Vous êtes sur la page 1sur 2

Aborsi Dipandang Dari Segi Budaya Jawa

Aborsi atau gugur kandungan adalah berhentinya kehamilan sebelum usia


kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir
selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya
adalah kelahiran prematur. Berdasarkan karakteristiknya aborsi ada 2 macam yaitu
Abortus spontanea dan Abortus provokatus. Di Jawa Aborsi ada yang
dilakukan oleh dukun, yaitu dengan memijat perut Ibu hamil dan memberinya
ramuan-ramuan tradisional yang dikatakan dapat membunuh janin.
Kalaupun tidak dapat mengelurkan janin, tetapi bila bayi itu lahir maka akan
tampak gosong dan membiru tubuhnya. Karena pijatan dukun yang keras pada perut
Ibu Tetapi untukmelakukan aborsi bukan hal yang mudah dilakukan, karena
banyak cara yang dilakukan dengan resiko yang harus diterima.Seperti dengan cara
“kusuk” yaitu cara yang biasanya dilakukan oleh orang-orang tertentu seperti
dukun beranak, yang mungkin disertai dengan ramuan-ramuan yang bersifat
mistik. Tetapi bila kandungannya sudah empat bulan keatas, jika cara kusuk tidak
berhasil, kemungkinan anak yang dilahirkan akan cacat

Aborsi dipandang sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan
etika budaya ketimuran, karena budaya timur masih memegang kuat
agamanya.aborsi adalah titik argumen serius bagi dan melawan fenomena ini di
sebagian besar masyarakat. Sebagai aturan, sebagian besar dari masyarakat adalah
melawan aborsi tapi pada kondisi tertentu bahkan konservatif setuju bahwa aborsi
mungkin diperlukan atau bahkan tak terelakkan. Lagi pula, masyarakat harus sangat
berhati-hati mengatasi masalah cuaca untuk mendukung atau menolak sepenuhnya
ide-ide aborsi tapi pada saat yang sama perempuan harus memiliki pilihan dan
kesempatan untuk aborsi.

Pada saat yang sama, aborsi dapat menyebabkan masalah dalam keluarga
yang merupakan bagian dari masyarakat. Faktanya adalah bahwa sangat penting
bagi seorang wanita untuk memiliki suasana yang mendukung dari bagian dari
kerabat terdekat, yakni suami dan orangtua. Spesialis sangat merekomendasikan
mengambil keputusan aborsi oleh kedua pasangan yang dapat membuat keluarga
kuat sedangkan perselisihan dapat mengakibatkan perceraian. Tetapi juga penting
bahwa perempuan tidak dapat dipaksa untuk aborsi juga. Jadi peran keluarga dalam
mengambil keputusan tidak kurang penting dibandingkan pengaruh masyarakat
atau keyakinan pribadi.

Dengan mempertimbangkan semua tersebut di atas, perlu untuk


mengatakan bahwa aborsi, menjadi fenomena sosial, memiliki banyak lawan serta
pendukung tetapi hanya sebagian kecil yang cukup radikal dan siap untuk
menyangkal titik pandang yang berlawanan. Sebagian besar siap untuk menerima
aborsi walaupun dalam kondisi tertentu. Ini berarti bahwa aborsi harus disahkan
tetapi pada saat yang sama harus diatur secara ketat agar tidak membahayakan
kesehatan wanita atau anak-anak mereka dalam kasus-kasus ketika aborsi mungkin
yang dpt dihindari.

Anonim, 2007. Aborsi di Indonesia. http://www. Kesrepro.info/


Anonim,2015.budaya aborsi.https://dokumen.tips/documents/aborsi-segi-
budaya.html

Vous aimerez peut-être aussi