Vous êtes sur la page 1sur 32

1

MAKALAH
Asuhan Keperawatan Pasien TB

KELOMPOK II:
ALIMUDDIN
EMMI WAHYUNI
ETTY
IWAN
NURLINA
SUWARDHA YUNUS
SISKA MISALI

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNHAS
MAKASSAR
2018
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izinNya Kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien TB” yang merupakan salah
satu pokok bahasan dalam mata kuliah KMB I.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dan bisa mengaplikasikannya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan maupun kesalahan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.

Makassar, Maret 2019

Penulis
3

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................................................. 4
BAB II
KONSEP MEDIS............................................................................................................................ 5
A. Defenisi ................................................................................................................................ 5
B. Etiologi ................................................................................................................................ 5
D. Manifestasi Klinis .............................................................................................................. 5
E. Penularan dan faktor risiko .............................................................................................. 6
F. Pemeriksaan Penunjang .................................................................................................... 7
G. Penatalaksanaan Medis..................................................................................................... 7
H. Patoflow Tuberculosis Paru.............................................................................................. 9
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN ....................................................................................................... 10
A. Pengkajian ........................................................................................................................ 10
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................................................... 12
C. Intervensi Keperawatan .................................................................................................. 13
BAB IV
PENUTUP..................................................................................................................................... 31
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 31
B. Saran ................................................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru – paru.
Bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi
berbahaya sampai kematian. Tuberculosis diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun
sebelum masehi, namun kemajuan dalam penemuan dan pengendalian penyakit ini baru
dilakukan dalam dua abad terakhir (Kemenkes, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang gambaran Asuhan Keperawatan dengan Tuberkulosis paru
berserta EBNnya.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis paru
b. Dapat merumuskan diagnosis keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis paru
c. Dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis paru
d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien berdasarkan EBN dengan klien
Tuberkulosis paru
e. Dapat mengevaluasi hasil Asuhan Keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis paru.
5

BAB II

KONSEP MEDIS

A. Defenisi
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim
paru. Selain di paru kuman TB ini juga bisa ditularkan ke berbagai organ lainnya seperti
ginjal, tulang, dan nodul limfe (Smeltzer & Bare, 2002).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Kuman batang aerob dan tahan terhadap asam, merupakan pathogen maupun
saprofit. Strain bovin merupakan pathogen terhadap manusia, berukuran 0,3x2 sampai 4
mm, lebih kecil dari pada sel darah merah (Price & Wilson, 2006).
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh M.tuberculosis, suatu
bakteri aerob yang tahan asam (acid-fast bacillus [AFB]) (Black & Hawks, 2014).
Tuberkulosis dapat disimpulkan sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, kuman yang bersifat tahan asam berbentuk basil serta mampu
menyerang organ lain selain paru-paru.

B. Etiologi

TB paru disebabkan oleh Micobakterium tuberculosis, suatu bakteri aerob yang tahan
asam (acid fast bacillus [AFB]) (Suzanne & Bare, 2002). Penyakit ini tidak dapat menyebar
dengan sentuhan, berbagi peralatan makanan, mencium, atau jenis lain dari kontak
fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan penularan meliputi jumlah organisme
yang dilepaskan ke udara, konsentrasi organisme (ruang-ruang kecil dengan ventilasi yang
terbatas (Lewis, Bucher, Heitkemper, & Harding, 2016).

D. Manifestasi Klinis
Gejala tuberculosis aktif
1. Gejala paru
a. Dispnea
b. Batuk non produktif/produktif
6

c. Hemoptysis
d. Nyeri dada berupa pleuritik atau nyeri dada tumpul
e. Sesak di dada
f. Crackles dapat ditemukan pada auskultasi
2. Gejala Umum
a. Rasa lelah
b. Anoreksia (hilang nafsu makan)
c. Kehilangan berat badan
d. Demam redah diikuti menggigil dan berkeringat (sering pada malam hari) (Black &
Hawks, 2014).

E. Penularan dan faktor risiko


Individu yang berisiko untuk mengalami infeksi tuberculosis adalah:
1. Kontak dengan orang yang mengalami TB aktif
2. Usia lanjut
3. Infeksi HIV
4. Imunosupresi
5. Terapi kortikosteroid jangka panjang
6. Tinggal atau bekerja pada area padat berisiko tinggi (penjara, fasilitas perawatan jangka
panjang)
7. Berat badan rendah (10%dibawah berat ideal)
8. Penyalahgunaan narkoba
9. Adanya penyakit lain (mis. DM,penyakit ginjal stadium akhir, atau penyakit ganas)
(Black & Hawks, 2014).
10. Petugas kesehatan
11. Penggunaan obat-obatan IV dan alkoholik
12. Imigran dari Negara dengan insiden TB yang tinggi (ASIA Tenggara, Afrika, Amerika
latin, Karibia)
13. Individu yang tinggal di daerah perumahan substandard kumuh (Suzanne & Bare, 2002).
7

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada tuberkulosis, menurut Soemantri (2012) adalah:
a. Sputum culture
b. Ziehl neelsen:positi untuk BTA
c. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, path)
d. Chest X-ray
e. Histologi atau kultur jaringan : positif untuk mycobacterium tuberkulosis
f. Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel yang besar
yang mengindikasi nekrosis
g. Bronkografi
h. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah

G. Penatalaksanaan Medis

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan 4- 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri dari panduan obat utama dan
tambahan.

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Yang dipakai adalah :


1. Jenis obat utama (lini1) yang digunakan adalah :
 Rifampisin
 INH
 Pirazinamid
 Streptomisin
 Etambutol
2. Kombinasi dosis tetap(fixed dose combination) terdiri dari :
 Empat obat tuberkulosis dalam satu tablet , yaitu rifampisin 150 mg, Izoniasid
75mg, Pirazinamid 400 mg, dan etambutol 275 mg.
 Tiga obat anti tuberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, Izoniasid 75
mg, dan Pirazinamid 400 mg.
3. Jenis obat tambahan lainnya(lini2)
8

 Kanamisin
 Kuinolon
 Obat lain masih dalam penelitian; makrolid, amoillin+asam klavulanat
 Derivat rifampisin dan INH.
9

H. PATOFLOW TUBERCULOSIS PARU


10

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Menurut (Sumantri, 2012), Pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pernapasan, yaitu:
1. Biodata
Penyakit tuberkulosis dapat menyerang semua umur, dimulai dari anak-anak sampai
dengan usia dewasa dengan komposisi laki-laki dan perempuan yang hampir sama.
Kejadian TB Paru biasanya timbul pada lingkungan rumah dnegan kepadatan tinggi yang
tidak memiliki pencahayaan yang cukup masuk kedalam rumah., dai aspek sosial
ekonomi penyakit TB paru sering terjadi pada golongan masyarakat ekonomi menengah
ke bawah.
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang sering dirasakan pada penderita TB paru yaitu :
a. Demam
b. Batuk: Batuk merupakan gejala utama, berapa lama klien batuk, batuknya timbul
pada waku yang spesifik (misalnya pada malam hari atau ketika bangun tidur) atau
klien beraktivitas fisik.
c. Peningkatan produksi sputum: melakukan pengkajian terkait dengan warna,
konsistensi, warna, bau dan jumlah dari sputum
d. Dispnea: Melakukan pengakajian apakah mengalami kesulitan bernapas ketika
beraktivitas, kaji kemungkinan timbulnya paroksimal nokturnal dispneaserta
ortopnea yang berhubungan dengan penyakit paru kronik dan gagal jantung kiri.
e. Hemoptisis
f. Nyeri dada: memberikan gambaran yang lengkap mengenai nyeri dada untuk
membedakan nyeri pada pleura, muskuloskletal, kardiac dan gastrointestinal.
3. Riwayat kesehatan Masa lalu
a. Perawat mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita TB paru atau penyakit
lain yang memperberat TB Paru
11

b. Riwayat pengobatan
c. Riwayat merokok
d. Riwayat alergi
4. Riwayat kesehatan keluarga
Perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga
lainnya sebagai faktor predisposisi penularan di dalam rumah.
5. Riwayat Tumbuh Kembang
Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan pertumbuhan seseorang
yang dapat mempengaruhi keadaan penyakit seperti gizi buruk.
6. Riwayat Psikologi:
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah pasien dapat menerima atau
ada tekanan psikologis berhubungan dengan penyakitnya.
7. Pemeriksaan fisik
Pada tahap diniklien sering tidak menunjukkan kondisi tuberkulosis. Tanda dan gejala
baru dapat terlihat pada tahap selanjutnya berupa :
a. Sistemik
Ditemukan malaise, anoreksia, penurunan berat badan, dan keringat malam. Pada
kondisi akut diikuti gejala demam tinggi seperti flu dan menggigil, sedangkan pada
TB milier timbul gejala seperti demam akut, sesak napas, sianosis, dan konjungtiva
dapat terlihat pucat karena anemia
b. Sistem pernapasan
1) Ronchi basah, kasar dan nyaring terjadi akibat adanya peningkatan produksi secret
pada saluran penapasan
2) Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan auskulutasi memberikan
suara sedikit bergemuruh
3) Tanda-tanda adanya infiltrate yang luas atau konsolidasi, terdapat fremitus yang
mengeras.
4) Pemeriksaan ekspansi pernapasan ditemukan gerakan dada asimetris
5) Pada keadaan lanjut terjadi atrop, retraksi intercostal, dan fibrosis
6) Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)
7) Bentuk dinding dada pectus carinatum
12

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia terhadap
gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respons dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman, 2015). Diagnosa yang mungkin muncul
pada pasien dengan TB Paru, yaitu:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mukus yang
kental, hemoptisis, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema trakheal/faringeal.
2. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan menurunnya ekspresi paru
sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura.
3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-
kapiler.
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
keletihan, anoreksia, dispnea, peningkatan metabolisme tubuh.
5. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan adanya batuk, sesak nafas, dan nyeri
dada.
6. Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan keletihan (keadaan fisik yang lemah)
7. Cemas yang berhubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan
(ketidakmampuan untuk bernafas) dan prognosis penyakit yang belum jelas.
8. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan yang berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawatan di rumah.
9. Ketidakpatuhan yang berhubungan dengan deficit pengetahuan regimen, kekuatan
motivasi
13

C. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Hasil Yang Dicapai Intervensi
NANDA (NOC) (NIC)
(Black & Hawks J. H, 2014) (Bulecheck G, Howard K, & Joanne M. D,
2013)

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Respiratory status : Ventilation Airway suction

Definisi: Respiratory status : Airway patency Pastikan kebutuhan oral / tracheal


suctioning
Ketidakmampuan untuk membersihkan Aspiration Control
sekresi atau obstruksi dari saluran Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah

pernafasan untuk mempertahankan suctioning.


Kriteria Hasil :
kebersihan jalan nafas. Informasikan pada klien dan keluarga
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
Batasan karakteristik: tentang suctioning
suara nafas yang bersih, tidak ada

- Dispneu, Penurunan suara nafas sianosis dan dyspneu (mampu Minta klien nafas dalam sebelum suction

- Orthopne mengeluarkan sputum, mampu bernafas dilakukan.

- Cyanosis dengan mudah, tidak ada pursed lips) Berikan O2 dengan menggunakan nasal
- Kelainan suara nafas (rales, Menunjukkan jalan nafas yang paten untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
wheezing) (klien tidak merasa tercekik, irama Gunakan alat yang steril sitiap melakukan
- Kesulitan berbicara nafas, frekuensi pernafasan dalam tindakan
- Batuk, tidak efektif atau tidak ada rentang normal, tidak ada suara nafas
- Mata melebar Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas
abnormal)
14

- Produksi sputum berlebihan Mampu mengidentifikasikan dan dalam setelah kateter dikeluarkan dari
- Gelisah mencegah factor yang dapat nasotrakeal
- Perubahan frekuensi dan irama menghambat jalan nafas
Monitor status oksigen pasien
nafas
Faktor-faktor yang berhubungan: Ajarkan keluarga bagaimana cara
melakukan suksion
- Lingkungan : merokok,
menghirup asap rokok, perokok Hentikan suksion dan berikan oksigen

pasif apabila pasien menunjukkan bradikardi,

- Fisiologis : disfungsi peningkatan saturasi O2, dll.

neuromuskular, hiperplasia Airway Management


dinding bronkus, alergi jalan
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift
nafas, asma.
atau jaw thrust bila perlu
- Obstruksi jalan nafas : spasme
jalan nafas, sekresi tertahan, Posisikan pasien untuk memaksimalkan
banyaknya mukus, adanya jalan ventilasi
nafas buatan, sekresi bronkus,
Identifikasi pasien perlunya pemasangan
adanya eksudat di alveolus,
alat jalan nafas buatan
adanya benda asing di jalan nafas
Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara


15

tambahan

Berikan bronkodilator bila perlu

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan


keseimbangan.

Monitor respirasi dan status O2

2 Ketidakefektifan pola nafas Respiratory status : Ventilation Airway Management

Defenisi: Inspirasi dan atau ekspirasi Respiratory status : Airway patency Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift
yang tidak memberi ventilasi. atau jaw thrust bila perlu
Vital sign Status
Batasan Karakteristik: Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Kriteria Hasil :
ventilasi
- Perubahan kedalaman pernafasan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
- Perubahan ekskursi dada Identifikasi pasien perlunya pemasangan
suara nafas yang bersih, tidak ada
- Mengambil posisi tiga titik alat jalan nafas buatan
sianosis dan dyspneu (mampu
- Bradipneu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas Pasang mayo bila perlu
- Penurunan tekanan ekspirasi
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
- Penurunan ventilasi semenit Lakukan fisioterapi dada jika perlu

- Penurunan kapasitas vital Menunjukkan jalan nafas yang paten


Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Dispneu (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
- Peningkatan diameter anterior
rentang normal, tidak ada suara nafas tambahan
posterior
16

- Pernafasan cuping hidung abnormal) Lakukan suction pada mayo


- Ortopneu
Tanda Tanda vital dalam rentang normal Berikan bronkodilator bila perlu
- Fase ekspirasi memanjang
(tekanan darah, nadi, pernafasan)
- Takipneu Atur intake untuk cairan mengoptimalkan

- Pernafasan bibir keseimbangan.

- Penggunaan otot aksesoris untuk Monitor respirasi dan status O2


bernafas
Terapi Oksigen
Faktor yang berhubungan:
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
- Ansietas
- Posisi tubuh Pertahankan jalan nafas yang paten
- Deformitas tulang
Atur peralatan oksigenasi
- Deformitas dinding dada
Monitor aliran oksigen
- Keletihan
- Hiperventilasi Pertahankan posisi pasien
- Sindrom hipoventilasi
Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
- Gangguan musculoskletal
- Kerusakan neurologis Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
- Imaturitas neurologis oksigenasi
- Disfungsi neuromuskuler Vital sign Monitoring
- Nyeri
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
17

Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,


atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital
sign

3. Gangguan pertukaran gas Respiratory Status : Gas exchange Airway Management

Definisi : Kelebihan atau kekurangan Respiratory Status : ventilation Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift
dalam oksigenasi dan atau pengeluaran atau jaw thrust bila perlu
18

karbondioksida di dalam membran Vital Sign Status Posisikan pasien untuk memaksimalkan
kapiler alveoli ventilasi
Kriteria Hasil :
Batasan karakteristik : Identifikasi pasien perlunya pemasangan
Mendemonstrasikan peningkatan
alat jalan nafas buatan
Gangguan penglihatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Pasang mayo bila perlu
Penurunan CO2 Memelihara kebersihan paru paru dan
bebas dari tanda tanda distress Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Takikardi
pernafasan
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Hiperkapnia
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
Keletihan suara nafas yang bersih, tidak ada
tambahan
somnolen sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas Lakukan suction pada mayo
Iritabilitas
dengan mudah, tidak ada pursed lips) Berika bronkodilator bial perlu
Hypoxia
Tanda tanda vital dalam rentang Barikan pelembab udara
kebingungan normal
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Dyspnoe keseimbangan.

nasal faring Monitor respirasi dan status O2

AGD Normal Respiratory Monitoring


sianosis Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan
19

warna kulit abnormal (pucat, usaha respirasi


kehitaman)
Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
Hipoksemia penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
hiperkarbia
Monitor suara nafas, seperti dengkur
sakit kepala ketika bangun
Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
frekuensi dan kedalaman nafas
kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
abnormal
Catat lokasi trakea

Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan


Faktor faktor yang berhubungan :
paradoksis)
ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan
perubahan membran kapiler-alveolar / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan

Tentukan kebutuhan suction dengan


mengauskultasi crakles dan ronkhi pada
jalan napas utama

Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk


mengetahui hasilnya

4. Ketidakseimgan nutrisi: kurang dari Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
20

kebutuhan tubuh Intake Kaji adanya alergi makanan

Defenisi: asupan nutrisi tidak cukup Kriteria Hasil : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
untuk memenuhi kebutuhan metabolik menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
Adanya peningkatan berat badan
dibutuhkan pasien.
Batasan Karakteristik: sesuai dengan tujuan
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Kram abdomen Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
Fe
badan
Nyeri abdomen
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan
Gangguan sensasi rasa protein dan vitamin C
nutrisi
Berat badan 20% atau lebih dibawah Berikan substansi gula
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
berat badan ideal
Yakinkan diet yang dimakan mengandung
Tidak terjadi penurunan berat badan
Kerapuhan kapiler tinggi serat untuk mencegah konstipasi
yang berarti
Diare Berikan makanan yang terpilih ( sudah

Kehilangan rambut berlebihan dikonsultasikan dengan ahli gizi)

Enggan makan Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan


makanan harian.
Asupan makanan kurang dari
Recommended daily allowance (RDA) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
Bising usus hiperaktif
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kurang informasi
21

Kurang minat pada makanan Kaji kemampuan pasien untuk


mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Tonus otot menurun
Nutrition Monitoring
Kesalahan informasi
BB pasien dalam batas normal
Kesalahan persepsi
Monitor adanya penurunan berat badan
Membran mukosa pucat
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
Ketidakmampuan memakan makanan
biasa dilakukan
Cepat kenyang setelah makan
Monitor interaksi anak atau orangtua
Sariawan rongga mulut selama makan

Kelemahan otot pengunya Monitor lingkungan selama makan

Kelemahan otot untuk menelan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak


Penuruanan berat badan dengan asupan selama jam makan

makanan adekuat Monitor kulit kering dan perubahan

Faktor yang berhubungan: pigmentasi

Asupan diet kurang Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut kusam, dan


mudah patah
22

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total protein, Hb,


dan kadar Ht

Monitor makanan kesukaan

Monitor pertumbuhan dan perkembangan

Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan


jaringan konjungtiva

Monitor kalori dan intake nuntrisi

Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik


papila lidah dan cavitas oral.

Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

5. Gangguan pola tidur  Anxiety reduction Sleep Enchancement


 Comfort level
Defenisi: gangguan kualitas dan kuantitas - Determinasi efek-efek medikasi
 Pain level
waktu tidur akibat faktor ekstrrnal terhadap pola tidur
 Sleep: extend and pattern
- Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Batasan Karakteristik:  Rest: extend and pattern
- Fasilitas untuk mempertahankan
- Perubahan pola tidur normal Kriteria hasil:
sebelum tidur (menbaca)
- Penurunan kemampuan fungsi  Jumlah jam tidur dalam batas normal 6- - Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Ketidakpuasan tidur 8 jam/hari - Monitor/catat kebutuhan tidurpasien
23

- Menyatakan sering terjaga  Pola tidur, kualitas dalam batas normal setiap hari dan jam
- Menyatakan tidak mengalami  Perasaan segar sesudah tidur atau - Monitor waktu makan dan minum
kesulitan tidur istirahat dengan waktu tidur
- Menyatakan tidak merasa cuku  Mampu mengidentifikasi hal-hal yang - Diskusikan dengan pasien dan keluarga
istirahat meningkatkan tidur tentang tidur pasien
Faktor yang berhubungan: - Kolaborasi pemberian obat tidur

- Kelembaban lingkungan sekitar


- Suhu lingkungan sekitar
- Korang kontrol tidur
- Kurang pencahayaan
- Bising, bau gas
- Restrain fisik
6. Intolerance activity Hasil: - Terapi Aktivitas : Memberi anjuran tentang
bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, sosial
Defenisi: ketidak cukupan energi - Tolerasi Aktivitas: Respon fisiologis
dan spiritual yang spesifik untuk
psikologis atau fisiologis untuk terhadap gerakan yang menghabiskan
meningkatkan rentang, frekuensi, atau durasi
mempertahankan atau menyelesaikan energi dalam aktivitas sehari-sahari
aktivitas individu (atau kelompok)
aktivitas kehidupan sehari-hari yang - Ketahan: Kapasitas untuk
- Perawatan Jantung: Rehabilitas:
harus atau yang ingin dilakukan. memyelesaikan aktivitas
Meningkatkan tingkat aktivitas fungsional
- Penghematan Energi: Tindakan
Batasan Karakteritik: maksimal untuk pasien yang mengalami
individu dalam mengelola energi untuk
- Respon tekanan darah tidak normal episode gangguan fungsi jantung akibat
memulai dan menyelesaikan aktivitas
ketidakseimbangan sumplai dan kebutuhan
24

terhadap aktivitas - Tingkat Kelelahan:Keparahan kelelahan oksigen miokard


- Respons frekuensi jantung abnormal umum berkepanjangan yang di observasi - Manajemen Energi: Mengatur penggunaan
terhadap aktivitas atau dilaporkan energi untuk mengatasi atau mencegah
- Perubahan elektrokardiogram - Energi psikomotorik: Dorongan dan kelelahan dan megoptimalkan fungsi.
- Ketidak nyaman setelah beraktivitas energi individu untuk mempertahankan - Manajemen Lingkungan: Manipulasi
- Dispnea setelah beraktivitas aktivitas hidup sehari-hari, nutrisi, dan lingkungan sekitar pasien untuk memperoleh
- Keletihan keamanan personal manfaat terapeutik, stimulasi sensorik, dan
- Kelemahan umum - Istirahat : Kuantitas dan pola kesejahteraan psikologis
Faktor yang berhubungan: pengurangan aktivitas untuk peremajaan - Terapi Latihan Fisik: Mobilitas Sendi:
mental dan fisik Menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif
- Ketidakseimbangan antara suplai dan
- Perawatan Diri: Aktivitas kehidupan untuk mempertahankan atau memperbaiki
kebutuhan oksigen
sehari-hari (AKS): kemampuan untuk flesksibiltas sendi
- Imoboilitas
melakukan tugas-tugas fisik yang paling - Terapi Latihan Fisik: Pengendalian Otot:
- Tidak pengalaman dengan suatu
dasar dan ativitas perawatan pribadi Menggunakan aktivitas atau protokollatihan
aktvitas
secara mandiri dengan atau tanpa alat spesifik untuk meningkatkan atau
- Fisik tidak bugar
bantuan memulihkan gerakan tubuh yang terkontrol.
- Gaya hidup kurang gerak
- Perawatan Diri: Aktivitas kehidupan - Promosi Latihan Fisik: Latihan
sehari-hari instrumental (AKSI): Kekuatan: Memfasilitasi latihan otot resistif
kemampuan untuk melakukan aktivitas secara rutin untuk mempertahankan atau
yang dibutuhkan dalam melakukan meningkatkan kekuatan otot
fungsi dirumah atau komunikasi secara - Bantuan Pemeliharaan Ruamah:
mendiri dengan atau tanpa alat bantu. Membantu pesien dan keluarga untuk
25

menjaga rumah sebagai tempat tinggal yang


bersih, aman, dan menyenangkan.
- Manajemen Alam Perasaan: Memberi rasa
keamanan, stabilitas, pemulihan, dan
pemiliharaan pasien yang menggalami
disfungsi alam perasaan baik depresi maupun
peningkatan alam perasaan
- Bantuan Perawatan Diri: Membantu
individu untuk melakukan AKS
- Bantuan Perawatan Diri: AKSI:
Membantu dan mengarahkan individu untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
istrumental (AKSI)yang diperlukan untuk
berfungsi di rumah atau di komunitas
Peningkatan Tidur:

Memfasilitasi siklus tidur/bangun yang teratur

7. Ansietas - Anxiety self control Anxiety reduction:


- Anxiety level
Defenisi: perasaan tidak nyaman atau - Identifikasi tingkat kecemasan
- Coping
kekhawatiran yang samar disertai respon - Gunakan pendekatan yang menenangkan
Kriteria Evaluasi:
otonom atau tidak diketahui secara - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
spesifik oleh individu; perasaan takut - Pasien mampu mengidentifikasi dan pelaku pasien
26

yang disebabkan oleh antisipasi terhadap mengungkapkan gejala cemas - Jelaskan semua prosedur dan apa yang
bahaya. Hal ini merupakan isyarat - Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan dirasakan selama prosedur
kewaspadaan yang meperingatkan menunjukkan teknik untuk mengontrol - Pahami perspektif pasien terhadap situasi
bahaya yang akan terjadi dan cemas stres
memampukan individu melakukan - Vital sign dalam batas normal - Temani pasien untuk memberikan keamanan
tindakan untuk menghadapi ancaman - Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa dan mengurangi takut
tubuh, tingkat aktivitas menunjukkan - Dorong keluarga untuk menemani pasien
Batasan karakteristik:
berkurangnya kecemasan - Lakukan back/neck rub
Perilaku: - Dorong pasien untuk mengungkapkan

- Penurunan produktivitas perasaan, ketakutan dan persepsi

- Mengekspresikan kekhawatiran - Buat rencana penyuluhan dengan tujuan

- Gerakan yang tidak relevan yang realistis

- Gelisah, resah - Informasikan tentang gejala ansietas

- Memandang sekilas - Sediakan informasi aktual tentang diagnosis,


- Insomnia terapi, dan prognosis

- Kontak mata uruk Aktivitas kolaboratif:


- Menyelidik dan tidak waspada Berikan obat penenang untuk menurunkan
Afektif: kecemasan bila perlu

- Gelisah
- Kesedihan yang mendalam
- Distres, ketakutan
- Perasaan tidak adekuat
27

- Fokus pada diri sendiri


- Peningkatan kekhawatiran
- Iritabilitas, gugup, marah
- Gembira berlebihan
- Nyeri atau peningkatan
ketidakberdayaan yang persisten
- Menyesal, perasaan takut
- Ketidakpastian, khawatir
Fisiologis:

- Wajah tegang, insomnia


- Peningkatan keringat
- Peningkatan ketegangan
- Terguncang
- Gemetar atau tremor ditangan
- Suara bergetar
Parasimpatis:

- Nyeri abdomen, diare, mual


- Penurunan tekanan darah
- Penurunan nadi, pingsan
- Keletihan, gangguan tidur
- Kesemutan pada ekstremitas
28

- Sering berkemih
- Berkemis tidak lampias
- Urgensi berkemih
Simpatis:

- Anoreksia, mulut kering


- Eksitasi kardiovaskuler
- Peningkatan tekanan darah, nadi,
refleks, pernafasan.
8. Defisiensi pengetahuan Knowledge: disease process Teaching: disease process

Defenisi: defisiensi informasi kognitif Knowledge: health behavior - Berikan penilaian tentang tingkat
yang berkaitan dengantopik tertentu. pengetahuan pasienproses penyakit
Kriteria hasil:
yang spesifik
Batasan Karakteristik:
- Pasien dan keluarga menyatakan - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
- Ketidakakuratan mengikuti pemahaman tentang penyakit, muncul pada penyakitdengan cara yang
perintah kondisi, prognosis dan program tepaat
- Perilaku tidak tepat pengobatan. - Gambarkan proses penyakit dengan
- Pengungkapan masalah - Pasien dan keluarga mampu cara yang tepat
- Perilaku hiperbola melaksanakan prosedur yang - Identifikasi kemungkinan penyebab
Faktor yang berhubungan: dijelaskan secara benar dengan cara yang tepat
- Pasien dan keluarga mampu - Sediakan informasi pada pasiententang
- Keterbatasan kognitif
menjelaskan kembali apa yang kondisi dengan cara yang tepat
- Salah interpretasi
29

- Kurang pajanan dijelaskan perawat/tim kesehatan - Diskusikan perubahan gaya hidup yang
lainnya mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan
datangdan atau proses pengontrolan
penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
- Instruksikan pasien untuk mengenal
tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan
dengan cara yang tepat
9 Ketidakpatuhan yang berhubungan Memperlihatkan perilaku kepatuhan - Identifikasi kemungkinan kemungkinan
dengan deficit pengetahuan regimen, penyebab perilaku ketidakpatuhan
Kriteria hasil:
kekuatan motivasi klien.
- Melakukan regimen pengobatan yang - Manajemen medikasi; memfasilitasi
Batasan karakteristik:
diprogramkan penggunaan obat resep dan obat bebas
- Perilaku yang menunjukkan kegagalan - Mencari informasi yang dapat dipercaya secara aman dan efektif
untuk mematuhi pengobatan tentang diagnosis dan pengobatan - Peningkatan nilai diri; menguatkan
(observasi langsung atau melalui - Memantau medikasi dan efek terapi kepercayaan individu terhadap
30

pernyataan pasien atau orang terdekat) - Melakukan skrining diri ketika kemampuannya untuk melakukan
- Menunjukkan perekmbangan ditunjukkan. perilaku kesehatan.
komplikasi - Bantuan modifikasi diri; memberi
- Menunjukkan perburukan gejala penguatan pada perubahan diri yang
- Gagal menunjukkan kemauan dimotofasi oleh pasien sendiri untuk
mencapai tujuan individu yang penting
- Penyuluhan; proses penyakit,
membantu pasien untuk memahami
informasi yang berhubungan dengan
penyakit.
- Penyuluhan; individual; membuat
perencanaan, implementasi, dan
evaluasi program penyuluhan yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan
khuss pasien.
31

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
TBC paru adalah infeksi pada paru dan dapat menyebar ke struktur sekitarnya yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Ferri, 2012). Oleh karena itu untuk mencegah
penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Tuberculosis juga penyakit yang harus benar-benar harus segera ditangani dengan tepat.

B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit Tuberculosis adalah meningkatkan
daya tahan tubuh dan mengkonsumsi makanan bergizi. TBC adalah penyakit yang dapat
disembuhkan untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat secara benar
sesuai yang dianjurkan oleh Dokter serta memeriksakan diri secara teratur ke pelayanan
kesehatan terdekat.
32

DAFTAR PUSTAKA

Black, J., & Hawks J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk Hasil
Yang Diharapkan (8 th ed). Singapore : Saunder Elsevier.
Bulecheck G, Howard K, & Joanne M. D, C. M. (2013). Nursing Interventions Classification
(NIC). Indonesia : Moco Media.
Ferri Fred F. (2012). Ferri’s Clinical Adviser. Philadephia: Elsevier.
Herdman, T. H. (2015). Nanda Internasional: Diagnosa Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi
(Edisi 10 :). Jakarta : EGC.
Lewis, S. M., Bucher, L., Heitkemper, M. M., & Harding, M. M. (2016). Medical Surgical
Nursing: assessment and management of clinical problems. USA: ELSEVIER.
Price, S. A., & Wilson, L. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (6th ed.).
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (8th ed.). Jakarta: EGC.
Sumantri, I. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan
(2nd editio). Jakarta : Salemba Medika.

Vous aimerez peut-être aussi