Vous êtes sur la page 1sur 3

Puluhan Santriwati Banjarbaru Terserang

Campak Rubella, Dikarantina Sampai Dilarang


Bertemu Temannya
Rabu, 5 September 2018 19:30

kompas tv
Ilustrasi Campak Rubella

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Hingga kini kasus campak


rubella di Kota Banjarbaru diketahui ada 49 kasus menimpa anak usia sekolah
SMP di Banjarbaru. Semua penderita diketahui adalah perempuan.
Diketahui dua pesantren di Banjarbaru terdeteksi santriwatinya terserang rubella.
Namun semuanya sudah dilakukan karantina dengan anak tak boleh melakukan
aktifitas bertemu dengan teman-temannya di sekolah.
Diketahui akibat dari campak rubella yang tak tertangani dapat menyebabkan
kematian pada anak. Sementara bagi ibu hamil yang terserang rubella anak
yang dilahirkan akan mengalami gangguan dan cacat.
Campak rubella jelas Kadinkes Kota Banjarbaru, Agus Widjaja menyebar melalui
udara sehingga penderita harus mengurung diri sendiri di rumah atau kamar
agar tak menjangkit kepada orang lain.
"Semua yang di pesantren yang terserang rubella sudah diobati dan sudah
dilakukan karantina," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Banjarbaru, Rabu
(05/09/2018).
Terkait rubella yang menyerang santriwati Agus menambahkan virus tak
menyebar karena kebersihan dan lain-lain, namun virus menyebar didiga akibat
dibawa dari anak yang datang dari daerah yang mengalami Kejadian Luar Biasa
(KLB) ke Banjarbaru.
"Kan di pondok pesantren banyak santri yang asalnya dari hulu sungai mereka
pulang ke hulu sungai terjangkit di sana dan menyebarkan virus ke pondok.
Karena di pesantren itu santri selalu terkumpul," jelasnya kepada
Banjarmasinpost.co.id.
Dengan adanya fatwa MUI kini ia berharap agar pondok pesantren mendukung
pelaksanaan imunisasi rubella di pesantren.
Saat ini jelas Agus daerah yang sudah ditetapkan menjadi KLB rubella adalah
Tanjung Tabalong.
Diketahui saat ini virus campak rubella di Banjarbaru masih terjangkit ke
perempuan. "Kalau laki-laki belum ada kasusnya," ujarnya.

Perempuan yang sudah terjangkit rubella terangnya harus segera diberi vaksin
agar tak lagi terjadi nantinya. Dengan itu tak membahayakan saat si perempuan
hamil.
Wali Kota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani mengatakan saat ini jumlah anak yang
diimunisasi MR sudah 30 persen.
Jumlah ini sebutnya takkan bisa dinaikkan tanpa partisipasi orangtua agar
mendukung anaknya untuk ikut imunasis MR.
Saat ini capaian imunisasi rubella di Banjarbaru jelasnya bukan yang tertinggi
namun juga bukan yang terendah karena masih ada yang lebib sedikit dari
capaian Banjarbaru.
"Itu karena keraguan dari orangtua untuk memerbolehkan anaknya untuk
diimuniasi MR," ujarnya.
Sebutnya di Banjarbaru masih ada beberapa sekolah yang tak mau
melaksanakan imunisasi MR.
Memang imunisasi MR diakuinya mengandung zat yang tidak halal. Namun kini
pemerintah sedang menggodok imunisasi MR baru pengganti imunisasi MR
yang kini dibuat oleh India.
Namun dibandingkan harus imunisasi sendiri, ujarnya harus merogoh kocek
mahal yaitu Rp 750 ribu. Sedangkan saat pelaksanaan imunisasi MR yang
diadakan pemerintah diberikan secara gratis.

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Puluhan Santriwati Banjarbaru Terserang
Campak Rubella, Dikarantina Sampai Dilarang Bertemu
Temannya, http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/09/05/puluhan-santriwati-banjarbaru-terserang-
campak-rubella-dikarantina-sampai-dilarang-bertemu-temannya?page=2.
Penulis: Milna Sari
Editor: Didik Trio

Vous aimerez peut-être aussi