Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
SEDIMENTSI
I. Tujuan
1. Dapat menjelaskan prinsip dasar sedimentasi.
2. Dapat mempelajari laju sedimentasi dengan parameter-parameter yang
mempengaruhinya.
II. Perincian Kerja
Persiapan
1. Disediakan kapur yang butirannya halus dan bebas dari kotoran .
2. Disediakan alat-alat yang diperlukan .
3. Dibuat perencanaan kerja sesuai dengan topik percobaan .
Topik percobaan
1. Sedimentasi dengan ketinggian suspensi sebagai variabel kontrol .
2. Sedimentasi dengan konsentrasi suspensi sebagai variabel kontrol .
3. Sedimentasi dengan konsentrasi dan ketinggian suspensi sebagai variabel
kontrol dan dengan penambahan zat flokulan
III. Dasar Teori
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran.
Suatu campuran dapat berupa campuran hpmogen (satu fasa) atau campuran heterogen
(lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dpat mengandung dua atau lebih fasa:
padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai
kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.
Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utaa
proses pemisahan, yaitu :
Sedimentasi
Flotasi
Sentrifugasi
Filtrasi
Pengendapan lumpur dan zat padat lainnya pada cairan yang keruh.
Pemisahan minyak dan air ditempat pencucian mobil.
1. Konsentrasi suspensi
Laju pembentukan endapan menurun dengan meningkatnya konsentrasi tetapi
penurunannya lebih lambat dari pada saat konsentrasi meningkat. Semakin tinggi
konsentrasi suspensi semakin rendah pula laju turunnya garis padatan karena
besarnya kecepatan ke atas cairan yang dipindahkan. Berdasarkan konsentrasi dan
sifat partikel untuk berinteraksi dari suspensi yang akan mengendap.
Rumus Ssedimentasi :
𝑳𝒏 𝑯 − 𝑯𝒆 = −𝒃. 𝒕 + 𝑳𝒏 𝑯𝒄 − 𝑯𝒆
Keterangan :
b : Konstanta pengendepan
Persamaan di atas adalah persamaan linear antara Ln (H-He) terhadap waktu t. dengan
metode analisa regresi linear, maka untuk beberapa data H dan t akan didapatkan b dan
Hc.
Waktu,
t H -He ln (H -He)
Tabung Tabung Tabung Tabung Tabung Tabung
(sekon)
I 2 3 I 2 3
0 524 468 427 6.261492 6.148468 6.056784
2 444 433 376 6.095825 6.070738 5.929589
4 334 373 312 5.811141 5.921578 5.743003
8 139 248 175 4.934474 5.513429 5.164786
12 66 108 78 4.189655 4.682131 4.356709
16 44 68 53 3.78419 4.219508 3.970292
20 28 50 35 3.332205 3.912023 3.555348
24 21 33 22 3.044522 3.496508 3.091042
28 17 22 18 2.833213 3.091042 2.890372
32 13 16 14 2.564949 2.772589 2.639057
36 12 13 11 2.484907 2.564949 2.397895
40 9 11 10 2.197225 2.397895 2.302585
45 8 7 7 2.079442 1.94591 1.94591
50 4 5 6 1.386294 1.609438 1.791759
55 3 3 3 1.098612 1.098612 1.098612
60 1 1 1 0 0 0
64 0 0 0 #NUM! #NUM! #NUM!
Tinggi vs Waktu
600
500
Tinggi (mm)
400
300
200
100
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
H1 vs t
600
500
Tinggi (mm)
400
300
200
100
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
Tabung 2 (Grafik 1.1.2)
H2 vs t
600
500
400
Tinggi (mm)
300
200
100
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
H3 vs t
500
400
Tinggi (mm)
300
200
100
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
Penentuan dH/dt berdasarkan Grafik 1.1.1 ; 1.1.2 ; dan 1.1.3
H = 604 mm
tc = 22 menit
604 mm
dH/dt 27,455 mm/menit
22 menit
Tabel 1.2 Hasil perhitungan dH/dt berdasarkan Grafik 1.1.1; 1.1.2; dan
1.1.3
Tabung H (mm) tc (menit) dH/dt (mm/menit)
1 604 22 27,455
2 555 20,5 27,073
3 500 15 33,333
3
2.5
2
1.5
1 y = -0.0611x + 4.5924
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Tabung 2 (Graik 1.2.2) :
5
ln (H-He) (mm)
1
y = -0.0829x + 5.2577
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
3
2.5
2
1.5
1
0.5
y = -0.0668x + 4.5459
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Y = mx + C
Slope = - b
ΔY
=
ΔX
= 0,0611
Intercept = Ln (Hc – He) = 4,5924
Ln(Hc – 49 mm) = 4.5924
(Hc – 49 mm) = e4,5924
(Hc – 49 mm) = 98,73
Hc = 98,73 + 49 = 147,73 mm
Tabel 1.3 Hasil perhitungan slope (-b) dan Hc berdasarkan grafik 1.2.1 ;1.2.2 ;
dan 1.2.3
Tabung H (mm) Slope (-b) Intercept Hc (mm)
1 604 0,0611 4,5924 147,73
2 555 0,0829 5,2577 230,04
3 500 0,0668 4,5459 131,25
H - He ln (H - He)
Waktu
Tabung Tabung Tabung
(menit) Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
1 2 3
0 463 441 432 6.137727 6.089045 6.068426
2 393 406 402 5.97381 6.006353 5.996452
4 323 351 357 5.777652 5.860786 5.877736
6 253 311 327 5.533389 5.739793 5.78996
8 188 271 287 5.236442 5.602119 5.659482
10 118 241 260 4.770685 5.484797 5.560682
15 30 146 182 3.401197 4.983607 5.204007
20 16 68 102 2.772589 4.219508 4.624973
25 11 34 56 2.397895 3.526361 4.025352
30 10 15 24 2.302585 2.70805 3.178054
40 7 7 13 1.94591 1.94591 2.564949
50 4 4 8 1.386294 1.386294 2.079442
60 2 3 5 0.693147 1.098612 1.609438
75 1 1 2 0 0 0.693147
90 0 0 0 #NUM! #NUM! #NUM!
He = 37 mm
Maka H – He = 500 mm – 37 mm
= 463 mm
Ln (H – He) = Ln 463 mm
= 6.137727
Tinggi vs Waktu
500
450
400
350
Tinggi (mm)
300
250 konsentrasi 3%
200 Konsentrasi 4%
150 Konsentrasi 6%
100
50
0
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
Tabung 1 (Grafik 2.1.1)
300
250
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
300
250
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
Tabung 3 (Grafik 2.1.3)
300
250
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Waktu (menit)
H = 500 mm
tc = 15 sekon
500 mm
dH/dt 33,333 mm/menit
15 menit
Tabel 2.2 Hasil perhitungan dH/dt berdasarkan Grafik 2.1.1; 2.1.2;
dan 2.1.3
dH/dt
Gelas Ukur H (mm) tc (menit)
(mm/menit)
1 500 15 33,333
2 500 24 20,833
3 500 26 19,231
Grafik hubungan antara ln (H-He) (mm) terhadap waktu (menit)
Tabung 1 (Grafik 2.2.1) :
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5 y = -0.0668x + 4.5459
0
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)
3
2.5
2
1.5
1
y = -0.0769x + 5.3645
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Tabung 3 (Grafik 2.2.3) :
3
2.5
2
1.5
1
0.5
y = -0.0613x + 5.2174
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu (menit)
Penentuan slope (-b) dan Hc berdasarkan grafik 2.2.1 ; 2.2.2 ; dan 2.2.3
Untuk Tabung 1 dengan persaman y = -0.0668x + 4.5459 :
C=3%
Ln C = -3,5066
Untuk Tabung 2 :
C=4%
Ln C = -3,2189
Untuk Tabun 3 :
C=6%
Ln C = -2,8134
ln dH/dt (mm/menit)
4
3
3
3
y = -0.7543x + 0.7681
3
3
2
2
2
-4 -4 -3 -3 -2
ln C (%)
y = -0.7543x + 0.7681
-(dH/dt) = a . Cb
(dH/dt) = - a . Cb
Ln (dH/dt) = -Ln a – b Ln C
Y = (- mX) + (-C)
Slope = -b
ΔY
-b =
ΔX
-b = - 0,7543
b = 0.7543
a = e0,7681 = 2,156
C. Variasi penambahan zat flokulan
He = 43 mm
Maka H – He = 500 mm – 43 mm
= 557 mm
Tinggi vs Waktu
600
500
400
Tinggi (mm)
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
Tabung 1 (3.1.1)
H tb.1 vs t
500
450
400
350
Tinggi (mm)
300
250
200
150
100
50
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu(s)
Tabung 2 (3.1.2)
H tb.2 vs t
500
450
400
350
Tinggi (mm)
300
250
200
150
100
50
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
Tabung 3 (3.1.3)
H tb.3 vs t
500
450
400
350
Tinggi (mm)
300
250
200
150
100
50
0
0 200 400 600 800 1000
Waktu (s)
H = 500 mm
tc = 110 sekon
500 mm
dH/dt 4,545 mm/sekon
110 sekon
Tabel 1.2 Hasil perhitungan dH/dt berdasarkan Grafik 3.1.1; 3.1.2; dan 3.1.3
dH/dt
Tabung H (mm) tc (sekon)
(mm/sekon)
1 500 110 4,545
2 500 115 4,348
3 500 118 4,233
2.5
2
1.5
1
y = -0.0065x + 4.2685
0.5
0
0 100 200 300 400 500 600
Waktu (s)
IX. Pembahasan
1. Muyassarah (33117005)
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan sedimentasi.Proses
sedimentasi merupakan proses separasi secara mekanik yang memanfaatkan
gaya gravitasi bumi.Sedimentasi dilakukan untuk memisahkan partikel-partikel
padat maupun cair dari suatu cairan atau gas tertentu. Melalui proses
sedimentasi ini, maka partikel-partikel padat dapat diklasifikasikan menurut
massa jenis dan ukuran partikelnya. Pada percobaan kali ini juga kita dapat
menentukan laju sedimentasi dengan parameter-parameter yang
mempengaruhinya.
Pada praktikum sedimentasi ini dilakukan tiga perlakuan,dimana perlakuan
pertama yaitu sedimentasi dengan variasi ketinggian suspensi dan konsentrasi
yang sama, kemudian perlakuan kedua yaitu sedimentasi dengan variasi
ketinggian suspensi dan konsentrasi yang berbeda, perlakuan ketiga yang
dilakukan yaitu suatu proses sedimentasi dengan konsentrasi dan ketinggian
suspensi yang sama dan dengan variasi penambahan jumlah zat flokulan.
Pada perlakuan pertama digunakan tiga tabung kemudian diisi dengan
larutan kapur dengan tinggi berbeda serta dengan konsentrasi yang sama.
Konsentrasi yang digunakan yaitu konsentrasi 3 % dengan ketinggian suspensi
pada tabung pertama yaitu 604 mm, tabung kedua diisi dengan suspensi dengan
ketinggian 555 mm, dan tabung ketiga diisi dengan suspensi dengan ketinggian
500 mm. Setelah ketiga tabung diisi dengan suspensi maka tabung tersebut
digoyangkan agar suspensi didalam tabung menjadi homogen. Setelah itu
tabung dipasang pada alat kemudian kami menyalakan stopwatch selama selang
waktu beberapa menit untuk melihat proses pengendapan yang terjadi pada
setiap tabung 1,2 dan 3. Dari percobaan dapat dilihat bahwa perbedaan
ketinggian dapat mempengaruhi laju sedimentasi,dimana pada awalnya setiap
tabung memiliki laju yang konstan tetapi pada menit berikutnya setiap tabung
menunjukkan laju yang hampir sama. Hal ini berbeda dengan teorinya yang
mengatakan bahwa suatu suspensi yang memiliki ketinggian berbeda dan
konsentrasi yang maka laju sedimentasinya akan konstan. Kemudian dari hasil
perhitungan didapatkan nilai laju sedimentasi masing-masing tabung pada
variasi ketinggian.Untuk tabung 1 = 27,455 mm/s ; tabung 2 = 27,073 mm/s ;
tabung 3 = 33,333 mm/s .
Pada perlakuan kedua digunakan tiga tabung juga yang diisi dengan
suspensi dengan ketinggian yang sama yaitu 500 mm dan dengan konsentrasi
yang berbeda yaitu pada tabung pertama konsentrasi yang digunakan 3 % ,
tabung kedua digunakan konsentrasi 6 % dan pada tabung ketiga digunakan
konsentrasi 4 %. Pada percobaan kedua juga dilakukan hal yang sama seperti
pada percobaan pertama sehingga dari data percobaan kami tidak mendapatkan
hasil yang sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi maka laju sedimentasi menjadi semakin lambat. Hal ini mungkin
dikarenakan pada saat praktikum berlangsung kami tidak teliti dalam
melakukan pengadukan atau saat menghomogenkan larutan didalam tabung,
atau pada saat kami melakukan penimbangan. Kemudian dari hasil perhitungan
didapatkan nilai laju sedimentasi masing-masing tabung pada variasi
konsentrasi.Untuk tabung 1 = 33,333 mm/s ; tabung 2 = 20,833 mm/s ; tabung
3 = 19,231 mm/s .
Dan untuk perlakuan ketiga ini juga digunakan tiga tabung,dimana masing-
masing tabung diisi dengan supensi dengan tinggi 500 mm dengan konsentrasi
sebesar 3 % . kemudian ditambahkan jumlah zat flokulan, untuk tabung pertama
ditambahkan zat flokulan sebanyak 0,2 gram , tabung kedua ditambahkan 0,3
gram zat flokulan dan tabung ketiga ditambahkan dengan 0,4 gram zat flokulan.
Setelah itu juga dilakukan perlakuan yang sama seperti yang dilakukan pada
percobaan pertama dengan kedua sehingga dari data percobaan yang didapatkan
terlihat bahwa semakin banyak jumlah zat flokulan yang ditambahkan maka
proses pengendapan menjadi lebih cepat berlangsung begitupun sebaliknya
semakin sedikit jumlah zat flokulan yang didapatkan maka proses pengendapan
menjadi semakin lambat. Hal ini dikarenakan penambahan zat flokulan dapat
membantu untuk membentuk partikel-partikel menjadi suatu flok ( gabungan
partikel-partikel menjadi partikel berukuran lebih besar ). Sehingga
pengendapan berlangsung relatif lebih cepat. Kemudian dari hasil perhitungan
didapatkan nilai laju sedimentasi masing-masing tabung pada variasi
penambahan jumlah zat flokulan.Untuk tabung 1 = 4,545 mm/s ; tabung 2 =
4,348 mm/s ; tabung 3 = 4,233 mm/s .
Untuk nilai konstanta sedimentasi yang didapat dari grafik hubungan antara
( H-He ) terhadap waktu. Untuk tabung pertama nilai konstanta sedimentasinya
0,0059, untuk tabung ke dua nilai konstanta sedimentasinya 0,0065 dan untuk
tabung ketiga nilai konstanta sedimentasinya 0,0059 .
2. Ahmad Zulkifli (33117006)
Variasi Ketinggian
Pada percobaan ini digunakan variasi ketinggian 500 mm, 555mm, dan
604mm dengan konsentrasi 3% dalam 4 kg air . Dari hasil percobaan kecepatan
pengendapan pada 500 mm adalah 33,333 mm/s , kecepatan pengendapan pada
555 mm adalah 27,073 mm/s dan kecepatan pengendapan pada 604 mm adalah
27,455 mm/s. hal ini membuktikan bahwa kedalaman dari suatu suspensi
berpengaruh oleh laju kecepatan sedimentasi, dari pembuktiannya dapat dilihat
dari grafik hubungan tinggi vs waktu dimana waktu kritis didapatkan kemudian
laju dari sedimentasi dapat ditentuakan dengan rumus dH/dt.
Variasi Konsetrasi
Salah satu cara pemisahan antar dua komponen atau lebih yang
dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan sedimentasi (pengendapan).
Sedimentasi adalah pemisahan antar komponen atau partikel berdasarkan
perbedaan densitasnya melalui suatu medium alir. Secara visual dapat juga
dikatakan bahwa sedimentasi merupakan pemisahan suspensi menjadi dua
fraksi, yaitu fraksi supernatan (fraksi yang jernih) dan fraksi padat pada
konsentrasi yang lebih tinggi.
Variasi ketinggian
Variasi Konsentrasi
Percobaan kedua yaitu mengamati laju sedimentasi larutan yang
memiliki ketinggian sama dengan konsentrasi berbeda.percobaan ini
menggunakan 3 tabung yang berisi larutan kapur dengan konsentrasi masing-
masing 3%, 4%, dan 6% dengan ketinggian suspensi 500 mm. Selanjutnya
ketinggian dari setiap endapan dicatat setiap 2 menit. Berdasarkan data yang
diperoleh dibuat grafik hubungan antara ketinggian H (mm) terhadap waktu t
(menit). Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa lau sedimentasi
dipengaruhi oleh konsentrasi. Semaki tinggi konsentrasi suatu suspense maka
semakin kecil laju sedimentasinya. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa suspensi yang memiliki konsentrasi yang berbeda dengan
ketinggian awal yang sama maka proses sedimentasi awalnya berlangsung
dengan laju yang konstan dan pada suspense dengan konsentrasi lebih tinggi
memiliki laju sedimentasi yang lebih kecil.
Berdasarkan grafik diketahui waktu kritis pada masing-masing tabung
yaitu tabung I 15 menit, tabung II 24 menit, dan tabung III 26 menit. Sehingga
laju seimentasinya dapat dihitung. Laju sedimentasi yang dipeoleh melalui
perhitungan yaitu tabung I 33,333 mm/menit, tabung II 20,833 mm/menit, dan
tabung III 19,231 mm/menit. Dapat dilihat bahwa tabung I memiliki laju
sedimentasi yang sangat cepat disbanding dengan tabung II dan III, hak tersebut
disebabkan oleh konsentrasi kapur dalam tabung I lebih kecil daripada tabung
yang lain sehingga sedimen-sedimennya lebih mudah mengendap. Hal tersebut
membuktikan bahwa laju sedimentasi suatu suspensi berbanding terbalik
dengan konsentrasi.
Variasi flokulan
Berdasarkan grafik diatas dapat di ketahui waktu kritis dari setiap tabung
yaitu pada tabung pertama adalah 15 menit, tabung kedua adalah 24 menit dan
tabung ketiga adalah 26 menit. Sehingga setelah dilakukan perhitungan maka
didapatkan laju dari tabung pertama adalah 33,333 mm/menit tabung kedua
20,833 mm/menit dan tabung ketiga 19,231 mm/menit. Dari hasil tersebut dapat
dilihat bahwa tabung pertama memiliki laju sedimentasi yang sangat cepat
dibanding dengan tabung kedua dan ketiga, hal tersebut dikeranakan
konsentrasi kapur dalam tabung pertama paling kecil sehingga sedimen-
sedimennya lebih mudah mengendap jika dibandingkan dengan yang lain.
Sehingga laju sedimentasi suatu suspense berbanding terbalik dengan
konsentrasinya.
Salah satu cara pemisahan antar dua komponen atau lebih yang dilakukan
dengan cara mekanis yaitu dengan sedimentasi (pengendapan). Sedimentasi adalah
pemisahan antar komponen atau partikel berdasarkan perbedaan densitasnya
melalui suatu medium alir. Secara visual dapat juga dikatakan bahwa sedimentasi
merupakan pemisahan suspensi menjadi dua fraksi, yaitu fraksi supernatan (fraksi
yang jernih) dan fraksi padat pada konsentrasi yang lebih tinggi.
Pada percobaan kali ini bahan yang digunakan adalah kapur yang tujuannya
untuk menentukan kecepatan sedimentasi dari suspensi kapur tersebut. Kemudian
kapur sebanyak 0,12 kg dimasukkan kedalam 4 kg yang berisi air. Setelah kapur
dimasukkan kedalam baskom + air, selanjutnya dilakukan pengadukan sampai
merata. Suspensi yang terbentuk diamati pengendapannya dengan mencatat
penurunan tinggi batas beningan dengan slurry pada interval 1 cm. Semakin lama
proses sedimentasinya, maka akan semakin baik pemisahannya. Secara visual,
proses sedimentasi menyebabkan terjadinya pemisahan suspensi menjadi dua
fraksi, yaitu fraksi supernatan (fraksi jernih) dan fraksi keruh/padat (slurry). Pada
proses sedimentasi, gaya yang digunakan partikel bahan ketika jatuh adalah gaya
eksternal, dimana gaya tersebut menyebabkan adanya pergerakan dari partikel-
partikel bahan. Disamping gaya eksternal, juga terdapat gaya dorong yang berfungsi
untuk menahan gerakan atau gesekan yang muncul saat bahan bersentuhan dengan
air.
Pada grafik dilihat waktu kritis dari tabung pertama sebesar 110 sekon,
tabung kedua sebesar 115 sekon dan tabung ketiga sebesar 118 sekon. Sehingga
didapakan laju sedimentasi tabung pertama adalah 4,545 mm/sekon; tabung kedua
sebesar 4,348 mm/sekon dan tabung ketiga sebesar 4,233 mm/sekon. Dari hasil
tersebut berbanding terbalik dengan teori karena pada percobaan tabung pertama
dengan penambahan 0,2 g zat flokulan memiliki laju lebih cepat dibandingkan
dengan tabung ketiga dengan penambahan 0,4 g zat flokulan. Hal ini, disebakan
oleh banyak factor seperti pada saat menghomogenkan dan meletakkan tabung
kealat para praktikan tidak bersaman ataupun ketidak akuratan pada saat melihat
ketinggian pada rentan waktu yang telah ditentukan.
Lalu, dengan data dapat dibuat grafik antara ln (H-He) terhadap waktu pada
setiap tabung untuk mencari konstanta sedimentasi dan tinggi kritis berdasarkan
perhitungan pada masing-masing tabung. Berdarkan kuva tersebut untuk tabung
pertama di dapatkan persamaan y = -0,0059x + 4.1783; tabung kedua diadapatkan
persamaan y = -0.0065x + 4.2685; dan tabung ketiga di dapatkan persamaan y = -
0.0059x + 4.3266. Dari persamaan tersebut di dapatkan slope yang merupakan
konstanta sedimentasi dan intercept merupakan ln (Hc-He) sehingga akan
didapatkan ketinggian kritis yaitu pada tabung pertama memiliki tinggi kritis
sebesar 108,255 mm; tabung kedua memiliki tinggi kritis sebesar 118,414 mm; dan
tabung ketiga memiliki tinggi kritis sebesar 135,69 mm.
6. Yuliana (33117021)
Salah satu pemisahan antar dua komponen atau lebih yang dilakukan
dengan cara mekanis yaitu dengan sedimentasi (pengendapan). Sedimentasi
adalah pemisahan antar komponen atau partikel karena pengaruh gaya berat,
gaya apung, dan gaya geser sehingga cairan jenuh dapat dipisahkan dari zat
padat yang mengendap didasarnya.
Pada percobaan kali ini bahan yang digunakan adalah bubuk kapur yang
tujuannya untuk menentukan kecepatan sedimentasi dari suspensi kapur
tersebut. Pada percobaan ini di lakukan 3 macam variasi percobaan yaitu variasi
konsentrasi sama tetapi ketinggian berbeda, variasi ketinggian suspensi sama
tetapi konsentrasi berbeda, dan variasi konsentrasi sama, ketinggian suspensi
sama, dengan penambahan flokulan berbeda.
X. Kesimpulan