Vous êtes sur la page 1sur 11

Asal mula kehidupan

1. Ilmu pengetahuan modern Ilmu pengetahuan modern mempunyai

beberapa hipotesis ataupun teori tentang asal mula kehidupan di bumi ini,

antara lain: a. Teori Abiogenesis Sebelum abad ke 17 orang beranggapan

bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan. ‘Teori abiogenesis

menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau

makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal teori Generatio

Spontanea’Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman

Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-

17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana

yang dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat

kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung

paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-

olah memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan

Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in

a drop of water”.

1) Teori Abiogenesis Klasik Tokoh pencetus teori ini yaitu Arsitoteles

dan Jhon Nedham, Pada percobaan Arsitoteles, tanah yang di rendam air

akan muncul cacing. Pada percobaan Nedham kaldu direbus dalam wadah

selama beberapa menit, setelah itu wadah ditutup menggunakan gabus.

Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham

berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu. 2) Teori Abiogenesis

Modern/ Evolusi Kimia ‘Teori ini dicetuskan oleh Alexander Oparin dan

Haldane. Menurut mereka pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas
metana, amonia, air dan gas hidrogen. Dengan adanya energi alam (halilintat
dan sinar kosmis) gas gas itu berubah menjadi molekul organik sederhana

jenis substansi asam amino. Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu

terakumulasi di cekungan perairan membentuk premordial shop (campuran

materi di lautan panas). Premordial shop lalu membentuk monomer.

Monomer membentuk poliemer. Polimer membrntuk protobion (bentuk

awal sel)’[2] Pendapat Alexander Oparin didukung oleh Harold Urey dan

Stanley Miller. Harold Urey dan Stanley Miller melakukan percobaan untuk

membuktikan kebenaran teori Oparin dan Haldane Kedua teori ini memiliki

perbedaan, salah satu perbedaan yang paling mendasar adalah abiogenesis

modern merupakan penjelasan mengenai asal-usul fenomena kehidupan

sementara abiogenesis klasik yang diutarakan oleh Aristoteles menjelaskan

bagaimana sebagian hewan/tumbuhan tertentu (tampak) secara rutin

muncul tanpa melalui reproduksi. Perbedaan lainnya adalah dari segi

mekanisme: abiogenesis modern didasarkan pada pengetahuan biokimia

modern sementara abiogenesis klasik didasarkan pada konsep-konsep klasik

seperti prinsip material prinsip gerakan dan prinsip ruh.

Ketidakterbuktiannya abiogenesis klasik sekarang sudah tidak kontroversial

lagi di kalangan biologiwan profesional, sementara abiogenesis modern

merupakan bidang riset yang masih aktif .

b. Teori Biogenesis ‘Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk

hidup berasal dari makhluk hidupsebelumnya. Teori biogenesis merupakan

lawan dari teori abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori biogenesis

adalah Francesco Redi (1626–1697), Abbe Lazzaro Spallanzani (1729–1799),

dan Louis Pasteur (1822–1895). Ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan

dan membuktikan teori biogenesis. 1) Percobaan Francesco Redi Francesco


Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang
teori abiogenesis. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan daging

segar dan stoples. ‘Redi berhasil membuktikan bahwa ulat pada daging

berasal dari telur lalat, dia meyimpulkan bahwa kehidupan berasal dari

telur atau omne vivum ex ovo. 2) Percobaan Lazzaro Spallanzani Pada

percobaan Spallanzani, digunakan air rebusan dari daging atau (air kaldu.

‘Lazzaro membuktikan bahwa jasad renik yang mencemari kaldu dapat

membusukkan kaldu. Bila kaldu dididihkan kemudian ditutup rapat maka

pembusukan tidak akan terjadi. Dia menyimpulkan bahwa telur berasal dari

jasad hidup tau omne ovo ex vivo 3) Percobaan Louis Pasteur Louis Pasteur

adalah seorang ahli biokimia dari Perancis yang berhasil menumbangkan

teori abiogenesis. Hasil percobaannya tidak dapat disanggah lagi oleh

pendukung teori abiogenesis. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini

sebenarnya penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh

Spallanzani. Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa dalam

percobaannya Labu berleher seperti angsa ini diisi dengan air kaldu. Fungsi

dari labu leher angsa ini adalah agar hubungan antara labu dan udara luar

masih ada, artinya masih terdapat oksigen. ‘Dia berkesimpulan harus ada

kehidupan sebelumnya agar timbul kehidupan baru atau vivum ev vivo.

2. Penelitian Terbaru Mike Russel peneliti Jet Propultsion Laboratory

Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA),

dalam tiga makalah ilmiah yang ikut ditulisnya, menguraikan bahwa

kehidupan bermula dari ventilasi hidrotermal di dasar laut. Dalam dua

makalah ilmiah di jurnal Philosophical Transactions of the Royal Society B,

Russel menjelaskan bahwa pada awalnya, cairan alkali di ventilasi

hidrotermal dan air laut purba saling berinteraksi. Interaksi cairan alkali
yang mengandung hidrogen dan metana serta airlaut purba yang
mengandung karbon dioksida kemungkinan menghasilkan asetat, senyawa

sejenis cuka. Asetat inilah yang kemudian berkembang menjadi basis

kehidupan. Makhluk hidup kini tersusun atas senyawa organik, seperti

karbohidrat, protein dan sebagainya. Russel menguraikan bahwa katalis

yang membentuk molekul organik dan hidrokarbon bisa terbentuk dari

molekul anorganik. Sementara itu, makalah ilmiah yang dipublikasikan di

Biochimica Acta menguraikan kemiripan antara enzim kehidupan purba

dan mineral yang mengendap di ventilasi hidrotermal. Menurut Russel,

fakta itu menunjukkan bahwa terciptanya kehidupan tidak membutuhkan

terciptanya katalis terlebih dahulu Russel menguraikan di situs web NASA

mengenai risetnya bahwa pada alkali di sumber panas dasar laut

menentukan apa yang kita percaya sebagai cara paling mungkin berawalnya

kehidupan di Bumi dan energi yang menyuplainya. 3. Sudut Pandang Agama

Islam Dari penelitian-penelitian yang telah disebutkan seperti di atas, belum

ada kesimpulan yang dapat diambil. Dan belum terjamin kebenarannya.

Ada satu teori yang mungkin dapat dijadikan pegangan untuk kita semua,

yakni menurut Al-Qur'an. Mengapa? Karena, apa yang telah dituliskan

dalam Al-Qur'an merupakan kebenaran yang datangnya langsung dari,

yaitu Allah SWT Sang Pencipta Yang Esa. Penciptaan alam semesta beserta

isinya memang mengandung makna yang dalam. Allah SWT sebagai Sang

Pencipta, menciptakan jagat raya ini tidak langsung berbentuk dan langsung

bisa di tempati akan tetapi melalui tahapan dan jangka waktu, bukan karena

Allah tidak mampu untuk melakukannya akan tetapi manusia di ajarkan

untuk berpikir bagai mana proses terjadinya bumi dan langit, hingga

diantara dari ratusan milyar planet hanya bumi yang bisa di tempati untuk
makhluk hidup. Menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya yang
menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi beserta isinya adalah 6

masa. QS. Qaaf ayat 38, yangberbunyi, “Dan sesungguhnya telah Kami

ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam

masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” Keenam masa dalam

Al-Qur'an yang disebutkan yakni 2 masa pertama merupakan masa untuk

menciptakan bumi sebagai hamparan dan fondasi, lalu 2 masa berikutnya

untuk menciptakan langit dan bintang-bintang, dan masa terakhir untuk

menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menepati bumi.

Teori evolusi

Teori Evolusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), evolusi

adalah perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur

dan perlahan-lahan (sedikit demi sedikit), sedangkan berevolusi berarti

berubah (berkembang) secara berangsur- angsur. Evolusi pada dasarnya

berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks

biologi moderm, evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu

populasi. Akumulasi perubahan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan

pada mahluk hidup. Evolusi menjelaskan sejarah mahluk hidup seperti :

manusia, hewan, tumbuhan, fungi , mikroba. Di bawah ini akan diuraikan

beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ahli evolusi terkemuka:

1. Teori Charles Robert Darwin merupakan cucu dari Erasmus

Darwin yang juga merupakan ahli evolusi yang berkebangsaan

Inggris. Di dalam bukunya yang berjudul On The Origin of

Species by Means of Natural Selection ( Asal Mula Spesies

yang Terjadi melalui Seleksi Alam), Darwin membagi teori


evolusi ke dalam dua garis besar yakni: a. Spesies yang hidup
sekarang berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa silam.

b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam. Menurut Darwin,

spesies-spesies yang hidup sekarang merupakan transformasi

dari spesies yang hidup pada masa silam yang berubah karena

persilangan yang menyebabkan terjadinya perubahan

frekuensi gen sehingga muncul berbagai macam varietas baru

yang menambah keanekaragaman flora dan fauna. Selain itu,

spesies yang hidup sekarang merupakan spesies yang kuat

yang berhasil lulus dari seleksi alam. Misalnya, pada spesies

jerapah, pada mulanya terdiri dari dua varietas, yakni jerapah

berleher panjang dan berleher pendek. Dimana kedua varietas

tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanannya yang

berupa dedaunan dari pepohonan yang tinggi, dan yang

berhasil memenangkan kompetisi tersebut ialah jerapah yang

berleher panjang karena bisa menjangkau makanannya

sementara jerapah berleher pendek tidak mampu untuk

menjangkaunya. Sehingga, jerapah yang berleher pendek

seiring berjalannya waktu mengalami kepunahan. Teori

Darwin yang paling kontroversial ialah teorinya yang

mengatakan bahwa manusia berasal dari kera. Teori ini

diperkuat dengan ditemukannya berbagai fosil kera yang

bentuknya menyerupai fosil manusia. Dimana dari berbagai

fosil, dinyatakan bahwa kera mengalami evolusi, mulai dari

kera, hingga ditemukannya fosil yang mirip kera yang

dinamakan Australophitecus Afarensis,Australophitecus

Africanus, Homo Habilis, Homo Erectus, Homo Sapiens,


hingga Homo Sapiens Modern yang merupakan manusia

beradab yang hidup pada masa kini.

2. Teori Lamarck ‘Jean Baptiste de Lamarck (1744-1829) ialah

seorang ahli biologi Perancis yang menjelaskan evolusi

berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan pada suatu

individu disebabkan oleh lingkungan dan bersifat diturunkan

biasa dikenal dengan teori Lamarckisme. Dalam bukunya

yang berjudul Philosopic, Lamarck mengatakan bahwa

Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat

yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan, ciri dan

sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.

Selain itu, dia menyatakan pula bahwa organ yang sering

digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar,

sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami

pemendekan atau penyusutan, bahkan akan menghilang.

Contoh klasik yang pernah dikemukakan untuk

menggambarkan teori evolusi dari Lamarck adalah jerapah.

Pada mulanya, jerapah memiliki leher yang pendek, namun

kebiasaannya memakan dedaunan dari pohon yang tinggi

sehingga lambat-laun leher jerapah menjadi panjang. Jerapah

diduga memanjangkan lehernya untuk mencapai pohon yang

semakin tinggi. Adaptasi dengan pemanjangan leher ini

diwariskan kepada generasi berikutnya, yang akan

mempunyai leher sedikit lebih panjang dan pada generasi

berikutnya akan lebih panjang lagi.


3. Teori August Weismann ‘August Weismann (1834-1914),

seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman mencoba untuk

menerapkan teori Darwin dalam peristiwa genetika.’[8]

Weismann tidak menentang pandangan Darwin, tetapi lebih

menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi alam.

Weismann berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena

pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada

keturunannya. Evolusi menyangkut bagaimana pewarisan

gengen melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi adalah gejala

seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika. Sifat leher

panjang atau pendek jerapah dikendalikan oleh gen. Gen

untuk leher panjang bersifat dominan. Sedangkan, gen untuk

leher pendek adalah resesif. Karena jerapah berleher pendek

tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan, maka jerapah

ini akan punah. Berbeda dengan teori Darwin, Weismann

menentang teori Lamarck. Weismann berpendapat bahwa

perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak

diwariskan pada keturunannya. Weismann membuktikan

teorinya dengan mengawinkan dua ekor tikus yang masing-

masing ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anaknya

yang sudah dewasa dipotong ekornya dan dikawinkan dengan

sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor.

Percobaan ini dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya

tetap sama. Dari argumennya tersebut, Weismann

menyimpulkan bahwa a. Perubahan sel tubuh karena

pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke generasi


berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa teori evolusi

Lamarck tidaklah benar. b. Evolusi adalah masalah pewarisan

gen-gen melalui sel-sel kelamin, atau evolusi adalah gejala

seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.

Geografi kehidupan

Geografi biasa disebut dengan biogeografi, adalah pembagian wilayah

berdasarkan kondisi geografi yang berkaitan dengan kehidupan yang

terdapat didalamnya.

Biogeografi yaitu ilmu yg berusaha mempelajari untuk menjelaskan

distribusi organisme di permukaan bumi.

1. Penyebaran Makhluk Hidup Secara alamiah di alam ini terdapat

beraneka ragam jenis kehidupan. Kehidupan tersebut tersebar di berbagai

lapisan biosfer, seperti di permukaan bumi, di dalam tanah, air, dan udara.

Masing-masing kehidupan berbeda satu sama lain, bahkan makhluk hidup

yang terdapat pada satu lapisan pun masih terdiri atas bermacam jenis.

Terjadinya keanekaragaman makhluk hidup ditentukan oleh berbagai hal,

antara lain sebagai berikut.

a. Proses Perkembangan Makhluk Hidup (Evolusi) Dalam masa

kehidupan suatu jenis makhluk hidup terjadi proses perkembangan dari

bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih sempurna. Perubahan tersebut

terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama sekali


b. Seleksi Alam Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan

hidup oleh alam sehingga yang tetap tinggal hanyalah makhluk hidup yang

mampu menyesuaikan diri.

c. Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan (Adaptasi) Jika suatu

makhluk hidup ingin tetap tinggal hidup maka dia harus mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai contoh, kucing

di daerah tropis memiliki bulu yang lebih tipis diban ding kucing yang hidup

di daerah beriklim dingin. Makhluk tersebut dapat dikatakan telah

beradaptasi dengan lingkungannya masing-masing. Dalam hal penyebaran

makhluk hidup, pada masing-masing lapisan biosfer pun terdapat

perbedaan. Bagi kehidupan di darat penyebaran makhluk hidup

dipengaruhi oleh iklim, kesuburan tanah, bentuk permukaan bumi,

ketersediaan air, dan lain-lain. Sebagai contoh, manusia memiliki

kecenderungan untuk menempati suatu daerah yang memiliki kondisi alam

yang menguntungkan baginya sehingga terjadilah pengelompokan penduduk

di daerah-daerah yang subur dengan persediaan air yang cukup.

2. Pembagian Wilayah Berdasarkan Iklim Iklim adalah keadaan cuaca

rata-rata, meliputi daerah yang luas dan waktunya lama (30 tahun). Ilmu

yang mempelajari iklim disebut Klimatologi. Unsur-unsur iklim antara lain

meliputi letak garis lintang, letak tinggi tempat, suhu udara, kelembaban

udara, curah hujan, pengaruh arus laut, pengaruh topografi dan vegetasi.

Iklim berdasarkan letak garis lintang disebut juga iklim matahari.


3. Menyebutkan Pembagian Wilayah Untuk Penyebaran Binatang

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik,

klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya,

sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti

diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam

mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan

maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa

hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang

biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin

atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga

mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah

tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan

yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak

cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh

karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya

hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya. Pada tahun

1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 8

wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan

Neartik, Oceanik dan Antartik.

Vous aimerez peut-être aussi