Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Di Susun Oleh :
SEKOLAH PASCASARJANA
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas UAS mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan
Kami sebagai tim penyusun laporan ini, menyadari bahwa dalam menyelesaikan
laporan ini kami mendapat banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan kemudahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan hati, kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Budi Hartono, SE.,MARS. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Administrasi
Kebijakan Kesehatan di Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka Jakarta.
2. Kedua Orangtua serta Keluarga atas dukungan dan doanya.
3. Para teman sejawat dan rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi pelengkap
dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis sendiri, institusi pendidikan
dan masyarakat luas.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................
6
BAB III PENUTUP................................................................................................... 28
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................28
3.2 Saran dan Kritik.....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik
yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang
dimilikinya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas
maka seorang pegawai membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan
berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya.
Berbekal kata kunci : kepemimpinan, gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan gaya
kepemimpinan yang efektif maka dilakukan beberapa review jurnal
6
4. Analisis gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja kepala ruangan dirumah
sakit
5. Pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja
7
tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diberikan. Dalam gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin mengendalikan semua
aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan
cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran
minornya.
Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan sebagai
pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila
anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing
memikirkan apapun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah merah. Kelebihan model
kepemimpinan otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun
tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan
suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil.
Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam
adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat
mementingkan tujuan, sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau
dimakan adalah prinsip hidupnya. Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa
semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Gaya
kepemimpinan otoriter ini kadang kala menekankan kepada bawahannya supaya
tidak menjadi ancaman, dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan
target yang tak mungkin dicapai. Gaya kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada
keseimbangan antara disiplin yang diberlakukan kepada bawahan serta ada
kompromi terhadap bawahan.
8
ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang
menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya.
Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis ini ada di penempatan perspektifnya.
Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya,
melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih
ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas. Apa yang menguntungkan dirinya,
dan juga menguntungkan lawannya. Dalam bahasa sederhana, seorang pemimpin
yang memiliki gaya kepemimpinan jenis ini merupakan diplomator yang ulung, atau
win-win solution. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan
gaya demokratis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima
tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka bisa
menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-
pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya
meninggalkan si pemimpin.
Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila :
1) Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih
2) Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution, ada kalanya
terjadi win-loss solution. Pemimpin harus mengupayakan agar dia tidak
selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi pemenang.
9
1) Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam mengatasi kelabilan
emosionalnya seringkali menjadi perjuangan seumur hidupnya.
2) Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan dengan cara
mereka, bukan dengan cara anda.
Dari macam-macam gaya kepimpinan yang disebutkan diatas, dijurnal ini juga
memuat kritik tentang apapun gaya kepemimpinan yang dijalankan seorang
pemimpin terhadap organisasi yang dipimpinnya, dia harus dapat memberikan
motivasi, kenyamanan dan perubahan kearah kebaikan bagi anggotanya.
10
Seringkali seorang pemimpin harus bertindak secara sepihak. Organisasi-
organisasi harus melewati tahap-tahap yang berbeda dalam hidup mereka. Selama
periode-periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, kepemimpinan
otokrasi mungkin akan bekerja dengan baik. Misalnya, pendiri suatu organisasi
keagamaan yang baru, sering merupakan tokoh kharismatik yang mengetahui
secara intuitif apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Karena itu
adalah visinya, maka ialah yang paling sanggup untuk menanamkannya kepada
orang lain tanpa diskusi. Tetapi selama periode pertumbuhan yang lambat atau
konsolidasi, organisasi tersebut perlu menyediakan waktu lebih untuk merenung dan
berusaha agar lebih berdaya guna.
Dijurnal ini juga dijelaskan bahwa Ketika organisasi tersebut masih baru,
pendirinya dapat mengandalkan kekuatan visinya untuk menarik orang-orang lain
yang mempunyai sasaran yang sama. Namun, pada waktu organisasi itu berhasil,
maka cara-cara lain untuk mempertahankan persamaan visi akan diperlukan. Bila
gaya kepemimpinan tidak disesuaikan, sehingga mencakup penyamaan sasaran
dengan peran serta penuh, sering organisasi tersebut mengalami kegagalan.
Seorang pemimpin yang baik harus mempunyai keberanian untuk mengambil
keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang timbul sebagai
konsekwensi daripada keputusan yang diambilnya.
Seorang pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan, informasi yang
mendalam dalam proses menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu, gaya
kepemimpinan yang dijalankannya dalam mengelola suatu organisasi harus dapat
mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian
rupa, sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan
yang bersangkutan. Apapun gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang
pemimpin terhadap organisasi yang dipimpinnya harus dapat memberikan motivasi
serta kenyaman bagi para anggotanya. Hanya dengan jalan demikian pencapaian
tujuan dapat terlaksana.
11
(dukungan), involvement (keterlibatan), dan commitment (komitmen). Kesadaran
akan adanya perubahan berarti seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk
menyadari, memahami, memberi dukungan, melibatkan diri, dan memiliki komitmen
terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
Organisasi masa depan yang mampu bertahan adalah organisasi yang memiliki
kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang efektif memiliki 10 karakteristik:
1) mengembangkan, melatih, dan mengayomi bawahan
2) berkomunikasi secara efektif dengan bawahan
3) memberi informasi kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan
perusahaan dari mereka
4) menetapkan standar hasil kerja yang tinggi
5) mengenali bawahan be-serta kemampuannya
6) memberi peranan kepada para bawahan dalam proses pengambilan
keputusan
7) selalu memberi informasi kepada bawahan mengenai kondisi perusahaan
8) waspada terhadap kondisi moral perusahaan dan selalu berusaha untuk
meningkatkannya
9) bersedia melakukan perubahan dalam melakukan sesuatu
10) menghargai prestasi bawahan.
Tapi pada penelitian di salah satu rumah sakit di USA oleh Byrne dan Martin
(2014), menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki
pengaruh positif pada kepuasan profesional dan komitmen organisasi, sedangkan
gaya pemimpin transaksional memiliki dampak negatif pada kepuasan profesional
dan komitmen organisasi
12
Terpilihnya gaya kepemimpinan transformasional karena merupakan satu bentuk
kepemimpinan modern ( Bushra et al, 2011), dimana gaya ini mampu meningkatkan
atau membawa perubahan yang positif bagi para bawahannya melalui metode
penyelesaian masalah yang efektif (Riaz et al,2011)
Tapi dijurnal pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja yang diteliti pada
organisasi PT. Alam Kayu Sakti Semarang menyatakan bahwa untuk menghasilkan
hasil kerja yang berkualitas dan kuantitas maka pegawai membutuhkan motivasi
kerja sehingga meningkatkan kinerja pegawainya. Ada 6 tindakan yang dapat
diambil oleh pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja dan kepuasan yang tinggi
dari bawahannya, diantaranya adalah :
Sedangkan dijurnal yang terakhir lebih menjelaskan ke arah motivasi kerja, jika
kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan motivasi kerja yang
tinggi dalam setiap bawahan akan menimbulkan semangat kerja yg tinggi juga dan
kebalikannya. Sehingga hal tersebut tentu mempengaruhi kinerja pegawai yang
bersangkutan.
13
Untuk lebih paham tentang kepemimpinan maka penulis juga mengambil bahan
tulisan dari beberapa textbook sebagai berikut :
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses dua pihak, dua arah artinya, satu pihak harus
mengetahui cara memimpin, dan pihak lain harus mengetahui cara mengikuti. Tetapi
dalam pelaksanaannya, tidak ada hal−hal seperti pemimpin “murni” dan pengikut
“murni”. Setiap pihak adalah pemimpin dan pengikut pada waktu bersamaan, dan kedua
belah pihak memikul tanggung jawab untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan
(Timpe, 2002).
14
9. peranan yang menonjol,
15
c. kepemimpinan harus ”membujuk” orang lain untuk mengambil tindakan.
Pemimpin membujuk para pengikutnya lewat berbagai cara seperti menggunakan
otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan
sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukturisasi organisasi dan
mengkomunikasikan sebuah visi.
16
Maka dari beberapa defenisi yang disampaikan diatas dapat kita pahami bahwa
kepemimpian merupakan usaha untuk memengaruhi orang dengan memberikan
motivasi dan arahan agar bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama.
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan
organisasi.
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan.
Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang
dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan
penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka
terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi
sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil
maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para
pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka
hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga
17
semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam
rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab
masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agar diambil
dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,
mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang
baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa
ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak
buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan
dihargai oleh pemimpinnya.
18
dalam membahas fungsi kepemimpinan adalah hubungan yang melembaga antara
pemimpin dengan yang dipimpin menurut rules of the game yang telah disepakati
bersama. Seseorang pemimpin selalu melayani bawahannya lebih baik dari
bawahannya tersebut melayani dia.Pemimpin memadukan kebutuhan dari bawahannya
dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhannya.
Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung dalam
kelompok anggota−anggota manajemen (manajement members). Ketiga tingkatan
tersebut adalah :
19
Dari uraian di atas jelaslah bahwa lebih mudah mengukur produktivitas pemimpin yang
lebih rendah
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang
pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di antara berbagai teori
mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu
sebagai berikut :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made".
bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ada karena ia
telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun
seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia
dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make
penganut−penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : "Leaders are made
and not born". Penganut−penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang
akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk
itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial.
Penganut−penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat−bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pangalaman−pengalaman yang memungkinkannya
untuk mengembangkan lebih lanjut bakat−bakat yang memang telah
dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan segi−segi positif dari kedua teori
genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari
teori−teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa
20
faktor−faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang
baik.
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri−ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena
dia menganggap dialah yang paling benar.
21
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat
diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar−sifar negatifnya pemimpin
faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab−sebab
mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe
pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya
22
mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini,
pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin
yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan
bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak
dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.
a. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
h. Dan sebagainya.
23
Dari sifat−sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah
bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
Pengambangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus
dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri−ciri
kepemimpinan.
b. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
d. Ingin tahu
e. Kemampuan analistis
h. Keterampilan berkomunikasi
i. Keterampilan mendidik
24
k. Pragmatismo
m. Sederhana
n. Berani
Kepemimpinan Efektif
Ada beberapa tanda yang bisa dilihat apakah seseorang bisa menjadi pemimpin yang
baik dan amanah. Seorang pemimpin tentu saja memikul tanggung jawab yang berat.
Jika ia gagal menjadi seorang pemimpin yang baik, maka dampaknya bisa menjadi
sangat buruk bagi orang-orang yang dipimpinnya. Jika ia tidak mampu memimpin, tentu
saja hal ini akan berdampak pada kemajuan dan kelanggengan sebuah perusahaan.
Karena itulah, sebuah gaya kepemimpinan yang tepat sangat perlu dimiliki oleh seorang
atasan.
Berikut beberapa tanda atau ciri pemimpin yang baik dan sukses, seperti
diungkapkan oleh Rebecca Hourston, Director of Programs Aspire, sebuah perusahaan
di bidang penelitian, seperti dikutip dari Womensmedia.
Di sini karakter yang kuat sangat diperlukan oleh seorang pemimpin.Ia harus
memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah
sesuatu yang benar dan akan mendatangkan sebuah keuntungan bagi
25
perusahaan. Inti dari gaya kepemimpinan ini ialah, jangan pernah takut
mengambil risiko dan jangan pernah takut melakukan kesalahan.
Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya atasan melakukan evaluasi, hal penting
dan menantang apa yang bisa dilakukannya. Selain itu, setiap hari selama satu
minggu, buatlah tiga sampai lima hal tentang gaya kepemimpinan yang efektif
jika diterapkan, kemudian terapkan gaya tersebut pada minggu berikutnya
2. Mempertajam kekuatan
Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga
bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya. Dalam
penelitiannya, Goleman juga menegaskan bahwa para pemimpin yang sukses
umumnya memadukan beberapa gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu
gaya saja tidak pernah cukup mengatasi masalah yang banyak.
Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak berinteraksi dengan karyawan
yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya, gunakan pendekatan dengan
gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh perhatian. Tapi di saat tertentu,
gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang tegas.
4. Ciptakan tujuan
5. Pemberi semangat
26
Manusia bisa memberikan semangat dan mampu memotivasi karyawannya.
Pemimpin haruslah bisa menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat
karyawannya menemui halangan.Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi
setiap karyawannya
6. Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu,
ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.
jadilah pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk
menjadi orang lain yang bukan diri Anda
Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara dalam menghadapi dan melayani staf atau
bawahan yang biasanya berbeda pada setiap individu dan dapat berubah−ubah.
Kesemuanya itu adalah untuk terciptanya kesatuan dan persatuan dalam berfikir serta
berbuat dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Jusuf S & Almasdi, 1996).
27
kapan dilakukan dan dimana melaksanakannya, dan bagaimana tugas−tugas itu dicapai
(Alimuddin, 2002).
Di dalam gaya yang pertama, ditandai dengan adanya beberapa hal seperti:
Sedang gaya kepemimpinan yang kedua, sebaliknya ditandai dengan berbagai gejala
sebagai berikut:
28
2. pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan,
29
BAB III
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
Seorang pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya secara baik. Semua anggota
merasa diperdayakan dan diberikan haknya secara maksimal. Semua rencana
dijalankan dengan prosedur yang baik. Itulah beratnya menjadi seorang pemimpin
dimana semua tumpuan dan harapan berada di tangannya
Idealnya seorang pemimpin harus memiliki berbagai macam gaya. Apapun gaya
kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin terhadap organisasi yang
dipimpinnya harus dapat memberikan motivasi serta kenyaman bagi para anggotannya.
gaya kepemimpinan akan efektif jika pemimpin dapat melakukan penyesuaian dengan
situasi dan kondisi dari orang-orang yang dipimpin
30
Dari 5 jurnal yang telah ditelaah dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi kerja
rendah berkaitan dengan penerapan gaya kepemimpinan. hal tersebut dapat dikatakan
sebagai dua hal yang berbanding lurus.
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA
Ardyanto, Deno, November 2014, Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif. Scribd,
Firmansya,Kadek Ayu Erika, and Andi Masyitha Irwan, 2018, Analysis Leadership Style
Kadarman, A.M., et.al, 1992, Pengantar Ilmu Manajemen: buku panduan mahasiswa,
31
Miftah Thoha, 1995. Kepemimpinan Dalam Manajemen, CV.Rajawali, Jakarta.
organisasi”. jurnal unpad. volume 9, Nomor 3, https : //jurnal. Unpad. ac. id.
2011
Padara, indra, maret 2015, pengaruh kepemimpinan dan Kepuasan Kerja. Wodpress.
Pustaka, 2013.
32
33
34