Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
NIM: P1337420617004
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Sebagai kelenjar menjadi lebih rusak, kurang mampu membuat
persediaan yang memadai hormon tiroid.Penyakit Graves. Sistem
kekebalan menghasilkan satu protein, yang disebut tiroid
stimulating imunoglobulin (TSI). Seperti dengan TSH, TSI
merangsang kelenjar tiroid untuk memperbesar memproduksi
sebuah gondok.
b. Defisiensi Yodium.
Yodium sendiri dibutuhkan untuk membentuk hormon tyroid yang
nantinya akan diserap di usus dan disirkulasikan menuju
bermacam-macam kelenjar. Kelenjar tersebut diantaranya Choroid,
Ciliary body, Kelenjar susu, Plasenta, Kelenjar air ludah, Mukosa
lambung, Intenstinum tenue, Kelenjar gondok. Sebagaian besar
unsur yodium ini dimanfaatkan di kelenjar gondok. Jika kadar
yodium di dalam kelenjar gondok kurang, dipastikan seseorang
akan mengidap penyakit gondok.
c. Obat-obatan tertentu yang dapat menekan produksi hormon tiroid.
d. Peningkatan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) sebagai akibat
dari kecacatan dalam sintesis hormon normal dalam kelenjar tiroid.
e. Kerusakan genetik, yang lain terkait dengan luka atau infeksi di
tiroid. Tiroiditis adalah peradangan dari kelenjar tiroid sendiri dapat
mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid.
f. Beberapa disebabkan oleh tumor (Baik dan jinak tumor kanker).
Multinodular Gondok. Individu dengan gangguan ini memiliki satu
atau lebih nodul di dalam kelenjar tiroid yang menyebabkan
pembesaran. Hal ini sering terdeteksi sebagai nodular pada kelenjar
perasaan pemeriksaan fisik. Pasien dapat hadir dengan nodul
tunggal yang besar dengan nodul kecil di kelenjar, atau mungkin
tampil sebagai nodul beberapa ketika pertama kali terdeteksi.
g. Kanker Tiroid. Thyroid dapat ditemukan dalam nodul tiroid
meskipun kurang dari 5% dari nodul adalah kanker. Sebuah gondok
tanpa nodul bukan merupakan resiko terhadap kanker.
5
h. Kehamilan. Sebuah hormon yang disekresi selama kehamilan yaitu
gonadotropin dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.
Hipotiroid TSH
Hiperplasi Kel.
Goiter Hipertrofi
Tiroid
g3 Citra Kompresi
Tubuh
Trakea & Esofagus
Disfagia Penekanan Pd
Depresi
Pita Suara
Ventilasi
Suara Menjadi
Perubahan Nutrisi Serak & Parau
Kurang Dari Keb Tubuh
g3 Pemenuhan
Oksigen
Resti g3 Komunikasi
Verbal
6
hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid
untuk menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh dalam ukuran yang
besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang
disebut sebuah gondok
7
Pemasukan iodium yang kurang, gangguan berbagai enzim
dalam tubuh, hiposekresi TSH, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat
menekan sekresi hormone tiroid), gangguan pada kelenjar tiroid
sendiri serta factor pengikat dalam plasma sangat menentukan
adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid. Bila kadar-kadar hormone
tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap
kelenjar tiroid sehingga aktifitas kelenjar meningkat dan terjadi
pembesaran (hipertrofi).
a. Goiter kongenital.
Hampir selalu ada pada bayi hipertiroid kongenital, biasanya tidak
besar dan sering terjadi pada ibu yang memiliki riwayat penyakit
graves.
b. Goiter endemik dan kretinisme.
Biasa terjadi pada daerah geografis dimana detistensi yodium
berat, dekompensasi dan hipotiroidisme dapat timbul karenanya,
goiter endemik ini jarang terjadi pada populasi yang tinggal
disepanjang laut.
8
c. Goiter sporadis.
Goiter yang terjadi oleh berbagai sebab diantaranya tiroiditis fositik
yang terjadi lazim pada saudara kandung, dimulai pada awal
kehidupan dan kemungkinan bersama dengan hipertiroidisme yang
merupakan petunjuk penting untuk diagnosa.
d. Goiter yodium.
Goiter akibat pemberian yodium biasanya keras dan membesar
secara difus, dan pada beberapa keadaan, hipotirodisme dapat
berkembang.
e. Goiter sederhana (Goiter kollot).
Yang tidak diketahui asalnya. Pada pasien bistokgis tiroid tampak
normal atau menunjukan berbagai ukuran follikel, koloid dan epitel
pipih.
f. Goiter multinodular.
Goiter keras dengan permukaan berlobulasi dan tunggal atau
banyak nodulus yang dapat diraba, mungkin terjadi perdarahan,
perubahan kistik dan fibrosis.
g. Goiter intratrakea.
Tiroid intralumen terletak dibawah mukosa trakhea dan sering
berlanjut dengan tiroid ekstratrakea yang terletak secara normal.
h. Klasifikasi Goiter menurut WHO :
1) Stadium O – A : tidak ada goiter.
2) Stadium O – B : goiter terdeteksi dari palpasi tetapi tidak
terlihat walaupun leher terekstensi penuh.
3) Stadium I : goiter palpasi dan terlihat hanya jika leher
terekstensi penuh.
4) Stadium II : goiter terlihat pada leher dalam Potersi.
5) Stadium III : goiter yang besar terlihat dari Darun.
9
2.4 Manifiestasi Klinis Goiter
10
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan
terhadap katekolamin
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan
panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.
d. Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar
e. Mata melotot
f. Dapat terjadi eksoftalmus (penonjolan bola mata) Peningkatan
frekuensi buang air besar
g. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid.
h. Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah
benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adam’s apple.
i. Perasaan sesak di daerah tenggorokan.
j. Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi
batang tenggorokan).
k. Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
l. Suara serak.
m.Distensi vena leher.
n. Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
o. Kelainan fisik (asimetris leher)
a. Jantung
b. Hiperkalsemia
c. Nefrokalsinosis
d. Penurunan libido
e. Impotensi
f. Berkurangnya jumlah sperma
g. Ginekomastia
h. Oftalmopati graves
i. Dermopati graves
11
j. Infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat
antitiroid.
12
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).
a. Konservatif
1) Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid.
Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :
a) Thioamide
b) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 - 600 mg/hari, dosis
maksimal
d) 2.000 mg/hari
e) Potassium Iodide
f) Sodium Ipodate
g) Anion Inhibitor
2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk
mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme.
Contoh: Propanolol . Indikasi :
a) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi
pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan
tiroktosikosis.
b) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum
pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c) Persiapan tiroidektomi.
d) Pasien hamil, usia lanjut .
e) Krisis tiroid
13
pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda
klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.
b. Surgical
Indikasi :
14
f) Multinodular
b. Radioaktif
15
Obat Penyakit Gondok Ace maxs mengandung beberapa
manfaat penting untuk pengobatan gondok, kandungan didalamnya
mampu mengembalikan kadar normal hormon tiroid secara
bertahap dan efektif tanpa menimbulkan reaksi negatif terhadap
tubuh yang mengkonsumsinya. Selain itu obat penyakit gondok
yang terbuat dari kulit buah manggis dan daun buah sirsak
mempunyai senyawa aktif yang bekerja sebagai pembersih
tubuh,yaitu zat antioksidan xanthone penangkal radikal bebas
mampu melancarkan peredaran darah dan memperlebar pembuluh
darah sehingga tubuh menjadi lebih segar dan sehat. dari
komposisi alami lainnya seperti anggur, apel, madu murni serta
rosella hitam. Rosella hitam yang terkandung dalam obat penyakit
gondok ace maxs berfungsi sebagai penghilang keasaman
dilambung sehingga obat penyakit gondok ace maxs aman
dikonsumsi oleh penderita gondok yang memiliki keluhan sakit
Maag
16
Penyakit goiter dapat dicegah dengan pemberian senyawa yodium
pada anak-anak dikawasan yang kandungan yodiumnya buruk.
Hipertropi terjadi karena asupan rerata yodium kurang dari 40
mg/hari, WHO menganjurkan yodiosasi garam hingga mencapai
konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup untuk
pencegahan goiter. Pengenalan garam beryodium merupakan satu-
satunya cara yang paling efektif untuk mencegah Penyakit goiter
dalam masyarakat yang rentan.
17
BAB III
Keluhan klien :
18
5. Pemeriksaart fisik mencakup
19
e. Berat badan dan tinggi badan.
f. Kadar Hb
g. Kelembaban kulit dan teksturnya
h. Porsi makan yang dihabiskan
i. Turgor
j. Jumlah dan jenis cairan proral yang dikonsumsi
k. Kondisi mukosa mulut
l. Kualitas suara
m. Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya
berinteraksi klien dengan orang disekitarnya.
n. Bagaimana klien memandang dirinya sebagai seorang pribadi.
20
3. Risti gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penekanan
pita suara
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan goiter
21
dengan b. Memberikan
b. Memantau masukan
kesulitan informasi tentang
makanan setiap hari.
menelan keefektifan
Dan timbang berat
makanan program terapi
badan setiap hari
(disfagia). yang telah
serta laporkan adanya
dilakukan.
penurunan.
c. Meningkatkan
c. Memberi makanan
frekuensi asupan
tambahan diantara
nutrisi untuk
jam makan.
menyediaka
nenergi yang
cukup bagi pasien.
d. Linkungan yang
d. Menciptakan menyenangkan
lingkungan yang dapat menciptakan
menyenangkan suasana
menjelang jam kenyamanan saat
makan. makan dan
meningkatkan
asupan nutrisi.
e. Mungkin
memerlukan
e. Kolaborasi dengan
bantuan untuk
ahli gizi untuk
menjamin
memeberikan diet
pemasukan zat-zat
tinggi kalori, protein,
makanan yang
karbohidrat, dan
adekuat, dan
vitamin.
megidentifikasi
makanan
pengganti yang
paling sesuai.
Meningkatkan
aktivitas metabolic
dan menurunkan
simpanan glikogen
a. Mengkaji fungsi a. Suara serak dan
3 Risti gangguan Klien mampu
bicara secara parau akibat
komunikasi menciptakan
periodik, anjurkan edema jaringan
verbal metode komunikasi
untuk tidak bicara atau pembesaran
berhubungan dimana kebutuhan
terus menerus. kelenjartiroid
dengan dapat dipahami.
(goiter) dapat
penekanan
menyebabkan
pita suara.
terganggunya pita
suara dan
penekanan pada
trakea.
b. Mempertahankan b. Menurunkan
komunikasi yang kebutuhan
22
sederhana, beri berespon,
pertanyaan yang mengurangi
hanya memerlukan bicara.
jawaban “ya” atau
“tidak”.
c. Memberikan metode c. Memfasilitasi
komunikasi ekspresi yang
alternatif yang dibutuhkan.
sesuai, seperti
papan tulis, kertas
tulis/papan gambar.
d. Mengantisipasi d. Menurunkan
kebutuhan sebaik ansietas dan
mungkin, kunjungi kebutuhan pasien
klien secara teratur. untuk
berkomunikasi.
e. Beritahu klien untuk e. Mencegah pasien
terus membatasi bicara yang
bicara dan jawablah dipaksakan untuk
bel panggilan menciptakan
dengan segera. kebutuhan yang
diketahui atau
memerlukan
bantuan
pertahankan
lingkungan yang
tenang.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Bruner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Guyton Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
http://www.google.co.id/#sclient=psy
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=7&ved=0CDwQFjAG&
url=http%3A%2F%2Fismar71.files.wordpress.com%2F2008%2F03
%2F5-askep-klien-hipotiroidisme.
25