Vous êtes sur la page 1sur 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak – anak, remaja
usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, bisa karena
perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12. Anemia dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak
pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah dari kadar normal.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan terbatas pada pemberian asuhan keperawatanpada Tn. H dengan
diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya, yang meliputi tahap pengkajian,keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head
to toe, aktivitas sehari – hari, data penunjang, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan diagnosa
medis anemia.
2. Tujuan khusus
Melalui proses keperawatan diharapkan mampu:
 Melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan macam-macam penyakit anemia.
 Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah.
 Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan
masalah yang telah diprioritaskan.
 Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang
diprioritaskan.
 Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada
pasien dengan penyakit anemia.
 Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
 Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi kasus.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang
memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui
proses keperawatan. Adapun tehnik – tehnik yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dengan cara:

 Wawancara
Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluargauntuk mendapatkan
data subjektif pasien.
 Studi dokumentasi
Data – data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti catatan
keperawatan dan catatan dokter.
 Studi kepustakaan
Penulis mendapatkan literatur dan tinjauan teori mengenai konsep dasar penyakit
anemia dan konsep dasar keperawatan.
 Observasi
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dan mengamati
perubahan – perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal – hal
penting termasuk pemeriksaan fisik.
 Pemeriksaan fisik
 Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat luka, dan
lain – lain.
 Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah ada benjolan atau
tidak.
 Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan menggunakan
refleks hummer.
 Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan denganmenggunakan stetoskop.

E. Sistematika Penulisan

Penulis membagi penulisan laporan yang terdiri dari :

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Ruang lingkup
3. Tujuan penulisan
4. Metode penulisan
5. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Definisi
2. Etiologi
3. Tanda dan gejala
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan penunjang
6. Data fokus
7. Riwayat kesehatan
8. Pemeriksaan fisik
9. Diagnosa keperawatan
10. Intervensi dan rasional
11. Evaluasi
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2. Pemeriksaan fisik
3. Aktivitas sehari – hari
4. Data penunjang
5. Analisa data
6. Diagnosa keperawatan
7. Intervensi, implementasi, evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
yang diperlukan tubuh (kamus bahasaIndonesia). Berikut pengertian anemia menurut para
ahli diantaranya :

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).

Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapita selekta, jilid 2
edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau
hemoglobin dalam darah.

B. Etiologi

Penyebab anemia yang sering diderita adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia juga dapat diakibatkan
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan
obat, dan sebagainya.

1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip disaluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26. Kekurangan G6PD
27. Penyakit sel sabit
28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E

C. Tanda dan Gejala Anemia

1. Lemah, letih, lesu dan lelah.


2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang – kunang.
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

D. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum tulang dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan.

Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah. Lisis sel darah
merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam
hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam
aliran darah.

Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang,kadar 1,5 mg / dl
mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang
ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit).

Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai
ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat menghambat kerja
organ – organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat
menangkap, jika sudah rusaktidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

E. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )


2. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
F. Data Fokus

Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif merupakan data
yang diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau keluarga pasien (apa yang
dikatakan pasien atau keluarga pasien), sedangkan data objektif adalah data yang
diperoleh dari pemeriksaan.

Biasanya data fokus yang didapatkan adalah :


Data Subjektif :

1. Pasien mengatakan lemah, letih, lesu.


2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun.
3. Pasien mengatakan mual.
4. Pasien mengatakan sering haus.

Data Objektif :

1. Pasien tampak lemah, letih, lesu


2. Berat badan menurun, pasien tidak mau makan
3. Pasien tampak mual dan muntah – muntah.
4. Bibir tampak pecah – pecah, kulit pasien tampak kering.

G. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah atau pusing.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
diabetes militus, penyakit jantung, struk ?
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif terhadap
dingin, berat badan menurun.
2. Kulit
Kulit kering, kuku rapuh.
3. Mata
Penglihatan kabur, perdarahan retina.
4. Telinga
Vertigo, tinitus.
5. Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
6. Paru – paru
Dispneu.
7. Kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
8. Gastrointestinal
Anoreksia.
9. Muskuloskletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi.
10. System persyarafan
Nyeri kepala, bingung, mental depresi, cemas.
I. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke sel.

J. Intervensi dan rasional

1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan


sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon
inflamasi tertekan).

a. Tujuan
Infeksi tidak terjadi.
b. Kriteria Hasil
Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi dan
meningkatkan penyembuhan luka.
c. Intervensi
1) Anjurkan pasien untuk mencuci tangan.
2) Berikan perawatan kulit, perianal dan oral.
d. Rasional
1) Mencegah kontaminasi mikroorganisme.
2) Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang


diperlukan untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke sel.

a. Tujuan
Peningkatan perfusi jaringan.
b. Kriteria Hasil
Penunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
c. Intervensi
1) Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit /membran mukosa, dasar
kuku.
2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
d. Rasional
1) Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menetukan kebutuhan intervensi.
2) Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan
seluler.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

a. Tujuan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
b. Kriteria Hasil
1) Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai
laboratorium normal.
2) Tidak mengalami tanda mal nutrisi.
3) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
c. Intervensi
1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.
2) Observasi dan catat masukan makanan untuk penderita anemia.
3) Timbang berat badan setiap hari.
4) Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara waktu
makan.
d. Rasional
1) Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi makanan.
2) Memudahkan intervensi.
3) Mengawasi penurunan berat badan.
4) Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.
K. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya (Lynda Juall Capenito, 1999:28).

Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah :

1. Infeksi tidak terjadi.


2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3. Peningkatan perfusi jaringan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Biodata Pasien
a. Identitas Pasien

Nama : Tn. H
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
No. Registrasi : 0182
Diagnosa medis : Anemia
Tanggal masuk Rumah Sakit: 12 Februari 2014, Rabu
Tanggal Pengkajian : 13 Februari 2014, Kamis
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu

b. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu.

2. Keluhan Utama

Pasien mengatakan sakit kepala (pusing).

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh mual, muntah –
muntah, lemah, lemas, pusing pada pagi hari Pusing dirasakan setelah beraktivitas
mencangkul padi, pusing yang dirasakan pada bagian depan atas. Skala nyeri: 3 (nyeri
sedang).

4. Riwayat Jesehatan Dahulu

Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami sekarang
sebelum masuk ke Rumah Sakit.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes militus,
penyakit jantung, struk, hipertensi.

B. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum

Pasien tampak bersih

2. Tingkat Kesadaran

Apatis

3. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 120 / 60 mmHg


b. Nadi : 85 x / menit
c. Pernafasan : 28 x / menit
d. Suhu : 36,2 0 C

4. Berat Badan dan Tinggi Badan

Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak tahu dan pasien tidak
bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.

5. Pemeriksaan Head to Toe

a. Kepala/rambut
Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut merata, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih.

b. Mata
Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tampak bersih.

c. Telinga
Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen.

d. Hidung
Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada sekret, tidak ada
kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada perdarahan.

e. Mulut
Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir sedikit merah.

f. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada jaringan parut, tidak
ada lesi.
g. Dada (paru – paru dan jantung)
Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada penumpukan cairan pada
pleura.

h. Ketiak
Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada pigmentasi.

i. Perut
Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada penumpukan cairan.

j. Genetalia
Tidak ada keluhan maupun kelainan.

k. Kulit dan kuku


Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit, kuku dan kulit tampak bersih.

l. Ekstermitas atas
Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada kelainan, agak
lemah.
Kekuatan otot : 4 3

m. Ekstermitas bawah
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih.
Kekuatan otot : 4 4

C. Aktiftas Sehari-hari
No. Aktivitas Sebelum sakit Sesudah sakit
Nutrisi
1.
a. Makan

1) Jenis Nasi D5
2) Frekuensi 2x / 3x sehari Belum makan
3) Porsi 1 porsi habis Tidak ada
4) Keluhan Tidak ada Ada
b. Minum

1) Jenis Air putih / kopi Air putih


2) Frekuensi 4x / hari 1 gelas
3) Keluhan Tidak ada Tidak ada
Eliminasi
2.
a. BAK

1) Frekuensi 4x / hari 2x
2) Warna Kuning / putih Kuning
3) Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAB

1) Frekuensi 1x / hari Belum


2) Warna Kuning khas Tidak ada
3) Konsistensi Lembek Tidak ada
4) Keluhan Tidak ada Tidak ada
Personal higiene
3.
a. Mandi
2x / hari 1x
b. Gosok gigi
2x / hari Belum
c. Keramas
3x / minggu Belum
4. Istirahat dan tidur
a. Malam

1) Frekuensi 8 jam 4 jam


2) Keluhan Tidak ada Ada
b. Siang
1) Frekuensi 2 jam Belum
2) Keluhan Tidak ada Tidak ada
Mobilisasi dan aktivitas
5.
a. Jenis aktivitas Tani / mencangkul Istirahat
b. Keluhan Tidak ada Ada

D. Data penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

Gula darah sewaktu: 144,0


Faal ginjal(kreatinin): 1,38 *
Faal hati: SGOT 52,5 *
SGPT: 74,6 *

2. Terapi

Infus D5
Obat injeksi :
– Levofioksan 1×1
– Pantoprazol 1×1
– Kalneks 3×1
E. Analisa Data
Data Etiologi
No. Masalah
Kekurangan jumlah sel darah merah
didalam tubuh
Pengangkutan sel darah merah ke
Ds : Pasien mengatakan pusing pada seluruh tubuh tidak
bagian depan atas kepala. optimalSedangkan sel darah merah
diperlukan untuk mengangkut Gangguan rasa nyaman
1. Do : Pasien tampak meringis
oksigen ke dalam otak nyeri
kesakitan, mengeluh, tampak tidak
nyaman pada sakit pada kepalanya, Sehingga suplai oksigen ke dalam
skala nyeri : 3 (nyeri sedang). otak pun berkurang
Sakit kepala (pusing)
Gangguan rasa nyaman nyeri

Mual

Mual dapat merangsang output dari


Ds : Pasien mengatakan belum dalam tubuh
Muntah – muntah
makan, lemas, mengeluh mual.
Gangguan pemenuhan
2.
Tubuh kekurangan nutrisi kebutuhan nutrisi
Do : Pasien tampak mual dan muntah
– muntah, lemas, muka pucat. Intek tidak terpenuhi

Gangguan pemenuhan kebutuhan


nutrisi

Ds : Pasien mengatakan lemah, Tangan kiri dipasang infus


lemas.
Tangan kiri tidak dapat bergerak
bebas dengan leluasa
3. Do : pasien tidak bisa beraktivitas Gangguan aktivitas
dengan leluasa karena badanya Keterbatasan dalam melakukan
lemah, tangan kiri tidak bisa aktivitas
digerakan dengan bebas karena
terpasang infus.
Gangguan aktivitas

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT PRIORITAS


MASALAH

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel


darah merah ke seluruh tubuh.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah.
3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan kiri.
G. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI
Intervensi
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
. keperawatan
Tujuan Perencanaan Rasional

13 Februari 2014,
– Kamis, pukul 08.30
Mengobservasi WIB.
tanda – tanda
Gangguan rasa – Mengobservasi
vital dapat
nyaman tanda – tanda vital S : normal tanda –
membantu tanda vital :
nyeriberhubung dengan hasil :
dalam
an dengan
menentukan tekanan darah : 120 / Tekanan darah :
berkurangnya
Setelah diagnosa 80 mmHg sistol 100 – 140
pengangkutan
dilakukan keperawatan dan
sel darah merah siastol 60 – 90
tindakan dapat nadi : 85x / menit
ke seluruh
keperawatan memberikan
tubuh. pernafasan : 28x / nadi : 60 – 100x /
selama 30 – Observasi tindakan menit
menit
Ds : Pasien menit tanda – keperawatan
mengatakan diharapkan tanda vital dengan tepat. suhu : 36,2 0 C. pernafasan : 16 –
1. pusing pada tanda – tanda 24x / menit
bagian depan vital normal – Relaksasi – Relaksasi – Memposisikan
atas kepala. dapat pasien dengan tepat suhu : 36 – 37,5 0C.
kembali, nyeri
– Distraksi mengurangi rasa dan nyaman,
pada kepala
Do : Pasien nyeri pada memberikan O : Pasien tampak
dapat kepala, tidak masih sakit kepala.
tampak meringis lingkungan yang
kesakitan, berkurang dan memperparah tenang, membatasi
mengeluh, hilang. nyeri. pengunjung, A : Masalah tidak
tampak tidak menganjurkan pasien teratasi.
nyaman pada – Distraksi beristirahat dengan
sakit pada dapat tenang. P : Lanjutkan
kepalanya, skala memberikan intervensi pada siang
nyeri : 3 (nyeri ketenangan pada
– Menganjurkan hari.
sedang). pasien, sehingga
pasien untuk menarik
pasien tidak nafas secara perlahan,
fokus pada memotivasi pasien
nyeri. untuk sembuh
kembali.
Gangguan Pasien mampu – Beri nutrisi – Membantu – Berkolaborasi S : Pasien
pemenuhan rencana diet dengan ahli gizi mengatakan badanya
menghabiskan
kebutuhan 1 porsi makan, – Beri minum untuk memenuhi dalam memberikan masih lemah, lemas.
makanan yang sesuai
2. nutrisi kebutuhan air hangat kebutuhan
berhubungan (cairan) nutrisi pasien. dengan kebutuhan O : Pasien masih
nutrisi tampak lemah,
dengan mual terpenuhi, pasien.
– Beri makan – Air hangat lemas, dan pucat.
dan muntah. mempertahanka sedikit tapi
dapat – Memberikan
Ds : Pasien n sering merangsang minum air hangat A : Masalah tidak
mengatakan keseimbangan kenyamanan teratasi.
belum makan, berat badan perut agar tidak – Memberikan makan
lemas, lemah, merasa mual sedikit tapi sering. P : Lanjutkan
yang sesuai,
mengeluh mual. dan muntah – intervensi pada siang
tidak mual dan muntah. hari.
tidak muntah –
Do : Pasien
tampak mual muntah. – Meningkatkan
dan muntah – energi dan
muntah, lemas, mengurangi
lemah, muka pengeluaran
pucat, energiyang
konjungtiva berlebihan.
anemis.
S : Pasien
Gangguan
mengatakan masih
aktivitas tidak bisa
berhubungan – Anjurkan beraktivitas dengan
dengan dan ajarkan bebas dan masih
terpasang infus pasien untuk lemah.
– Menganjurkan dan
pada tangan melakukan – Menghindari
mengajarkan pada O : Pasien tampak
sebelah kiri. gerakan terjadinya
pasien untuk lemah dan dapat
ringan pada kekakuan otot –
melakukan gerakan melakukan gerakan
Ds : Pasien Pasien dapat tangan yang otot pada tangan
ringan pada tangan namun terbatas,
mengatakan terpasang yang terpasang
melakukan yang terpasang infus. tidak dapat
lemah. infus.
3. gerakan ringan infus. melakukan personal
higiene seperti
Do : pasien dengan baik. – Menganjurkan
– Anjurkan – menghindari memandikan,
tidak bisa pasien untuk
pasien untuk terjadinya mencuci rambut,
beraktivitas melakukan gerakan
melakukan kekakuan pada menggosok gigi,
dengan leluasa ringan pada
gerakan ekstermitas atas menggunting kuku.
karena badanya ekstermitas atas dan
ringan pada dan bawah.
lemah, tangan bawah.
ekstermitas A : Masalah tidak
kiri tidak bisa
atas dan teratasi.
digerakan
dengan bebas bawah.
P : Lanjutkan
karena terpasang
intervensi pada siang
infus.
hari.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosamedis anemia di


ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, pada tanggal
13 Februari 2014 melalui pendekatan kesengajaan secara teori dan kenyataan di lapangan,
pembahasan dibahas melalui langkah -langkah keperawatan sebagai berikut:

A. Pengkajian

Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis anemia yang
dapat meliputi identitas pasien,identitas penanggung jawab.

B. Diagnosa Keperawatan

Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa masalah di
antaranya:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Gangguan aktivitas
4. Intervensi

Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa


keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien
yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur
yang mendukung.

C. Intervensi

Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa


keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien
yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur
yang mendukung.

E. Implementasi

Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang mendukung terlaksananya
implementasi keperawatan diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat
– alatserta adanya bimbingan dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya
peran dokter yang menentukan diagnosa medis.

F. Pelaksanaan

Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan dan


melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang disediakan oleh institusi pendidikan SMK Bhakti Kencana
Ciawi dan Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya.

E. Evaluasi

Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah
dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan
oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia adalah
berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan
volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).

B. Saran

Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Cara mengatasi anemia
yaitu dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa
lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari
pada kita sudah terkena dampaknya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC. Jakarta.
2. Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo, Jakarta.
3. Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius fakultas
universitas indonesia, Jakarta.
4. Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses keperawatan, diagnosis
dan evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi