Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk lebih memahami tentang Ca serviks, konsep
medis Ca cerviks, serta Asuhan keperawatan Ca cerviks.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang
terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
( Diananda,Rama, 2009 )
Kanker adalah pertumbuhan sel tidak beraturan yang muncul dari satu sel. Kanker
merupakan pertumbuhan jaringan secara otonom dan idak mengikuti aturan dan regulasi sel
yang tumbuh normal. Penyakit kanker merupakan penyakit karakteristik adanya gangguan
atau kegagalan mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiselular sehingga
terjadi perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol.
Kanker menurut WHO , adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit
yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor
ganan dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker adalah pertumbuhan sel-sel
baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat
menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain. Proses inidisebut metastasis.
Metastasis merupakan penyebab utama kematian akibat kanker ( WHO, 2009 )
2.2 Etiologi
Penyebab pasti terjainya ca cervix belum iketahui secara pasti, tetapi terapat beberapa faktor
resiko yan berpenaruh terhaap terjainya ca cervix :
1. HPV ( Human Papiloma Virus ) HPV adalah virus penyebab kutil genetalis ( Kandiloma
Akuminata ) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya
adalah HPV tipe 16, 18.
a. Timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus papiloma.
b. Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi karsinoma pada kondilom
akuminata.
c. Pada penelitian 45 dan 56, keterlibatan HPV pada kejadian kanker dilandasi oleh
beberapa faktor yaitu: epidemiologic infeksi HPV ditemukan angka kejadian kanker
serviks yang meningkat.
3
d. DNA HPV sering ditemukan pada Lis ( Lesi Intraepitel Serviks )
2. Merokok : Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi
dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah
menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).
4. Berganti - ganti pasangan seksual.
5. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18
tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita
kanker serviks.
6. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran.
7. Pemakaian Pil KB : Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari
lima tahun dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko relative
pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya
pemakaian.
8. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun.
9. Golongan ekonomi lemah : Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap
smear secara rutin dan pendidikan yang rendah. ( Dr imam Rasjidi, 2010 )
2.3 Stadium klinis
Klasifikasi internasional tentang karsinoma serviks uteri :Tingkat kriteria
a) Tahap O : Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidak terdapat bukti invasi.
b) Tahap I : Karsinoma yang benar - benar berada dalam serviks. Proses terbatas pada
serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri.
1) Tahap Ia : Karsinoma mikroinvasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor
sudah memasuki stoma lebih dari 1 mm, sel tumor tidak terdapat pada pembuluh
limfa atau pembuluh darah.
2) Tahap Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologic menunjukkan
invasi serviks uteri.
c) Tahap II : Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks hingga mengenai vagina
(bukan sepertiga bagian bawah ) atau area para servikal pada salah satu sisi atau kedua
sisi.
1) Tahap IIa : Penyebarah hanya perluasan vagina, parametrium masih bebas dari
infiltrate tumor.
2) TahapIIb : Penyebaran keparametrium, uni atau bilateral tetap belum sampai pada
dinding panggul.
4
d) Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau telah meluas kesalah
satu atau kedua dinding panggul. Penyakit nodus limfe yang teraba tidak merata pada
dinding panggul. Urogram IV menunjukkan salah satu atau kedua ureter tersumbat oleh
tumor.
1) Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina, sedang ke
parametrium tidak dipersoalkan.
2) Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak ditemukan
daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul ( frozen pelvic ) atau
proses pada tingkatan klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal.
e) Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa
rektum dan atau kandang kemih (dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi
metastasis keluar paanggul atau ketempat - tempat yang jauh.
1) Tahap IVa : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi
mukosa rektrum dan atau kandung kemih.
2) Tahap IVb : Telah terjadi penyebaran jauh.( Dr Imam Rasjidi, 2010 )
2.5 Patofisiologi
Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan gejala
atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang mengalami mutasi dapat berkembang
menjadi sel displasia. Apabila selkarsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul
5
masalahkeperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu kerja sistem
urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang menimbulkan masalah keperawatan
resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi
keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan
gangguan pola seksual. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia
hipovolemik yang menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek samping
antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit
membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa terdapat pada terapi eksternal
radiasi ). Efek samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan
kering sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit.
Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau kelemahan
sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan muncul. Tidak sedikit pula
pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim ini merasa cemas akan penyakit yang
dideritanya.
Kecemasan tersebut bias dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,
ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu
dihubungkan dengan kematian.
(Price, syivia Anderson, 2005)
Virus HVP Virus herpes simplek Faktor resiko
Tahap awal
CA . SERVIKS Terapi
Keputihan dan
bau busuk Tahap lanjut
kemoterapi, Pembedahan
dan
Gangguan Gangguan Invasi ke Invasi ke radioterapi
body image pola seksual vaskular serabut saraf Ansietas
infeksi Kekurangan O2 ke
Nutrisi kelemahan
vol. cairan jaringan
kurang
dari
kebutuhan
Gang. tubuh
Perfusi
jaringan
9
Usia saat pertama kali melakukan hubungan seksual.Salah satu faktor yang
menyebabkan kanker serviks ini adalah menikah dibawah umur 18 tahun.
A. Perilaku seks berganti - ganti pasangan
Dengan perilaku tersebut kemungkinan virus penyebab terjadinya kanker serviks dapat
ditularkan dengan mudah.
B. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi rendah dikaitkan erat karena tidak dapat melakukan pap smear secara
rutin dan pola hubungan seksual yang tidak sehat.
C. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang rendah dapat juga dihubungkan dengan kurangnya
pemahaman mengenai pencegahan dan penaganan kanker seviks.
D. Aspek mental: harga diri, identitas diri, gambaran diri, konsep diri, perandiri,
emosional.
E. Perineum; keputihan, bau, kebersihan Keputihan yang gatal dan berbau adalah tanda
dari kanker leher Rahim yang mulai mengalami metastase.
F. Nyeri ( daerah panggul atau tungkai )
Nyeri bisa diakibatkan oleh karena sel kanker yang sudah mendesak dan abnor malita
pada organ - organ daerah panggul.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. perdarahan spontan berhubungan dengan infeksi
2. nyeri kronis b.d agen ciera biologis
3. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah sekunder
terhadap penyakit dan pengetahuan
4. ansietan b.d pembedahan
5. gangguan body image b.d keputihan
11
berkurang - Kontrol lingkungan
yang mempengaruhi
nyeri
- Beri penanganan
nyeri ( farmakologi /
non farmakologi )
- Ajarkan teknik
relaksasi
- Kolaborasi dengan
tim dokter
pemberian terapi
farmakologi
- Monitor BB dalam
batas normal
12
pemberian nutrisi
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok
penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi
sel pada jaringan serviks. Faktor pencetus kanker adalah :
HPV ( Human Papiloma Virus )
Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).
Berganti - ganti pasangan seksual.
Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran.
Pemakaian Pil KB (kontrasepsi oral).
Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun.
13
Golongan ekonomi lemah
3.2 SARAN
Hal yang paling utama kami sarankan untuk menghinari kanker serviks adalah
dengan menhindari faktor pencetus yang dapat membahayakan kesehatan kita dan selalu
melakukan cake up kesehatan alat reproduksi kita kepada dokter spesialis, melakukan
konsultasi sebelum memilih alat kontrasepsi dan selalu menjaga kebersihan genetalia baik
anak, remeja maupun dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan, Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan, Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medika
Price, Sylvia. 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2.
Jakarta : EGC
Guyton and Hall. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta : EGC
14