Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(Kedudukan akal, wahyu dan ilmu dalam islam dan penciptaan manusia)
Anggota :
Dosen Pengampu :
PENDAHULUAN
Didalam ajaran agama yang diwahyukan ada dua jalan untuk memperoleh pengetahuan,
pertama jalan wahyu dalam artikomunikasi dari tuhan kepada manusia, dan kedua jalan Akal,
yang dianugerahkan tuhan kepada manusia, dengan memakai kesan–kesan yang di peroleh panca
indra sebagai bahan pemikiran untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan. Pengetahuan yang
dibawa wahyu diyakini bersifat absolute dan mutlak benar. Sedangkan pengetahuan yang
diperoleh melalui akal bersifat relatif, mungkin benar dan mungkin salah.
Allah telah menciptakan manusia dengan banyak hidayah dan anugrah, beberapa di
antaranya yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya adalah akal dan
wahyu dimana hanya manusialah yang memiliki hal tersebut, berbeda dengan hewan yang hanya
memiliki nafsu saja.
Hidayah berupa akal dan wahyu tersebut sudah dimiliki manusia sejak lahir dan
merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada manusia, namun manusia diberi kebebasan
oleh Allah untuk mau menerimanya atau menolaknya. Jika manusia menerima wahyu tersebut
maka ia akan mendapatkan bimbingan untuk akal atau rasionya yang terkadang ragu-ragu dan
mengalami kekacauan.
Allah memberikan dorongan kepada manusia untuk menggunakan akal nya dalam
bertindak karena akal merupakan barometer keberadaan manusia. Jika manusia tidak
menggunakan akalnya maka hilanglah sifat kemanusiaannya namun penggunaan secara berlebih
juga akan dapat menyesatkan manusia dalam dosa. Oleh sebab itu Al-Quran memberikan
manusia tuntunan dalam penggunaan akal.
Peranan Ilmu dalam Islam juga amat penting. Karena tanpa ilmu, maka seseorang yang
mengaku mukmin tidak akan sempurna bahkan tidak benar dalam keimanannya. Seorang muslim
wajib memiliki ilmu untuk mengenal berbagai pengetahuan tentang islam baik itu menyangkut
Aqidah, adab, ibadah, akhlak, muamalah dan sebagainya. Dengan memiliki pengetahuan dan
pemahaman ilmu yang benar maka diharapkan pengamalannya akan sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW.
BAB II
PEMBAHASAN
Namun demikian bagaimanapun hasil akhir pencapaian akal tetaplah relatif dan
tentatif. Untuk itu diperlukan adanya koreksi, perubahan dan penyempurnaan terus-
menerus.
Kedudukan wahyu terhadap akal manusia adalah seperti cahaya terhadap indera
penglihatan manusia. Oleh karena itulah, Allah SWT menurunkan Wahyu-Nya untuk
membimbing manusia agar tidak tersesat. Di dalam keterbatasannya-lah akal manusia
manjadi mulia. Sebaliknya, ketika ia melampaui batasnya dan menolak mengikuti
bimbingan wahyu maka ia akan tersesat.
Meletakkan akal dan wahyu secara fungsional akan lebih tepat dibandingkan
struktural, karena bagaimanapun juga akal memiliki fungsi sebagai alat untuk memahami
wahyu, dan untuk dapat dijadikan petunjuk dan pedoman kehidupan manusia harus
melibatkan akal untuk memahami dan menjabarkan secara praktis. Manusai diciptakan
oleh Allah SWT dengan tujuan yang jelas, yakni sebagai Hamba Allah SWT dan
Khilafah Allah SWT dan untuk mencapai tujuan tersebut manusia dibekali akal dan
wahyu. (Muhammad.1998)
ٍ س ََللَ ٍة ِم ْن ِط
ين ِ ْ َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا
َ اْل ْن
ُ سانَ ِم ْن
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusai dari suatu saripati
(berasal dari tanah.). (Q.S Al-Mu’minun : 12).
ْ ُث ُ َّم َج َع ْلنَاهُ ن
ٍ طفَةً فِي قَ َر ٍار َم ِك
ين
Artinya : “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). (Q.S Al-Mu’minun : 13).
ام لَ ْح ًما
َ ظَ س ْونَا ْال ِع ْ ضغَةً َف َخلَ ْقنَا ْال ُم
َ ضغَةَ ِع
َ ظا ًما فَ َك ْ علَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْالعَلَقَةَ ُم ْ ُّث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن
َ َطفَة
ِ َو ِإ ْذ قَا َل َرب َُّك ِل ْل َم ََل ِئ َك ِة ِإ ِني َجا ِعل فِي ْاْل َ ْر
ض َخ ِليفَةً ۖ قَالُوا أَت َ ْج َع ُل ِفي َها َم ْن يُ ْف ِسد ُ فِي َها
َِس لَ َك ۖ قَا َل ِإنِي أ َ ْعلَ ُم َما ََل تَ ْعلَ ُمون
ُ ِك َونُقَد َ ُالد َما َء َون َْح ُن ن
َ س ِب ُح ِب َح ْمد ِ َُويَ ْس ِفك
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang Khilafah muka bumi. Mereka berkata : “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (Khilafah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”Tuhan berfirman : “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Q.S Al-Baqarah ayat 30.
Penjelasan :
Allah SWT yang menciptakan kita, juga telah mempersiapkan fasilitas
kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk itu Allah SWT menciptakan bumi dan langit
beserta isinya lalu menyerahkannya kepada manusia sebagai khilafah. Karena
manusia adalah makhluk termulia diantara seluruh makhluk lain yang Allah SWT
ciptakan. Dan segala sesuatu baik benda-benda mati, tumbuhan, hewan, tanah dan
langit, semua diciptakan demi kepentingan manusia. Oleh karena itu dalam ayat ini
dikatakan, Allah SWT menciptakan segala yang ada di bumi untuk manusia.
Tatkala Allah SWT telah memberitahukan kepada malaikat bahwa Dia akan
menciptakan makhluk di bumi Malaikat mengatakan “Kami telah mengetahui bahwa
mereka akan melakuakn kerusakan di muka bumi,” maka kami bertanya “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (Khilafah) di bumi ini orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah”. Pertanyaan itu hanya dimaksudkan
untuk meminta penjelasan dan keterangan tentang hikmah yang terdapat di dalamnya.
Maka untuk memberikan jawaban atas pertanyaan para malaikat itu, Allah SWT
berfirman , innii a’lamu maa laa ta’lamuun (“Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.”). Artinya, Aku (Allah SWT) mengathui dalam penciptaan
golongan ini (manusia) terdapat kemaslahatan yang lebih besar daripada kerusakan
yang kalian khwatorkan dan kalian tidak mengetahui bahwa Aku akan menjadikan di
antara mereka pada Nabi dan Rasul yang di utus di tengah-tengah mereka. Dan di
antara mereka juga terdapat para Shiddiqun, Syuhada, orang-orang yang shalih,
orang-orang yang taat beribadah, ahli zuhud, para wali, orang-orang yang dekat
kepada Allah SWT, para ulama, orang-orang yang khusyu’ dan orang-orang yang
cinta kepada Allah SWT serta orang-orang yang mengikuti para Rasul-Nya.
3. Hakekat
Q.S Az-Zariyat 56
ٍ َعل
ق ِ ْ ََخلَق
َ اْل ْن
َ سانَ ِم ْن
Artinya : “ Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”
Penjelasan
Pada hadits ini mejelaskan bahwasannya tuntutlah ilmu hingga liang lahat maksdunya
hingga tutup usia. Menuntut ilmu tidak kenal dengan usia dan tidak kenal juga dengan
jenis kelamin. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak atau wajib untuk
menuntut ilmu asalkan masih dalam ajaran Islam yang maksudnya adalah masih dalam
aturan yang dianjurkan dalam Islam. Bahkan pada saat kita telah meninggal pun kita akan
tetap medpatkan ilmu tentang sebuah kehidupan. (Muhammad Faiz. 1991)
A. SIMPULAN
Akal dan wahyu saling berkaitan. Akal berfungsi untuk memahami wahyu dan wahyu
berfungsi untuk menjadi pedoman bagi kehidupan manusia. Menuntut ilmu bagi seorang
muslim adalah wajib baik laki-laik maupun perempuan. Dimana Allah SWT akan
meninggikan derajat seseorang yang menuntut ilmu dan akan memudahkannya jalan
menuju surga
Manusia diciptakan Allah dari setetes air yang hina, lalu dalam tahapan yang
cukup panjang terbentuklah tulang, daging wajah dan struktur tubuh yang lengkap dalam
tubuh ibu, lalu ditiupkan ruh kedalam tubuh tersebut dan hiduplah seseorang manusia
yang sempurna. Allah menganugerahkan kepada manusia yaitu berupa akal dan wahyu
yang nantinya digunakan oleh manusia untuk memenuhi tugas tugasnya di dunia.
Akal dan wahyu merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan manusia untuk
memenuhi tugas-tugasnya. Kelebihan manusia dibanding dengan makhluk Allah lainnya
adalah memiliki akal yaitu untuk berfikir dan wahyu yang langsung turun dari Allah
sebagai penyeimbang akal.
Manusia tidak diciptakan tanpa sebab. Allah menciptakan manusia dengan
dibebani beberapa tugas yaitu : menjadi hamba dan menjadi khalifah dimuka bumi.
Untuk menjadi khalifah tersebutlah Allah melengkapi manusia dengan akal dan wahyu
agar bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Akal dan wahyu dalam
islam memiliki kedudukan yang sama pentingnya dimana wahyu sebagai cahaya untuk
membimbing akal menuju jalan yang benar.
B. SARAN
Islam adalah agama yang Universal dan sangat mutlak benar karena datangnya
dari Allah melalui perantara yaitu nabi dan rasul. Oleh sebab itu setiap persoalan sains
yang masih berupa issue atau kabar yang masih belum jelas dasarnya, hendaknya di kaji
juga dalam bidang Keislaman (Al-Quran). Karena pada dasarnya dalam Al-Quran
terdapat segala ilmu yang dibutuhkan oleh manusia untuk menjawab semua persoalan.
DAFTAR PUSTAKA