Vous êtes sur la page 1sur 25

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN: GOITER

Disusun oleh:

GRACIA AYU CHRISTINA

NIM: P1337420617004

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah Goiter berarti terjadinya pembesaran pada kelenjar tiroid,


yang dikenal dengan goiter non toxik atau simpel goiter atau struma
endemik, dengan dampak yang ditimbulkannya hanya bersifat local
yaitu sejauh mana pembesaran tersebut mempengaruhi organ
disekitarnya seperti pengaruhnya pada trachea dan esophagus.

Goiter adalah salah satu cara mekanisme kompensasi tubuh


terhadap kurangnya unsure yodium dalam makanan dan minuman.
Asupan yodium dapat diperiksa secara langsung yaitu dengan cara
menganalisis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
yang mengidap goiter, sedangkan pemeriksaan secara tidak langsung
dipakai berbagai cara antara lain : pemeriksaan kadar yodium dalam
urine dan dengan studi kinetik yodium.

Berdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang disebut


struma endemis dan sporadik. Secara sporadik dimana kasus-kasus
struma ini dijumpai menyebar diberbagai tempat atau daerah. Bila
dihubungkan dengan penyebab maka struma sporadik banyak
disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali, penggunaan obat-obat
anti tiroid, peradangan dan neoplasma, secara endemis, dimana
kasus-kasus struma ini dijumpai pada sekelompok orang didaerah
tertentu, dihubungkan dengan penyakit defisiensi yodium. Pada
umumnya goiter sering dijumpai pada daerah pegunungan, namun
ada juga yang ditemukan di dataran rendah dan ditepi pantai.

2
1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, dapat disimpulkan rumusan


masalah sebagai berikut:

1. Definisi dari Gondok?


2. Klasifikasi dari Gondok?
3. Etiologi dari gondok tersebut?
4. Bagaimana manifestasi, patofisiologi serta penatalaksanaan gondok
tersebut?
5. Bagaimana WOC dari Gondok tersebut?
6. Komplikasi dari penyakit Gondok tersebut?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari penyakit Gondok
tersebut?

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Mahasiswa atau pembaca mampu mengerti dan memahami tentang


gondok serta menerapkan penatalaksanaan dari Rumah Sakit.

b. Tujuan Khusus

 Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dan WOC dari Gondok.


 Mahasiswa mampu membuat Nursing Pathway dari penyakit
Gondok tersebut.
 Mahasiswa mampu menguasai asuhan keperawatan pada penderita
yang terkena gondok.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Goiter

Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini


dapat terjadi pada kelenjar yang normal (eutirodisme), pasien yang
kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme) atau kelebihan produksi
hormon (hipetiroidisme). Terlihat pembengkakan atau benjolan besar
pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat
pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Kelenjar tiroid yang
membesar disebut goiter. Goiter dapat menyertai hipo maupun
hiperfungsi tiroid. Bila secara klinik tidak ada tanda-tanda khas,
disebut giter non-toksik

Gondok adalah suatu pembengkakan pada kelenjar tiroid yang


abnormal dan penyebabnya bisa bermacam-macam, dimana kelenjar
tiroid diperlukan untuk memproduksi hormon tiroid yang berfungsi
mengontrol metabolisme tubuh, keseimbangan tubuh dan
pertumbuhan perkembangan yang normal.

2.2 Etiologi Goiter

Berbagai faktor diidentifikasikan sebagai penyebab terjadinya


hipertropi kelenjar tiroid termasuk didalamnya defisiensi yodium,
goitrogenik glikosida agent (zat atau bahan ini dapat mensekresi
hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung, lobak, kangkung, kubis bila
dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan anti tiroid, anomali,
peradangan dan tumor/neoplasma.

a. Auto-imun (dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang


komponen spesifik pada jaringan tersebut).
Tiroiditis Hasimoto’s adalah kondisi autoimun di mana terdapat
kerusakan kelenjar tiroid oleh sistem kekebalan tubuh sendiri.

4
Sebagai kelenjar menjadi lebih rusak, kurang mampu membuat
persediaan yang memadai hormon tiroid.Penyakit Graves. Sistem
kekebalan menghasilkan satu protein, yang disebut tiroid
stimulating imunoglobulin (TSI). Seperti dengan TSH, TSI
merangsang kelenjar tiroid untuk memperbesar memproduksi
sebuah gondok.
b. Defisiensi Yodium.
Yodium sendiri dibutuhkan untuk membentuk hormon tyroid yang
nantinya akan diserap di usus dan disirkulasikan menuju
bermacam-macam kelenjar. Kelenjar tersebut diantaranya Choroid,
Ciliary body, Kelenjar susu, Plasenta, Kelenjar air ludah, Mukosa
lambung, Intenstinum tenue, Kelenjar gondok. Sebagaian besar
unsur yodium ini dimanfaatkan di kelenjar gondok. Jika kadar
yodium di dalam kelenjar gondok kurang, dipastikan seseorang
akan mengidap penyakit gondok.
c. Obat-obatan tertentu yang dapat menekan produksi hormon tiroid.
d. Peningkatan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) sebagai akibat
dari kecacatan dalam sintesis hormon normal dalam kelenjar tiroid.
e. Kerusakan genetik, yang lain terkait dengan luka atau infeksi di
tiroid. Tiroiditis adalah peradangan dari kelenjar tiroid sendiri dapat
mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid.
f. Beberapa disebabkan oleh tumor (Baik dan jinak tumor kanker).
Multinodular Gondok. Individu dengan gangguan ini memiliki satu
atau lebih nodul di dalam kelenjar tiroid yang menyebabkan
pembesaran. Hal ini sering terdeteksi sebagai nodular pada kelenjar
perasaan pemeriksaan fisik. Pasien dapat hadir dengan nodul
tunggal yang besar dengan nodul kecil di kelenjar, atau mungkin
tampil sebagai nodul beberapa ketika pertama kali terdeteksi.
g. Kanker Tiroid. Thyroid dapat ditemukan dalam nodul tiroid
meskipun kurang dari 5% dari nodul adalah kanker. Sebuah gondok
tanpa nodul bukan merupakan resiko terhadap kanker.

5
h. Kehamilan. Sebuah hormon yang disekresi selama kehamilan yaitu
gonadotropin dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.

1.3 Patofisiologi Goiter


Defisiensi
Yodium

Hipotiroid TSH

Hiperplasi Kel.
Goiter Hipertrofi
Tiroid

g3 Citra Kompresi
Tubuh
Trakea & Esofagus

Disfagia Penekanan Pd
Depresi
Pita Suara
Ventilasi

Suara Menjadi
Perubahan Nutrisi Serak & Parau
Kurang Dari Keb Tubuh
g3 Pemenuhan
Oksigen
Resti g3 Komunikasi

Verbal

Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi


yodium dari darah untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut
tidak dapat membuat hormon tiroid cukup jika tidak memiliki cukup
yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium individu akan
menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon tiroid terlalu rendah dan
mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroid stimulating

6
hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid
untuk menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh dalam ukuran yang
besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang
disebut sebuah gondok

Kelenjar tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone


(TSH) yang juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari
kelenjar hipofisis, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh hormon
thyrotropin releasing hormon (TRH) dari hipotalamus. Thyrotropin
bekerja pada reseptor TSH terletak pada kelenjar tiroid. Serum
hormon tiroid levothyroxine dan triiodothyronine umpan balik ke
hipofisis, mengatur produksi TSH. Interferensi dengan sumbu ini TRH
hormon tiroid TSH menyebabkan perubahan fungsi dan struktur
kelenjar tiroid. Stimulasi dari reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH
reseptor antibodi, atau agonis reseptor TSH, seperti chorionic
gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok difus. Ketika sebuah
kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis
untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat berkembang.

Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan


menyebabkan produksi TSH meningkat. Peningkatan TSH
menyebabkan peningkatan cellularity dan hiperplasia kelenjar tiroid
dalam upaya untuk menormalkan kadar hormon tiroid. Jika proses ini
berkelanjutan, maka akan mengakibatkan gondok. Penyebab
kekurangan hormon tiroid termasuk kesalahan bawaan sintesis
hormon tiroid, defisiensi yodium, dan goitrogens.

Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor


TSH. Pendorong reseptor TSH termasuk antibodi reseptor TSH,
resistensi terhadap hormon tiroid hipofisis, adenoma kelenjar hipofisis
hipotalamus atau, dan tumor memproduksi human chorionic
gonadotropin.

7
Pemasukan iodium yang kurang, gangguan berbagai enzim
dalam tubuh, hiposekresi TSH, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat
menekan sekresi hormone tiroid), gangguan pada kelenjar tiroid
sendiri serta factor pengikat dalam plasma sangat menentukan
adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid. Bila kadar-kadar hormone
tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap
kelenjar tiroid sehingga aktifitas kelenjar meningkat dan terjadi
pembesaran (hipertrofi).

Dampak goiter terhadap tubuh terletak pada pembesaran


kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ lain
di sekitarnya. Di bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea
dan esophagus. Goiter dapat mengarah ke dalam sehingga
mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi
kesulitan bernapas dan disfagia yang akan berdampak terhadap
gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit.
Penekanan pada pita suara akan menyebabkan suara menjadi serak
atau parau. Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher
yang besar dapat simetris atau tidak, jarang disertai kesulitan
bernapas dan disfagia.

2.3 Klasifikasi Goiter

a. Goiter kongenital.
Hampir selalu ada pada bayi hipertiroid kongenital, biasanya tidak
besar dan sering terjadi pada ibu yang memiliki riwayat penyakit
graves.
b. Goiter endemik dan kretinisme.
Biasa terjadi pada daerah geografis dimana detistensi yodium
berat, dekompensasi dan hipotiroidisme dapat timbul karenanya,
goiter endemik ini jarang terjadi pada populasi yang tinggal
disepanjang laut.

8
c. Goiter sporadis.
Goiter yang terjadi oleh berbagai sebab diantaranya tiroiditis fositik
yang terjadi lazim pada saudara kandung, dimulai pada awal
kehidupan dan kemungkinan bersama dengan hipertiroidisme yang
merupakan petunjuk penting untuk diagnosa.
d. Goiter yodium.
Goiter akibat pemberian yodium biasanya keras dan membesar
secara difus, dan pada beberapa keadaan, hipotirodisme dapat
berkembang.
e. Goiter sederhana (Goiter kollot).
Yang tidak diketahui asalnya. Pada pasien bistokgis tiroid tampak
normal atau menunjukan berbagai ukuran follikel, koloid dan epitel
pipih.
f. Goiter multinodular.
Goiter keras dengan permukaan berlobulasi dan tunggal atau
banyak nodulus yang dapat diraba, mungkin terjadi perdarahan,
perubahan kistik dan fibrosis.
g. Goiter intratrakea.
Tiroid intralumen terletak dibawah mukosa trakhea dan sering
berlanjut dengan tiroid ekstratrakea yang terletak secara normal.
h. Klasifikasi Goiter menurut WHO :
1) Stadium O – A : tidak ada goiter.
2) Stadium O – B : goiter terdeteksi dari palpasi tetapi tidak
terlihat walaupun leher terekstensi penuh.
3) Stadium I : goiter palpasi dan terlihat hanya jika leher
terekstensi penuh.
4) Stadium II : goiter terlihat pada leher dalam Potersi.
5) Stadium III : goiter yang besar terlihat dari Darun.

9
2.4 Manifiestasi Klinis Goiter

Penderita mungkin mengalami aritmia dan gagal jantung yang


resisten terhadap terapi digitalis. Penderita dapat pula
memperlihatkan bukti-bukti penurunan berat badan, lemah, dan
pengecilan otot. Biasanya ditemukan goiter multi nodular pada pasien-
pasien tersebut yang berbeda dengan pembesaran tiroid difus pada
pasien penyakit Graves

Penderita goiter nodular toksik mungkin memperlihatkan tanda-


tanda mata (melotot, pelebaran fisura palpebra, kedipan mata
berkurang) akibat aktivitas simpatis yang berlebihan. Meskipun
demikian, tidak ada manifestasi dramatis oftalmopati infiltrat seperti
yang terlihat pada penyakit Graves. Gejala disfagia dan sesak napas
mungkin dapat timbul. Beberapa goiter terletak di retrosternal .

Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat karena


keluhan ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya
yang dengan struma nodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis,
yaitu penekanan pada esophagus (disfagia) atau trakea (sesak
napas). Gejala penekanan ini data juga oleh tiroiditis kronis karena
konsistensinya yang keras. Biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali
bila timbul perdarahan di dalam nodul

Keganasan tiroid yang infiltrasi nervus rekurens menyebabkan


terjadinya suara parau. Kadang-kadang penderita datang dengan
karena adanya benjolan pada leher sebelah lateral atas yang ternyata
adalah metastase karsinoma tiroid pada kelenjar getah bening,
sedangkan tumor primernya sendiri ukurannya masih kecil. Atau
penderita datang karena benjolan di kepala yang ternyata suatu
metastase karsinoma tiroid pada kranium. Gejala utama :

a. Peningkatan frekuensi denyut jantung

10
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan
terhadap katekolamin
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan
panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.
d. Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar
e. Mata melotot
f. Dapat terjadi eksoftalmus (penonjolan bola mata) Peningkatan
frekuensi buang air besar
g. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid.
h. Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah
benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adam’s apple.
i. Perasaan sesak di daerah tenggorokan.
j. Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi
batang tenggorokan).
k. Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
l. Suara serak.
m.Distensi vena leher.
n. Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
o. Kelainan fisik (asimetris leher)

2.5 Komplikasi Goiter

a. Jantung
b. Hiperkalsemia
c. Nefrokalsinosis
d. Penurunan libido
e. Impotensi
f. Berkurangnya jumlah sperma
g. Ginekomastia
h. Oftalmopati graves
i. Dermopati graves

11
j. Infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat
antitiroid.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Goiter

a. Tes pengambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik


goiter noduler, menurun pada tiroiditis.
b. T4 dan T3 serum : meningkat
c. T4 dan T3 bebas serum : meningkat
d. TSH : tertekan dan tidak berespon terhadap TRH (tiroid releasing
hormon)
e. Tiroglobulin : meningkat
f. Stimulasi TR : dikatakan hipertiroid jika TRHdari tidak ada sampai
meningkat setelah pembetian TRH.
g. Ambilan tiroid 131 : meningkat
h. Ikatan protein oidium : meningkat
i. Gula darah : meningkat ( seiring dengan kerusakan pada adrenal)
j. Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat
k. Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
l. lElektrolit : hiponatemian yang mungkin sebagai akibat dari respon
adrenal atau efek dilusi dalam terapi cairan pengganti.
Hipokalsemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui
gastrointestinal dan diuresis.
m. Katekolamin serum : menurun
n. Kreatinin urine : menurun
o. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.

2.7 Penatalaksanaan Goiter

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi


hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat

12
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).

a. Konservatif
1) Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid.
Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :
a) Thioamide
b) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 - 600 mg/hari, dosis
maksimal
d) 2.000 mg/hari
e) Potassium Iodide
f) Sodium Ipodate
g) Anion Inhibitor
2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk
mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme.
Contoh: Propanolol . Indikasi :
a) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi
pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan
tiroktosikosis.
b) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum
pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c) Persiapan tiroidektomi.
d) Pasien hamil, usia lanjut .
e) Krisis tiroid

Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara


menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian
anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal
pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,

13
pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda
klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.

Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya


dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan
eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan ,
dan dinilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1
tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan
eutiroid, walaupun kemudian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi
kolaps.

Obat antitiroid yang sering digunakan :

 Karbimazol 30-60 5-20


 Metimazol 30-60 5-20
 Propiltourasil 300-600 5-200

b. Surgical

1) Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan


kelenjar tiroid yang hiperaktif.
2) Tiroidektomi. Tindakan pembedahan ini untuk mengangkat
kelenjar tiroid yang membesar.

Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme.

Indikasi :

a) Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons


terhadap obat antitiroid.
b) Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat
antitiroid dosis besar
c) Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima
yodium radioaktif
d) Adenoma toksik atau struma multinodular toksik
e) Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau
lebih nodul

14
f) Multinodular

Banyak gondok, seperti gondok multinodular, terkait dengan


tingkat normal hormon tiroid dalam darah. Gondok ini biasanya
tidak memerlukan perawatan khusus setelah dibuat diagnosa yang
tepat.

b. Radioaktif

Pengobatan dengan yodium radioaktif dengan Indikasi :

1) Pasien umur 35 tahun atau lebih


2) Hipertiroidisme yang kambuh
3) Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
4) Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

c. Pengobatan Non Medis


Obat Penyakit Gondok Ace Maxs adalah pilihan solusi
terbaiknya. Ace Maxs adalah Obat Penyakit Gondok herbal yang
berbahan dasar dari kulit buah manggis dan daun buah sirsak, yang
kemudian dipadukan dengan apel dan madu murni sebagai
pemanis dan pengawet alaminya. Tidak terdapat sedikitpun zat
kimiawi yang terkandung dalam Obat Penyakit Gondok herbal Ace
Maxs ini, sehingga sangat aman dikonsumsi penderita penyakit
gondok usia berapa saja tanpa akan menimbulkan efek samping.
Obat Penyakit Gondok Ace maxs juga mengandung nutrisi
Vitamin B1, B2, C, memperbaiki sistem kerusakan tubuh,
memperkuat daya tahan tubuh, serta efektif dalam mengontrol
kadar berlebih seperti darah tinggi, kolesterol tinggi serta gula
darah tinggi dalam tubuh. Nah itulah mengapa pengobatan
penyakit gondok dengan Obat Penyakit Gondok herbal Ace Maxs
lebih tepat, efektif, mujarab tanpa menimbulkan efek samping. Dan
sebagai pengawetnya, obat penyakit gondok Ace Maxs
menggunakan madu murni sebagai pengawet obat alami.

15
Obat Penyakit Gondok Ace maxs mengandung beberapa
manfaat penting untuk pengobatan gondok, kandungan didalamnya
mampu mengembalikan kadar normal hormon tiroid secara
bertahap dan efektif tanpa menimbulkan reaksi negatif terhadap
tubuh yang mengkonsumsinya. Selain itu obat penyakit gondok
yang terbuat dari kulit buah manggis dan daun buah sirsak
mempunyai senyawa aktif yang bekerja sebagai pembersih
tubuh,yaitu zat antioksidan xanthone penangkal radikal bebas
mampu melancarkan peredaran darah dan memperlebar pembuluh
darah sehingga tubuh menjadi lebih segar dan sehat. dari
komposisi alami lainnya seperti anggur, apel, madu murni serta
rosella hitam. Rosella hitam yang terkandung dalam obat penyakit
gondok ace maxs berfungsi sebagai penghilang keasaman
dilambung sehingga obat penyakit gondok ace maxs aman
dikonsumsi oleh penderita gondok yang memiliki keluhan sakit
Maag

2.8 Pencegahan Goiter

Penggunaan yodium yang cukup, makan makanan yang banyak


mengandung yodium, seperti ikan laut, ganggang-ganggangan dan
sayuran hijau. Untuk penggunaan garam beryodium dalam masakan
perlu diperhatikan. Garam yodium bisa ditambahkan setelah masakan
matang, bukan saat sedang memasak sehingga yodium tidak rusak
karena panas.

a. Pada ibu hamil dianjurkan agar tidak menggunakan obat-obatan


yang beresiko untuk ketergantungan goiter kongenital.
b. Hindari mengkonsumsi secara berlebihan makanan-makanan yang
mengandung goitrogenik glikosida agent yang dapat menekan
sekresi hormone tiroid seperti ubi kayu, jagung, lobak, kankung,
dan kubis.

16
Penyakit goiter dapat dicegah dengan pemberian senyawa yodium
pada anak-anak dikawasan yang kandungan yodiumnya buruk.
Hipertropi terjadi karena asupan rerata yodium kurang dari 40
mg/hari, WHO menganjurkan yodiosasi garam hingga mencapai
konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup untuk
pencegahan goiter. Pengenalan garam beryodium merupakan satu-
satunya cara yang paling efektif untuk mencegah Penyakit goiter
dalam masyarakat yang rentan.

17
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GOITER

3.1 Pengkajian Keperawatan Goiter

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan


merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data
dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan diagnosis status
kesehatan klien. Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh
sangat bervariasi, oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap
ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin informasi
antara lain:

1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita


penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti .
a. Pola makan
b. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
c. Pola aktivitas.
3. Tempt tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem
tubuh;

Keluhan klien :

a. Sesak nafas, apakah bertambah sesak bila beraktivitas.


b. Sulit menelan
c. Leher bartambah besar
d. Suara serak / parau
e. Merasa malu dengan leher yang besar dan tidak simetris.

18
5. Pemeriksaart fisik mencakup

a. Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya


edema sekitar mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong
serta roman wajah kasar. Lidah tampak menebal dan gerak-gerik
klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan pendek. Kulit kasar,
tebal dan berisik, dingin dan pucat.
b. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun.
c. Perbesaran jantung
d. Disritmia dan hipotensi
e. Parastesia dan reflek tendon menurun

6. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sosial


dengan lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga
mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang
hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima
komponen konsep diri

7. Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4


serum; pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer
akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang
sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).

8. Lakukan pengkajian lengkap dampak perubahan patologis diatas


terhadap kemungkinan adanya gangguan pemenuhan oksigen,
nutrisi, cairan dan elektrolit serta gangguan rasa aman dan
perubahan konsep diri seperti :

a. Status pernafasan : frekwensi, pola dan teratur tidaknya, dan


apakah klien menggunakan otot pernapasan tambahan seperti
retraksi sternal dan cuping hidung.
b. Warna kulit apakah nampak pucat atau cianosis.
c. Suhu kulit khususnya daerah akral.
d. KU / kesadaran, apakah klien tampak gelisah atau tidak berdaya

19
e. Berat badan dan tinggi badan.
f. Kadar Hb
g. Kelembaban kulit dan teksturnya
h. Porsi makan yang dihabiskan
i. Turgor
j. Jumlah dan jenis cairan proral yang dikonsumsi
k. Kondisi mukosa mulut
l. Kualitas suara
m. Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya
berinteraksi klien dengan orang disekitarnya.
n. Bagaimana klien memandang dirinya sebagai seorang pribadi.

3.2 Diagnosa Keperawatan Goiter

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang


menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akontabilitas dapat diagnosa dan memberikan intervensi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah,
dan merubah .

Tujuan diagnosa keperawatan adalah mendiagnosa adanya


masalah aktual yang berdasarkan kepada respon klien terhadap
masalah atau penyakit, sehingga faktor-faktor yang berkontribusi atau
penyebab yang menyebabkan adanya masalah, dari diagnosa inilah
kita mampu untuk mencegah/ menghilangkan masalah yang terdapat
pada klien.

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan nutrien kurang akibat kompresi/penekanan
esophagus ditandai dengan kesulitan menelan makanan (disfagia).

20
3. Risti gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penekanan
pita suara
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan goiter

3.3 Rencana Asuhan Keperawatan Goiter

Tujuan/ Kriteria Rasional


No *Diagnosa Intervensi
Hasil
a. Memantau frekuensi; a. Mengidentifikasi
1 Pola napas Perbaikan status
kedalaman, pola hasil pemeriksaan
tidak efektif respiratorius dan
pernapasan; oksimetri dasar untuk
berhubungan pemeliharaan pola
denyut nadi dan gas memantau
dengan napas yang
darah arterial. perubahan
depresi normal.
selanjutnya dan
ventilasi
mengevaluasi
efektifitas
intervensi.
b. Mendorong pasien b. Mencegah aktifitas
untuk napas dalam dan meningkatkan
dan batuk. pernapasan yang
adekuat.
c. Memberikan obat c. Pasien
(hipnotik dan sedatip) hipotiroidisme
dengan hati-hati. sangat rentan
terhadap
gangguan
pernapasan akibat
gangguan obat
golongan hipnotik-
sedatif.
d. Memelihara saluran d. Penggunaan
napas pasien dengan saluran napas art
melakukan
pengisapan dan
dukungan ventilasijika
diperlukan.
Perubahan Nutrisi klien dapat a. Memberi makan lunak a. Makanan lunak
2
nutrisi kurang terpenuhi dalam atau cair sesuai dapat mengurangi
dari waktu 1-2 minggu kondisi klien. kontraksi
kebutuhan esophagus dalam
tubuh mendorong
berhubungan makanan
dengan kelambung,
kompresi/pene sehingga
kanan meningkatkan
esophagus asupan nutrisi.
ditandai

21
dengan b. Memberikan
b. Memantau masukan
kesulitan informasi tentang
makanan setiap hari.
menelan keefektifan
Dan timbang berat
makanan program terapi
badan setiap hari
(disfagia). yang telah
serta laporkan adanya
dilakukan.
penurunan.
c. Meningkatkan
c. Memberi makanan
frekuensi asupan
tambahan diantara
nutrisi untuk
jam makan.
menyediaka
nenergi yang
cukup bagi pasien.

d. Linkungan yang
d. Menciptakan menyenangkan
lingkungan yang dapat menciptakan
menyenangkan suasana
menjelang jam kenyamanan saat
makan. makan dan
meningkatkan
asupan nutrisi.

e. Mungkin
memerlukan
e. Kolaborasi dengan
bantuan untuk
ahli gizi untuk
menjamin
memeberikan diet
pemasukan zat-zat
tinggi kalori, protein,
makanan yang
karbohidrat, dan
adekuat, dan
vitamin.
megidentifikasi
makanan
pengganti yang
paling sesuai.
Meningkatkan
aktivitas metabolic
dan menurunkan
simpanan glikogen
a. Mengkaji fungsi a. Suara serak dan
3 Risti gangguan Klien mampu
bicara secara parau akibat
komunikasi menciptakan
periodik, anjurkan edema jaringan
verbal metode komunikasi
untuk tidak bicara atau pembesaran
berhubungan dimana kebutuhan
terus menerus. kelenjartiroid
dengan dapat dipahami.
(goiter) dapat
penekanan
menyebabkan
pita suara.
terganggunya pita
suara dan
penekanan pada
trakea.
b. Mempertahankan b. Menurunkan
komunikasi yang kebutuhan

22
sederhana, beri berespon,
pertanyaan yang mengurangi
hanya memerlukan bicara.
jawaban “ya” atau
“tidak”.
c. Memberikan metode c. Memfasilitasi
komunikasi ekspresi yang
alternatif yang dibutuhkan.
sesuai, seperti
papan tulis, kertas
tulis/papan gambar.
d. Mengantisipasi d. Menurunkan
kebutuhan sebaik ansietas dan
mungkin, kunjungi kebutuhan pasien
klien secara teratur. untuk
berkomunikasi.
e. Beritahu klien untuk e. Mencegah pasien
terus membatasi bicara yang
bicara dan jawablah dipaksakan untuk
bel panggilan menciptakan
dengan segera. kebutuhan yang
diketahui atau
memerlukan
bantuan
pertahankan
lingkungan yang
tenang.

23
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid disebut juga


struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat
berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan
morfologinya. Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar
tiroid, hipofisis, atau hipotalamus serta kekurangan yodium.

4.2 Saran

Membaca merupakan kunci dari sumber ilmu pengetahuan, jadi


membaca literatur lain sangat diperlukan guna penyempurnaan
pengetahuan kita.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bruner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC

Doenges Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Guyton Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC

http://www.google.co.id/#sclient=psy

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=7&ved=0CDwQFjAG&
url=http%3A%2F%2Fismar71.files.wordpress.com%2F2008%2F03
%2F5-askep-klien-hipotiroidisme.

25

Vous aimerez peut-être aussi

  • SAP Halusinasi
    SAP Halusinasi
    Document12 pages
    SAP Halusinasi
    Ratna Amd Kep
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Rematik
    Sap Rematik
    Document10 pages
    Sap Rematik
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Jurnal EBP
    Jurnal EBP
    Document2 pages
    Jurnal EBP
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • KB Keluarga & Gerontik
    KB Keluarga & Gerontik
    Document4 pages
    KB Keluarga & Gerontik
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • ASKEP Keluarga Gracia Ayu
    ASKEP Keluarga Gracia Ayu
    Document33 pages
    ASKEP Keluarga Gracia Ayu
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • REFLEKTIF JURNAL Grace
    REFLEKTIF JURNAL Grace
    Document2 pages
    REFLEKTIF JURNAL Grace
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Traksi Dalam Ortopedi
    Traksi Dalam Ortopedi
    Document28 pages
    Traksi Dalam Ortopedi
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Makalah Konsep Lansia Dan Masalah Lansia
    Makalah Konsep Lansia Dan Masalah Lansia
    Document16 pages
    Makalah Konsep Lansia Dan Masalah Lansia
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • ADLs Kel 1 PDF
    ADLs Kel 1 PDF
    Document15 pages
    ADLs Kel 1 PDF
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Teori Sullivan
    Teori Sullivan
    Document17 pages
    Teori Sullivan
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • ASKEP Anak
    ASKEP Anak
    Document29 pages
    ASKEP Anak
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • LP DM
    LP DM
    Document25 pages
    LP DM
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Halusinasi
    Leaflet Halusinasi
    Document2 pages
    Leaflet Halusinasi
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • KISTA
    KISTA
    Document35 pages
    KISTA
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Resume ASD Fix
    Resume ASD Fix
    Document4 pages
    Resume ASD Fix
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Nutrisi Ibu Hamil
    Leaflet Nutrisi Ibu Hamil
    Document3 pages
    Leaflet Nutrisi Ibu Hamil
    yestinora
    Pas encore d'évaluation
  • Woc VSD
    Woc VSD
    Document11 pages
    Woc VSD
    Gracia Ayu Christina
    100% (1)
  • Teori Sullivan
    Teori Sullivan
    Document17 pages
    Teori Sullivan
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Teori Sullivan
    Teori Sullivan
    Document17 pages
    Teori Sullivan
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Woc VSD
    Woc VSD
    Document9 pages
    Woc VSD
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Skoliosis
    Askep Skoliosis
    Document21 pages
    Askep Skoliosis
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Skoliosis
    Askep Skoliosis
    Document21 pages
    Askep Skoliosis
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Woc VSD
    Woc VSD
    Document15 pages
    Woc VSD
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Pijat Oksitosin
    Pijat Oksitosin
    Document3 pages
    Pijat Oksitosin
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • SAP Gangguan Ginjal
    SAP Gangguan Ginjal
    Document8 pages
    SAP Gangguan Ginjal
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • Anak Individu
    Anak Individu
    Document22 pages
    Anak Individu
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • SAP Gangguan Ginjal
    SAP Gangguan Ginjal
    Document8 pages
    SAP Gangguan Ginjal
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • ASKEP Goiter
    ASKEP Goiter
    Document25 pages
    ASKEP Goiter
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • LK Istirahat Tidur-1
    LK Istirahat Tidur-1
    Document14 pages
    LK Istirahat Tidur-1
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation
  • KB 1 Bronchopneumonia
    KB 1 Bronchopneumonia
    Document3 pages
    KB 1 Bronchopneumonia
    Gracia Ayu Christina
    Pas encore d'évaluation