Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DENGAN HIV/AIDS”
OLEH :
KELOMPOK 1
DJAYADI (175070209111009)
MUSAFFA RIDHANI (175070209111001)
HENNY JUHARTININGSIH (175070209111021)
SITI RAIKHANAH (175070209111037)
MARIA KRESIANA MEME BELA (175070209111046)
ANJAR SATRIA WIBAWA (175070209111018)
ROBERTUS KARMANTO (175070209111068)
MOH KHOIRUDIN (175070209111075)
SANDI SUARDI (175070209111081)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME atas limpahan taufiq dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan dalam mata
REMAJA DAN DEWASA DENGAN HIV/AIDS. Oleh karena itu, makalah ini
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kegiatan belajar di
lingkungan pendidikan kami. Kritik dan saran yang membangun selalu diterima
demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih .
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
1. Pengertian .............................................................................................................. 3
2. Etiologi .................................................................................................................... 3
4. Patofisiologi ........................................................................................................... 6
8. Penatalaksanaan ................................................................................................. 10
1. Pengkajian ............................................................................................................ 13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. AIDS merupakan tahap terakhir dari
infeksi HIVdimana tubuh manusia tidak dapat melawan infeksi HIV sehingga
dapat mengancam nyawa. Sampai saat ini tidak ada satu negara pun yang
terbebas dari HIV. Penyakit yang ditemukan pada tahun 1980-an ini
dan negara yang sampai saat ini mendapat perhatian dari masyarakat dunia.
36,9 juta orang yang hidup dengan HIV, dua juta orang yang baru terinfeksi
HIV dimana orang dewasa yang baru terinfeksi HIV sebanyak 1,8 juta dan
anak-anak 220.000 orang. Satu juta dua ratus orang mati karena penyakit
AIDS di dunia. Hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2012
dengan hanya 35,3% remaja perempuan dan 31,2%remaja laki-laki usia 15-
Informasi tentang HIV relatif lebih banyak diterima oleh remaja, meskipun
1
2
terdapat 55.799 orang. Dari jumlah tersebut, kasus HIV kelompok usia 15-19
tahun berjumlah 813 orang, kasus penderita AIDS kelompok usia 15-19 tahun
3,1%4. Ini berarti bahwa penderita HIV/AIDS masih banyak pada usia remaja
dan orang muda. Perilaku seks bebas di tanah air terus menunjukkan
peningkatan terlebih hal pada usia remaja yang melakukan hubungan seksual
di usia dini. Komisi penanggulangan AIDS pun dibuat cemas karena perilaku
adalah masa dimana seseorang berada pada sebuah kondisi masa peralihan
antara anak-anak dan dewasa. Perubahan yang terjadi pada usia remaja
1. Pengertian
oportunistik ini dapat disebabkan oleh berbagai virus, jamur, bakteri dan
parasit serta dapat menyerang berbagai organ, antara lain kulit, saluran
2. Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV masuk dalam golongan
Pasteur Paris, 1983), yang mengisolasi virus dari seorang penderita dengan
penyebab utama AIDS yang merupakan bentuk virus yang paling virulen,
3
4
menginfeksi sel CD4+ T yang memiliki reseptor dengan afinitas tinggi untuk
HIV. Setelah infeksi oleh HIV, terjadi penurunan sel CD4 secara bertahap
yang terinfeksi HIV akan berlanjut menjadi AIDS bila tidak diberi pengobatan
AIDS, sangat tergantung pada jenis dan virulensi virus, status gizi serta cara
a. Stadium I
1) Asimtomatis.
normal.
b. Stadium II
normal.
c. Stadium III
bulan.
4) Kandidiasis oral.
d. Stadium IV
1) HIV wastingsindrome.
9) Infeksi mikobakteriosisathypical.
10) Sepsis.
14) EnselopatiHIV.
4. Patofisiologi
makrofag dan sel mast. Sel limfosit adalah salah satu jenis leukosit (sel darah
putih) di dalam darah dan jaringan getah bening. Terdapat dua jenis limfosit,
pada respons imun humoral melalui aktivasi produksi imun humoral, yaitu
reseptor tempat “melekat”-nya virus pada dinding limfosit T. Pada infeksi HIV,
virus dapat melekat pada reseptor CD4 atas bantuan koreseptor CCR4 dan
pada infeksi HIV. Nilai normal CD4 sekitar 8.000-15.000 sel/ml; bila
Nucleic Acid (DNA) sel pasien sehingga satu kali seseorang terinfeksi
sesudah 13tahun hampir semua orang yang terinfeksi HIV menunjukan gejala
Pada waktu orang dengan infeksi HIV masih merasa sehat, klinis
tidak menunjukkan gejala pada waktu itu terjadi replikasi HIV yang tinggi 10
partikel setiap hari. Replikasi yang cepat ini disertai dengan mutasi HIV dan
seleksi muncul HIV yang resisten. Bersamaan dengan replikasi HIV terjadi
hari.
Terdapat tiga fase perjalanan alamiah infeksi HIV (Bagan 1) sebagai berikut.
HIV. Pada masa jendela yang biasanya berlangsung sekitar dua minggu
getah bening, ruam kulit, nyeri sendi, sakit kepala, bisa disertai batuk
seperti gejala flu pada umumnya yang akan mereda dan sembuh dengan
serokonversi dalam darah, saat replikasi virus terjadi sangat hebat pada
b. Fase II: masa laten yang bisa tanpa gejala/tanda (asimtomatik) hingga
gejala ringan. Tes darah terhadap HIV menunjukkan hasil yang positif,
walaupun gejala penyakit belum timbul. Penderita pada fase ini penderita
tetap dapat menularkan HIV kepada orang lain. Masa tanpa gejala rata-rata
dapat berlangsung selama 5-8 tahun, ditandai oleh berbagai radang kulit
c. Fase III: masa AIDS merupakan fase terminal infeksi HIV dengan
Sering ditemukan diare kronis dan penurunan berat badan sampai lebih
a. Cairan genital: cairan sperma dan cairan vagina pengidap HIV memiliki
penularan, terlebih jika disertai IMS lainnya. Karena itu semua hubungan
seksual yang berisiko dapat menularkan HIV, baik genital, oral maupun
anal.
trombosit) dan transplantasi organ yang tercemar virus HIV atau melalui
penggunaan peralatan medis yang tidak steril, seperti suntikan yang tidak
aman, misalnya penggunaan alat suntik bersama pada penasun, tatto dan
melalui darahatau cairan genital saat persalinan dan melalui ASI pada
masa laktasi.
7. Pemeriksaan Diagnostik
panduan nasional yang berlaku pada saat ini, yaitu dengan menggunakan
hingga 3 bulan setelah terinfeksi HIV yang disebut masa jendela. Bila tes HIV
perlu dilakukan tes ulang, terutama bila masih terdapat perilaku yang berisiko
8. Penatalaksanaan
Pada awal 1980-an ketika mulai epidemik HIVAIDS pasien AIDS tidak
hidup dengan lama. Saat ini, Food and Drug Administration telah
mensupresi virus ke tingkat yang tidak dapat terdeteksi lagi tetapi virusnya
dalam tubuh pasien yang terinfeksi dengan HIV dapat hidup dengan lebih
lama dan sehat. Namun mereka masih bisa menularkan virus kepada orang
lain.
11
yang sehat dalam lima cara yang berbeda dan oleh karena itu obatnya dibagi
menjadi lima kelas yang berbeda. Antaranya adalah Entry Inhibitors yang
permukaan luar sel dimana virus mencoba untuk masuk. Apabila pengikatan
membran sel untuk mencegah HIV masuk ke sel. Ketiga adalah Reverse
stranded HIV RNA menjadi HIV DNA proses yang dikenali Reverse
rantai panjang protein HIV menjadi protein yang lebih kecil. Apabila protease
obat terhadapHIV penyerapan obat yang lemah atau kombinasi obat yang
lemah.Bagi ART lini kedua, dua NRTI dan satu Protease Inhibitor (PI) obat
digunakan bersama. ART lini kedua lebih kuat dari ART lini pertama tetapi
makanan dan kemugkinan memiliki lebih banyak efek samping. Jika ART lini
kedua gagal maka ART lini ketiga harus digunakan. Obat yang digunakan
pada ART lini ketiga adalah Etravirine (EVT), Darunavir (DRV) dan
Raltegravir (RAL). Akan tetapi biayanya lebih tinggi dibandingkan ART lini
pertama dan lini kedua yang dapat mengurangi akses di negara miskin.
bukan hanya karena mematuhi perintah dokter, hal ini penting karena
Kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi secara teratur pada setiap
setidaknya 95% dari semua dosis tidak boleh terlupakan, resiko kegagalan
terapi timbul jika pasien sering lupa minum obat. Kerjasama yang baik
1. Pengkajian
bisa dihubungi
Pekerja kapal
5. Pemeriksaan fisik
Leher: limpadenopati
13
14
Ekstermitas: kelemahan
6. Pemeriksaan penunjang
nasional yang berlaku pada saat ini, yaitu dengan menggunakan strategi 3
biasanya baru dapat terdeteksi dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan setelah
terinfeksi HIV yang disebut masa jendela. Bila tes HIV yang dilakukan dalam
masa jendela menunjukkan hasil ”negatif”, maka perlu dilakukan tes ulang,
7. Status pernapasan
yang pendek dan ortopnea, takipnea, dan nyeri dada. Keberadaan suara
pernapasan dan sifatnya juga harus diperiksa. Ukuran fungsi paru yang lain
mencakup hasil foto rontgen thoraks, hasil pemeriksaan gas darah arteri dan
8. Status nutrisi
Status nutrisi dinilai dengan menanyakan riwayat diet dan mengenalai factor-
faktor yang dapat menggangu asupan oral seperti anoreksia, mual, vomitus,
objektif.
15
9. Sistem integumen
Kulit dan membrane mukosa diinspeksi setiap hari untuk menemukan tanda-
tanda lesi, ulserasi atau infeksi. Rongga mulut diperiksa untuk memantau
orientasinya terhadap orang, tempat dan waktu serta ingatan yang hilang.
motorik (perubahan gaya jalan, paresis atau paralysis) dan serangan kejang.
Status cairan dan elektrolit dinilai dengan memeriksa kulit serta membrane
denyut nadi ketika pasien duduk, denyut nadi yang lemah serta cepat dan
berat jenis urin sebesar 1,025 atau lebih, menunjukkan dehidrasi. Gangguan
kalsium, magnesium dan klorida dalam serum secara khas akan terjadi
Adanya nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, personal, perubahan
dalam jumlah, warna dan karakteristik urin, diare yang intermitten, terus
menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram abdominal, nyeri panggul,
rasa terbakar saat miksi, feces dengan atau tanpa disertai mukus dan darah.
pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
15. Spiritual
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
Ansietas Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas NIC: Pengurangan Kecemasan:
7
b.d teratasi dengan indikator: Gunakan pendekatan yang tenang
ancaman Kriteria hasil : dan meyakinkan
kematian. NOC : Integritas jaringan: kulit dan membran mukosa Nyatakan dengan jelas harapan
Skala terhadap perilaku klien
N
Indikator
Saat Target Keterangan Jelaskan semua prosedur termasuk
O pengkajia skala target sensasi yang akan dirasakan yang
n mungkin akan dialami klien selama
1. Tidak dapat 5 1. Berat prosedur
2. beristirahat 5 2. Cukup berat Pahami situasi krisis yang terjadi dari
3. Perasaan Gelisah 5 3. Sedang perspektif klien
4. Rasa cemas yang 5 4. Ringan Beriakn informasi faktual terkait
5 disampaikan secara 5 5. Tidak ada diagnosis, perawatn dan prognosis
lisan Berada disisi klien untuk
6 Wajah tegang 5 meningkatkan rasa aman dan
Menarik diri mengurangi ketakutan
Dorong keluarga untuk mendampingi
klien dengan cara yang tepat
NOC : Koping Dorong verbalisasi perasaan, persepsi
Skala dan ketakutan
N Saat Target Keterangan
Indikator Terapi Relaksasi
O pengkajian skala target
Gambarkan rasionalisasi dan manfaat
relaksasi serta jenis relaksasi yang
tersedia (musik, meditasi, bernafas
dengan ritme)
Tentukan apakah ada intervensi
relaksasi dimasa lalu yang sudah
28
Dukungan emosional
Diskusikan dengan klien mengenai
pengalaman emosinya
Buat pernyataan yang mendukung dan
empati
Rangkul atau sentuh pasien dengan
penuh dukungan
Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan cemas, marah atau sudah
Dengarkan/ dorong ekspresi
keyakinan dan perasaan
Fasilitasi klien untuk mengidentifikasi
pola respon yang biasanya dipakai
ketika menghadapi rasa takut/cemas
Berikan bantuan dalam pembuatan
keputusan
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah pada dasarnya
asuhan keperawatan pada remaja dan dewasa dengan HIV AIDS tidak ada
Blot, P24, PCR-RNA. Kepatuhan dalam terapi ARV sangat dibutuhkan dalam
ancaman kematian.
B. Saran
precaution yang tepat dan dukungan psikologis dan sosial yang tinggi kepada
30
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2011, Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan
Pengobatan Antiretroviral Pada Orang Dewasa, Direktorat Jendral P2PL,
Jakarta.
iv