Vous êtes sur la page 1sur 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ABORTUS INCOMPLIT

I. DEFINISI
 Abortus adalah berakhirna kehamilan sebelum janin dapat hidup
di dunia luar tanpa mempersoalkan penyebabnya.(Sofie
R.Krisnadi, obstetric patologi 10 :1)
 Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh sebab – sebab
tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berumur 22 minggu
atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
(Sarwono prawiroharjo, martrnal dan neonal)
 Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil dari konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram. (Arief Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 )
 Abortus incomplit adalah keguguran tak lengkap tak lengkap yang
ditandai dengan keluarnya sebelum hasil konsepsi dari uterus,
sehingga sisanya memberikan gejala klinis.(Ilmu kebidanan,
penyakit kandungan dan keluarga berencana, 1981
 Abortus incomplit adalah keguguran tidak lengkap, sebagian dari
buah kehamilan telah dilahirakan tapi sebagian masih tertinggal
dalam rahim.( Obstetri patologi, 1984 : 8 )

II. ETIOLOGI
Penyebab abortus merupakan gangguan dari beberapa factor, umumnya
abortus didahului oleh kematian janin.
Factor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya abortus yaitu :
1. factor janin : kelinan yang paling sering dijumpai
pada abortus adalah gangguan pertumbuahan zigot, emrio, janin,
atau plasenta kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus
pada trimester I.
2. factor maternal
 Infeksi : infeksi maternal dapat membawa resiko bagi janin
yang sedang berkembang terutama pada akhir trimester I atau awal
trimester II
 Penyakit vascular ( hipertensi vascular)
 Kelainan endokrin : abortus spontan dapat terjadi jika
produksi progesterone tidak mencukupi atau pada penyakit
disfungsi tiroid atau defisiensi insulin
 Patoimunologis : ketidak cocokan system HLA ( Hormone
Leucosite Antigen )
 Trauma : kasusnya jarang terjadi umumnya abortus terjadi
segera setelah trauma tersebut, misalnya akibat perdarahan.
 Kelainan Uterus : pengaruh dari factor ini masih ditanyakan.
3. faktror ekternal
 Radiasi : dosis yang berlebihan bagi janin pada kehamilan 9
minggu pertama dapat merusak janin dan dapat
menyebabkan keguguran.
 Obat – obatan : sebaiknya tidak menggunakan obat – obatan
sebelum kehamilan 16 minggu kecuali telah terbukti bahwa
obat tersebut tidak membahayakan janin atau unruk
pengobatan penyakit ibu yang parah.
 Bahan – bahan kimia lainnya seperti bahan ang mengandung
arsen dan bensen.
III. PATOFISIOLOGI

Kematian janin

Kematian spontan Perdarahan dalam


desidua balis

Terjadi perubahan
nektrotik

Daerah
implementasi,
infiltrasi sel
Sel dan perdarahan
akut

Perdarahan
Buah kehamilan perdarahan
lepas seluruhnya pervagina

Dianggap benda
asing dalam rahim

Kontraksi uterus

Terjadi pendorongan
benda asing keluar
rongga rahim
( Ekspulsi )
Narasi :
Pada awal abotus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda tersebut.
(Arief Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 )
Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin kemudian
diukuti dengan perdarahan kedalam desidua basalis lalu terjadi perubahan –
perubahan nekrosis pada daerah implantasi, infiltrasi sel perdarahan akut dan
akhirnya perdarajan pervagina, buah kehamilan terlepas selurauhnya atau
sebagian di interprestasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim, hal ini
menyebabkan konntraksi uterus dimulai dan segera setelah itu terjadi
pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim. .(Sofie R.Krisnadi, obstetric
patologi 10 :1)

IV. MANIFESTASI KLINIS


 Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
 Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah dan
kesadaran menurun, tekanan darah normal / turun, denut nadi
normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
 Perdarahan pervagina, mungkin disertai dengan jaringan hasil
konsepsi
 Rasa mulas atau kram perut diatas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
(Arief Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 )
Gejala klinis yang mungkin terjadi :
 Perdarahan yang memanjang sampai etrjadi anemis
 Perdarahan mendadak dapat menimbulkan keadaan gawat
 Terjadi infeksi ditandai suhu meningkat
Pada pemeriksaan dapat dijumpai gambaran :
 Dapat terjadi digenerasi ganas ( karsinoma )
 Kanalis servicel terbuka
 Dapat diraba jaringan rahim atau dikanalis servicalis
V. PENATALAKSANAAN
Penanganan keguguran tak lengkap / abortus incomplit :
 Dalam keadaan gawat karena defisi darah dapat di pasang
infuse dan tranfusi darah untuk memulihkan keadaan umum.
 Diikuti kurtase
 Pengobatan : berikan uterotonika dan antibiotic untuk
pencegahan infeksi.
( Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana, 1981 )
Penanganan arbutus incomplit :
 Bila disertai syok karena perdarahan berikan infus RL atau
NaCl dan segera transfusi darah
 Setelah syok diatasi lakukan kerok dengan kuret tajam lalu
suntikan ergomotrin 0,2 IM
 Bila janin sudah keluar tetapi plansenta masih tertinggal
lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
 Berikan antibiotik untuk pencegahan infeksi.
(Arief Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 )

Penanganan arbotus incomplit yaitu :


 Tentukan besar uterus kenali dan atasi setuap komplikasi
(perdarahan, syok, infeksi maupaun sepsis)
 Hasil konsepsi yang yang tertanggap pada servik yang
disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dilakukan
secara digital atau vacum uteri setelah itu evaluasi
perdarahan.
1. Bila perdarahan berhenti berikan erdometri 0,2 IM
misoprostol 400 Mg per oral.
2. bila perdarahan terus berlangsung evaluasi sisa hasil
konsepsi dengan AVM atau D dan K
 Bila tidak ada tanda – tanda infeksi berikan antibiotik
piofilaksis.
 Bila terjadi infeksi beri ampisisin
 Jika pasien nampak anemi berikan sulfa fercus 600 Mg per
oral selama 2 minggu atau tranfusi darah
(Sarwono prawiroharjo, martrnal dan neonatal, 2002)

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


 Resiko tinggi amemis yang berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan.

VII. INTERVENSI
DX : Abortus incomplit
Tujuan : Agar dalam jangka waktu 3 x 60 menit perdarahan dapat
terhenti.
Kriteria Hasil :
 K/U : cukup
 Kesadaran composmentis
 Perdarahan dapat terhenti.
Intervensi :
1. lakuakan pendekatan kepada Pasien dan keluarga.
R/ : terjalin hubngan saling percaya antara pasien dengan petugas RS
2. berikan infus RL
R/ : Agar pasien tidak mengalami syok dan anemis
3. berikan motuvasi pasien atau keluarga un tuk di curet
R/ : Agar terjalin hubungan yang terapetik dan agar terjalin kerja sama
yang baik.
4. observasi TTV
R/ : mengetaui keadaan pasien
5. kolaborasi dengan dokter
R/ : mempercepat penembuhan
VIII. DAFTAR PUSTAKA
 Mansoer arif , Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 : Jakarta : medika
aescolapius fakultas kedokteran UI : 2000
 Estar offset, Obstetri Patolagi, Bandung. Fakultas kedsikteran
Universitas Padjajaran, Bandung : 1984
 Sarwono prawiroharjo, Pelayanan Kesehatan Marternal dan
Neonatal Jakarta : 2002
 Sofie R.Krisnadi, Obstetric Patologi, Bandung fakultas kedokteran
Universitas Padjajaran Bandung 1981
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA NYAMAN
( NYERI )

DEFINISI
Nyeri : Kondisi berupa perasaan yang tidak meyenangkan bersifat sangat
subyektif. ( KDPK kebidanan : Musrifatul Uliyah )
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua yaitu :
 Nyeri Akut : Keadaan dimana individu mengalami dan
melaporkan danya rasa ketdaknyamanan yang hebat ata sensai yang tidak
menyenagkan selam enam bulan atau kurang. ( Lynda juall C : Diagnosa
Keperawatan Edisi 8 )
Nyeri Akut : Nyeri yang timbul secara mendadak dan cepa
menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya penigkat
tegangan otot. ( Aziz Alimull : Pengantar KDM I )
 Nyeri Kronis : Keadaan dimana seseorang individu
mengalami nyeri yang menetap atau intermiter dan berlangsung lebih dari
6 bulan. ( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi 8 )
Nyeri Kronis : Nyeri yang timbul secara berlahan – lahan biasanya
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan.
( Aziz Alimul : Pengantar KDM I )

ETIOLOGI
A. Trauma jaringan dan reflek spasme sekunder akibat :
 Gangguan muskuluskeleta
 Operasi
 Kecelakaan
 Luka bakar
 Gangguan viseal
B. Kontraksi uterus selama persalinaan
C. keletihan
D. Inflamasi dari :
 Saraf
 Sendi
 otot
( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8 )

PATHOFISIOLOGI

Trauma

Pembuluh darah
syaraf otot
jaringan

immobilisasi

Gangguan
aktivitas

Atropi Otot

keleumpuhan

Gangguan rasa
Psikologis nyaman

Rasa nyaman Gangguan


mobilitas fisik

( Lynda Jull C : Diagnosa Keperawatan, Edisi : 8 )


SKALA INTENSITAS DESKRITIF SEDERHANA

Tidak ada nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri hebat Nyeri sangat Nyeri
Nyeri Hebat paling hebat

SKALA INTENSITAS NUMERIK 0 - 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SKALA ANALOG VISUAL ( VAS )

Tidak ada nyeri nyeri sehebat


dapat terjadi

MANIFESTASI KLINIS

 Mayor :
Komunikasi tentang nyeri yang dideskripsikan
 Minor :
a. Menggosok bagia yang nyeri
b. Perubahan pola tidur
c. Mengalami takut untuk cidera ulang.
d. Postur tidak biasanya
e. Ansietas
f. Masalah dengan konsentrasi
g. Peka rangsangan
h. Menarik bila disentuh
i. Ketidakefektifan fisik atau immoblitas

( Lynda Jull C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8

PENATALAKSANAAN
1. Kaji usaha mengurangi nyeri
2. kaji nyeri kwalitas dan frekuensi
3. penggunaan teknik relaksasi dan distraksi
4. Tingatkan periode tidur tanpa gangguan.
5. Teknik penghematan energi

( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8 )

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kerusakan
jaringan atau trauma jaringan
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri
3. Intoleran akivitas berhubungan dengan post op

( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8 )

INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kerusakan jaringan
atau trauma jaringan
 Ajakan tindakan mengurangi nyeri.
Rasional : Agar klien dapat mengontrol sendiri rasa nyaman.
 Selidiki adanya keluhan nyeri
Rasional : Agar petugas medis tahu apakah terjadi komplikasi,
misal infeksi.
 Observasi TTV
Rasional : Untuk mengetahui kondisi klien.
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.
Rasional : Untuk mempercepat penyembuhan

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri


 Kurangi kebisingan
Rasional : Agar klien dapat beristirahat / tidur dengan nyaman
 Buat ruangan setenang mungkin
Rasional : Agar klien istirahat dengan tenang
 Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan
Rasional : membantu pengurangan nyeri
 Berikan support spiritual kepada klien dan keluarga
Rasional : Agar klien tidak putus asa dan stress.

3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan post curet


 Teknik penghematan energi untuk aktifitas
Rasional : Agar energi tidak banyak terbuang dalam
beraktivitas
 Lebih baik duduk daripada berdiri dan melakukan aktivitas.
Rasional : Agar klien tidak mudah capek ataupun lelah.
 Observasi TTV
Rasional : Untuk megetahui kondisi klien
 Latih klien dengan latihan Rom aktif maupun pasif
Rasional : Agar tidak terjadi atropi otot

( Doenges C Marilynm, dkk : Rencana Asuhan


Keperawatan, Edisi : 8 )
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, aziz dkk “Penganar Kebutuhan Dasar Manusia 1” Salemba
Medika : 2006
2. Uliyah, musroifatull “Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan”
Salemba Medika : 2006
3. Doenges C, Marilynm, dkk “Rencana Asuhan Keperawatan” Edisi 3,
Jakarta EGC : 2000.
4. Carpenio, Lynda Juall, “Diagnosa Keperawatan” Edisi 8, Jakarta
EGC : 2000
PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN

No. register : 016215


Ruang : Zall bersalin
Tgl / Jam MRS : 16 januari 2008 / 23.30 Wib
Tgl pengkajiaan : 17 januari 2008
Diagnosa Medis : Arbortus Incomplit

I. IDENTITAS
A. Biodata Pasien
Nama : Ny “ N “
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Gempol, RT 3 RW 1, Dawar blandong
Mojokerto

B. Penanggung jawab
Nama : Tn “ L “
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Gempol, RT 3 RW 1, Dawar blandong
Mojokerto
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri perut dan 3 bulan terlambat haid.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan nyeri perut sejak kemarin dan
mengeluarkan darahr menggumpal kemudian di bawa ke
puskesmas dan dari puskesmas pasien diberi obat, setelah
obat habis pasien mengelurkan darah lagi kemudian pada
tanggal 16 januari 2008 jam 23.30 Wib pasien dibawa ke
RSUD Basoeni karena mengalami perdarahan
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah sakit sampai parah dan
tidak memiliki penyakit kronis
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit menular seperti, TBC, Asma,
hepatitis,dll
E. Riwayat Alergi
Pasien tidak pernah mengalami alergi pada obat – obatan
dan makanan

III. POLA AKIVITAS SEHARI – HARI


NO POLA AKTIVITAS DIRUMAH DI RUMAH SAKIT
1 Nutrisi :
- Kebiasaan Makan Pasien makan 3x Pasien makan 1x sehari
sehari Bubur halus + sayur
- Menu Nasi + Sayur + Ikan -
- Makanan Kesukaan semua makanan -
- Makanan Pantangan Tidak ada Baik
- Selera Makan Baik Minum the manis 3 – 4
- Jumlah Minum 7 – 8 gelas / hari gelas/hari
-
- Gangguan Hambatan Tidak ada
2 Eliminasi :
- BAK
Kebiasaan 4 – 5 x Sehari 2 X Sehari
Warna Kuning Kuning
Gangguan Tidak ada Tidak ada
Volume
- BAB
Kebiasaan 1 – 2 X Sehari belum BAB
Warna Kuning kecoklatan
Konsistensi Lunak/lembek
Gangguan Tidak ada Tidak ada

3 Aktifitas Fisik
- Kebiasaan Melakukan pekerjaan Aktivitas lebih banyak
rumah tangga seperti ditempat tidur
menyapu, memasak,
mencuci, dll
- Waktu senggang Kumpul dengan Pasien lebih senang
keluarga tidur
- Gangguan Tidak ada Tidak ada

4 Istirahat tidur
- Kebiasaan 2 kali/hari 2 kali/hari
- Waktu Malam : 21.00 – 04. Malam : 21.00 – 05. 00
00 WIB WIB
Siang : 12.00 – 14.00 Siang : 11.00 – 13.00

- Perlengkapan Kasur, bantal, Kasur, bantal, selimut,


selimut, giling. guling
- Penerangan Lampu nyala Lampu nyala
- Gangguan Tidak ada Tidak ada
5 Personal Hygiene
- Mandi 2 x sehari Diseka 2x/hari
- Keramas 2 hari sekali Belum pernah keramas
- Gosok gigi 2 x sehari Belum pernah gosok
gigi
- Ganti pakaian 2x sehari 1 x sehari
- Gangguan Tidak ada Tidak ada
6 Ketergantungan
- Kopi Tidak minum kopi -
- Keramas Tidak merokok -

IV. DATA PSIKOLOGIS


A. Status Emosi
Emosi pasien terkonrol dengan baik
B. Konsep Diri
o Body Image ( gambaran diri )
Pasien merasa sakit dan pasien merasa perlu bantuan
tim medis
o Self Ideal ( Ideal diri )
Pasien mematuhi semua peraturan dan anjuran dokter
agar cepat sembuh
o Self Esteem ( harga diri )
Pasien mengatakan telah mendapatkan perawatan
dengan baik dan layak oleh dokter maupun bidan.
o Role Perfomence ( peran diri )
Pasein mengatakan akan mematuhi semua tindakan
medis yang dilakukan dokter, bidan, dan perawat yang
membuatnya cepat sembuh.
o Self Identity
Pasien adalah ibu rumah tangga, pasien berinterakasi
dengan baik dengan tetangga
V. DATA SOSIAL
1. Pendidikan : SD
2. Sumber Penghsilan : dari suami
3. Pola Komunikasi : Baik
4. Pola Interaksi : Baik

VI. DATA SPIRITUAL


Pasien beragama islam sebelum masuk RS pasien mengerjakan
Sholat 5 waktu tapi saat dirawat di RS pasien kesulitan untuk
mengerjakan Sholat 5 waktu.

VII. PEMERISAAN FISIK


1. Keadaan Umum : Cukup
2. Kesadaran : Composmentris GCS : 4-5-6
3. Tanda – tanda vital : TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 82 x/menit
S : 36 C
4. Kepala
- Ekspresi wajah : pasien tampak pucat, tidak terlihat
edema dan tampak meringis pada
saat nyeri
- Rambut : Rambut lurus, ,tidak ketombe, tidak
bercabang, dan bersih
- Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,
tidak cowong, sclera putih,
penglihatan berfungsi dengan baik,
mata tidak terlihat juling
- Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen
pendengaran berfungsi dengan baik
- Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada
benjolan
- Mulut : Stomatitis, mukosa bibir kering
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugelaris
5. Thorax
- Inseksi : Bentuk rongga dada simetris, tidak
terlihat benjolan
- Palpasi : Tidak ada benjolan pada dada
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : Tidak ada suara tambahan ( whicing
maupun ronchi)
6. Abdoment
- Inseksi : Terdapat striae, linea nigra, tidak
terdapat luka bekas operasi
- Palpasi : Nyeri tekan diatas simpisis
- Perkusi : Pada lambung terdengar suara
hipertimpani.
- Auskultasi : Terdengar bising usus 24x / menit

7. Ektremitas
- Atas : Simetris, jari tangan lengkap, kuku
berwarna merah muda, tidak ada
fraktur / oedam
- Bawah : simetris, tidak edema, jari kaki
lengkap, kuku berwarna merah
muda.
8. Genetalia
Kotor mengelurkan darah, fluksus, pada anus tidak
terdapat hemoroid
VIII. DATA PENUNJANG
Tanggal 16 january 2008
Hasil pemeriksaan darah / urine
HB : 8,4 sachli
Hasil pemeriksaan hematology
VT : Fluksus + 1 jari longgar teraba sisi dilakukan digital berhasil
sebagian
IX. THERAPY
 Puasa
 Infus RL 20 Tpm
 Gentamisin 2 x 80 mg
 Skintest Cefo +
ANALISA DATA

Nama : Ny. “ N “ Ruang : Bersalin


Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan

Dx DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Ds : Pasien mengatakan telah Sisa hasil konsepsi Gangguan rasa
terlambat haid 3 bulan yang nyaman ( nyeri )
lalu dan mengalami
perdarahan sejak 15 januari
2008 disertai nyeri pada
perunya
Do :
K/u : lemah
TD :110/70 mmHg
S : 36°C
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
 Nyeri tekan pada
simpisis
 Terdapat striae
 Perdarahan
pervagiana ± 250 cc
 Terdapat linea higia
 Ekspresi muka
pucat tampat
menyeringai menahan
nyeri
 Skala nyeri ± 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. “ N “ Ruang : Bersalin


Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) yang berhubungan dengan sisa hasil
konsepsi yang ditandai dengan :
K/u : lemah
TD :110/70 mmHg
S : 36°C
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
 Nyeri tekan pada simpisis
 Terdapat striae
 Perdarahan pervagiana ± 250 cc
 Terdapat linea higia
 Ekspresi muka pucat tampat menyeringai menahan nyeri
 Skala nyeri ± 4
RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Ny “N “ Ruang : Bersalin


Umur : 19Tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) yang JANGKA PANJANG 1. Lakukan pendekatan 1. Tercipta hubungan
berhubungan dengan sisa hasil konsepsi  Setelah dilakukan pada pasien dan baik antara pasien
asuhan keperawatan keluarganya keluarga, dengan
1 x 24 jam nyeri 2.Kaji tingkat nyeri yang perawat
pasien berkurang dialami pasien 2. untuk mengetahui
JANGKA PENDEK 3.Ajarkan pasien teknik kondisi pasien
 Setelah dilakukan relaksasi 3. tindakan untuk
asuhan keperawatan relaksasi dengan
± 20 menit pasien mengusap bagian
dapat beradaptasi 4.observasi TTV tiap 5 tubuh yang nyeri.
dengan nyeri jam 4. dengan melakukan
TTV dapat dijadikan
5.Lakukan kolaborasi acuan kondisi pasien
Kriteria Hasil : dengan dokter dalam 5. mempercepat
1 Pasien mampu pemberian terapi penyembuhan
melakukan nasehat medis :
petugas Seperti :
2. Pasien dapat  pasang inf RL 20
beraktifitas normal Tpm
3. Sisa hasil konsepsi  curet dilakukan pada
keluar tanggal 17 jan 2008
jam 09.00 Wib di
OK

TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny “ N “ Ruang : Bersalin
Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA TGL/JAM TINDAKAN PARAF
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman 17/01/2008 1.Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya seperti, Salam, sapa,
( nyeri ) yang 15.30 Wib senyum dan sopan
berhubungan dengan 20.00 Wib 2. Mengkaji karakteristik lokasi intensitas nyeri
sisa hasil konsepsi P : nyeri seperti di tusuk
Q : hilang
R : di daerah Abdomen
S : Skala nyeri
T : Saat di gerakkan
Skala nyeri yang digunakan VAS
Kriteria hasil : nyeri yang dirasakan pasien terdapat pada skala 4
18/01/2008 3. Menjelaskan tentang nyeri yang dialami pasien : Nyeri berada di skala
07.00 Wib 4, nyeri yang dialami pasien sedang, daerah nyeri berada di atas
simpisis
08.00 Wib 4.Mengajarkan pasien mengurangi nyeri dengan cara mengusap bagian
yang nyeri
Reskon pasien : Nyeri dapat berkurang
11.00 Wib 5. mengobservasi TTV
S : 36
TD : 110/70
N : 82
RR : 20
15.00 Wib 6.Memasang Infus RL 20 Tpm dilanjutkan dengan curet tanggal 17
januari 2008 jam 09.00 di OK

EVALUASI

Nama : Ny “ S “ Ruang : Bersalin


Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA TGL/JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman 18/01/08 S : Paien mengatakan masih mengelurkan darah pervagina dan nyerinya
( nyeri ) yang Pkl. 20.00 sudah berkurang
berhubungan dengan O : pasien dilakukan curet
sisa hasil konsepsi Tanggal 17 januari 2008 jam 09. dari OK
K/U cukup S : 36ºC
S : 36ºC TD : 110/70
TD : 110/70 N : 82x/menit
N : 82x/menit RR : 20x/menit
RR : 20x/menit K/u : cukup
Pasien mengatakan Tidak ada nyeri pada perut pasien
nyeri pada perut A : Nyeri berkurang
P : Intervensi dilanjutkan
 Obsevasi TTV tiap 5 jam sekali
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi :
1. metergin tablet 3 x 1 tab
2. Inj cefotaxim 3 x 1
3. Inj genta 2 x 80
4. Inj Ranitidin 3 x 1 amp
5. Inj Tramadol 3 x 1 amp

Vous aimerez peut-être aussi