Vous êtes sur la page 1sur 8

NAMA: VIA LITA GANDARI

NPM: 1541011003

JURUSAN: MANAJEMEN PARALEL

SKKNI DI SEKTOR PARIWISATA

SKKNI yang di miliki oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2011 dan telah
memperoleh penetapan oleh kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi meliputi sub sektor
Berikut:

No SUB SEKTOR SK. MENANKERTRANS

1 Biro Perjalanan Wisata KEP.238/MEN/X/2004

2 Hotel dan Restourant KEP.239/MEN/X/2004

3 SPA KEP.141/MEN/V/2005

4 Jasa Boga KEP.318/MEN/IX/2007

5 Tour Leader KEP.55/MEN/III/2009

6 Pemandu Wisata Selam KEP.56/MEN/III/2009

7 Kepemanduan Wisata KEP.57/MEN/III/2009

8 Kepemanduan Museum KEP.58/MEN/III/2009

9 Kepemanduan Ekowisata KEP.61/MEN/III/2009

10 Pemandu Wisata Arus Jeram KEP.62/MEN/III/2009

11 Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) KEP.246/MEN/III/2010

SKKNI Tour Leader

Untuk memperoleh Pimpinan perjalanan wisata (Tour Leader) yang berkualitas, yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kompeten, perlu didukung dengan adanya sistem
pendidikan dan pelatihan nasional yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan. Untuk memberi
gambaran dan pedoman yang jelas dan sistematis tentang persyaratan minimal tenaga kerja di
bidang Pimpinan perjalanan wisata (Tour Leader), maka perlu disusun Standar Kompetensi
Kerja Nasional Bidang Pimpinan perjalanan wisata (Tour Leader).

Berikut pengelompokan unit SKKNI bagi Pimpinan perjalanan wisata (Tour Leader):
a. Kompetensi Umum / General

Kelompok kopetensi ini meliputi: Berkerjasama dengan kolega dan wisata, Berkerja dalam
Lingkungan Sosial yang berbeda, Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di
Tempat Kerja, Menangani Situasi Konflik, mengembangkan dan memutakhirkan pengetahuan
Pariwisata.

b. Kompetensi Inti (FUNGSIONAL)

Kelompok kopetensi ini meliputi: Melakukan Persiapan Tour, Mengkoordinasikan Jadwal


Persiapan, Mengembangakan Pengetahuan Destinasi, Mengatur saat keberangkatan, Mengatur
saat Transit, Mengatur saat tiba, Mengatur saat di Kendaraan, Mengatur saat check in dan chek
out di hotel, Mengatur Perserta saat tour, Mengelola Tour Tabahan, Mengatur Perpindahan Moda
Transportasi, Mengelola Permasalah yang tidak terduga, Menangani keluhan peserta selama tur,
mengelola laporan tur.

c. Kopetensi Khusus / Spesifik Pendukung

Kelompok kopetensi ini meliputi: Melakukan Komunikasi secara lisan dalam bahasa Inggris
Pada tingkat Oprasional dasr, Membaca dalam bahasa Inggris pada tingkat operasional dasar,
Menulis dalam bahasa inggris pada tingkat oprasional dasar.

Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi

Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata sangat erat
kaitannya dengan upaya untuk mencapai tingkat kebersaingan yang tinggi. Oleh karena itu perlu
didasarkan pula pada manajemen daya saing yang akan dapat meningkatkan profesionalisme
dalam pemberian pelayanan secara comprehensive. Arus globalisasi perekonomian dunia yang
merebak ke segala sektor dan hampir merambah ke segenap kegiatan usaha tidak terkecuali telah
dirasakan dampaknya pada bidang pendidikan dan pelatihan. Tantangan pengembangan di sektor
pariwisata dinilai sangat kompleks, mulai dari ketatnya persaingan dan tuntutan konsumen
(Customer Demand) serta pengaruh globalisasi. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan
profesional di bidang pariwisata, maka peran lembaga pendidikan dan pelatihan menjadi sangat
menentukan.

Pengembangan sertifikasi kompetensi kerja yang dilakukan oleh BNSP terkait dan terpadu
dengan pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) serta
pengembangan pelatihan berbasis kompetensi di lembaga-lembaga pelatihan kerja sebagai
kesatuan Sistem Latihan Kerja Nasional (SISLATKERNAS). Sesuai dengan Pasal 18 ayat (1),
(2) dan (3) Undang-Undang No. 13 tahun 2003, sertifikasi kompetensi kerja merupakan bentuk
pengakuan secara formal terhadap kompetensi kerja yang telah dikuasai oleh lulusan pelatihan
kerja atau tenaga kerja yang telah berpengalaman. Pengaturan sertifikasi kompetensi kerja ini
merupakan bagian integral dari SISLATKERNAS.
Berikut tata cara Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi
kompetensi kerja:

Pelatihan berbasis kopetensi adalah pelatihan yang berorientasi pada pencapaian kopetensi
peserta latih, sehingga hasil akhir dari pelatihan adalah meningkatnya kopetensi peserta latih
yang dapat di ukur melalui aspek sikap,pengetahuan, dan keterampilan.

d. Penetapan Tim Penyusun

Sebelum menyelenggarakan program pelatihan, perlu di bentuk dan ditetapkan tim penyusun
program yang terdiri dari unsur-unsur, diantaranya:

1. Asosiasi usaha pariwisata

2. Asosiasi profesi pariwisata

3. Instruktur/ aksesor kompetensi

4. Pakar dan praktisi yang kompeten di bidangnya

5. Instansi pemerintah.

e. Analisis Kebutuhan Pelatih

Langkah selanjutnya adalah menganalisis kebutuhan pelatihan/Traning Need Analysis (TNA).


Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pelatihdari setiap kualifikasi jabatan yang
terdapat di usaha pariwisata. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi pertimbangan
dalam menganalisa kebutuhan pelatihan berbasis kopetensi adalah:

1. Kesenjangan antara kompetitif yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan kompetensi yang di
butuhkan pada usaha pariwisata.

2. Jenis dan jumlah usaha pariwisata yang terdapat di daerah tempat penyelenggaraan pelatihan
dan banyak memperkerjakan masyarakat setempat.

f. Penetapan Program Pelatihan

Penetapan jenis pelatihan selanjutnya disusun berdasarkan kebutuhan dengan menggunakan


pendekatan sebagai berikut:

1. Kinerja, sejauh mana element kopetensi yang dipersyratkan, terukur berdasarkan tingkat yang
diinginkan.

2. Persyaratan kinerja, sejauh mana kondisi kriterian unjuk kerja yang diaplikasikan.

3. Acuan penilaian, sejauh mana acuan dapat di pergunakan dalam melaksanakan penilaian.
Dalam menetapkan jenis pelatih, penetapan unit kompetensi yang terdiri dari kompetensi umum
kompetensi inti dan kompetensi khusus mengacu pada hasil analisis yang telah di peroleh,
sehingga program pelatihan menjadi tepat guna,tepat sasaran dan dapat menjawab kesenjangan
antara kompetansi tenaga kerja dengan kompetensi yang di butuhkan oleh usaha pariwisata.

f. Penyusunan Kurikulum Pelatihan

Penyusunan kurikulum pelatihan didasarkan atas penetapan program pelatihan dan merupakan
salah satu tahapan kegiatan penyelenggaraan pelatihan. Kurikulum pelatihan mencakup:

1. Kelompok unit dan kode unit kompetensi : kompetensi umum, inti dan khusus.

2. Pelaksanaan pelatihan di tempat kerja.

3. Materi pelatihan berdasarkan kelompok unit kompetensi

4. Perkiraan waktu pelatihan.

g. Penyusunan Silabus Pelatihan

Penyusunan silabus mengacu pada unit-unit kompetensi yang terdapat pada kurikulum yang
telah di tetapkan. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui analisis terhadap kriteria unjuk kerja
(KUK) pada setiap elemen kompetensi sesuai indikator keberhasilan pencapaian kompetensi.

Dalam mengembangkan silabus pelatihan yang perlu diperhatikan adalah:

1. Standar kompetensi kerja, standar kompetensi kerja harus mengacu keda 2 aspek yaitu:

Aspek kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan, dan sikap kerja)

Tingkat/gradasi kompetensi kunci sebagai tingkat kinerja.

2. Langkah-langkah penyusunan silabus pelatihan

Langkah proses penyusunan silabus terdiri dari pencapaian tujuan kompetensi dan ldentifikasi
dan analisis kebutuhan standar kompetensi.

Pencapaian tujuan pembelajaran: tujuan pembelajaran di kembangkan berdasarkan rumusan


silabus, selanjutnya dikaji dan di tetapkan dalam bentuk strategi pembelajaran (learning strategi)
yang meliputi: kegiatan pembelajaran teori (T) dan Praktek (P), metodologi dan media
pembelajaran yang dibutuhkan dan jumlah jam pembelajaran yang di butuhkan.

h. Persyaratn Peserta Pelatihan

Persyaratan peserta pelatihan merupakan peranan penting dalam keberhasilan suatu


penyelenggaraan pelatihan, sehingga pelatihan yang dilaksanakan menjadi efektif, efesien dan
tepat sasaran. Penetapan persyaratan peserta pelatihan mengacu pada:
1. Pendidikan formal, min SLTA/SMK sederajat

2. Pengalaman perkerjaan, memiliki pengalaman kerja di bidang tugasnya minimal selama satu
tahun.

3. Pelatihan yang pernah diikuti, disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan di selenggarakan
ditunjukan dengan bukti sertifikat.

4. Utusan dan/atau Rekomendasi yang bersifat tertulis dari industri pariwisata.

5. Sehat jasmani dan rohani.

i. Kriteria Penetapan Instruktur

Instruktur dalam pelatihan berbasis kompetensi harus memiliki kemampuan sebagai pembicara
sekaligus pemandu sehingga peserta pelatihan tidak hanya memperoleh keterampilan dan
gambaran sikap dalam melaksanakan perkerjaanya. Dalam menetapkan instruktur pelatihan,
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:

1. Assesor kompetensi dan/atau Master Assesor

2. Memahami SKKNI

3. Memiliki Sertifikat Training of Trainers (ToT) atau sejenisnya

4. Menguasai teknis subtansi sesuai dengan nama dan jenjang pelatihan yang akan dilaksanakan

5. Mampu berinovasi dan berimprovisasi dengan metode yang tepat.

j. Fasilitas Pelatihan

Fasilitas pelatihan merupakan hal yang penting dalam mendukung kelancaran penyelenggaraan
pelatihan dan pencapaian tujuan kompetensi yang diharapkan dari peserta pelatihan. Fasilitas
pelatihan yang di butuhkan berupa:

1. Tempat penyelenggaraan : tempat penyelenggaraan pelatihan harus menggambarkan kondisi


nyata yang terdapat di dunia usaha pariwisata/industri.
2. Modul/ materi pelatihan

3. Alat dan/atau bahan praktek

4. Media pembelajaran (audio visual, white board, LCD, dsb).

k. Penyelenggaraan Pelatihan

Dalam penyelenggaraan pelatihan, terdapat beberapa hal yang harus di persiapkan oleh
penyelenggara, seperti:
1. Buku panduan peserta

2. Jadwal pelatihan

3. Modul/materi pelatihan

4. Tempat pelatihan

5. Instruktur

Penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1. Penyelenggara pelatihan harus didukung oleh instruktur sesuai dengan kriteria yang telah di
tetapkan.

2. Penyelengara pelatihan harus didukung fasilitas pelatihan yang memenuhi persyaratan untuk
menjamin tercapainya standar kompetensi kerja.

3. Penetapan kelulusan dilakukan dengan cara memberikan penilaian kepada peserta pelatihan
berdasarkan hasil test yang dapat berupa penilaiaan tertulis, simulasi dan praktek.

4. Peserta yang dinyatakan kompeten oleh instruktur dinyatakan lulus pelatihan dan berhak
mendapatkan sertifikat pelatihan kerja.

5. Sertifikat pelatihan kerja ditandatangani oleh pimpinan instansi penyelenggara pelatihan


(kepala dinas kebudayaan pariwisata provinsi dan dinas kebudayaan dan pariwisata
kabupaten/kota)

l. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan

Evaluasi berbasis kompetensi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelatihan yang di
selengarakan tepat sasaran, efesien dan efektif. Dengan adanya evaluasi, maka pelatihan yang
dilakukan dapat mempertanggung jawabkan mutunya. Pelaksanaan evaluasi dapat dilihat dari
komponen aspek:

1. Evaluasi Instruktur

2. Evaluasi perserta pelatihan

3. Evaluasi Penyelenggara

Persyaratan Dasar Peserta Sertifikasi


Peserta sertifikasi dapat mengajukan sertifikasi dengan persyaratan bukti kompetensi berasal dari
pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman kerja sesuai dengan bidang kerja di bidang Tour and
Travel Klaster Tour Guide
Klaster Paket/Kemasan Kompetensi

NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1 PAR.UJ01.001.01 Melakukan Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan

2 PAR.PW02.001.01 Bekerja sebagai Pramuwisata (Pengetahuan Dasar dan Etika)

Memberikan Pelayanan pada Penjemputan (Transfer-in) dan


3 PAR.PW02.002.01 Pengantaran Wisatawan (Transfer-Out)

4 PAR.PW02.006.01 Menyiapkan dan Menyajikan Informasi Wisata

Mengembangkan dan Memelihara Pengetahuan Umum yang


5 PAR.PW02.003.01 Dibutuhkan oleh Pramuwisata

Persyaratan Pendaftaran :

1. Pengalaman kerja/praktek kerja lapangan sesuai dengan bidang pekerjaannya selama 1


tahun.
2. Menyerahkan pas foto 3×4 sebanyak 4 lembar.
3. Fotokopi ijasah.
4. Fotokopi KTP.
5. Bukti-bukti rekaman hasil produk kerja dalam portofolio.

Proses Asesmen :

1. Perencanaan asesmen meliputi: Menetapkan bukti-bukti yang diperlukan; menetapkan


metode asesmen yang sesuai; mengembangkan perangkat asesmen yang sesuai;
menetapkan asesor/tim asesor yang akan ditugaskan.
2. Pelaksanaan asesmen meliputi: Menguraikan lingkup dan tata cara asesmen;
pengumpulan bukti-bukti; pengambilan keputusan asesmen; pencatatan hasil asesmen;
memberikan umpan balik kepada peserta; serta laporan pelaksanaan asesmen.

Proses Uji Kompetensi

1. LSP Pariwisata Cabang DIY merancang uji kompetensi untuk menilai kompetensi secara
tertulis, lisan, praktik, pengamatan atau cara lain yang andal dan objektif, serta
berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi. Rancangan persyaratan uji
kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal
muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan dan
ketidaklulusan.
2. LSP Pariwisata Cabang DIY memilki prosedur untuk menjamin konsistensi administrasi
uji kompetensi.
3. LSP Pariwisata Cabang DIY menetapkan, mendokumentasikan serta memantau kriteria
untuk kondisi administrasi uji kompetensi.
4. LSP Pariwisata Cabang DIY menjamin peralatan teknis yang digunakan telah diverifikasi
atau dikalibrasi secara tepat.
5. LSP Pariwisata Cabang DIY mendokumentasikan dan menerapkan metodologi dan
prosedur yang tepat (misalnya, mengumpulkan dan memelihara data stastistik) dalam
batasan tertentu yang dibenarkan, untuk menegaskan kembali keadilan, keabsahan, dan
kinerja umum setiap ujian, dan tindakan perbaikan terhadap semua kekurangan yang
dapat dikenali.

Vous aimerez peut-être aussi