntansi manajemen, akuntansi pendapatan nasional, serta konsultasi manajemen.
Beberapa gambaran yang telah membentuk perkembangan akuntansi keuangan, antara lain:
Akuntansi sebagai ideologi
Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideologi sebagai suatu sarana untuk
mempertahankan dan melegitimasi aturan-aturan social, ekonomi, dan politik yang berlaku saat
ini.
Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi dipandang sebagai suatu bahasa bisnis. Akuntansi adalah satu alat mengomunikasikan
informasi suatu bisnis. Terdapat dua komponen dari bahasa, yaitu simbol dan aturan tata bahasa.
Jadi,

4
pengakuan akuntansi sebagai bahasa terletak pada identifikasi dari kedua komponen tersebut
sebagai dua tingkat dalam akuntansi. Hal ini mungkin dapat dibuktikan sebagai berikut:
1. Symbol atau karakter leksikal dari suatu bahasa adalah unit-unit atau kata-kata yang memiliki
arti dan dapat diidentifikasikan dalam bahasa manapun.
2. Aturan tata bahasa dari suatu bahasa mengacu kepada pengaturan sintaksis pada bahasa
apapun.

Akuntansi sebagai suatu catatan historis


Baik bagi pemilik maupun pemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan
suatu sejarah kepengurusan manajer terhadap sumber daya pemilik. Pengukuran konsep
kepengurusan ini telah berevolusi dari waktu ke waktu. Birnberg membedakannya menjadi
empat periode:
1. Periode pemeliharaan murni
2. Periode pemeliharaan tradisional
3. Periode utilisasi aktiva
4. Periode terbuka

Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kini


Tesis utama dari pandangan ini adalah baik neraca maupun laporan laba rugi harus didasarkan
pada suatu basis penilaian yang lebih mencerminkan kenyataan ekonomi daripada biaya historis.
Metode yang dianggap paling mencerminkan kenyataan ekonomi berfokus pada harga masa kini
dan masa depan, bukannya pada harga historis. Tujuan utama dari gambaran akuntansi ini adalah
penentuan laba yang sebenarnya, suatu konsep yang mencerminkan perubahan kesejahteraan
perusahaan pada suatu periode waktu.
Akuntansi sebagai system informasi
Akuntansi selalu dipandang sebagai suatu system informasi. Pada dasarnya, ketika dianggap
sebagai suatu proses komunikasih, akuntansi yang paling baik didefinisikan sebagai proses
pengodean observasi dalam bahasa system akuntansi, manipulasi tanda-tanda dan pelaporan
system dan penerjemahan serta pengiriman hasilnya. Pandangan akuntansi ini memiliki konsep
penting dan tambahan empiris

5
Akuntansi sebagai suatu komoditas
Akuntansi juga dipandang sebagai suatu komoditas yang merupakan hasil dari suatu aktivitas
ekonomi. Akuntansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus dan akuntan mau dan
mampu untuk menghasilkannya. Sebagai suatu komoditas public, akuntansi menyediakan dasar
ideal untuk regulasi, memberikan dampak kepada kebijakan public dan mengawasi seluruh jenis
kontrak antara organisasi dengan lingkungannya.

Akuntansi sebagai mitos


Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai mitos atau ritual simbolis. Akuntansi menciptakan
mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan menjelaskan fenomena
kompleks. Melalui akuntansi, suatu fenomena ekonomi kompleks diterjemahkan bagi para
pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat di mengerti, sehingga menciptakan lebih
banyak mitos daripada kenyataan. Sebagai akibatnya, pengumpulan informasi akuntansi menjadi
suatu ritual yang diharapkan dan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa telah dibuat pilihan-
pilihan yang cerdas dan bahwa terdapat suatu komitmen untuk melakukan penerapan secara
sistematis dari informasi akuntansi terhadap keputusan-keputusan. Suatu penggunaan informasi
akuntansi secara simbolis menjadi sebuah perilaku manajerial yang tepat.

Akuntansi sebagai alasan logis


Akuntansi mungkin dapat dipandang sebagai suatu alasan logis. Akuntansi mungkin digunakan
untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan kerenanya menyediakan suatu justifikasi bagi
kejadian mereka di masa mendatang. Dengan adanya ketidaktepatan dan ketidakpastian yang
melingkupi kebanyakan angka akuntansi, akuntansi mungkin digunakan sebagi suatu cara untuk
melegitimasi pemunculannya. Oleh sebab itu, akuntansi menjadi suatu perisai jaminan atau
sertifikasi otoritas terhadap angka tersebut dan menyediakan suatu alasan pemikiran atas
tindakan yang berdasar pada angka tersebut.

Akuntansi sebagai suatu perumpamaan


Akuntansi mungkin dipandang sebagi suatu perumpamaan. Akuntansi memberikan kontribusi
terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu
gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi

6
Akuntansi sebagai percobaan
Akuntansi dapat dipandang sebagai percobaan. Akuntansi cukup fleksibel untuk mengakomodasi
berbagai situasi, mengadaptasi solusi-solusi baru untuk masalah baru, dan beradaptasi terhadap
kasus-kasus yang paling kompleks. Akuntansi merupakan percobaan terutama ketika ia bersifat
sukarela, inovatif, dan tentative. Akuntansi memungkinkan seseorang untuk menginvestigasi
respon-respon yang diberikan terhadap berbagai opsi-opsi akuntansi dilihat dari kegunaannya
terhadap berbagai unsur penyusun dan untuk memastikan dampak dari respon sebelumnya yang
belum dipelajari dan menentukan serangkaian tindakan yang berbeda-beda.

Akuntansi sebagai distorsi


Karena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau mempengaruhi tindakan-tindakan baik
dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran ideal bagi pihak-pihak yang
mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat oleh pengguna. Terdapat empat
kelompok yang mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pesan-pesan akuntansi, antara
lain:
1. Subjek yang perilakunya memberikan data bagi pesan-pesan akuntansi
2. Akuntan yang menyiapkan data
3. Akuntan yang memeriksa data
4. Penerima data

PENYUSUNAN DAN VERIFIKASI TEORI


Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ini memandu profesi akuntansi dalam memilih
teknik akuntansi dan pembuatan laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai praktik
akuntansi yang baik. Sebagai respon terhadap lingkungan, nilai, dan kebutuhan informasi yang
berubah, prinsip-prinsip yang berlaku umum menjadi subjek dari pemeriksaan ulang dan analisis
kritis yang konstan.
Teori akuntansi, karenanya harus menjadi hasil dari suatu proses penyusunan teori dan verifikasi
teori. Teori akuntansi yang sudah ada seharusnya menjelaskan dan memprediksi fenomena
akuntansi: kapan fenomena seperti itu terjadi, mereka seharusnya dapat dianggap sebagai
verifikasi dari teori. Dalam pendekatan tradisional terhadap penyusunan teori akuntansi, praktik
dan verifikasi akuntansi dianggap sinonim dalam pendekatan yang baru terhadap penyusunan
teori akuntansi, telah dilakukan usaha-usaha untuk secara logis atau empiris memverifikasi teori.

7
HAKIKAT TEORI AKUNTANSI
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan basis bagi peramalan dan penjelasan
perilaku dan peristiwa akuntansi. Banyak dari teori-teori ini muncul dari penggunaan pendekatan
yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau dari usaha untuk mengembangkan teori
akuntansi di tingkat menengah dan bukannya satu teori komprehensif tunggal. Teori akuntansi di
tingkat menengah berasal dari perbedaan cara peneliti melihat antara pengguna data akuntansi
dan lingkungan di mana pengguna dan pembuat dari data akuntansi seharusnya berperilaku.

METODOLOGI DALAM PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


Dalam dunia akuntansi professional, ada kepercayaan umum bhawa akuntansi adalah suatu seni
yang tidak dapat diformalisasikan dan bahwa metodologi yang digunakan dalam formulasi suatu
teori akuntansi secara tradisional adalah usaha untuk menjustifikasi apa yang terjadi dengan
mengodifikasikan praktik-praktik akuntansi. Teori seperti ini dinamakan akuntansi deskriptif
atau teori deskriptif akuntansi.
dalam perumusan suatu teori, di mana ia tidak hanya bersifat deskriptif tetapi juga merupakan
pemerikasaan analitis atas akuntansi melalui:
1. Suatu pemeriksaan matematis untuk memeriksa struktur secara logis
2. Suatu pemeriksaan ekonomi untuk memeriksa apa yang diukur
3. Suatu pemeriksaan perilaku untuk memeriksa bagaimana akuntansi di praktikkan

PENDEKATAN UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


Pendekatan tradisional tersebut adalah:
Pendekatan nonteoritis
Pendekatan nonteoritis adalah suatu pendekatan yang terdiri dari:
1) Pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh kesamaannya
dengan praktik dunia nyata yang berguna dalam artian memberikan solusi ynag sifatnya praktis.
2) Pendekatan kekuasaan untuk perumusan suatu teori akuntansi yang terutama di pergunakan
oleh organisasi professional, terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-
praktik akuntansi.

Pendekatan deduktif
Jika kita mengasumsikan pada titik ini bahwa dalil dasar mengenai lingkungan akuntansi terdiri
atas baik tujuan maupun rumus, langkah yang digunakan untuk memperoleh pendekatan deduktif

8
akan meliputi:
1. Menentukan tujuan dari laporan keuangan
2. Memilih postulat dari akuntansi
3. Menghasilkan prinsip dari akuntansi
4. Mengembangkan teknik dari akuntansi

Pendekatan induktif
Argumentasi induktif dikatakan didahului oleh kondisi khusus (informasi akuntansi yang
menggambarkan hubungan yang berulang kembali) ke umum (rumus dan prinsip dari akuntansi).
Pendekatan induktif untuk suatu teori mencakup empat tahapan:
1. Mencatat seluruh observasi
2. Menganalisis dan mengklasifikasikan observasi ini untuk mendeteksi adanya hubungan yang
berulang kembali
3. Penurunan induktif dari generalisasi dan prinsip akuntansi dari observasi yang
menggambarkan hubungan berulang
4. Menguji generalisasi
Pendekatan etis
Inti dasar dari pendekatan etis terdiri atas konsep kewajaran, keadilan, ekuitas, dan kenyataan.
Konsep tersebut merupakan criteria utama dari D.R Scott untuk perumusan teori akuntansi
Apapun konotasinya, kewajaran telah menjadi salah satu tujuan dasar akuntansi. Committee on
Auditing Procedures mengacu pada criteria dari kewajaran dari penyajian, seperti:
1. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip yang berlaku umum
2. Pengungkapan
3. Konsistensi
4. Dapat diperbandingkan

Pendekatan sosiologis
Berdasar pada pendekatan sosiologis, prinsip atau teknik akuntansi yang ada dievaluasi untuk
penerimaan dari dasar pengaruh laporannya terhadap seluruh kelompok dalam komunitas. Juga
tersirat dalam pendekatan ini adalah adanya ekspektasi bahwa data akuntansi akan berguna
dalam pembuatan pertimbangan kesejahteraan social. Untuk mencapai tujuannya, pendekatan

9
sosiologi mengasumsikan keberadaan dari nilai social baku yang mungkin digunakan sebagai
criteria untuk menentukan teori akuntansi

Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada pengendalian
perilaku dari indicator-indikator makro ekonomi yang dihasilkan oleh adopsi dari berbagai
teknik akuntansi Walaupun kepercayaan telah ada dalam pertimbangan akuntansi teknis di masa
lalu, arah dari waktu menyarankan bahwa penyusunan standar mencakup juga kepentingan social
dan ekonomi. Konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan termasuk, antara lain:
1) Distribusi kesejahteraan
2) Tingkat risiko agregat dan alokasi risiko di antara individu
3) Konsumsi dan produksi agregat
4) Alokasi sumberdaya antar perusahaan

PENDEKATAN SELEKTIF UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


Secara umum, perumusan suatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi
telah mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari berbagai pendekatan dan bukannya
hanya satu dari pendekatan yang disajikan di sini. Pendekatan selektif adalah terutama
merupakan akibat dari berbagai usaha oleh individu dan professional serta organisasi
pemerintahan untuk berpartisipasi dalam pematangan konsep dan prinsip dalam akuntansi.
Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkatan kepada pendekatan baru yang sedang
diperdebatkan dalam literature: pendekatan peraturan, pendekatan perilaku, serta pendekatan
kejadian, prediksi, dan positif.

10

Vous aimerez peut-être aussi