Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABORTUS INCOMPLIT
I. DEFINISI
Abortus adalah berakhirna kehamilan sebelum janin dapat hidup
di dunia luar tanpa mempersoalkan penyebabnya.(Sofie
R.Krisnadi, obstetric patologi 10 :1)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh sebab – sebab
tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berumur 22 minggu
atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
(Sarwono prawiroharjo, martrnal dan neonal)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil dari konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram. (Arief Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 )
Abortus incomplit adalah keguguran tak lengkap tak lengkap yang
ditandai dengan keluarnya sebelum hasil konsepsi dari uterus,
sehingga sisanya memberikan gejala klinis.(Ilmu kebidanan,
penyakit kandungan dan keluarga berencana, 1981
Abortus incomplit adalah keguguran tidak lengkap, sebagian dari
buah kehamilan telah dilahirakan tapi sebagian masih tertinggal
dalam rahim.( Obstetri patologi, 1984 : 8 )
II. ETIOLOGI
Penyebab abortus merupakan gangguan dari beberapa factor, umumnya
abortus didahului oleh kematian janin.
Factor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya abortus yaitu :
1. factor janin : kelinan yang paling sering dijumpai
pada abortus adalah gangguan pertumbuahan zigot, emrio, janin,
atau plasenta kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus
pada trimester I.
2. factor maternal
Infeksi : infeksi maternal dapat membawa resiko bagi janin
yang sedang berkembang terutama pada akhir trimester I atau awal
trimester II
Penyakit vascular ( hipertensi vascular)
Kelainan endokrin : abortus spontan dapat terjadi jika
produksi progesterone tidak mencukupi atau pada penyakit
disfungsi tiroid atau defisiensi insulin
Patoimunologis : ketidak cocokan system HLA ( Hormone
Leucosite Antigen )
Trauma : kasusnya jarang terjadi umumnya abortus terjadi
segera setelah trauma tersebut, misalnya akibat perdarahan.
Kelainan Uterus : pengaruh dari factor ini masih ditanyakan.
3. faktror ekternal
Radiasi : dosis yang berlebihan bagi janin pada kehamilan 9
minggu pertama dapat merusak janin dan dapat
menyebabkan keguguran.
Obat – obatan : sebaiknya tidak menggunakan obat – obatan
sebelum kehamilan 16 minggu kecuali telah terbukti bahwa
obat tersebut tidak membahayakan janin atau unruk
pengobatan penyakit ibu yang parah.
Bahan – bahan kimia lainnya seperti bahan ang mengandung
arsen dan bensen.
III. PATOFISIOLOGI
Kematian janin
Terjadi perubahan
nektrotik
Daerah
implementasi,
infiltrasi sel
Sel dan perdarahan
akut
Perdarahan
Buah kehamilan perdarahan
lepas seluruhnya pervagina
Dianggap benda
asing dalam rahim
Kontraksi uterus
Terjadi pendorongan
benda asing keluar
rongga rahim
( Ekspulsi )
Narasi :
Pada awal abotus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda tersebut.
(Arief Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 )
Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin kemudian
diukuti dengan perdarahan kedalam desidua basalis lalu terjadi perubahan –
perubahan nekrosis pada daerah implantasi, infiltrasi sel perdarahan akut dan
akhirnya perdarajan pervagina, buah kehamilan terlepas selurauhnya atau
sebagian di interprestasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim, hal ini
menyebabkan konntraksi uterus dimulai dan segera setelah itu terjadi
pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim. .(Sofie R.Krisnadi, obstetric
patologi 10 :1)
VII. INTERVENSI
DX : Abortus incomplit
Tujuan : Agar dalam jangka waktu 3 x 60 menit perdarahan dapat
terhenti.
Kriteria Hasil :
K/U : cukup
Kesadaran composmentis
Perdarahan dapat terhenti.
Intervensi :
1. lakuakan pendekatan kepada Pasien dan keluarga.
R/ : terjalin hubngan saling percaya antara pasien dengan petugas RS
2. berikan infus RL
R/ : Agar pasien tidak mengalami syok dan anemis
3. berikan motuvasi pasien atau keluarga un tuk di curet
R/ : Agar terjalin hubungan yang terapetik dan agar terjalin kerja sama
yang baik.
4. observasi TTV
R/ : mengetaui keadaan pasien
5. kolaborasi dengan dokter
R/ : mempercepat penembuhan
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Mansoer arif , Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 : Jakarta : medika
aescolapius fakultas kedokteran UI : 2000
Estar offset, Obstetri Patolagi, Bandung. Fakultas kedsikteran
Universitas Padjajaran, Bandung : 1984
Sarwono prawiroharjo, Pelayanan Kesehatan Marternal dan
Neonatal Jakarta : 2002
Sofie R.Krisnadi, Obstetric Patologi, Bandung fakultas kedokteran
Universitas Padjajaran Bandung 1981
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA NYAMAN
( NYERI )
DEFINISI
Nyeri : Kondisi berupa perasaan yang tidak meyenangkan bersifat sangat
subyektif. ( KDPK kebidanan : Musrifatul Uliyah )
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua yaitu :
Nyeri Akut : Keadaan dimana individu mengalami dan
melaporkan danya rasa ketdaknyamanan yang hebat ata sensai yang tidak
menyenagkan selam enam bulan atau kurang. ( Lynda juall C : Diagnosa
Keperawatan Edisi 8 )
Nyeri Akut : Nyeri yang timbul secara mendadak dan cepa
menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya penigkat
tegangan otot. ( Aziz Alimull : Pengantar KDM I )
Nyeri Kronis : Keadaan dimana seseorang individu
mengalami nyeri yang menetap atau intermiter dan berlangsung lebih dari
6 bulan. ( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi 8 )
Nyeri Kronis : Nyeri yang timbul secara berlahan – lahan biasanya
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan.
( Aziz Alimul : Pengantar KDM I )
ETIOLOGI
A. Trauma jaringan dan reflek spasme sekunder akibat :
Gangguan muskuluskeleta
Operasi
Kecelakaan
Luka bakar
Gangguan viseal
B. Kontraksi uterus selama persalinaan
C. keletihan
D. Inflamasi dari :
Saraf
Sendi
otot
( Lynda Juall C : Diagnosa Keperawatan Edisi : 8 )
PATHOFISIOLOGI
Trauma
Pembuluh darah
syaraf otot
jaringan
immobilisasi
Gangguan
aktivitas
Atropi Otot
keleumpuhan
Gangguan rasa
Psikologis nyaman
Tidak ada nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri hebat Nyeri sangat Nyeri
Nyeri Hebat paling hebat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MANIFESTASI KLINIS
Mayor :
Komunikasi tentang nyeri yang dideskripsikan
Minor :
a. Menggosok bagia yang nyeri
b. Perubahan pola tidur
c. Mengalami takut untuk cidera ulang.
d. Postur tidak biasanya
e. Ansietas
f. Masalah dengan konsentrasi
g. Peka rangsangan
h. Menarik bila disentuh
i. Ketidakefektifan fisik atau immoblitas
PENATALAKSANAAN
1. Kaji usaha mengurangi nyeri
2. kaji nyeri kwalitas dan frekuensi
3. penggunaan teknik relaksasi dan distraksi
4. Tingatkan periode tidur tanpa gangguan.
5. Teknik penghematan energi
INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kerusakan jaringan
atau trauma jaringan
Ajakan tindakan mengurangi nyeri.
Rasional : Agar klien dapat mengontrol sendiri rasa nyaman.
Selidiki adanya keluhan nyeri
Rasional : Agar petugas medis tahu apakah terjadi komplikasi,
misal infeksi.
Observasi TTV
Rasional : Untuk mengetahui kondisi klien.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.
Rasional : Untuk mempercepat penyembuhan
I. IDENTITAS
A. Biodata Pasien
Nama : Ny “ N “
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Gempol, RT 3 RW 1, Dawar blandong
Mojokerto
B. Penanggung jawab
Nama : Tn “ L “
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Gempol, RT 3 RW 1, Dawar blandong
Mojokerto
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri perut dan 3 bulan terlambat haid.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan nyeri perut sejak kemarin dan
mengeluarkan darahr menggumpal kemudian di bawa ke
puskesmas dan dari puskesmas pasien diberi obat, setelah
obat habis pasien mengelurkan darah lagi kemudian pada
tanggal 16 januari 2008 jam 23.30 Wib pasien dibawa ke
RSUD Basoeni karena mengalami perdarahan
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah sakit sampai parah dan
tidak memiliki penyakit kronis
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit menular seperti, TBC, Asma,
hepatitis,dll
E. Riwayat Alergi
Pasien tidak pernah mengalami alergi pada obat – obatan
dan makanan
3 Aktifitas Fisik
- Kebiasaan Melakukan pekerjaan Aktivitas lebih banyak
rumah tangga seperti ditempat tidur
menyapu, memasak,
mencuci, dll
- Waktu senggang Kumpul dengan Pasien lebih senang
keluarga tidur
- Gangguan Tidak ada Tidak ada
4 Istirahat tidur
- Kebiasaan 2 kali/hari 2 kali/hari
- Waktu Malam : 21.00 – 04. Malam : 21.00 – 05. 00
00 WIB WIB
Siang : 12.00 – 14.00 Siang : 11.00 – 13.00
7. Ektremitas
- Atas : Simetris, jari tangan lengkap, kuku
berwarna merah muda, tidak ada
fraktur / oedam
- Bawah : simetris, tidak edema, jari kaki
lengkap, kuku berwarna merah
muda.
8. Genetalia
Kotor mengelurkan darah, fluksus, pada anus tidak
terdapat hemoroid
VIII. DATA PENUNJANG
Tanggal 16 january 2008
Hasil pemeriksaan darah / urine
HB : 8,4 sachli
Hasil pemeriksaan hematology
VT : Fluksus + 1 jari longgar teraba sisi dilakukan digital berhasil
sebagian
IX. THERAPY
Puasa
Infus RL 20 Tpm
Gentamisin 2 x 80 mg
Skintest Cefo +
ANALISA DATA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) yang berhubungan dengan sisa hasil
konsepsi yang ditandai dengan :
K/u : lemah
TD :110/70 mmHg
S : 36°C
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Nyeri tekan pada simpisis
Terdapat striae
Perdarahan pervagiana ± 250 cc
Terdapat linea higia
Ekspresi muka pucat tampat menyeringai menahan nyeri
Skala nyeri ± 4
RENCANA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny “ N “ Ruang : Bersalin
Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA TGL/JAM TINDAKAN PARAF
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa nyaman 17/01/2008 1.Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarganya seperti, Salam, sapa,
( nyeri ) yang 15.30 Wib senyum dan sopan
berhubungan dengan 20.00 Wib 2. Mengkaji karakteristik lokasi intensitas nyeri
sisa hasil konsepsi P : nyeri seperti di tusuk
Q : hilang
R : di daerah Abdomen
S : Skala nyeri
T : Saat di gerakkan
Skala nyeri yang digunakan VAS
Kriteria hasil : nyeri yang dirasakan pasien terdapat pada skala 4
18/01/2008 3. Menjelaskan tentang nyeri yang dialami pasien : Nyeri berada di skala
07.00 Wib 4, nyeri yang dialami pasien sedang, daerah nyeri berada di atas
simpisis
08.00 Wib 4.Mengajarkan pasien mengurangi nyeri dengan cara mengusap bagian
yang nyeri
Reskon pasien : Nyeri dapat berkurang
11.00 Wib 5. mengobservasi TTV
S : 36
TD : 110/70
N : 82
RR : 20
15.00 Wib 6.Memasang Infus RL 20 Tpm dilanjutkan dengan curet tanggal 17
januari 2008 jam 09.00 di OK
EVALUASI