Vous êtes sur la page 1sur 20

MAKALAH LAPORAN STRUKTUR HEWAN

“Sistem Pencernaan Pada Macam - macam Burung (Aves)”

Diajukan Untuk Memenuhi

Syarat Tugas Makalah Laporan Mata Kuliah Struktur Hewan

Disusun Oleh :

Nadia Vermoni Suci

(4163341038)

Pendidikan Biologi Ekstensi A 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Genetika mengenai “Critical Journal Report” dengan baik. Terimakasih penulis
ucapkan kepada :

1. Drs. Hasruddin. M.Pd ketua jurusan biologi


2. Endang S. Gultom, S. Si,. M. Si, Apt sekretaris jurusan biologi
3. Dra. Cicik Suriani, M. Si ketua program studi jurusan biologi
4. Adriana Y. Dumaria Lumbangaol dosen mata kuliah Struktur Hewan
5. bapak/ibu dosen jurusan biologi
6. teman-teman yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung
7. orang tua yang tidak bosan-bosannya mencari nafkah untuk memberikan dana kepada
kami.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
khususnya dalam bidang pendidikan.

Medan, 10 November 2018

Nadia Vermoni Suci

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Tujuan ................................................................................................................. 1
C. Manfaat ............................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................. 2

BAB III METODOLOGI ............................................................................................. 4

A. Waktu dan Tempat .............................................................................................. 4


B. Alat dan Bahan .................................................................................................... 4
C. Prosedur Kerja .................................................................................................... 5

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................. 6

A. Burung Pemakan Daging .................................................................................... 6


B. Burung Pemakan Serangga ................................................................................. 8
C. Burung Pemakan Biji .......................................................................................... 9

ii
D. Burung Pemakan Buah ....................................................................................... 11

BAB V PENUTUP......................................................................................................... 13

A. Simpulan ............................................................................................................. 13
B. Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

DOKUMENTASI

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan melakukan kegiatan hidup
tetapi tidak mampu berfikir (kamus pintar biologi, Tim perkamusan ilmiah citra wahana).
Untuk melakukan kegiatan hewan juga butuh asupan makanan, dan secara tidak langsung
hewan juga mengalami proses pencernaan makanan.

Pada makhluk hidup tingkat tinggi, terjadi proses pemecahan makanan berbeda-beda.
Untuk makhluk hidup tingkat rendah, proses pemecahan makanan terjadi di dalam sel
sebaliknya pada makhluk hidup tingkat tinggi proses pemecahan makanan terjadi di luar sel.
Hal ini dimungkinkan dengan adanya system pencernaan yang tersusun oleh saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Fungsi utama system pencernaan makanan adalah untuk menyederhanakan atau


memproses suatu bahan-bahan makanan yang berguna, sehingga dapat di manfaatkan bagi
tubuh. Bila di tinjau dari prosesnya maka system pencernaan meliputi organ yang
berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya dan penyediaan zat-zat makanan
serta pengeluaran sisa-sisa hasil pencernaan keluar dari tubuh.

System pencernaan makanan dibangun oleh saluran-saluran yang sangat muskuler,


dimulai dari rongga mulut sampai ke anus, yang terdiri dari rongga mulut, faring, osefagus,
lambung, usus halus, usus kasar, dan usus buntu yang tumbuh rudimenter.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui system pencernaan dari setiap jenis burung.
2. Untuk mengamati lajur system pencernaan dari setiap jenis burung.
3. Untuk menghasilkan preparat kering system pencernaan dari setiap jenis burung.
4. untuk dapat mengetahui perbedaan dari system pencernaan setiap jenis burung.

C. Manfaat

Manfaat dibuatnya laporan dan preparat yang dihasilkan khusus mahasiswa dan pembaca
adalah lebih dapat memahami system pencernaan dari burung (aves) secara morfologi
maupun anatomi, baik itu burung pemakan serangga, buah-buahan, daging dan biji-bijian.

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu
dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi
untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya
kantong hawa, jantung terdiri dariempat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena
gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan
berkembang biak dengan bertelur. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai. Aves
adalahhewan paling dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada sianghari,
dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat
mengatur suhunya dan berfungsi juga untuk terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves
mendiami semua tempat. Warna dan suara dari beberapa aves merupakan daya tarik dan
mempunyai nilai ekonomi.

Beberapa jenis aves merupakan bahan makanan sebagai sumber protein. Ilmu yang
mempelajari burung disebut Ornithologi. Burung atau aves adalah salah satu kelompok yang
paling banyak dan paling terkenal di dunia. Mereka berdarah panas seperti mamalia tetapi
lebihdekat kekerabatannya dengan reptil, mereka berkembang sejak 135 juta tahun yang lalu.
Semua burung lebih dulu bernenek moyang dari fosil burung pertama, yaitu Archaeopteryx
(George, 2005).

Pencernaan atau digesti merupakan perombakan partikel besar dari makanan tak larut
menjadi partikel larut oleh kerja enzim. Sebelum diabsorbsi makanan ini berlangsung di
dalam saluran pencernaan. Dalam sel-sel endokrin tersebar hormon peptida yang
mempengaruhi fungsi pencernaan dan mengandung tujuh belas asam amino. Disekresikan
asam hidronukleat (ICK) disekresikan oleh sel-sel umum (Kimball, 1992)

Sistem pencernaan makanan berurusan penerimaan makanan dan mempersiapkannya


untuk diasimilasi tubuh. Seluruh saluran pencernaan dibatasi dengan selaput lendir
(membrane mukosa), dari bibir sampai ujung akhir esophagus, yang ditambah dengan
lapisan-lapisan epithelium. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi
zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan
sifat makanan yang terjadi karena kerja berbagai enzim yang berkembang di dalam cairan
pencerna setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja atas satu jenis
makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya (Pearce, 2009)

2
Burung merupakan komponen ekosistem yang memiliki peranan penting dalam
mendukung berlangsungnya suatu siklus kehidupan organisme. Keadaan ini dapat dilihat dari
rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan yang membentuk sistem kehidupannya dengan
komponen ekosistem lainnya seperti tumbuhan dan serangga. Manfaat burung antara lain
adalah peran ekologisnya yang secara jelas dapat dilihat dan dirasakan langsung. Peran
tersebut adalah seperti membantu penyerbukan bunga (burung sesap madu), pemakan hama
(burung pemakan serangga atau tikus) dan penyangga ekosistem (terutama jenis burung
pemangsa). Fungsi utama burung disuatu lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai
hama. Burung juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan (daging, telur, sarang), diperdagangkan dan dipelihara oleh masyarakat, bulu
burung yang indah banyak dimanfaatkan oleh perancang model untuk desain pakaian atau
aksesori lainnya (Jurati, dkk, 2014).

Keragaman spesies burung merupakan suatu refleksi dari bermacam habitat dan
kondisi iklim yang mampu mendukungnya (Sajithiran et al., 2004). Menurut Surya,
Novarino dan Arbain (2013) spesies burung penghisap nektar dan pemakan buah yang sering
dijumpai pada pepohonan penghasil buah dan bunga adalah burung madu sriganti (Nectarinia
jugularis) dan cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) (Anugrah, 2017).
Usus adalah organ pencernaan yang berfungsi mengabsorbsi nutrisi serta
mensekresikan enzim-enzim pencernaan. Usus halus terletak diantara lambung dan usus
besar. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Secara
histologi usus terdiri atas empat lapisan yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika
muskularis, dan tunika serosa. Pada usus halus terjadi proses pencernaan dan penyerapan. Di
duodenum karbohidrat, protein, dan lemak dibantu oleh kelenjar pankreas menghasilkan
enzim amilase, lipase, dan tripsin. Jejunum dan ileum adalah bagian usus yang berfungsi aktif
dalam penyerapan. Hasil dari pemecahan molekul makanan akan diserap melalui dinding
usus halus oleh sel absorptif dibawa ke aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Saluran pencernaan dari esofagus sampai kolon dilapisi oleh mukus. Mukus merupakan
komponen makromolekul karbohidrat yang terdiri atas glikoprotein besar yang disebut musin
dan garam organic. Mukus disekresikan oleh sel goblet dan kelenjar intestinal, yang berfungsi
untuk melumasi dan melindungi permukaan usus (Anggi,dkk, 2017).

3
BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Pengamatan system pencernaan pada setiap jenis burung (aves) ini dilakukan di
Laboratorium Biologi, Jurusan Biologi UNIMED Kab. Deli Serdang Sumatera Utara pada
jam 13.50 WIB.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan yakni :
Alat

No. Alat Jumlah

1. Gunting Bedah 4 buah

2. Pinset bedah 4 buah

3. Tempat bedah 4 buah

4. Botol kaca (stoples) 1 buah

5. Stoples plastik 4 buah

Bahan

No. Bahan Jumlah

1. Burung Bud-Bud (pemakan daging) 1 buah

2. Burung Dara (pemakan biji-bijian) 1 buah

3. Burung Kutilang (pemakan buah- 1 buah


buahan)

4. Burung Ruak-ruak (pemakan serangga) 1 buah

5. Alkohol 70% secukupnya

4
6. Kloroform secukupnya

7. Kapas secukupnya

C. Prosedur Kerja
1. Dalam penelitian ini digunakan empat jenis burung yang berbeda – beda yakni Burung
Bud-Bud (pemakan daging), Burung Dara (pemakan biji-bijian), Burung Kutilang
(pemakan buah-buahan), Burung Ruak-ruak (pemakan serangga).
2. Burung dimatikan dengan cara cervical dislocation setelah anestesi per inhalasi dengan
menggunakan kloroform di dalam stoples anestesi.
3. Segera setelah hewan mati, dilakukan sayatan untuk membuka rongga dada dan rongga
perut. Sayatan di mulai dari lubang di atas anus 0,5 cm.
4. Pengamatan situs viscerum dilakukan terhadap bentuk dan ukuran organ saluran
pencernaan.
5. Setelah itu saluran pencernaan dikeluarkan dari tubuh hewan-hewan tersebut dan
difiksasi dalam larutan pengawet alcohol 70% di dalam stoples plastic.
6. Kemudian saluran pencernaan pada setiap jenis burung di keringkan dan di jadikan
preparat.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Adapun hasil dari project yang dikerjakan ini adalah awetan organ sistem pencernaan dari 4
jenis burung yang berbeda berdasarkan jenis makanannya , diantara adalah :
No Nama Burung Jenis
Makanan

1 Burung Budbud (Centropus Daging


sinensis)

2 Burung Dara (Columbidae sp) Biji

3 Burung Kutilang (Pycnonotus Buah


aurigaster)
4 Burung Ruak-ruak(Amaurornis Serangga
phoenicurus)

4.2. Pembahasan
Burung Budbud (Centropus sinensis)
N Gambar Keterangan
O
1. Burung Budbud
(Centropus sinensis)
dewasa yang
berada di alam

2.
Penampaka
n Sistem
Pencernaan
burung
Budbud

6
Burung bubut ini termasuk dari jenis dari spesies burung predator sama seperti pada burung
elang. Ciri – ciri fisik dari jenis burung ini yang mudah diamati yaitu mempunyai bentuk tubuh yang
cukup besar. Selain itu juga memiliki warna bola mata merah serta mempunyai bentuk paruh yang
terlihat sangar. Namun untuk jenis burung ini tidak termasuk jenis burung pemangsa melainkan
burung pemakan serangga kecil. Sama halnya dengan jenis dari burung bubut jawa yang termasuk
salah satu jenis burung endemik dari pulau jawa. Burung ini suka makan serangga berupa kupu –
kupu besar, belalang, ulat bulu, capung, jangkrik sampai dengan sewrangga yang berupa kumbang.
Ketika berada di alam liar, perilaku

burung Bubut ini ternyata tidak hidup berdampingan dengan spesies dari jenis burung bubut
yang lainnya. Dan keadaan seperti itu disebabkan oleh perbedaan dari habitat aslinya. Sedangkan
untuk musim berkembangbiak burung ini di mulai dari bulan januari sampai dengan akhir bulan
maret. Atau bisa juga april sampai mei. Kebanyakan mereka akan membuat sarang di tempat lokasi
rawa serta di area pinggir sungai.

Kemudian untuk tinggi sangkar mencapai 4 sampai dengan 6 meter dari tanah. banyaknya
telur yang di hasilkan sebanyak 1 hingga 3 butir telur saja dalam 1 sarang. Burung-burung ini akan
mencari makan dengan cara mengais – ngais tanah ataupun dengan mencari makan pada tempat
ranting – ranting pohon yang rindang di alam liarnya. Burung bubut ini juga bisa kita jumpai di antara
semak-semak yang terdapat hutan, baik itu pada saat mereka berburu mangsa maupun ketika burung
bubut tersebut sedang membuat sarang untuk mereka bertelur. Lalu untuk bentuk dari sarang burung
bubut ini cukup unik, sebab bentuknya bundar seperti bola, dan untuk tempat sarang itu juga
cenderung berada di lokasi semak yang cukup lebat. Di dalam sarangnya indukan burung bubut
selanjutnya akan menghasilkan telur dengan ciri-ciri dari warna telurnya yaitu dengan warna putih
dan ada sebuah tanda yang berwarna kuning. Burung ini banyak diburu di alam liarnya, hal ini yang
menjadikan populasi burung ini semakin menurun.

Pada bagian depan mulut burung terdapat paruh untuk mengambil makanan. Dalam rongga
mulut terdapat lidah yang kecil, kaku, tebal, dan runcing serta dilapisi oleh zat kitin. Burung tidak
memiliki gigi, sehingga makanan yang masuk ke dalam mulutnya tidak dikunyah, tetapi langsung
dilanjutkan menuju kerongkongan. Burung pemakan daging (karnivora) memiliki usus yang lebih
pendek dan strukturnya sederhana.

Klasifikasi

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Cuculiformes

Famili: Cuculidae

Genus: Centropus

Spesies: Centropus sinensis


7
Burung Ruak – ruak (Amaurornis phoenicurus)

No. Gambar Keterangan

1. Penampakan burung ruak-ruak di habitatnya

2. Hasil dari awetan system pencernaan burung


Amaurornis phoenicurus

Untuk burung dewasa memiliki warna hitam dan putih yang mencolok. Baik burung dewasa
maupun muda, keduanya sama-sama mempunyai paruh yang berwarna kuning gading. Untuk ukuran
kakinya, butung kareo padi bisa dibilang memiliki kaki yang cukup kurus dan tinggi daripada proposi
tubuhnya dengan berselimut warna kuning. Umumnya burung ini hidup sendirian, kadang-kadang
berdua atau bertiga. Dia akan keluar dari persembunyiannya ke tempat terbuka untuk mencari
makanan, sehingga lebih terlihat daripada ayam-ayaman lainnya. Selain itu, kareo padi juga
mempunyai kesenangan untuk memanjat-manjat semak dan pohon kecil.

Kalsifikasi Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Gruiformes

Famili: Rallidae

Genus: Amaurornis

Spesies: Amaurornis phoenicurus

8
Burung Dara (Columba livia)
No Gambar Keterangan

1 Hasil awetan sistem


pencernaan pada burung
dara (Columba livia)

2 Hasil awetan sistem


pencernaan pada burung
dara (Columba livia)

Merpati dan dara termasuk dalam famili Columbidae atau burung berparuh merpati dari ordo
Columbiformes, yang mencakup sekitar 300 spesies burung kerabat pekicau. Dalam percakapan
umum, istilah "dara" dan "merpati" dapat saling menggantikan. Dalam praktik ornitologi, terdapat
suatu kecenderungan "dara" digunakan untuk spesies yang lebih kecil dan "merpati" untuk yang besar,
namun hal ini tidak secara konsisten diterapkan, dan secara historis nama umum untuk burung-burung
tersebut memiliki banyak variasi antara istilah "dara" dan "merpati." Famili ini terdapat di seluruh
dunia, namun varietas terbesar terdapat di Indomalaya dan Ekozona Australasia. Dara dan merpati
muda disebut "squabs."

Kebutuhan energi burung merpati (columba livia) cukup banyak dan memiliki sistem
pencernaan yang optimal. Seekor burung merpati (columba livia) mempergunakan energi 1 : 3 dari
bobot tubuhnya. Sistem peredaran burung juga telah diciptakan selaras dengan kebutuhan energi
tinggi mereka. Burung merpati (columba livia) memperlihatkan efisiensi yang tinggi secara
meyakinkan dalam pemanfaatan energi dibandingkan hewan menyusui.

Sistem pencernaan pada burung merpati (columba livia) terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.

Saluran pencernaan, merupakan saluran memanjang mulai dari mulut dan berakhir pada
kloaka. Saluran pencernaan burung terdiri dari mulut (berupa paruh kerongkongan, tembolok,
lambung kelenjar, lambung pengunyah (empedal), usus halus, usus besar dan kloaka. Kelenjar
pencernaan, terdiri dari hati dan pankreas. Kelenjar pencernaan ini menghasilkan getah yang
mengandung enzim, yang penting untuk pencernaan secara kimiawi.

9
Mekanisme sistem pencernaan burung merpati (columba livia) antara lain:

Mulut/paruh -> Kerongkongan -> Tembolok -> Lambung kelenjar -> Lambung pengunyah -> Hati ->
Pankreas -> Usus halus -> Usus besar -> Usus buntu -> Porosusus (rectum) -> Kloaka.

Proses pencernaan makanan pada burung merpati (columba livia) antara lain makanan burung
diambil dengan paruh, kemudian masuk ke rongga mulut, dalam mulut burung terdapat lidah yang
kaku, serta tidak ditemukan gigi, makanan masuk ke kerongkongan, selanjutnya masuk ke dalam
tembolok. Pada tembolok makanan disimpan untuk sementara, kemudian masuk ke lambung kelenjar.
Lambung kelenjar banyak menghasilkan getah pencernaan yang mengandung enzim, dari lambung
kelenjar makanan menuju ke lambung pengunyah (empedal). Pada bagian ini makanan dicerna secara
mekanik. Jika di dalam empedal ditemukan kerikil, itu berfungsi untuk membantu pencernaan
makanan secara mekanik.

Dari empedal, makanan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri dari usus duabelas jari, usus
kosong dan usus penyerapan. Usus duabelas jari berbentuk huruf U. Pada lekukannya, terdapat
kelenjar pankreas. Getah kelenjar pankreas dialirkan ke usus duabelas jari. Pada usus ini, juga
bermuara saluran empedu yang mengalirkan getah empedu dari kantung empedu di hati. Pada burung
merpati (columba livia) kantung empedu ini tidak ditemukan. Pada burung pemakan biji, usus
halusnya panjang, sedang pada burung pemakan daging (ikan), usus halusnya relatif pendek. Pada
usus halus ini terjadi penyempurnaan

Klasifikasi

Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Columbiformes

Famili: Columbidae

Genus: Columba

Spesies: Columba livia domestica

10
Burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster)

No. Gambar Keterangan

1.

Burung kutilang salah satu burung


yang memakan buah-buahan.

2.

Hasil awetan sistem pencernaan pada


burung kutilang

Kutilang adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae Burung yang berukuran
sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm. Sisi atas tubuh
(punggung, ekor) berwarna coklat kelabu, sisi bawah (tenggorokan, leher, dada dan perut) putih
keabu-abuan. Bagian atas kepala, mulai dari dahi, topi dan jambul, berwarna hitam. Tungging (di
muka ekor) tampak jelas berwarna putih, serta penutup pantat berwarna jingga. Iris mata berwarna
merah, paruh dan kaki hitam.

Di dalam rongga mulut burung tidak terdapat gigi sehingga makanan tidak dikunyah dan
langsung masuk menuju kerongkongan, Lambung kelenjar memiliki dinding otot yang tipis dan
mengandung banyak kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan ini menghasilkan enzim-enzim
pencernaan untuk mencerna makanan secara kimiawi. Lambung pengunyah (lambung otot atau
empedal) sering pula disebut ampela. Kontraksi otot lambung pengunyah ini mencerna makanan
secara mekanik. Batu-batu kecil atau pasir ini sengaja ditelan untuk membantu proses
pencernaan.Dari lambung, makanan hasil pencernaan menuju usus halus.

Di dalam usus halus terjadi pencernaan secara kimiawioleh enzim-enzim pencernaan yang
dihasilkan oleh pankreas, dan empedu yang dihasilkan oleh hati. Sari-sari makanan hasil pencernaan
diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di usus halus. Selanjutnya, sari-sari makanan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh darah. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap akan masuk ke usus besar menjadi
feses (kotoran). Feses akan menuju rektum dan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara
tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran urin, dan saluran kelamin (saluran perkembangbiakan).

11
Klasifikasi Burung Kutilang

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Passeriformes

Famili : Pcynonotidae

Genus : Pcynonotus

Spesies : Pcynonotus aurigaster

12
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem pencernaan unggas terdiri atas saluran pencernaan dan organ-organ pelengkap
yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan, baik secara fisik maupun secara
kimia menjadi zat-zat makanan yang mudah diserap oleh dinding saluran pencernaan. Pada
bagian depan mulut burung terdapat paruh untuk mengambil makanan. Dalam rongga mulut
terdapat lidah yang kecil, kaku, tebal, dan runcing serta dilapisi oleh zat kitin. Burung tidak
memiliki gigi, sehingga makanan yang masuk ke dalam mulutnya tidak dikunyah, tetapi
langsung dilanjutkan menuju kerongkongan

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai system pencernaan pada macam –
macam burung (aves) dimana kemungkinan masih banyak kekurangan dari penelitian yang
kami lakukan.

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah agar pembaca dapat lebih mengerti
dalam proses pembuatan awetan basah yang dimana merupakan awetan dari suatu
hasil pengamatan yang sudah diidentifikasi. Dimana obyek yang dapat dijadikan
sebagai spesimen utama dalam pengawetan basah merupakan objek biologi yang
berukuran kecil. Penulis juga masih menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan pada penulisan laporan ini, sehingga disarankan bagi pembaca untuk lebih
banyak membaca referensi lain yang lebih lengkap lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah Kiki Dwi,dkk. 2017.KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI HUTAN


LINDUNG REGISTER 25 PEMATANG TANGGA KABUPATEN TANGGAMUS
LAMPUNG. Jurnal Sylva Lestari. Vol. 5 (1)

Anggi, Dkk, 2017. Sebaran Karbohidrat Pada Usus Halus Merpati (Columba domesticus).
Jurnal Jimvet. Vol. 1 No. 1

Fried, George Hademenos. 2005. Biologi Edisi Kedua. Erlaangga : Jakarta.

Kimball, J. W., 1983. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga


Jurati, dkk. 2018. Jenis-Jenis Burung (Aves) di Persawahan Desa Pasir Baru Kabupaten

Rokan Hulu Riau. Jurnal Biologi. Vol 2 (1).

Pearce, E., 2009. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

14
LAMPIRAN

Judul Buku : Biologi Edisi Kedua

Penulis : George Hademenos Fried

Penerbit : Erlangga, Jakarta

Tahun Terbit : 2005

Jmlh Halaman : 386 halaman

ISBN :-

Judul Buku : Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis

Penulis : Evelyn C. Pearce

Penerbit : Gramedia, Jakarta

Tahun Terbit : 2009

Jmlh Halaman : 424 halaman

ISBN : 9789792251470

Judul Buku :Biologi jilid 1 Edisi kelima

Penulis : John W. Kimball

Tahun Terbit :1992

Jmlh halaman : 333 halaman + Daftar Istilah 28 halaman

ISBN :-

15
DOKUMENTASI

16

Vous aimerez peut-être aussi