Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MAKALAH
Asuhan Keperawatan Pasien TB
KELOMPOK II:
ALIMUDDIN
EMMI WAHYUNI
ETTY
IWAN
NURLINA
SUWARDHA YUNUS
SISKA MISALI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izinNya Kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien TB” yang merupakan salah
satu pokok bahasan dalam mata kuliah KMB I.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dan bisa mengaplikasikannya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan maupun kesalahan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................................................. 4
BAB II
KONSEP MEDIS............................................................................................................................ 5
A. Defenisi ................................................................................................................................ 5
B. Etiologi ................................................................................................................................ 5
D. Manifestasi Klinis .............................................................................................................. 5
E. Penularan dan faktor risiko .............................................................................................. 6
F. Pemeriksaan Penunjang .................................................................................................... 7
G. Penatalaksanaan Medis..................................................................................................... 7
H. Patoflow Tuberculosis Paru.............................................................................................. 9
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN ....................................................................................................... 10
A. Pengkajian ........................................................................................................................ 10
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................................................... 12
C. Intervensi Keperawatan .................................................................................................. 13
BAB IV
PENUTUP..................................................................................................................................... 31
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 31
B. Saran ................................................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ terutama paru – paru.
Bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi
berbahaya sampai kematian. Tuberculosis diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun
sebelum masehi, namun kemajuan dalam penemuan dan pengendalian penyakit ini baru
dilakukan dalam dua abad terakhir (Kemenkes, 2015).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang gambaran Asuhan Keperawatan dengan Tuberkulosis paru
berserta EBNnya.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis paru
b. Dapat merumuskan diagnosis keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis paru
c. Dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis paru
d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien berdasarkan EBN dengan klien
Tuberkulosis paru
e. Dapat mengevaluasi hasil Asuhan Keperawatan pada klien dengan Tuberkulosis paru.
5
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim
paru. Selain di paru kuman TB ini juga bisa ditularkan ke berbagai organ lainnya seperti
ginjal, tulang, dan nodul limfe (Smeltzer & Bare, 2002).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Kuman batang aerob dan tahan terhadap asam, merupakan pathogen maupun
saprofit. Strain bovin merupakan pathogen terhadap manusia, berukuran 0,3x2 sampai 4
mm, lebih kecil dari pada sel darah merah (Price & Wilson, 2006).
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh M.tuberculosis, suatu
bakteri aerob yang tahan asam (acid-fast bacillus [AFB]) (Black & Hawks, 2014).
Tuberkulosis dapat disimpulkan sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, kuman yang bersifat tahan asam berbentuk basil serta mampu
menyerang organ lain selain paru-paru.
B. Etiologi
TB paru disebabkan oleh Micobakterium tuberculosis, suatu bakteri aerob yang tahan
asam (acid fast bacillus [AFB]) (Suzanne & Bare, 2002). Penyakit ini tidak dapat menyebar
dengan sentuhan, berbagi peralatan makanan, mencium, atau jenis lain dari kontak
fisik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan penularan meliputi jumlah organisme
yang dilepaskan ke udara, konsentrasi organisme (ruang-ruang kecil dengan ventilasi yang
terbatas (Lewis, Bucher, Heitkemper, & Harding, 2016).
D. Manifestasi Klinis
Gejala tuberculosis aktif
1. Gejala paru
a. Dispnea
b. Batuk non produktif/produktif
6
c. Hemoptysis
d. Nyeri dada berupa pleuritik atau nyeri dada tumpul
e. Sesak di dada
f. Crackles dapat ditemukan pada auskultasi
2. Gejala Umum
a. Rasa lelah
b. Anoreksia (hilang nafsu makan)
c. Kehilangan berat badan
d. Demam redah diikuti menggigil dan berkeringat (sering pada malam hari) (Black &
Hawks, 2014).
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada tuberkulosis, menurut Soemantri (2012) adalah:
a. Sputum culture
b. Ziehl neelsen:positi untuk BTA
c. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, path)
d. Chest X-ray
e. Histologi atau kultur jaringan : positif untuk mycobacterium tuberkulosis
f. Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel yang besar
yang mengindikasi nekrosis
g. Bronkografi
h. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah
G. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan 4- 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri dari panduan obat utama dan
tambahan.
Kanamisin
Kuinolon
Obat lain masih dalam penelitian; makrolid, amoillin+asam klavulanat
Derivat rifampisin dan INH.
9
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut (Sumantri, 2012), Pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pernapasan, yaitu:
1. Biodata
Penyakit tuberkulosis dapat menyerang semua umur, dimulai dari anak-anak sampai
dengan usia dewasa dengan komposisi laki-laki dan perempuan yang hampir sama.
Kejadian TB Paru biasanya timbul pada lingkungan rumah dnegan kepadatan tinggi yang
tidak memiliki pencahayaan yang cukup masuk kedalam rumah., dai aspek sosial
ekonomi penyakit TB paru sering terjadi pada golongan masyarakat ekonomi menengah
ke bawah.
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang sering dirasakan pada penderita TB paru yaitu :
a. Demam
b. Batuk: Batuk merupakan gejala utama, berapa lama klien batuk, batuknya timbul
pada waku yang spesifik (misalnya pada malam hari atau ketika bangun tidur) atau
klien beraktivitas fisik.
c. Peningkatan produksi sputum: melakukan pengkajian terkait dengan warna,
konsistensi, warna, bau dan jumlah dari sputum
d. Dispnea: Melakukan pengakajian apakah mengalami kesulitan bernapas ketika
beraktivitas, kaji kemungkinan timbulnya paroksimal nokturnal dispneaserta
ortopnea yang berhubungan dengan penyakit paru kronik dan gagal jantung kiri.
e. Hemoptisis
f. Nyeri dada: memberikan gambaran yang lengkap mengenai nyeri dada untuk
membedakan nyeri pada pleura, muskuloskletal, kardiac dan gastrointestinal.
3. Riwayat kesehatan Masa lalu
a. Perawat mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita TB paru atau penyakit
lain yang memperberat TB Paru
11
b. Riwayat pengobatan
c. Riwayat merokok
d. Riwayat alergi
4. Riwayat kesehatan keluarga
Perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga
lainnya sebagai faktor predisposisi penularan di dalam rumah.
5. Riwayat Tumbuh Kembang
Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan pertumbuhan seseorang
yang dapat mempengaruhi keadaan penyakit seperti gizi buruk.
6. Riwayat Psikologi:
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah pasien dapat menerima atau
ada tekanan psikologis berhubungan dengan penyakitnya.
7. Pemeriksaan fisik
Pada tahap diniklien sering tidak menunjukkan kondisi tuberkulosis. Tanda dan gejala
baru dapat terlihat pada tahap selanjutnya berupa :
a. Sistemik
Ditemukan malaise, anoreksia, penurunan berat badan, dan keringat malam. Pada
kondisi akut diikuti gejala demam tinggi seperti flu dan menggigil, sedangkan pada
TB milier timbul gejala seperti demam akut, sesak napas, sianosis, dan konjungtiva
dapat terlihat pucat karena anemia
b. Sistem pernapasan
1) Ronchi basah, kasar dan nyaring terjadi akibat adanya peningkatan produksi secret
pada saluran penapasan
2) Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan auskulutasi memberikan
suara sedikit bergemuruh
3) Tanda-tanda adanya infiltrate yang luas atau konsolidasi, terdapat fremitus yang
mengeras.
4) Pemeriksaan ekspansi pernapasan ditemukan gerakan dada asimetris
5) Pada keadaan lanjut terjadi atrop, retraksi intercostal, dan fibrosis
6) Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)
7) Bentuk dinding dada pectus carinatum
12
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia terhadap
gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respons dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman, 2015). Diagnosa yang mungkin muncul
pada pasien dengan TB Paru, yaitu:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mukus yang
kental, hemoptisis, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema trakheal/faringeal.
2. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan menurunnya ekspresi paru
sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura.
3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-
kapiler.
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
keletihan, anoreksia, dispnea, peningkatan metabolisme tubuh.
5. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan adanya batuk, sesak nafas, dan nyeri
dada.
6. Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan keletihan (keadaan fisik yang lemah)
7. Cemas yang berhubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan
(ketidakmampuan untuk bernafas) dan prognosis penyakit yang belum jelas.
8. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan yang berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawatan di rumah.
9. Ketidakpatuhan yang berhubungan dengan deficit pengetahuan regimen, kekuatan
motivasi
13
C. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Hasil Yang Dicapai Intervensi
NANDA (NOC) (NIC)
(Black & Hawks J. H, 2014) (Bulecheck G, Howard K, & Joanne M. D,
2013)
- Dispneu, Penurunan suara nafas sianosis dan dyspneu (mampu Minta klien nafas dalam sebelum suction
- Cyanosis dengan mudah, tidak ada pursed lips) Berikan O2 dengan menggunakan nasal
- Kelainan suara nafas (rales, Menunjukkan jalan nafas yang paten untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal
wheezing) (klien tidak merasa tercekik, irama Gunakan alat yang steril sitiap melakukan
- Kesulitan berbicara nafas, frekuensi pernafasan dalam tindakan
- Batuk, tidak efektif atau tidak ada rentang normal, tidak ada suara nafas
- Mata melebar Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas
abnormal)
14
- Produksi sputum berlebihan Mampu mengidentifikasikan dan dalam setelah kateter dikeluarkan dari
- Gelisah mencegah factor yang dapat nasotrakeal
- Perubahan frekuensi dan irama menghambat jalan nafas
Monitor status oksigen pasien
nafas
Faktor-faktor yang berhubungan: Ajarkan keluarga bagaimana cara
melakukan suksion
- Lingkungan : merokok,
menghirup asap rokok, perokok Hentikan suksion dan berikan oksigen
tambahan
Defenisi: Inspirasi dan atau ekspirasi Respiratory status : Airway patency Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift
yang tidak memberi ventilasi. atau jaw thrust bila perlu
Vital sign Status
Batasan Karakteristik: Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Kriteria Hasil :
ventilasi
- Perubahan kedalaman pernafasan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
- Perubahan ekskursi dada Identifikasi pasien perlunya pemasangan
suara nafas yang bersih, tidak ada
- Mengambil posisi tiga titik alat jalan nafas buatan
sianosis dan dyspneu (mampu
- Bradipneu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas Pasang mayo bila perlu
- Penurunan tekanan ekspirasi
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
- Penurunan ventilasi semenit Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Definisi : Kelebihan atau kekurangan Respiratory Status : ventilation Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift
dalam oksigenasi dan atau pengeluaran atau jaw thrust bila perlu
18
karbondioksida di dalam membran Vital Sign Status Posisikan pasien untuk memaksimalkan
kapiler alveoli ventilasi
Kriteria Hasil :
Batasan karakteristik : Identifikasi pasien perlunya pemasangan
Mendemonstrasikan peningkatan
alat jalan nafas buatan
Gangguan penglihatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Pasang mayo bila perlu
Penurunan CO2 Memelihara kebersihan paru paru dan
bebas dari tanda tanda distress Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Takikardi
pernafasan
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Hiperkapnia
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
Keletihan suara nafas yang bersih, tidak ada
tambahan
somnolen sianosis dan dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu bernafas Lakukan suction pada mayo
Iritabilitas
dengan mudah, tidak ada pursed lips) Berika bronkodilator bial perlu
Hypoxia
Tanda tanda vital dalam rentang Barikan pelembab udara
kebingungan normal
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
Dyspnoe keseimbangan.
4. Ketidakseimgan nutrisi: kurang dari Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
20
Defenisi: asupan nutrisi tidak cukup Kriteria Hasil : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
untuk memenuhi kebutuhan metabolik menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
Adanya peningkatan berat badan
dibutuhkan pasien.
Batasan Karakteristik: sesuai dengan tujuan
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Kram abdomen Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
Fe
badan
Nyeri abdomen
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan
Gangguan sensasi rasa protein dan vitamin C
nutrisi
Berat badan 20% atau lebih dibawah Berikan substansi gula
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
berat badan ideal
Yakinkan diet yang dimakan mengandung
Tidak terjadi penurunan berat badan
Kerapuhan kapiler tinggi serat untuk mencegah konstipasi
yang berarti
Diare Berikan makanan yang terpilih ( sudah
- Menyatakan sering terjaga Pola tidur, kualitas dalam batas normal setiap hari dan jam
- Menyatakan tidak mengalami Perasaan segar sesudah tidur atau - Monitor waktu makan dan minum
kesulitan tidur istirahat dengan waktu tidur
- Menyatakan tidak merasa cuku Mampu mengidentifikasi hal-hal yang - Diskusikan dengan pasien dan keluarga
istirahat meningkatkan tidur tentang tidur pasien
Faktor yang berhubungan: - Kolaborasi pemberian obat tidur
yang disebabkan oleh antisipasi terhadap mengungkapkan gejala cemas - Jelaskan semua prosedur dan apa yang
bahaya. Hal ini merupakan isyarat - Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan dirasakan selama prosedur
kewaspadaan yang meperingatkan menunjukkan teknik untuk mengontrol - Pahami perspektif pasien terhadap situasi
bahaya yang akan terjadi dan cemas stres
memampukan individu melakukan - Vital sign dalam batas normal - Temani pasien untuk memberikan keamanan
tindakan untuk menghadapi ancaman - Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa dan mengurangi takut
tubuh, tingkat aktivitas menunjukkan - Dorong keluarga untuk menemani pasien
Batasan karakteristik:
berkurangnya kecemasan - Lakukan back/neck rub
Perilaku: - Dorong pasien untuk mengungkapkan
- Gelisah
- Kesedihan yang mendalam
- Distres, ketakutan
- Perasaan tidak adekuat
27
- Sering berkemih
- Berkemis tidak lampias
- Urgensi berkemih
Simpatis:
Defenisi: defisiensi informasi kognitif Knowledge: health behavior - Berikan penilaian tentang tingkat
yang berkaitan dengantopik tertentu. pengetahuan pasienproses penyakit
Kriteria hasil:
yang spesifik
Batasan Karakteristik:
- Pasien dan keluarga menyatakan - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
- Ketidakakuratan mengikuti pemahaman tentang penyakit, muncul pada penyakitdengan cara yang
perintah kondisi, prognosis dan program tepaat
- Perilaku tidak tepat pengobatan. - Gambarkan proses penyakit dengan
- Pengungkapan masalah - Pasien dan keluarga mampu cara yang tepat
- Perilaku hiperbola melaksanakan prosedur yang - Identifikasi kemungkinan penyebab
Faktor yang berhubungan: dijelaskan secara benar dengan cara yang tepat
- Pasien dan keluarga mampu - Sediakan informasi pada pasiententang
- Keterbatasan kognitif
menjelaskan kembali apa yang kondisi dengan cara yang tepat
- Salah interpretasi
29
- Kurang pajanan dijelaskan perawat/tim kesehatan - Diskusikan perubahan gaya hidup yang
lainnya mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi dimasa yang akan
datangdan atau proses pengontrolan
penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk mendapatkan
second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
- Instruksikan pasien untuk mengenal
tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan
dengan cara yang tepat
9 Ketidakpatuhan yang berhubungan Memperlihatkan perilaku kepatuhan - Identifikasi kemungkinan kemungkinan
dengan deficit pengetahuan regimen, penyebab perilaku ketidakpatuhan
Kriteria hasil:
kekuatan motivasi klien.
- Melakukan regimen pengobatan yang - Manajemen medikasi; memfasilitasi
Batasan karakteristik:
diprogramkan penggunaan obat resep dan obat bebas
- Perilaku yang menunjukkan kegagalan - Mencari informasi yang dapat dipercaya secara aman dan efektif
untuk mematuhi pengobatan tentang diagnosis dan pengobatan - Peningkatan nilai diri; menguatkan
(observasi langsung atau melalui - Memantau medikasi dan efek terapi kepercayaan individu terhadap
30
pernyataan pasien atau orang terdekat) - Melakukan skrining diri ketika kemampuannya untuk melakukan
- Menunjukkan perekmbangan ditunjukkan. perilaku kesehatan.
komplikasi - Bantuan modifikasi diri; memberi
- Menunjukkan perburukan gejala penguatan pada perubahan diri yang
- Gagal menunjukkan kemauan dimotofasi oleh pasien sendiri untuk
mencapai tujuan individu yang penting
- Penyuluhan; proses penyakit,
membantu pasien untuk memahami
informasi yang berhubungan dengan
penyakit.
- Penyuluhan; individual; membuat
perencanaan, implementasi, dan
evaluasi program penyuluhan yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan
khuss pasien.
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
TBC paru adalah infeksi pada paru dan dapat menyebar ke struktur sekitarnya yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Ferri, 2012). Oleh karena itu untuk mencegah
penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Tuberculosis juga penyakit yang harus benar-benar harus segera ditangani dengan tepat.
B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit Tuberculosis adalah meningkatkan
daya tahan tubuh dan mengkonsumsi makanan bergizi. TBC adalah penyakit yang dapat
disembuhkan untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat secara benar
sesuai yang dianjurkan oleh Dokter serta memeriksakan diri secara teratur ke pelayanan
kesehatan terdekat.
32
DAFTAR PUSTAKA
Black, J., & Hawks J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis Untuk Hasil
Yang Diharapkan (8 th ed). Singapore : Saunder Elsevier.
Bulecheck G, Howard K, & Joanne M. D, C. M. (2013). Nursing Interventions Classification
(NIC). Indonesia : Moco Media.
Ferri Fred F. (2012). Ferri’s Clinical Adviser. Philadephia: Elsevier.
Herdman, T. H. (2015). Nanda Internasional: Diagnosa Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi
(Edisi 10 :). Jakarta : EGC.
Lewis, S. M., Bucher, L., Heitkemper, M. M., & Harding, M. M. (2016). Medical Surgical
Nursing: assessment and management of clinical problems. USA: ELSEVIER.
Price, S. A., & Wilson, L. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (6th ed.).
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (8th ed.). Jakarta: EGC.
Sumantri, I. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan
(2nd editio). Jakarta : Salemba Medika.