Vous êtes sur la page 1sur 2

ASKEP ISK

1. LANDASAN TEORI
a) Definisi
ISK adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.
b) Etiologi
Biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli pada wanita. Gejala bervariasi
tergantung dari jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di RS, 30-40%
disebabkan Proteus, Stafilococcus, dan bahkan Pseudomonas. Bila ditemukan,
kemungkinan besar terdapat kelainan saluran kemih. Namun harus
diperhitungkan kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih dari satu
organisme. (Rendy, M Clevo dan Margareth TH. 2012.Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Penyakit Dalam.Yogyakarta : Nuha Medika)
c) Patofisiologi
Sebagian besar merupakan infeksi asenden. Pada wanita, jalur yang biasanya
terjadi adalah mula-mula kuman dari anal berkoloni di vulva, kemudian masuk ke
kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan. Pada pria, setelah
prostat terkoloni maka akan terjadi infeksi asenden. Mungkin juga terjadi akibat
pemasangan alat, seperti kateter, terutama pada golongan usia lanjut.
Wanita sering menderita penyakit ini karena uretra yang pendek, masuknya
kuman dalam hubungan seksual dan mungkin perubahan pH dan flora vulva
dalam siklus menstruasi. Pada beberapa wanita, frekuensi berkemih yang jarang
juga memiliki peran.

d) Manifestasi Klinis
e) Pemeriksaan Penunjang
f) Komplikasi

2. KONSEP ASKEP
a) Pengkajian
b) Diagnosa Kep
c) Intervensi

3. Islamic value

Ia wajib menghilangkan najis yang menimpa qubul maupun dubur, baik dengan batu atau
yang semakna dengannya (yakni benda yang keras, suci dan dapat menghilangkan najis,
namun tidak memiliki kemuliaan) atau ia hilangkan dengan air saja. Boleh juga ia
gunakan batu dengan air secara bersamaan.

Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ُ‫ع ْنه‬
َ ‫ئ‬ ٍ ‫َب أ َ َحد ُ ُك ْم ِإلَى ْالغَا ِئ ِط فَ ْليَ ْستَ ِطبْ ِبثَالَث َ ِة أ َ ْح َج‬
ُ ‫ار فَإِنَّ َها ت ُ ْج ِز‬ َ ‫ِإذَا ذَه‬
“Apabila salah seorang di antara kamu pergi ke wc, maka hendaknya ia beristinja’ dengan
tiga buah batu, karena hal itu dapat mencukupi.” (HR. Ahmad, Nasa’i, Abu Dawud dan
Daruquthni)

Anas radhiyallahu ‘anhu pernah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam pernah masuk jamban, maka saya bersama anak sepantar saya membawakan
seember kecil air dan tongkat, lalu Beliau beristinja’ dengan air.” (Muttafaq ‘alaih)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan sbb:
ِ َ‫ َو َما يُ َعذَّب‬، ‫ان‬
‫ان فِي َك ِبي ٍْر‬ ِ َ‫ ( ِإنَّ ُه َما يُ َعذَّب‬: ‫سلَّ َم َم َّر ِب َقب َْري ِْن فَقَا َل‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ َّ ‫أ َ َّن النَّ ِب‬
‫أ َ َّما أ َ َحد ُ ُه َما فَ َكانَ الَ يَ ْست َ ْن ِزهُ ِمنَ ْال َب ْو ِل َوأ َ َّما ْاالَخ َُر فَ َكانَ يَ ْم ِش ْي بِالنَّ ِم ِِ ْي َم ِة‬

“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati dua kubur, dan bersabda,
“Sesungguhnya keduanya sedang disiksa. Keduanya tidaklah disiksa kecuali karena
anggapannya bukan dosa besar, (padahal dosa besar). Yang satu karena ia tidak menjaga
diri dari buang air kecilnya, sedangkan yang satunya lagi karena ia pergi untuk mengadu
domba.” (HR. Jama’ah)

Read more https://yufidia.com/tata-cara-buang-air-dalam-islam/

Vous aimerez peut-être aussi