Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KOMUNITAS
Dosen pengampu :
Nurul Fajriyanti
Putri Sufy PD
Siti Hariani
2018-2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala karunia
nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini di susun
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Komunitas.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa sangat
menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna.
Karenanya saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas pelayanaan
kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong oleh tenaga non-
kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang peranan penting, dukun di
anggap sebagai tokoh masyarakat. Masyarakat masih memercayakan pertolongan persalinan oleh
dukun, karena pertolongan persalinan oleh dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan
pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi.
Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemeritah membuat suatu terobosan
dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk kemitraan tersebut adalah dengan
melakukan pembinaan dukun yan merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab bidan. Maka
dari itu tugas dan tanggung jawab bidan terhadap dukun bayi sangat memberikan kontribusi yang
cukup penting. Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan penting dalam
pelayanan kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun beranak, dukun bersalin, dukun
peraji.
Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang terkait
dengan reproduksi wanita. Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke atas.
Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat panggilan tugas ini.
Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat
terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan
tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang
profesional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penanganan dini neonates neonaturum BBL, serta rujukan?
2. Apakah penyuluhan gizi dan KB?
3. Apakah pencatatan kelahiran dan kematian Bayi/Ibu?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penanganan dini neonates neonaturum BBL, serta rujukan
2. Untuk mengetahui penyuluhan gizi dan KB
3. Untuk mengetahui pencatatan kelainan dan kematian Bayi/Ibu
BAB II
PEMBAHASAN
Pembinaan dukun merupakan bentuk pelatihan yang diberikan kepada dukun bayi oleh
tenaga kesehatan dan menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dukun, terutama dalam hal
hygiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat-alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta
pengetahuan tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap risiko tinggi pada ibu dan bayi, KB,
gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian. Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya
menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan AKI
a. Tetanus Neonatorum
masuknya kuman tetanus melalui luka tali pusat, akibat pemotongan tali pusat
dengan alat yang tidak bersih, luka tali pusat kotor atau tidak bersih karena
1980 tetanus menjadi penyebab kematian pertama pada bayi usia di bawah
penurunan, akan tetapi ancaman masih tetap ada, sehingga perlu diatasi secara
serius. Tetanus neonatorum adalah salah satu penyakit yang paling berisiko
terhadap kematian bayi baru lahir yang di sebabkan oleh basil clostridium
tetani.
kaku di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat
a) Bayi baru lahir yang semula bisa menetek dengan baik tiba-tiba tidak bisa
menetek.
b) Perawatan tali pusat setelah lahir sampai saat puput tidak bersih atau
hingga bersih.
Bersih Alas
Bersih Alat
Gunting dan benang pengikat tali pusat harus steril, bersih, dan tidak
d) Luka tali pusat yang telah dibersihkan tidak boleh sama sekali dibubuhi
e) Setelah dibersihkan luka tali pusat ditutup dengan kain kasa kering.
f) Demikian dilakukan terus sampai luka kering dan tali pusat puput.
tetanus toksoid sebanyak 2 kali kepada ibu hamil, calon pengantin, dan
belum memberi kekebalan pada bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus
sehingga bayi yang berusia kurang dari 1 bulan dapat terkena tetanus
b. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kepfasilitas rujukan atau
jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami
selama proses persalinan dan kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk kefasilitas
kesehatan rujukan. Sangat sulit untuk menduga kapan penyakit akan terjadi
sehingga kesiapan untuk merujuk ibu dan atau bayinya kefasilitas kesehatan
rujukan secara optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi saran bagi
lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk menatalaksana kasus gawat darurat
2) Transfusi darah.
pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak tempuh ketempat
rujukan dadlah wajib untuk diketahui oleh setiap penolong persalinan jika terjadi
akan kehilangan waktu yang sangat berharga untuk menangani penyakit untuk
komplikasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka pada saat ibu
dan meminta bekerja sama yang baik dari suami atau keluaga ibu untuk
Anjurkan ibu untuk membahas dan membuat rencana rujukan bersama suami dan
rujukan:
2) Tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga? (jika ada
lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling
maupun malam.
4) Orang yang ditunjuk menjadi donor darah jika transfuse darah diperlukan.
bahan-bahan.
6) Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu
tidak dirumah.
Kaji ulang rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya. Kesempatan ini
harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau diawal
persalinan (jika mungkin). Jika ibu belum membuat rencana rujukan selama
dan keluarganya diawal persalinan. Jika timbul masalah pada saat persalinan dan
rencana rujukan belum dibicarakan maka sering kali sulit untuk melakukan semua
1) B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan
yang kompeten untuk menatalaksana gawat darurat obstetri dan BBL untuk
2) A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan
BBL (tabung suntik, selang iv, alat resusitasi, dll) bersama ibu ketempat
3) K (Keluarga)
Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan
mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alas an dan tujuan
merujuk ibu kefasilitas rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang
mengenai ibu dan BBL, cantumkan alas an rujukan dan uraikan hasil
penyakit, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan BBL. Sertakan juga
5) O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu kefasilitas rujukan. Obat-
6) K (Kendaraan)
kondisi cukup nyaman. Selain itu, pastikan kondisi kendaraan cukup baik
7) U (Uang)
Ingatkan keluarga agar membawah uang dalam jumlah yang cukup untuk
diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal difasilitas rujukan.
bersalin, dan nifas dengan makanan bergizi. Melalui penyuluhan gizi dan KB yang di
kepada dukun tentang pentingnya makanan bergizi untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayi, serta menghindari pantang makanan. Selain masalah gizi, materi KB perlu
diberikan juga kepada dukun. Dengan keikut sertaan dukun dalam menyukseskan
program KB, kesejahteraan ibu dan bayi meningkat. Ibu mempunyai banyak waktu
untuk menyusui dan merawat bayi, menjaga kesehatan sendiri, dan mengurus
keluarga.
a. Penyuluhan Gizi
a) Ibu hamil makan makanan yang bergizi yang mengandung empat sehat
lima sempurna.
c) Untuk menambah tenaga, makan makanan selingan pagi dan sore hari
Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi,
eksklusif).
Susui atau teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara
bergantian.
Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat
saring
untuk menyusui dan merawat bayi, menjaga kesehatan ibu serta mengurus
keluarga, Mengatur jarak kehamilan tidak terlalu dekat yaitu lebih dari 2 tahun
kelahiran.
terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu sering hamil, dan terlalu tua akan
pilihannya.
klien agar dapat ditentukan metode yang paling cocok dengam hasil
pemeriksaannya.
metode kontrasepsi.
Materi lain yang penting dalam pembinaan dukun adalah pencatatan kelahiran
dan kematian. Pemberian materi pencatatan kelahiran dan kamatian di tujukan untuk
mempermudah dalam pendataan jumlah kelahiran dan kematian di suatu wilayah atau
desa, serta bermanfaat dalam pelaksanaan proses audit apabila ada kematian baik ibu
maupun bayi.
A. Kesimpulan
Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga
kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu)
dan AKB (Angka Kematian Bayi). Maka perlu dilakukan pembinaan dukun bayi dalam
pencegahan tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit pada bayi baru
lahir, disebabkan masuknya kuman tetanus melalui luka tali pusat, akibat pemotongan
tali pusat dengan alat yang tidak bersih. Jika bayi sudah mulai memperlihatkan tanda
seperti mulut mencucu seperti mulut ikan, kejang terutama bila terkena rangsang cahaya,
suara dan sentuhan,dll waspadai gejala tersebut. Tetapi jika kebersihan atau hygiene
penolong persalinan dan ibu bersalin tetap dijaga, neonates neonaturum dapat di hindari.
DAFTAR PUSTAKA